25-Article Text-39-1-10-20190213 PDF
25-Article Text-39-1-10-20190213 PDF
LITERATURE REVIEW
Affiliasi penulis: 1Staff Pengajar Fakultas dan air liur yang bersifat lengket akan
Kedokteran Gigi Universitas Andalas
Korespondensi: Febrian melarutkan permukaan email gigi sehingga
email: drg_febrian@yahoo.com
membuat lubang. Lubang ini tidak
PENDAHULUAN
menimbulkan sakit sehingga akan terus
Infeksi pada jaringan periapikal gigi
membesar. Rasa nyeri akan terasa apabila
sering disebut juga periodontitis apikalis
kerusakan telah mencapai permukaan
yang pada umumnya berasal dari infeksi
dentin. Jika tidak rawat dan tambal, lobang
pulpa gigi yang merupakan kelanjutan dari
gigi akan merusak struktur pulpa gigi.
masuknya mikroorganisma kedalam kamar
Mikroorganisma yang paling
pulpa yang perforasi, gejala ini didahului
berperan dalam merusak permukaan gigi
dengan adanya reaksi inflamasi atau
adalah streptococcus mutans, hal ini
keradangan sebagai reaksi pertahanan tubuh
dikemukakan pertama kali oleh JK Clark
terhadap infeksi. Inflamasi ini dimulai
(1924) ketika mengisolasi sebuah
dengan dengan reaksi yang terjadi di dalam
mikroorganisma dari lobang gigi, Dari
kamar pulpa dan kemudian terus ke
beberapa penelitian terakhir diketahui
jaringan periapikal. (1)
bahwa streptococcus mutans bersifat
Masuknya mikroorganisma dalam
asidogenik dan aciduric serta menghasilkan
kamar pulpa gigi setelah melalui proses
polisakarida yang bersifat lengket dan
yang panjang, yang diawali oleh adanya
mendukung mikroorganisma lain menuju
interaksi mikroorganisma pathogen dengan
email gigi. (3)
zat yang kariogenik pada permukaan email
Mikroorganisma rongga mulut adalah
gigi sehingga menimbulkan karies gigi. Hal
salah satu yang paling beragam
ini disebabkan oleh adanya proses
ekologisnya, setidaknya terdapat 350
demineralisasi email gigi oleh asam hasil
spesies yang berbeda dan air Liur berisi
metabolisme zat kariogenik oleh
hingga 100 juta organisme per mililiter.
mikroorganisma (2)
Rongga mulut menyediakan beberapa
Plak yang merupakan gabungan
habitat yang unik bagi kolonisasi bakteri
antara asam, mikroorganisma, sisa makanan
142
Andalas Dental Journal P a g e | 143
antara lain permukaan gigi, permukaan sehingga menimbulkan infeksi pada pada
mukosa dan celah-celah gingiva. Kolonisasi jaringan periapikal.
micro organisma ini disebut sebagai flora
Struktur Jaringan Periodontal
normal. Flora normal memiliki hubungan Jaringan periodontal adalah jaringan
yang harmonis dengan host. Hubungan ini penyangga gigi yang terdiri dari jaringan
dapat terganggu apabila ada perubahan gusi (gingiva), tulang alveolar, ligamentum
pada habitatnya yang akan mempengaruhi periodontal dan cementum yang melekat
stabilitas mikroflora, misalnya xerostomia pada akar gigi. Jaringan periodontal ini
atau penggunaan antibiotik spektrum luas. mengelilingi dan mendukung gigi secara
Pada beberapa jenis mikroorganisma, anatomi dan semua jaringan periodontal
perubahan habitat ini dapat membuatnya menjadi bagian dari jaringan periapikal
menjadi mikroorganisma yang patogen kecuali gusi (gingiva). Gingiva merupakan
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya suatu jaringan lunak yang terdapat di
infeksi pada mukosa, terjadinya karies gigi permukaan rongga mulut yang melekat
(4)
dan penyakit periodontal. pada sevikal gigi. Ligamen periodontal
Mikroorganisma yang patogen merupakan suatu jaringan yang
berperan sebagai imunogen yang akan mengelilingi akar gigi dan melekat erat
menimbulkan respon imun. Respon imun pada gigi dan tulang alveolar. Ligamen
adalah suatu interaksi seluler tubuh periodontal ini terutama terdiri atas serat
terhadap masuknya antigen yang kolagen yang tersusun secara teratur yang
merupakan upaya tubuh untuk menghubungkan antara gigi dan tulang
mempertahankan kondisi yang homeostatis. alveolar. Tulang alveolar merupakan
Mekanisme terjadinya keadaan yang jaringan keras yang memegang gigi.
patologis pada tubuh yang dilihat dari sudut Sementum adalah jaringan terkalsifikasi
imunologis dapat diartikan sebagai yang menutupi akar gigi dan melekat pada
(5)
imunopatologis. serat-serat ligamen periodontal gigi.
PEMBAHASAN Sementum dibentuk secara
STRUKTUR JARINGAN PERIAPIKAL berkesinambungan pada permukaan akar
Jaringan periapikal adalah jaringan gigi yang berkontak dengan ligamen
yang berada di ujung akar gigi. Jaringan ini periodontal. (6,7,8)
menghubungkan antara pulpa gigi dengan
jaringan periodontal, keduanya dapat
menjadi jalan masuknya mikroorganisma
Andalas Dental Journal P a g e | 144
yang menyebar (diffuse), nyeri menguyah yang terkena. Ketika pus mencapai jaringan
dan nyeri saat di perkusi. (1,6,8,9,10) lunak dapat terjadi pembengkakan wajah.
Secara klinis terjadi peningkatan rasa sakit,
Periodontitis apikalis kronik
gigi terasa lebih panjang dari yang lain.
Periodontitis apikalis akut akan
berubah menjadi kronik apabila keadaan SISTEM IMUN RONGGA MULUT
bertambah memburuk yang ditandai Rongga mulut adalah ekosistem yang
dengan adanya jaringan granulasi dengan baik bagi mikroorganisma, diketahui sangat
munculnya sel limfosit, sel plasma dan banyak koloni mikroorganisma yang ada di
makrofag dalam lesi. Pemeriksaan secara rongga mulut, karena rongga mulut
radiografis menunjukkan adanya menyediakan habitat yang menguntungkan
radiolusensi yang diffuse didaerah bagi mikroorganisma tersebut, sisa
periapikal gigi. Gejala secara klinis sering makanan dan rongga yang tersembunyi
tidak dirasakan namun saat di perkusi tetap menjadi media dan tempat berkembangnya
menimbulkan rasa nyeri. (1,6,8,9,10) mikroorganisma tersebut. Kondisi ini
menjadi berbahaya apabila ekostemnya
Periapikal abses
berubah karena dapat menyebabkan
Merupakan kelanjutan proses
virulensi mikroorganisma tersebut.
periodontitis apikalis. Terjadinya reaksi
Virulensi mikroorganisma akan
inflamasi, menyebabkan sejumlah besar sel
menyebabkan mikroorganisma mampu
darah putih bergerak menuju daerah
menembus mukosa maupun jaringan keras
periapikal terinfeksi dan menyebabkan
gigi yang akan menghantarkan
nekrosis jaringan periodontal sekitarnya
mikroorganisma masuk kesistim sirkulasi
sehingga membentuk pus. Akumulasi pus
dan organ tubuh yang lainnya. (4,13)
didalam tulang sekitar apek gigi akan
Walaupun jumlah mikroorganisma
menumpuk dan memberikan tekanan
yang ada dipermukaan rongga mulut sangat
kedalam tulang sehingga membentuk
banyak, namun rongga mulut mempunyai
saluran pus dalam tulang alveolar yang
mekanisme pertahanan yang sangat kuat
disebut sebagai sinus. Pada awalnya pus
dan berlapis yaitu adanya mukosa mulut,
akan dialirkan ke gusi, sehingga gusi yang
adanya jaringan limfosit rongga mulut,
berada di dekat akar gigi tersebut
adanya saliva serta adanya cairan celah
membengkak. Pus bisa dialirkan ke mukosa
gingiva (gingival crevicular fluid).(4)
mulut, palatum, bawah lidah, kulit dan lain
sebagainya, tergantung kepada lokasi gigi
Andalas Dental Journal P a g e | 147
dikeluarkan bakteri ke dalam pulpa gigi. Respon pulpa terhadap bakteri sangat
Bakteri dapat masuk ke pulpa gigi apabila bervariasi ini semua tergantung pada proses
adanya karies yang sangat dalam, fraktur perkembangan karies, Karies dapat
gigi yang mencapai pulpa, anomali dentin, berkembang dengan cepat (karies akut),
atau perforasi pulpa akibat tindak prosedur dengan perlahan-lahan (karies kronis), atau
disebabkan oleh mikroorganisma yang ini sering berubah ubah, ada periode yang
mempengaruhi kalsifikasi lapisan gigi dan terkadang sangat aktif sekali dan ada
pulpa. Karies gigi muncul karena adanya terkadang periodenya sangat tenang.
bakteri spesifik yang menempel pada Trowbridge (2002) ada beberapa faktor
Andalas Dental Journal P a g e | 149
mengikat CCL20 banyak terdapat pada akibat sel sel radang yang diselubungi oleh
daerah lesi yang meradang, keduanya kapsul fibrosa, dan dapat berkembang
(CCL20 dan CCR6) jarang terdeteksi pada menjadi kista periapikal dengan
pulpa normal. (26,27) karakreristik adanya lapisan epitel
Pada beberapa penelitian terbukti berongga. Berdasarkan penelitian secara
bahwa MCP1 berperan penting dalam imunohistochemistry menunjukkan adanya
migrasi sel PMN ke lokasi inflamasi kemokin IL8, MIP1, IP10,MCP1, Rantes
(29)
periapikal dan protein spesifik dentin dan reseptor CCR3, CCR5 CXCR3 pada
(30) (33)
mampu menstimulasi migrasi neutrofil . periapikal granuloma dan menunjukkan
Infeksi mikroorganisma Porphimonas peningkatan IP10, MCP1, Rantes dan
endodotalis, P gingivalis, P intermedia reseptor CCR3, CCR5, CXCR1, CXCR3
mampu mendorong fibroblas dan osteoblast pada periapikal kista. (34)
menghasilkan kemokin IL8/CXCL8 dan Beberapa penelitian terhadap lesi
mendorong neurofil menghasilkan periapikal, terdapat sel imunoglobulin
(31)
MP1/CCL3 dan MP1/CCL4 , didalamnya, Ig G paling banyak (70%), IgA
mendorong makrofag menghasilkan (14%), IgE (10%), IgM (4%). Antibodi
KC/CXCL1. (32) yang diproduksi ini reaktif terhadap
Selain kemokin, Prostaglandin (PG) mikroorganisma Prevotella intermedia, P
merupakan bagian dari enzim endodontalis, P gingivalis, P mikro,
cylooxigenase hasil metabolisme dari Actinomyces israelii, Staphylococcus
asam arakhidonat serta Nitric Oxide (NO) intermedius, dan Fusobacterium nucleatum.
yang merupakan gas yang dihasilkan oleh Dan disimpulkan bahwa antigen yang
interaksi (oxygen Reactive) berbagai masuk ke saluran akar mampu merangsang
molekul dan spesies diduga berpengaruh respons antibodi sistemik. (8)
dalam mempercepat proses inflamasi. Pada beberapa penelitian terdapat juga
Beberapa penelitian dengan tikus sitokin anti inflamasi yang menghambat
membuktikan adanya hubungan PG dengan kerja dari citokin pro inflamasi. IL 10
meningkatnya akvitas inflamasi periapikal merupakan tipe citokin anti inflamasi. Pada
gigi.(8) penelitian dengan tikus menunjukkan IL10
Periodontitis apikalis kronis sering dapat menghambat kerja citokin pro
disebut sebagai periapikal granuloma inflamasi ketika IL 10 di induksikan
karena terdapatnya jaringan inflamasi kedalam jaringan periapikal yang
ganulomatosa di perapikal gigi sebagai mengalami inflamasi. (8)
Andalas Dental Journal P a g e | 155
CXCR1,CXCR3, CXCR4, CXCR5. 10. Selzer. Samuel , Bender I B. Dental Pulp. 3rd
edition. Quintessence Publisher co. 2002
Kemokin SDF1(CXCL12), 11. Harty S. Endodontics In Clinical Practice, 5th
Edition, Wright Edinburgh.2004
BCA1(CXCL13) dan Rantes(CCL5) 12. WHO. Application Of The International
Classification Of Diseases To Dentistry And
melalui reseptor diatas akan mengaktivasi Stomatognaty ICD-DA. 3rd Edition. WHO Library
Cataloque Publication Data. 1995
proliferasi prekursor osteoblas menjadi
13. Walker D M. Oral Mucosa Immunology : An
osteoblas mature. Ada juga kemokin yang Overview. An Acad Med Singapore. 2004. 33
suppl. p27-30.
berasal dari osteoblast yaitu MCP1 dan 14. Jontell M, Okiji, Dahlgren, Bergenholtz. Immune
Defense Mechanisms Of The Dental Pulp, Critical
SDF1 menyebabkan terjadinya crosstalk Review In Oral Biology And Medicine.1998.
p179-199.
antar sel tulang setelah sel osteoblast
15. Tronstad Leif. Clinical Endodontic, 2nd Revised
tersebut di induksi oleh produk microba, Edition, Thieme,2003
16. Hahn CL, Falkler WA Jr, Siegel MA. A Study Of T
mediator inflamasi dan protein dentin And B Cell In Pulpa Pathosis. J Endodontic. 1989.
15 p 20-26
dimana terjadi perubahan sel osteoblas 17. Sakamoto M, Sanjo D. An Immunohistochemical
menjadi osteoklas dan sebaliknya kemokin Study On Human Dental Pulp In Different Depth
Of Carious Lession. Jpn J Concerv Dent. 1992. 35
Rantes menyebabkan crosstalk sel osteoklas p 828-835
18. Izumi T, Kobayashi I, Okamura K, Sakai H.
menjadi osteoblast.(28) Immunohistochemical Study On The
Immunocompetent Cells Of The Pulp In Human
KEPUSTAKAAN Non Carious And Carious Teeth. ArchOral Biol.
1995. 40 p 609-614.
1. Cawson R.A, Odell E.W. Oral Pathologi And Oral
19. Darwin Eryati. Imunologi dan Infeksi. Andalas
Medicine.10th Edition Churchill Livingstone
University. 2006
Edinburgh. 2008. p 60-76
20. Mosmann TR, Coffman RL. TH 1 And TH2 Cells:
2. Fejerskov Ole, Kidd Edwina. Dental Caries The
Different Patterns Of Lymphokine Secretion Lead
Desease And Its Clinical Managemen. 2nd
To Different Functional Properties. Ann Rev
Edition. Blackwell Munksgaard. 2008. p 3-6
Immunol. 1989. 7 p 145-173.
3. Ryan, J., Kenneth. Sherris Medical Microbiologi
21. Mangkornkarn C, Steiner JC, Bohman R,
An Introduction To Infections Deseases, Appleton
Lindemann RA. Flow Cytometric Analysis Of
& Lange, Norwalk Connecticut. 1994. p 835-843
Human Dental Pulp Tissue. J Endodont. 1991. 17
4. Bagg, Jeremy; Macfarlane, T. Wallace; Poxton,
p 49-53.
Ian R.; Smith, Andrew J.; Bagg, Simon. 2006,
22. Sorg C. Heterogeneity In Subpopulations Of
Essentials Of Microbiology For Dental Students,
Macrophages. Molec Immunol. 1982. 19 p 1275-
2nd Edition, Oxford University Press. 2006.
1280.
5. Mooduto Latief. Immunopatogenitas Dan
23. Adams DO, Hamilton TA. The Cell Biology Of
Perawatan Abses Periapikal Karena Infeksi
Macrophage Activation. Ann Rev Immunol. 1984.
Saluran Akar, Majalah Kedokteran Gigi Dental
2 p 283-318.
Journal, Kedokteran Gigi Unair. 2008. p 71-77
24. Dijkstra CD, Damoiseaux IG. Macrophage
6. Slootweg.J.Pieter. Dental Pathology Apractical
heterogeneity established by
Introduction. Springer Berlin. 2007 immunocytochemistry. Prog Histochem Cytochem.
7. Avery.K.James. Oral Development and Histologi. 1993. 27 p 1-65.
3rd edition. Thieme Stuttgard. 2002 25. Ingle Jl, Langeland K. Etiology And Prevention Of
8. Orstavik Dag, Ford Pit Thomas. Essential Pulpal Inflammation, Necrosis And Dystrophy In
Endodontology Prevention And Treatment Of Endodontics. Ingle JI, Taintor IF, editors.
Apical Periodontitis. 2nd Edition. Blackwell Philadelphia: Lea and Febiger, pp. 1985. p 304-
Munksgaard. 2008. 388.
9. Cohen Stephen, Hargreaves M Kennneth. 26. Silva TA, Garlet JS, Fukada SY, Silva JS, Cunha
Pathways Of The Pulp, 9th Edition, Mosby FQ. Chemokines in Oral Inflammatory Diseases:
Elsevier. 2006
Andalas Dental Journal P a g e | 158