BAB IV Rany
BAB IV Rany
Pada bab ini akan disajikan tentang hasil studi kasus dan pembahasan
44
45
Rumah Sakit. RSUD Dr. H Moch Ansari Saleh berdiri di atas lahan
persegi.
berkelas VIP, 60 Kelas I, 68 Kelas II, 148 Kelas III, 3 tempat tidur
ICU, 1 tempat tidur PICU, 15 tempat tidur bayi baru lahir, 3 ICCU, 28
Saleh terdiri dari dokter umum dan dokter Spesialis serta 2 dokter
gigi. Selain itu ners yang bertugas di RSUD Dr. H Moch Ansari
maupun swasta.
46
Yakut RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh. Ruang Yakut adalah ruang
rawat inap jiwa laki-laki yang terletak di instalasi rawat inap jiwa.
ruang rawat inap jiwa bagi Klien kelas I, II, dan III.
2. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Klien
Umur : 35 tahun
RM No. : 0558XX
b. Alasan Masuk
menakutkan.
c. Faktor Predisposisi
dipukul dan dicubit oleh ibu klien. Klien tidak pernah melakukan
d. Fisik
S : 36,6 oC P : 22 x/menit
e. Psikososial
1) Genogram
50
Keterangan :
: Laki laki -
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
X
: Hubungan dengan
keluarga
: Nikah
: Tinggal serumah
2) Konsep diri
a) Gambaran diri
tubuhnya
b) Identitas
c) Peran
d) Ideal diri
52
e) Harga diri
3) Hubungan Sosial
perhatian kepadanya.
lain.
4) Spiritual
53
f. Status Mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
3) Aktivitas Motorik
4) Alam perasaan
5) Afek
54
7) Persepsi
Halusinasi Penglihatan
8) Proses Pikir
perawat.
9) Isi Pikir
waham.
11) Memori
sholat.
saat ini.
benar
a) Tidur siang
b) Tidur malam
5) Pemeliharaan Kesehatan
klien.
h. Mekanisme Koping
senam akan tetapi ketika klien ada masalah klien memilih untuk
rumahnya
k. Aspek Medik
Terapi Medik :
m. Pohon Masalah
3. Analisa Data
DO:
- Klien tampak Gelisah
- Pandangan Klien kadang tampak kosong
- Klien tampak sering melamun
- Koping maladaptif, klien suka menyendiri atau
menghindar jika ada masalah
2. DS: Risiko Perilaku
Ayah klien mengatakan bahwa klien pernah Kekerasan
mengamuk dan membuat berantakan rumahnya
serta memecahkan kaca rumah.
DO:
- Klien memiliki riwayat amuk
- Klien tampak gelisah
- Klien mengalami gangguan persepsi sensori
halusinasi penglihatan
- Klien memiliki riwayat putus obat
3. DS : Regimen
- Ayah klien mengatakan bahwa obat klien Terapeutik Tidak
terkadang habis saat ia sedang bekerja jauh Efektif
keluar kota sehingga klien tidak kontrol dan
berobat sesuai jadwal.
DO:
- Klien memiliki riwayat putus obat
- Klien memiliki riwayat di rawat berulang kali
- Klien hanya tinggal berdua bersama ayahnya
- Ayah klien adalah pekerja swasta sehingga
sering keluar kota
DO:
- Menurut perawat yang berjaga, saat setelah
halusinasi klien kambuh, terkadang klien hanya
duduk diam dan menundukkan kepala serta
berkata merasa malu pada klien yang lain.
5. DS : Koping Individu
- Klien mau berbicara dengan orang lain, mampu
melakukan teknik relaksasi dengan benar, setiap Tidak Efektif
pagi melakukan kegiatan senam akan tetapi
ketika klien ada masalah klien memilih untuk
menghindar dan menyendiri.
63
4. Diagnosa Keperawatan
(Penyebab)
(Penyebab)
(Penyebab)
(Akibat)
64
5. Intervensi Keperawatan
2. Klien 1. Kl 1. Adakan
dapat mengenal ien dapat kontak sering dan
halusinasinya menyebutk singkat secara
an waktu, bertahap
isi, 2. Observasi
frekuensi tingkah laku klien
dan situasi terkait dengan
yang halusinasinya; bicara
menimbulk dan tertawa tanpa
an stimulus memandang
halusinasi ke kiri/ke kanan/ ke
2. Kl depan seolah-olah ada
ien dapat teman bicara
mengungka 3. Bantu klien
pkan mengenal
65
perasaan halusinasinya :
terhadap a. Jika menemukan
halusinasin klien yang sedang
ya halusinasi,
Tanyakan
apakah ada
dilihat
Jika klien
menjawab ada,
lanjutkan : apa
yang dilihat
Katakan bahwa
perawat percaya
klien melihat
bayangan itu,
namun perawat
sendiri tidak
melihatnya
(dengan nada
bersahabat
tanpa menuduh
atau
menghakimi)
Katakan bahwa
klien lain juga
ada seperti klien
Katakan bahwa
perawat akan
membantu
klien.
b. Jika Klien tidak
sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang
adanya pengalaman
halusinasi.
4. Diskusikan
dengan klien :
a. Situasi yang
menimbulkan/tidak
menimbulkan
halusinasi (jika
sendiri, jengkel /
sedih)
b. Waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi
(pagi, siang sore, dan
malam atau sering
dan kadang-kadang)
5. Diskusikan
dengan klien
bagaimana
perasaannya jika
terjadi halusinasi
(marah/takut, sedih,
senang) dan beri
66
kesempatan untuk
mengungkapkan
perasaannya.
3. Klien 1. Kl 1. Identifikasi
dapat mengontrol ien dapat bersama klien cara
halusinasinya menyebutk atau tindakan yang
an tindakan dilakukan jika terjadi
yang halusinasi (tidur,
biasanya marah, menyibukkan
dilakukan diri dll.)
untuk 2. Diskusikan
mengendali manfaat dan cara yang
-kan digunakan klien, jika
halusinasin bermanfaat beri pujian
ya 3. Diskusikan
2. Kl cara baru untuk
ien dapat memutus/ mengontrol
menyebutk timbulnya halusinasi :
an cara a. Katakan : “saya tidak
baru mau dengar/lihat
3. Kl kamu” (pada saat
ien dapat halusinasi terjadi)
memilih b. Menemui orang lain
cara (perawat/teman/angg
mengatasi ota keluarga) untuk
halusinasi bercakap cakap atau
seperti mengatakan
yang telah halusinasi yang
didiskusika didengar / dilihat
n dengan c. Membuat jadwal
klien kegiatan sehari hari
4. Kl agar halusinasi tidak
ien dapat sempat muncul
melaksanak d. Meminta
an cara keluarga/teman/
yang telah perawat menyapa
dipilih jika tampak bicara
untuk sendiri
mengendali 4. Bantu Klien
kan memilih dan melatih
halusinasin cara memutus
ya halusinasi secara
5. Kl bertahap
ien dapat 5. Beri
mengikuti kesempatan untuk
terapi melakukan cara yang
aktivitas dilatih. Evaluasi
kelompok hasilnya dan beri
pujian jika berhasil
6. Anjurkan
klien mengikuti terapi
aktivitas kelompok,
orientasi realita,
stimulasi persepsi
4. K 1. Keluarga dapat 1. Anjurkan
67
5. K 1. Kl 1. Diskusikan
lien dapat ien dan dengan klien dan
memanfa keluarga keluarga tentang dosis,
atkan dapat efek samping dan
obat menyebutk manfaat obat
dengan an manfaat, 2. Anjurkan
baik dosis dan Klien minta sendiri
efek obat pada perawat dan
samping merasakan manfaatnya
obat 3. Anjurkan
2. Kl klien bicara dengan
ien dapat dokter tentang
mendemon manfaat dan efek
strasi kan samping obat yang
penggunaa dirasakan
n obat 4. Diskusikan
dengan akibat berhenti minum
benar obat tanpa konsultasi
3. Kl 5. Bantu klien
ien dapat menggunakan obat
informasi dengan prinsip 6 benar
tentang
manfaat
dan efek
68
samping
obat
4. Kl
ien
memahami
akibat
berhenti
minum obat
tanpa
konsultasi
5. Kl
ien dapat
menyebutk
an prinsip 6
benar
penggunaa
n obat
A:
1. Klien memahami dan
mampu mempraktikkan SP I
dengan benar
2. Masalah teratasi
P:
1. Pertahankan BHSP
2. Lanjut SP II
O:
1. Klien tampak sering
berbaring sendiri di
dalam kamarnya
2. Klien mampu mengulang
cara mengontrol
halusinasi dengan
menghardik yang telah
diajarkan sebelumnya
oleh perawat dengan
benar
3. Klien mau mencoba
mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain
4. Hari ini Klien bercakap-
cakap dengan perawat
dan temannya Tn. D
A:
1. Klien mampu
71
mempraktikkan SP II dengan
benar
2. Masalah teratasi
P:
1. Pertahankan SP I dan SP
II
2. Lanjut SP III
3 Kamis, SP III: SP III:
16 1. Mengevaluasi perasaan S :
Januari Klien 1. Klien mengatakan
2020 2. Mengevaluasi SP kemarin malam dirinya
Jam sebelumnya melihat bayangan putih di
09.00 3. Melatih Klien depan pintu kamar, Klien
WITA mengendalikan melihat hal tersebut 1 kali
halusinasi dengan cara pada saat malam , hal
ketiga: melakukan tersebut muncul pada saat
kegiatan yang biasa situasi kamar Klien sepi
dilakukan Klien karena semua teman klien
4. Menyusun kegiatan sudah tidur, Klien merasa
sehari-hari bersama takut ketika melihat
Klien bayangan tersebut.
5. Memberikan 2. Klien mengatakan dirinya
reinforcement kepada sudah menutup mata dan
Klien mengatakan pergi-pergi,
6. Menganjurkan Klien tetapi bayangannya masih
memasukkan ke dalam terlihat.
jadwal kegiatan harian 3. Klien mengatakan
7. Memonitor melakukan kegiatan
pelaksanaan kegiatan ibadah yaitu berdoa dan
selama perawat akhirnya halusinasinya
berdinas dari jam tersebut menghilang.
08.00 - 14.30 WITA 4. Klien mengatakan hari ini
telah mencoba bercakap-
cakap dengan temannya
yaitu Tn. D
5. Klien mengatakan
kegiatan yang biasa
dilakukannya yaitu
berdoa, merapikan tempat
72
O:
1. Klien merapikan tempat
tidur dan senam bersama
Klien lainnya jam 08.00
WITA
2. Klien berdo’a setelah
senam
3. Klien tampak senang
berbicara dengan perawat
4. Klien makan siang
bersama Klien lainnya
5. Klien minum obat setiap
jam 6 pagi, jam 12 siang,
dan jam 6 sore
6. Klien beristirahat di
kamarnya
7. Terkadang Klien tampak
duduk sendiri
8. Klien mampu
menentukan aktivitas apa
saja yang akan ia lakukan
sejak dari bangun sampai
bangun tidur
9. Klien membaca jadwal
kegiatan yang telah
disusun bersama perawat
A:
1. Klien mampu
mempraktikkan SP III
dengan benar
2. Masalah teratasi
P:
73
diminumnya
A:
1. Klien mampu
menjalankan SP IV
dengan benar
2. Masalah teratasi
P:
1. Evaluasi kemampuan
klien melakukan SP I, II,
III, dan IV yang telah
diajarkan
2. Motivasi Klien untuk
melakukan SP I, II, III,
dan IV yang telah
diajarkan
5 Sabtu, 18 1. Mengevaluasi SP S:
Januari halusinasi 1. Klien mengatakan masih
2020 penglihatan yang melihat bayangan putih di
Jam telah diajarkan kamarnya namun sudah
09.00 kepada Klien semakin jarang.
WITA 2. Mengkaji 2. Klien mencoba
halusinasi Klien menggunakan cara
3. Meminta Klien menghardik agar
untuk bayangan itu hilang.
mempraktikkan 3. Klien mengatakan ia
kembali cara yang senang bercakap-cakap
telah diajarkan dengan perawat dan
untuk mengontrol teman-temannya di RS
halusinasi 4. Klien melakukan
4. Memberikan kegiatan harian yang
reinforcement telah disusun
kepada Klien 5. Klien mengatakan sudah
5. Memotivasi Klien meminum obat pagi jam
untuk rutin 06.00 WITA
melakukan SP
yang telah dia O:
ajarkan 1. Klien tampak mampu
sebelumnya bukan menggunakan cara
75
A:
Masalah teratasi Sebagian
P:
1. Intervensi dihentikan
2. Motivasi Klien untuk
mempertahankan SP
1,2,3, dan 4 yang telah
diajarkan untuk
mengontrol halusinasi
6 Senin, 20 SP 1 Keluarga : SP 1 Keluarga :
Januari 1. Mendiskusikan S:
2020 masalah yang 1. Ayah Klien mengatakan
Jam dirasakan keluarga tidak ada masalah dalam
16.00 dalam merawat Klien merawat Klien,
WITA 2. Menjelaskan menurutnya, klien dapat
pengertian, tanda melakukan kegiatan
gejala, dan proses sehari-hari secara
terjadinya halusinasi mandiri.
yang dialami Klien 2. Ayah klien mengatakan
3. Menjelaskan cara Klien juga dapat
merawat Klien dengan melakukan aktivitas di
halusinasi luar rumah seperti pergi
76
A:
Keluarga memahami cara
merawat Klien dengan
halusinasi
77
P : Intervensi dihentikan
1. Pengkajian Keperawatan
yang akan didapatkan oleh seorang perawat. Pada tahapan ini terdiri
serta dari status Tn. D. Selain itu keluarga juga berperan sebagai
pada Tn. D. Namun, disaat pengkajian tidak ada anggota keluarga Tn.
78
putih besar biasanya terjadi disaat malam dan jika tidak ada teman
untuk diajak bicara, frekuensi tidak menentu, terjadi pada saat suasana
Hal ini merupakan faktor pencetus Tn. D masuk ke rumah sakit jiwa.
sendiri; berusaha untuk menghindari diri dari orang lain; merasa takut;
orang lain.
80
2. Diagnosa Keperawatan
problem.
harga diri menjadi cause: Isolasi sosial: menarik diri sehingga menjadi
saat obat habis klien tidak kontrol ke rumah sakit sehingga halusinasi
biasanya terjadi pada malam hari dan jika tidak ada teman untuk
diajak bicara, frekuensi tidak menentu, terjadi pada saat suasana sepi
tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
Hal tersebut ditemukan pada klien yang saya teliti. Tanda gejala yang
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
kegiatan harian).
terhadap masalah utama dari kasus ini yang mana diagnosa utamanya
5. Evaluasi Keperawatan
masalah teratasi.
masalah teratasi.
sebagian.
tanda gejala, dan proses terjadinya halusinasi yang dialami klien serta
keluarga karena ayah klien tidak menjenguk klien di rumah sakit karena
88
Selain itu, di dalam studi kasus kali ini terdapat keterbatasan untuk
saja, yaitu terhadap masalah utama dari kasus ini yang mana diagnosa