Rangkuman Materi EH PDF
Rangkuman Materi EH PDF
NAMA :
NPM :
KELAS :
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, INDONESIA
2017
Etika dan Hukum
Narasumber: Dr. dr. Ade FirmansyahSugiharto, Sp.F
1. Etika Deskriptif “kajian etika yang menggambarkan perilaku dalam arti luas, misalnya
adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, atau tindakan yang
diperbolehkan atau tidak diperbolehkan”
2. Etika Normatif “etika yang mengkaji tentang apa yang harus dirumuskan secara rasional
dengan menggunakan prinsip etis”
3. Mataetika “kajian etika yang membahas ucapan atau kaidah bahasa yang berlandaskan
aspek moralitas, terutama yang berkaitan dengan bahasa etis (bahasa yang digunakan
dalam bidang moral)”
4. EtikaTerapan “penyelesaian atas fenomena atau isu-isu yang terdapt di bidang medis”
Teori Etika
1. Teleologi (telos: tujuan) dikemukakan oleh Aristoteles
a) Keadilan bersifat teologikal. Hak setiap orang terhadap barang dan jasa berarti
mendefinisikan tujuan dari barang dan jasa tersebut
b) Keadilan bersifat penghargaan, apa yang dapat diberikan. Tujuan pelayanan
kesehatan, yaitu (memaksimalisasi tujuan):
Promotif: sosialisasi
Preventif: mencegah kejadian sakit dan trauma
Kurati: menyembuhkan penyakit mematikan (mikroorganisme)
Rehabilitatif: meningkatkan kualitas hidup
2. Utilitarianisme (utility:kebahagiaan) dikemukakan oleh Jeremy Becham
Mengutamakan nilai moral untuk mencapai hasil akhir kebahagiaan maksimal.
3 ide rules yaitu:
a) Nilai moral
b) Aturan diikiuti
c) Aturan maksimum
3. Keadilan Distributif (kesetaran/fairness) dikemukan oleh John Rawis
Theory of Justice: harus berkumpul dan bersepakat.
a) Posisi awal kesetaraan
State of nature (belum ada kesenjangan)
Setiap orang bebas dan sebanding dengan orang lain.
Ketidak seimbangan sosial dan ekonomi diatur, agar memberikan
manfaat rasional dan terbuka.
Membentuk kesepakatan
Memilih prisip keadilan
4. Virtue Ethics/Etika Kebijaksanaan (happy life, best way to live)
“etika tentang kehidupa seseorang , kehidupan yang berbahagia”
a) Fokus pada kehidupan seseorang: happy
Karakter apa yan harus dipikirkan?
Harus bisa mengenali pasien
b) Mau menjadi orang seperti apa dan membentuk karakternya
Right things to do:
Kualifikasi
Fokus target
Virtue
Rasa cintasesama
Kesadaran moral
5. Deontologi (deon duty/kewajiban) dikemukakan oleh Immanuel Kant
a) Benar atau salah tergantung tindakan
b) Something as a means to an end
Define the duty:
Causing: menolong kondisinya?
Allowing: mempermudah akses kesembuhan?
Enable: memudahkan penyembuhan?
Redirect: mengubah kondisinya?
Accelerate: mempercepat penyembuhan?
Jika salah satu, beberapa, bahkan semua jawaban „YA‟, maka kita wajib menolong.
D. Kode Perilaku
Pedoman bersikap dan berprilaku bagi setiap warga UI dalam melakukan aktivitasnya
baik dilingkungan UI maupun masyarakat
E. Kode Perilaku Mahasiswa UI
Mahasiswa tunduk pada kode etik dank ode prilaku UI
Mahasiswa tidak melakukan kegiatan yang mengarah pada pelanggaran norma
susila
Mahasiswa bebas dari pengaruh demi kepentingannya
Mahasiswa dilarang merusak fasilitas di UI
F. Moralitas dan Manusia
Moralitas tidak akan tercapai jika tidak ada kesesuaian antara nilai moral dari sikap dan
tindakan yang dilakukan oleh seseorang
G. Bentuk-Bentuk Kecurangan Akademik
Kecurangan akademik sebagai tingkah laku dalam proses belajar yang melanggar prinsip-
prinsip keadilan dan kejujuran dan ditunjukan untuk mendapat penghargaan tertentu
Kerjasama yang Salah
Contonya mengerjakan tugas secara bersama-sama dengan teman dalam
menyelesaikan tugas individual
Plagiat
Bentuk plagiat yaitu kerjasama yang sah tidak sah dalam menyelesaikan tugas
G. Personal Gizi
Teknologi pangan
Kuliner
Eklamasi ibu hamil
Budaya IMD vs Promkes nakes
H. Kekuatan Kedokteran & nakes lainnya
Dokter
o Menolong dari kewajiban individual
o Di situasi penderitaan ada makhluk penolong yang altruis
o Hikmah bahawa pasien unik dan utuh jati dirinya harus dihargai
karena bermatabat
Perawat
Etika dalam kepedulian dan advokasi pasien
Farmasi
Produksi dan distribusi obat
SKM
Paradigma sehat, hemat, efektif, fardu kifayah dan jangka panjang
1. Pengertian Bioetik
Saat ini ada banyak definisi yang diutarakan oleh beberapa ahli berkaitan dengan Bioetik.
Berikut ini adalah salah satu definisi Bioetik yang cukup mewakili definisi-definisi Bioetik
lainnya: Bioetik atau dikenal juga dengan istilah bioetika berasal dari katabios yang memiliki arti
kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetik merupakan studi
interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan juga
ilmu kedokteran.1
Saat ini, Bioetik tidak hanya membicarakan segala hal yang berkaitan dengan bidang medis
(seperti: abortus, eutanasia, teknologi reproduksi buatan, dan rekayasa genetik), tetap juga
membahas masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan
masyarakat, moralitas, lingkungan kerja, hak pasien, dsb.2
Di dalam kaidah dasar bioetik terkandung prinsip-prinsip dasar bioetik yang harus selalu
diperhatikan. Empat prinsip etik (beneficence, non-maleficence, auotonomy, danjustice) dapat
diterima di seluruh budaya, tetapi prinsip etik ini dapat bervariasi antara satu kebudayaan dengan
kebudayaan yang lainnya.3
Di Indonesia sendiri, ada 4 prinsip berkaitan dengan bioetik yang harus selalu dipegang oleh
seorang dokter. Keempat prinsip tersebut adalah:
2.1 Beneficence
Beneficence adalah prinsip bioetik dimana seorang dokter melakukan suatu tindakan untuk
kepentingan pasiennya dalam usaha untuk membantu mencegah atau menghilangkan bahaya atau
hanya sekedar mengobati masalah-masalah sederhana yang dialami pasien.4
Lebih khusus, beneficence dapat diartikan bahwa seorang dokter harus berbuat baik,
menghormati martabat manusia, dan harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam
kondisi sehat. Point utama dari prinsip beneficence sebenarnya lebih menegaskan bahwa seorang
dokter harus mengambil langkah atau tindakan yang lebih bayak dampak baiknya daripada
buruknya sehingga pasien memperoleh kepuasan tertinggi.
2.2 Non-maleficence
Non-malficence adalah suatu prinsip dimana seorang dokter tidak melakukan suatu
perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien. Dokter haruslah memilih tindakan
yang paling kecil resikonya. “Do no harm” merupakan point penting dalam prinsip non-
maleficence. Prinsip ini dapat diterapkan pada kasus-kasus yang bersifat gawat atau darurat.
2.3 Autonomy
Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia, terutama
hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan
membuat keputusan sesuai dengan keinginannya sendiri. Autonomypasien harus dihormati secara
etik, dan di sebagain besar negara dihormati secara legal. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa
dibutuhkan pasien yang dapat berkomunikasi dan pasien yang sudah dewasa untuk dapat
menyetujui atau menolak tindakan medis5.
Melalui informed consent, pasien menyetujui suatu tindakan medis secara tertulis.Informed
consent menyaratkan bahwa pasien harus terlebih dahulu menerima dan memahami informasi
yang akurat tentang kondisi mereka, jenis tindakan medik yang diusulkan, resiko, dan juga
manfaat dari tindakan medis tersebut.6
2.4 Justice
Justice atau keadilan adalah prinsip berikutnya yang terkandung dalam bioetik. Justice adalah
suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan perlakukan yang adil untuk semua
pasiennya. Dalam hal ini, dokter dilarang membeda-bedakan pasiennya berdasarkan tingkat
ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, dsb.
Diperlukan nilai moral keadilan untuk menyediakan perawatan medis dengan adil agar ada
kesamaan dalam perlakuan kepada pasien.7 Contoh dari justice misalnya saja: dokter yang harus
menyesuaikan diri dengan sumber penghasilan seseorang untuk merawat orang tersebut.
Untuk menentukan apakah diperlukan nilai keadilan moral untuk kelayakan minimal dalam
memberikan pelayaan medis, harus dinilai juga dar seberapa penting masalah yang sedang
dihadapi oleh pasien8. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek dari pasien, diharapkan
seorang dokter dapat berlaku adil.
a) Beneficence: adalah prinsip bioetik dimana seorang dokter melakukan suatu tindakan untuk
kepentingan pasiennya. Contoh yang umum terjadi:
dokter menolak aborsi tanpa indikasi medis (misal hamil di luar nikah)
dokter melakukan kuret atas indikasi medis (misal pendarahan)
tidak melakukan euthanasia
dokter mengutamakan pasien gawat
dokter melakukan bius terlebih dahulu sebelum tindakan medis walaupun pasiennya tidak
sadar
tidak melakukan rujukan lab/memberi obat yang sebenarnya tidak mutlak, demi
mendapat komisi.
c) Autonomy: dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia,
terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berfikir secara logis
dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya sendiri. Sangat berhubungan dengan
informed consent. Contoh yang umum:
CONTOH KASUS
KASUS 1
Dokter Bagus berugas di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Ia bertugas di sebuah
Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri. Dokter Bagus bertugas dari pagi sampai
sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari. Suatu hari
ada 5 orang pasien yang sudah mengantri. Seorang Ibu yang datang dengan keluhan demam 2
hari lalu disertai batuk dan pilek mendapat giliran pertama untuk diperiksa oleh Dokter Bagus.
Setelah memeriksa pasien tersebut, Dokter Bagus memberikan beberapa macam obat dan
vitamin serta nasehat agar istirahat cukup.
KASUS 2
Seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahwa anak
tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksa si anak, Dokter Bagus menyarankan
agar anak tersebut di rawat di rumah sakit. Akan tetapi karena masalah biaya, si ibu menolak.
Akhirnya Dokter Bagus memberikan obat dan ORALIT, serta berencana untuk mampir ke rumah
si ibu untuk melihat keadaan anaknya setelah pulang bekerja.
KASUS 3
Seorang laki-laki menderita keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah
melakukan pembedahan di rumah sakit, namun keluarga pasien menghentikan pengobatan.
Orangtua pasien bukanlah orang kaya sehingga tidak mampu membeli obat-obatan
kemoterapeutik (berkaitan dengan pengobatan dengan obat untuk membunuh sel kanker9)yang
mahal, tetapi orangtua pasien ini ingin anaknya mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Dokter
Bagus menjelaskan keapada orangtua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan
kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Dokter Bagus memutuskan untuk memberi obat-
obatan penunjang agar anak tersebut tidak menderita.
KASUS 4
Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk, Dokter Bagus terkejut karena serombongan
orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri. Dokter
Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu di luar karena ia akan lebih dulu
memberi pertolongan pada pemuda tersebut.
Pemuda tersebut telapak tangan sebelah kananya masuk kedalam mesin penggilingan padi dan
setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin
penggilingan padi. Dokter Bagus mendapati bahwa telapak tangan pemuda tersebut telah hancur
sehingga harus diamputasi. Ia pun meminta ijin kepada salah seorang perempuan yang ada di
dekat si pasien yang merupakan istrinya, dengan terlebih dahulu memberi penjelasan berkaitan
denga keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan. Setelah
mendapat persetujuan, Dokter Bagus melaksanakan proses amputasi. Setelah selesai, ia melihat
kondisi pasien yang baik dan stabil, hingga akhirnya si pasien di perbolehkan pulang dengan
diberi beberapa macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.
KASUS 5
Seorang bapak berusia 55 tahun mengeluh nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada
serta punggungnya. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia
membuat surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang
kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.
KASUS 6
Seorang ibu muda yang sangat cerewet begitu masuk langsung mengeluh berbagai macam
keluhan. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda dan segera membuat surat rujukan untuk
ibu tersebut ke LAB KLINIK “Cepat Tepat” langganannya yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari
Lab ini Dokter Bagus mendapat sejumlah uang yang sejajar dengan jumlah pasien yang ia kirim ke sana
DAFTAR PUSTAKA
(1,2) Hanafiah, M. J., Amir, Amri. 2009. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Edisi 4.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
(3) Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu & Dilema. Jakarta Selatan:
Pensil-324
(4) Pantilat, Steve. 2008. Beneficence vs. Nonmaleficence. [Online].
(http://missinglink.ucsf.edu/lm/ethics/Content%20Pages/fast_fact_bene_nonmal.htm, diakses
pada 22 September 2012)
(5-7) Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu & Dilema. Jakarta Selatan:
Pensil-324
(8) ECC Guidelines. Circulation, opcit.; Hilberman M, Kutner J, Parsons D, Murphy DJ.op. cit.
(9) Shiel, William C., dkk. 2010. Kamus Kedokteran – Webster‟s New World. Jakarta Barat:
Indeks.