KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
NOMOR : HK.02.02/IV/001860/2017
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM PERCEPATAN
PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA
KESEHATAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM PERCEPATAN PENDIDIKAN
TENAGA KESEHATAN.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 27Juli 2017
KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN,
USMAN SUMANTRI
Tembusan:
1. Menteri Kesehatan Republik Indonesia;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI
3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan RI
4. Kepala Biro Hukum Kementerian Kesehatan
5. Institusi Penyelenggara Program Percepatan Pendidikan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia dan Hidayah-Nya,
maka penyusunan Petunjuk Teknis Bantuan Biaya Pendidikan Tenaga Kesehatan telah
dapat diselesaikan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
menetapkan kualifikasi minimum, yakni Diploma III bagi tenaga kesehatan kecuali tenaga
medis. Berdasarkan data Badan Kepegawaian Negara (BKN), sampai dengan bulan April
2015 masih terdapat sekitar 74. 601 tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes) yang masih memiliki kualifikasi pendidikan setara Jenjang
Pendidikan Menengah (JPM) dan Jenjang Pendidikan Tinggi Diploma I (JPT-DI). Apabila
sampai dengan tahun 2020 tenaga kesehatan tersebut belum memiliki kualifikasi Diploma
III maka yang bersangkutan akan menjadi asisten tenaga kesehatan dan tidak memiliki
kewenangan melaksanakan praktik sebagai tenaga kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan
Kementerian Kesehatan melakukan upaya untuk meningkatkan kualifikasi dan
kompetensi tenaga kesehatan melalui Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan
melalui Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) dari JPM dan JPT-DI ke Diploma III
Pembiayaan penyelenggaraan program percepatan pendidikan bersumber dari
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) atau sumber lain yang tidak mengikat. Bagi peserta dengan status Aparatur Sipil
Negara atau anggota TNI/Polri diberikan bantuan biaya pendidikan, bantuan tersebut
diberikan kepada institusi pendidikan berupa bantuan biaya pendidikan.
Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi Kementerian Kesehatan, Perguruan
Tinggi Bidang Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan
para pemangku kepentingan yang terkait lainnya dalam hal bantuan biaya pendidikan dan
pembiayaan lainnya pada Program Percepatan Pendidikan.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat yang tidak
dapat disebutkan satu persatu atas dukungan serta kontribusinya dalam penyusunan
Petunjuk Teknis ini
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………........ iv
C. Tujuan …………………………………………………………………………………. 3
D. Sasaran………… …………………………………………………………………….. 3
E. Ruang Lingkup……………………………………………………………………… 3
A. Sumber Pembiayaan...………………………………………………………………. 4
A. Pengendalian………………………….. …………………………………….………. 10
B. Pelaporan………………………………………. …………………………………….. 10
C. Sanksi…………………………………………………………………….……………. 11
BAB V PENUTUP ………………………………………………………………..……………….. 12
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
pemerintah melakukan berbagai upaya diantaranya melalui pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan meliputi perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan. Pengadaan tenaga
kesehatan dilakukan melalui Pendidikan Tinggi bidang Kesehatan, yang salah satunya
ditujukan bagi peningkatan kompetensi tenaga kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan kesehatan.
Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat. Upaya untuk
meningkatkan kualitas tenaga kesehatan diantaranya melalui pendidikan.
Salah satu cara yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap masyarakat sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan adalah dengan menetapkan kualifikasi
minimum, yakni Diploma III bagi tenaga kesehatan kecuali tenaga medis. Lebih lanjut Pasal
88 menyatakan bahwa tenaga kesehatan lulusan pendidikan di bawah Diploma III yang
telah melakukan praktik, tetap diberikan kewenangan untuk menjalankan praktik sebagai
tenaga kesehatan untuk jangka waktu 6 (enam) tahun setelah Undang-Undang
diundangkan.
Apabila sampai batas waktu masa transisi yang bersangkutan belum meningkatkan
pendidikan ke jenjang Diploma III, maka status tenaga kesehatan tersebut akan berubah
menjadi asisten tenaga kesehatan. Perubahan status tersebut akan memberikan dampak
baik bagi tenaga kesehatan maupun bagi fasilitas pelayanan kesehatan. Bagi tenaga
Kesehatan akan memiliki dampak diantaranya: (1) tenaga kesehatan menjadi asisten
tenaga kesehatan; (2) tidak memiliki kewenangan melaksanakan praktik sebagai tenaga
kesehatan; (3) harus bekerja dibawah supervisi tenaga kesehatan. Sedangkan dampak bagi
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tempat dia bekerja akan menyebabkan: (1) fungsi pelayanan
kepada masyarakat akan terganggu karena tenaga kesehatannya tidak ada/kurang; (2)
fasyankes tidak lagi sesuai standar (akreditasinya turun); (3) kebutuhan formasi tenaga
kesehatan akan melonjak.
Data BKN (April 2015) masih terdapat 74.601 tenaga kesehatan yang bekerja di
sarana pelayanan kesehatan yang masih memiliki kualifikasi pendidikan setara JPM dan
JPT-DI baik yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun Swasta.
Tenaga kesehatan tersebut belum dapat meningkatkan kualifikasi pendidikan karena tidak
B. Landasan Hukum
C. Tujuan
Petunjuk Teknis ini disusun sebagai acuan bagi Kementerian Kesehatan,
Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan
kabupaten/kota, dan para pemangku kepentingan yang terkait dalam hal bantuan biaya
pendidikan dan pembiayaan lainnya pada Program Percepatan Pendidikan.
D. Sasaran
Sasaran dalam petunjuk teknis ini adalah:
1. Kementerian Kesehatan;
2. Kementerian Keuangan;
3. Badan Pemeriksa Keuangan;
4. Pemerintah Daerah Provinsi/Kab/Kota;
5. Badan Kepegawaian Daerah;
6. Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota;
7. Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Bagian
Keuangan, Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota;
8. Badan Pengawas Daerah, Inspektorat Daerah;
9. Perguruan Tinggi Bidang Kesehatan;
10. Instansi terkait lainnya.
F. Ruang Lingkup
A. Sumber Pembiayaan
B. Komponen Pembiayaan
Catatan:
Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB) Program Percepatan Pendidikan Tenaga
Kesehatan tertera pada Lampiran.
Selain kriteria tersebut di atas, tenaga kesehatan penerima bantuan biaya program
percepatan pendidikan harus memenuhi persyaratan administratif sbb :
1. Melampirkan surat izin belajar dari pejabat pembina kepegawaian;
2. Melampirkan surat izin dari pimpinan instansi;
3. Melampiran surat keterangan tidak sedang memperoleh bantuan biaya
pendidikan/kuliah dari instansi/unit lain;
4. Melampirkan surat pernyataan kesediaan : a) menyelesaian pendidikan
program percepatan sampai dengan selesai; b) mengabdi di tempat tugas
setelah selesai pendidikan, dan diketahui pimpinan instansi;
A. Pengendalian
B. Pelaporan
Tenaga kesehatan wajib memperbaharui data melalui data pokok pendidikan,
jika tidak maka Dinas kesehatan provinsi wajib melaporkan perubahan data tersebut.
Perubahan data tenaga kesehatan dilaporkan ke Badan PPSDM Kesehatan melalui:
C. Sanksi
HARGA
KODE URAIAN VOL SAT JUMLAH
SAT
0 0 262,590,000
A Persiapan dan Pelaksanaan Asesmen RPL 13,320,000
521211 Belanja Bahan 0 0 4,540,000
- ATK 40 PT 50,000 2,000,000
- Penggandaan Asesmen RPL (100 lb x 40 or) 4,000 PT 200 800,000
- Konsumsi rapat persiapan asesmen RPL [15 OR x 1 HR x 2 KA] 30 58,000 1,740,000
- Konsumsi pelaksanaan asesmen RPL [15 OR x 1 HR x 2 KA] 30 58,000 1,740,000
522151 Belanja Jasa Profesi 0 0 0
- Honor Asesor Asesmen RPL 40 OK 75,000 3,000,000
524111 Belanja Perjalanan
Tranport Asesor (5 orang x 2 Hr) 10 OK 150,000 1,500,000
B Persiapan PBM 55,880,000
521211 Belanja Barang 28,880,000
- ATK 40 Mhs 50,000 2,000,000
- Pembelian bahan praktek 40 Pkt 300,000 12,000,000
- Penggandaan (modul, kalender akademik, RPS, dll) (1 paket x
300 Eks 40,000
5 MK) 12,000,000
- Konsumsi rapat persiapan pembelajaran (15 or x 2 KA) 30 OK 58,000 1,740,000
- Konsumsi rapat persiapan pembelajaran praktek lapangan (15
30 OK 38,000 1,140,000
or x 2 KA)
524111 Belanja Perjalanan 27,000,000
- Uang transport Kabupaten [5 OR x 1 TR x 3 LKS x 1 KA] 15 OK 500,000 7,500,000
- Uang harian [5 OR x 2 HR x 3 LKS x 1 KA] 30 OH 450,000 13,500,000
- Uang penginapan [5 OR x 1 HR x 3 LKS x 1 KA] 15 OH 400,000 6,000,000
C Pelaksanaan PBM 136,680,000
522151 Belanja Jasa Profesi 60,480,000
- Honor Dosen Tidak Tetap (Tutor) (18 sks x 14 jam x 3 LKS) 756 OJ 80,000 60,480,000
522191 Belanja Jasa Lainnya 31,200,000
- Jasa Lahan Praktikum (40 mhs x 2 hari x 5 Kompetensi) 400 OH 15,000 6,000,000
- Jasa Lahan Praktek (40 mhs x 3 hari x 14 minggu) 1680 OH 15,000 25,200,000
524111 Belanja Perjalanan Biasa 45,000,000
- Uang transport lokal Tutor [1 OR x 7 TR x 3 LKS x 5 MK] 105 OK 100,000 10,500,000
- Uang transport Kabupaten [1 OR x 2 TR x 3 LKS x 5 MK] 30 OK 500,000 15,000,000
- Uang harian [1 OR x 2 HR x 3 LKS x 5 MK] 30 OH 450,000 13,500,000
- Uang penginapan [1 OR x 1 HR x 3 LKS x 5 MK] 15 OH 400,000 6,000,000
D Evaluasi PBM 37,110,000
521211 Belanja Barang 2,610,000
Konsumsi rapat evaluasi pembelajaran (15 or x 1 KA) 15 OK 58,000 870,000
Konsumsi rapat evaluasi pembelajaran dengan tutor (10 or x 1 KA x
30 OK 58,000 1,740,000
3 LKS)
524111 Belanja Perjalanan 34,500,000
- Uang transport lokal tutor rapat yudisium [1 OR x 1 TR x 3 LKS
15 OK 500,000 7,500,000
x 5 MK]
- Uang transport rapat yudisium ke Kabupaten [1 OR x 1 TR x 3
15 OK 500,000 7,500,000
LKS x 5 MK]
Ket :
1) Asumsi 1 kelas = 40 org mhs tersebar di 3 lokasi
2) 1 Sem = 5 MK; 18 sks;
3) Proses PBM, tatap muka 9 KA dilakukan 2 KA oleh dosen pengampu dan 7 KA oleh
tutor
4) Tidak termasuk biaya PPSM dan wisuda peserta