Anda di halaman 1dari 5

Zootec Vol. 40 No.

1 : 191 – 195 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

BERAT POTONG, BERAT KARKAS DAN PERSENTASE KARKAS TERNAK SAPI


POTONG LOKAL YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN MANADO

Fernando Andris Marino, A. Lomboan*, E. Pudjihastuti, E.H.B. Sondakh

Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

ABSTRAK of carcasses of North Sulawesi local beef


cattle cut in RPH Manado. The material
Penelitian ini bertujuan untuk used in this study were 40 local North
mengetahui berat potong, berat karkas dan Sulawesi beef cattle in RPH, Manado. The
persentase karkas ternak sapi potong lokal equipment used in this study is the meter
Sulawesi Utara yang dipotong di RPH and the hanging scales. This study uses the
Manado. Materi yang digunakan dalam method of observation, direct interviews
penelitian ini adalah 40 ekor ternak sapi and measurements carried out randomly and
potong lokal Sulawesi Utara yang ada di weighing to determine the cut weight,
RPH, Manado. Peralatan yang digunakan carcass weight and carcass percentage. The
dalam penelitian ini ialah meteran dan results showed that the average value of
timbangan gantung. Penelitian ini 271,475 kg ± 34,129 kg weight, carcass
menggunakan metode observasi, weight 136,025 kg ± 16,477 and the
wawancara langsung serta pengukuran yang percentage of North Sulawesi local beef
dilakukan secara acak dan penimbangan cattle carcass 50,168% ± 1,694. Based on
untuk mengetahui berat potong, berat karkas the results of the study it was concluded that
dan persentase karkas. Hasil penelitian the cattle of North Sulawesi local beef cattle
menunjukan bahwa nilai rataan berat potong slaughtered in RPH Manado still relatively
271,475 kg ± 34,129, berat karkas 136,025 low in term of average weight of slaughter
kg ± 16,477 dan persentase karkas 50,168 % and carcass weight.
± 1,694. Berdasarkan hasil penelitian
disimpukan bahwa ternak sapi potong lokal Keywords: Beef Cattle, Weight,
yang di potong di RPH Manado masih Slaughterhouse
tergolong rendah dilihat dari aspek berat
potong dan berat karkas.
PENDAHULUAN
Kata kunci : Sapi Potong, Berat, RPH
Meningkatnya jumlah penduduk,
ABSTRACT pertumbuhan ekonomi dan adanya
perubahan pola konsumsi serta selera
SLAUGHTER WEIGHT
CARCASS WEIGHT AND THE masyarakat telah menyebabkan konsumsi
PERCENTAGE OF CARCASSES OF
daging sapi secara nasional cenderung
NORTH SULAWESI LOCAL BEEF
CATTLE CUT IN SLAUGHTER. The meningkat (Firdausi et al., 2012). Sulawesi
study aims to determine the slaughter
Utara memiliki potensi yang besar untuk
weight, carcass weight and the percentage
pengembangan usaha ternak sapi karena
Korespondensi (correspondingauthor)
didukung oleh sumber daya alam (lahan,
Email : agustinuslomboan@yahoo.co.id

191
Zootec Vol. 40 No. 1 : 191 – 195 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

pakan), sumber daya manusia, serta peluang potong lokal Sulawesi Utara di RPH
pasar yang memadai. Manado.
Salah satu ternak potong yang
berpotensi untuk dioptimalkan MATERI DAN METODE
pengembangannya adalah sapi peranakan PENELITIAN
ongole (PO) karena cocok dikembangkan di
daerah tropis, mampu merespon dengan Materi yang digunakan dalam
baik pada pemberian pakan berkualitas penelitian ini adalah 40 ekor ternak sapi
untuk menghasilkan karkas yang baik potong lokal Sulawesi Utara yang ada di
(Ngadiyono et al., 2008). RPH, Manado. Peralatan yang digunakan
Rumah Potong Hewan (RPH) dalam penelitian ini ialah meteran dan
menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian timbangan gantung.
No. 555/ Kpts/ TN. 240/ 1986 adalah Penelitian ini menggunakan metode
bangunan atau komplek bangunan dengan observasi, wawancara langsung serta
desain tertentu yang digunakan sebagai pengukuran yang dilakukan secara acak dan
tempat memotong hewan selain unggas bagi penimbangan untuk mengetahui berat
konsumsi masyarakat. Indikator produksi potong, berat karkas dan persentase karkas
daging dari seekor ternak pedaging bisa pada ternak sapi potong lokal Sulawesi
diukur dari berat dan persentase karkas yang Utara di RPH, Manado.
dihasilkan sebab pada karkas terkandung Data yang diambil dalam penelitian
otot yang selanjutnya akan terkonversi ini adalah berat potong, berat karkas, dan
menjadi daging. persentase karkas.
Sebagai hasil utama dari sapi 1. Berat Potong
pedaging khususnya sapi potong lokal Berat potong ternak diperoleh
Sulawesi Utara, maka data produksi karkas dengan cara mengukur lingkar dada dan
sangat diperlukan dan bermanfaat untuk panjang badan sapi menggunakan meteran
merencanakan upaya pemenuhan dan kemudian data yang didapatkan
permintaan daging dan pengembangan dihitung menggunakan rumus Lambourne
peternakan sapi dimasa yang akan datang. (Malewa, 2009).
Berdasarkan uraian diatas, maka LD (cm)2 + PB (cm)2
𝐵erat Potong (kg) =
telah dilakukan penelitian yang bertujan 10840
2. Berat Karkas
untuk mengetahui berat potong, berat karkas
Berat karkas dapat diperoleh dengan
dan persentase karkas pada ternak sapi
cara menimbang menggunakan timbangan

192
Zootec Vol. 40 No. 1 : 191 – 195 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

gantung seluruh daging dan tulang setelah genetik ternak, jenis kelamin, dan umur
dikurangi darah, kepala, kulit, organ dalam ternak. Menurut Hidayat et al. (2015)
dan keempat kaki. faktor-faktor sebelum pemotongan yang
3. Persentase Karkas dapat mempengaruhi berat potong antara
Persentase karkas diperoleh dengan lain genetik, spesies, bangsa, tipe ternak,
membandingkan berat karkas dengan berat jenis kelamin, pakan, bahan adiktif
potong kemudian dikalikan 100%. Data termasuk umur ternak. Faktor-faktor
dianalisa secara deskriptif dengan tersebut merupakan faktor-faktor yang
menghitung berat potong, berat karkas, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
persentase karkas ternak sapi potong lokal perkembangan sapi potong. Nusi et al.
Sulawesi Utara di Rumah Potong Hewan (2011), menyatakan bahwa kenaikan berat
Manado. potong berhubungann dengan pertumbuhan
dan perkembangan dari bagian-bagian
HASIL DAN PEMBAHASAN tubuh atau karkas.

Berat Potong Berat Karkas


Berdasarkan data penelitian pada Berdasarkan data penelitian pada
Tabel 1 terlihat bahwa nilai rataan berat tabel 1 terlihat bahwa nilai rataan berat
potong ternak sapi potong lokal Sulawesi karkas sapi potong lokal Sulawesi Utara
Utara adalah 271,475 kg/ekor dengan adalah 136,025 kg/ekor dengan kisaran 106
kisaran 209 kg – 317 kg/ekor. Hasil kg – 171 kg/ekor. Dari data tersebut dapat
penelitian yang diperoleh ini masih lebih dilihat bahwa berat karkas sapi potong lokal
kecil dibandingkan dengan hasil penelitan Sulawesi Utara di RPH Manado tergolong
dari Yosita et al. (2012), yang memperoleh kecil mengikuti berat potong yang
rataan berat potong 343,40 kg. Hal yang dihasilkan. Hafid et al. (2013), menyatakan
sama juga diperoleh dari beberapa hasil bahwa Sapi PO jantan mempunyai rataan
penelitian lainnya, seperti dalam Carvalho berat karkas 203 kg, hasil ini lebih besar
et al. (2010) yang memperoleh berat potong dibandingkan dengan hasil penelitian yang
sebesar 395,76 kg. Begitu pula dengan hasil didapatkan di RPH Manado yaitu 136,025
yang diperoleh oleh Hafid et al. (2013) yang kg. Hasil yang sama juga didapatkan dari
memperoleh rataan berat potong 448,36 kg. penelitian Carvalho et al. (2010) yang
Rendahnya berat potong sapi pada hasil memperoleh bobot karkas sebesar 195,00
penelitian di RPH Manado, diduga kg. Faktor-faktor tersebut terjadi karena
disebabkan oleh faktor-faktor antara lain

193
Zootec Vol. 40 No. 1 : 191 – 195 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Tabel 1. Nilai rataan berat potong, berat karkas dan persentase karkas ternak sapi potong lokal
Sulawesi Utara yang dipotong di RPH Manado

No Variabel Nilai Rata – Rata ± SD

1. Berat Potong (kg) 271,475 ± 34,129


2. Berat Karkas (kg) 136,025 ± 16,477
3. Persentase Karkas (%) 50,168 ± 1,694

proporsi tulang, otot, dan lemak sebagai diperoleh Wiyatna (2007) yaitu 44,00%.
komponen utama karkas dipengaruhi oleh Penelitian ini juga tidak berbeda jauh
berat hidup, dan laju pertumbuhan. Kadar dengan hasil penelitian Ngadiyono et al.
laju pertumbuhan, nutrisi, umur dan berat (2008), yaitu berkisar antara 49,64% -
tubuh adalah faktor-faktor yang mempunyai 50,69%. Hal yang sama juga diperoleh dari
hubungan erat antara satu dengan yang lain, penelitian Carvalho et al. (2010) dengan
dan dapat secara individu atau kombinasi persentase karkas 49.40%. Dalam penelitian
mempengaruhi komposisi tubuh atau Hafid et al. (2013) memperoleh persentase
karkas. Umur seleksi untuk berat potong karkas yang cukup besar yaitu 67,23 %.
yang tinggi secara relatif juga Persentase karkas dipengaruhi oleh bangsa,
mempengaruhi komposisi tubuh dan karkas umur, jenis kelamin dan sistem
(Soeparno, 2005). Menurut Wiyatna (2007), pemeliharaan (Phillips, 2001). Faktor-faktor
berat karkas ternak sapi bervariasi tersebut merupakan faktor-faktor yang
dipengaruhi oleh bobot hidup, bangsa, jenis berpengaruh terhadap berat karkas sapi
kelamin, makanan dan kondisi tubuh ternak. potong lokal Sulawesi Utara. Perentase
karkas akan meningkat dengan
Persentase Karkas meningkatnya berat potong (Forrest et al.
Berdasarkan data penelitian pada 1975).
Tabel 1 terlihat bahwa nilai rataan
persentase karkas sapi potong lokal KESIMPULAN
Sulawesi Utara yang dipotong di RPH
Manado 50,168% dengan kisaran 47,14 % - Berdasarkan hasil penelitian
54,46 %. Data tersebut lebih besar disimpukan bahwa ternak sapi potong lokal
dibandingkan dengan hasil penelitian yang Sulawesi Utara yang di potong di RPH

194
Zootec Vol. 40 No. 1 : 191 – 195 (Januari 2020) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Manado masih tergolong rendah dilihat dari panjang badan Domba Donggala. J.
Agroland 16 (1): 91-97.
aspek berat potong dan berat karkas.
. Nusi, M., R. Utomo dan Soeparno. 2011.
Pengaruh penggunaan tongkol
DAFTAR PUSTAKA jagung dalam Complete Feed dan
suplementasi Undegrade Protein
Carvalho, M. C., Soeparno dan N. terhadap pertambahan bobot badan
Ngadiyono. 2010. Pertumbuhan dan dan kualitas daging pada Sapi
produksi karkas Sapi Peranakan Peranakan Ongole. Buletin
Ongole dan Simmental Peranakan Peternakan 35(3): 173-181.
Ongole jantan yang dipelihara secara
.feedlot. Buletin Peternakan. 34(1) : Ngadiyono, N., G. Murdjito, A. Agus dan U.
38-46. Supriyana. 2008. Kinerja produksi
Sapi Peranakan Ongole jantan
Firdaus, A., T. Susilawati, M. Nasich dan dengan pemberian dua jenis
Kuswati. 2012. Pertambahan bobot konsentrat yang berbeda. J. Indon.
badan harian Sapi Brahman Cross Trop. Anim. Agric. 33(4): 282-289.
pada bobot badan dan Frame Zize
yang berbeda. J. Ternak Tropika Philips, C. J. C. 2001. Principles of Cattle
13(1): 48-62. Production. Biddles Ltd, Guildford
and King’s Lynn. England
Forrest, J. C., E. D. Aberle, H. B. Hedrick. .
M. D. Judge and R. A Merkel. 1975. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi
Principles Of Meat Science. W. H. Daging. Cetakan ke-4. Gadjah Mada
Freeman and Company. San University. Yogyakarta.
Fransisco.
Wiyatna, M. F. 2007. Perbandingan indek
Hafid, H., Nuraini dan Herman. 2013. sapi-sapi indonesia (sapi bali,
Karakteristik karkas dan bagian- madura, po) dengan Sapi Australia
bagian karkas Sapi Peranakan Commercial Cross (ACC). Jurnal
Ongole jantan dan betina pada Ilmu Ternak 1 (7): 22-25
peternakan rakyat di Provinsi
Sulawesi Tenggara. Prosiding. Yosita, M., S. Undang, dan E.Y. Setyowati.
Seminar Nasional Teknologi 2012. Persentase karkas, tebal lemak
Peternakan dan Veteriner. punggung dan indeks perdagingan
Sapi Bali, Peranakan Ongole dan
Hidayat, M. A., Kuswati dan T. Susilawati. Aurtralian Commersial Cross.
2015. Pengaruh lama istirahat Diakses pada
terhadap karakteristik karkas dan http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/art
kualitas fisik daging Sapi Brahman icle/view/887/993. 23 September
Cross Steer. Universitas Brawijaya, 2019.
Malang. Jurnal Ilmu-ilmu
Peternakan. 25(2) : 71-79.
Malewa, A. 2009. Penaksiran bobot badan
berdasarkan lingkar dada dan

195

Anda mungkin juga menyukai