Anda di halaman 1dari 36

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan Firman Allah Subhanahu Wata’ala yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam sebagai

pedoman bagi manusia dalam menata kehidupannya, agar memperoleh

kebahagiaan lahir dan bathin, dunia dan akhirat. Konsep-konsep yang dibawa

Al-Qur’an selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena ia

turun untuk berdialog dengan setiap umat yang ditemuinya, sekaligus

menawarkan pemecahan terhadap problema yang dihadapinya, kapan dan

dimanapun mereka berada. Dengan demikian, betapa pentingnya seseorang

untuk belajar membaca, mempelajari dan memahami kandungan Al-Qur’an

yang akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi insan

yang beriman, yang berada dalam petunjuk hidup yang benar dan tumbuhnya

generasi yang diharapkan oleh Allah, yang mampu mengemban amanat-Nya.

Belajar Al-Qur’an merupakan kewajiban utama bagi setiap mukmin,

begitu juga mengajarkan

nya. Menjadikan anak-anak dapat belajar Al-Qur’an mulai semenjak

kecil adalah kewajiban orang tuanya masing-masing. Berdosalah orang tua

yang mempunyai anak-anak, tetapi anak-anaknya tidak pandai dalam

membaca Al-Qur’an. Tidak ada malu yang paling besar nantinya

di hadapan Allah bila anak-anak tidak pandai membaca Al-Qur’an. Sebaliknya

tidak ada kegembiraan yang lebih memuncak nantinya, bilamana orang tua

dapat menjadikan anaknya pandai membaca Al-Qur’an. Dengan memberikan

1
1

pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an sejak dini kepada anak-anak muslim

akan dapat menunjang perkembangan jiwa mereka, sesuai dengan nilai Islam

demi terbentuknya kepribadian muslim yang diharapkan.

Oleh sebab itu, kaum muslimin dewasa ini perlu mempertahankan

pengajaran Al-Qur’an bagi anak-anaknya dan janganlah membiarkan mereka

sampai tidak kenal atau tidak mengerti membaca Al-Qur’an, sebab dalam Al-

Qur’an terkandung semua ajaran Islam yang membawa pengaruh besar sekali

bagi pembentukan kepribadian muslim dan pengembangan prinsip moral

manusia.

Kemampuan membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar merupakan

target dan sekaligus merupakan tujuan pokok dan perdana yang harus dicapai

dan sekaligus dimiliki oleh setiap peserta santri.1

Keberhasilan dalam mengajari anak membaca Al-Qur'an yang pertama

berasal dari peran serta orang tua yang mengarahkan anak-anaknya. Yang

kedua yaitu dengan memilih pendidik yang tepat bagi mereka. Pada masa

sekarang dapat melakukan dengan mengajari Al-Qur'an kepada anak-anak

oleh orang tua sendiri. Jika karena sesuatu dan lain hal orang tua berhalangan

melakukannya karena alasan kesibukan dengan pekerjaan atau alasan lainnya.

Orang tua dapat memasukkan anak-anak ke Taman Pendidikan Al-Qur’an

(TPQ) yang sekarang banyak bermunculan baik di desa-desa, di pegunungan

atau di kota-kota besar. Hal ini akan mempermudah tugas orang tua dalam

mengajar Al-Qur'an.

1
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005),
h. 135
1

Sebenarnya anak telah mendapatkan pelajaran tentang Al-Qur’an di

sekolah yaitu pada mata pelajaran Qur’an Hadits tetapi akan lebih baik lagi

bila ditunjang dengan ikut belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an pada sore

hari setelah anak pulang dari sekolah. Dengan belajar di Taman Pendidikan

Al-Qur’an akan dapat membantu anak lebih mudah dalam mengikuti pelajaran

Qur’an Hadist sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar mata

pelajaran tersebut, karena di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) anak lebih

terfokus pada pelajaran tentang Al-Qur’an saja, berbeda dengan di sekolah

yang hanya mempelajari Al-Qur’an secara global.

Walaupun begitu masih banyak orang tua yang belum menyadari

pentingnya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) sebagai lembaga pendidikan

nonformal yang bisa membantu perkembangan anak maupun prestasi

belajarnya yaitu pada mata pelajaran Qur’an Hadist. Pada umumnya orang tua

lebih menekankan pendidikan formal anaknya daripada pendidikan

nonformalnya. Mereka menganggap pendidikan nonformal seperti Taman

Pendidikan Al-Qur’an tidak dapat dipergunakan anaknya kelak untuk bekal

mencari kerja, karena di Taman Pendidikan Al-Qur’an hanya mengajarkan

tentang membaca dan menulis Al-Qur’an. Anggapan orang tua yang seperti

itulah sering juga dijumpai anak yang tidak belajar di Taman Pendidikan Al-

Qur’an (TPQ) dan mereka lebih suka mengikuti les di lembaga-lembaga

bimbingan belajar untuk mendalami materi pelajaran yang diebtanaskan.


1

Dititik inilah seharusnya lembaga pendidikan agama mampu

menunjukkan bahwa Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan

lembaga yang mempunyai peluang strategis dalam meningkatkan prestasasi

belajar. Dalam hal ini umat Islam melalui lembaga pendidikan agama harus

mengembangkan semua bidang materinya, sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar pada anak-anak khususnya pada mata pelajaran Qur’an

Hadits.Dengan berbagai persoalan tersebut maka penulis menganggap perlu

dan mengadakan penelitian yang berjudul “PerananTaman Pendidikan Al-

Qur’an Untuk Menunjang Pendidikan Formal Peserta Didik di Lingkungan

Desa Garassikang Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto”.

Taman Pendidikan Al-Qur’an adalah lembaga pendidikan dan

pengajaran Al-Qur’an untuk anak usia SD2.

Penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan

kesadaran setiap umat Islam akan pentingnya pendidikan agama sebagai

wadah untuk membentuk generasi-generasi qurani dan memberantas buta

aksara dan makna Al-Qur’an.

Mengingat pentingnya membaca, mempelajari, dan memahami Al-

Qur’an, lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dewasa ini merupakan

salah satu wadah dalam menamakan kecintaan anak untuk mempelajari Al-

Qur’an sedini mungkin.

2
Team Tadrus AMM LPTQ Nasional , Pedoman pengelolaan, Pembinaan dan
Pengembangan Membaca, Menulis, dan Memahami Al-Quran (Khusus TKA-TKAL,
dan TPA-TPAL, (Yogyakarta : AMM, 1995), h. 1.
1

TPQ Nur Syuadah Desa Garassikang merupakan salah satu Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang sangat membantu masyarakat sekitar untuk

menanggulangi permasalahan pemberantasan buta baca tulis Al-Qur’an,

terutama bagi putra-putri masyarakat Desa Garassikang dan sekitarnya.

Pandangan, sikap, penilaian, dan perilaku seseorang di bentuk atau

dipengaruhi realitas lingkungannya. Jika orang tua didalam lingkungan

keluarga bertanggung jawab terhadap pembentukan masa depan anak-

anaknya, maka para pendidikan di berbagai lembaga pendidikan menurut

imam Al-Ghazali mempunyai tanggung jawab yang jauh lebih besar lagi karna

yang dipengaruhi dan diwarnai para pendidik itu bukan hanya masalah

lahiriyah saja melainkan juga menyentuh masalah bathiniyah anak didik dan

tidak terbatas pada dimensi duniawi saja melainkan juga kehidupan ukhrawi 3.

Maka peneliti berpendapat bahwa lingkungan pendidikan tidak sebatas

lingkungan kelas atau lingkungan sekolah, tetapi lingkungan dimana anak

didik dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya, para guru dan

pendidiknya. Lingkungan pendidikan yang diharapkan adalah lingkungan

yang memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi anak didik untuk

mengembangkan kreatifitas berkomunikasi dan berinteraksi secara sehat dan

benar, selain menciptakan anak didik bersikap tanggung jawab, santun, jujur,

punya semangat gotong royong dan religius.

Kemudian satu hal yang sangat penting dari lingkungan dan besar

pengaruhnya tehadap penyelenggaraan pendidikan adalah gaya hidup

masyarakat, dan ini merupakan tantangan sangat berat bagi dunia pendidikan
3
Fu’ad (2007:144)
1

sebagai contoh, maraknya pornografi dan pornoaksi ditengah-tengah

masyarakat melalui media cetak, elektronik maupun yang dipamerkan secara

live oleh para remaja, terutama selebriti, juga maraknya berbagai macam

permainan seperti play station (PS), yang menyebabkan anak kurang

memperhatikan pelajarannya dan mengakibatkan sangat banyak memberikan

pengaruh yang tidak sehat kepada anak didik.

Peneliti juga berpandangan bahwa dalam kondisi demikian, merupakan

satu hal yang tidak mungkin menyuruh anak didik mengasingkan diri dari

kehidupan masyarakat yang nyata. Maka salah satu cara yang arif adalah

memberikan pemahaman tentang nilai-nilai moral dan budaya serta

pemahaman nilai-nilai agama yang lebih kuat dan selektif kepada mereka,

sehingga anak didik memiliki pengertian yang benar mana yang baik dan

buruk, serta pengertian yang kuat pula mana yang di perbolehkan agama dan

mana yang dilarang.

Tentu lingkungan keluarga yang nyaman tetap merupakan lingkungan

yang paling ideal dan sangat dibutuhkan terutama untuk anak usia balita, dan

anak lingkungan masyarakat dimana disitu terdapat mushalla / masjid yang

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pendidikan seperti Taman Pendidikan Al

Qur’an (TPQ), Sebab dengan adanya lembaga-lembaga seperti itu di

lingkungan masyarakat maka akan melindungi anak-anak kita dari hal-hal

yang membahayakan mental mereka. Dan diharapkan mereka akan tumbuh

menjadi anak yang bertanggung jawab dan berakhlak yang mulia.


1

Pendidikan dengan segala persoalannya tidak mungkin hanya

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan saja. Untuk melaksanakan berbagai

program, lembaga pendidikan perlu melibatkan banyak pihak, seperti

keluarga, masyarakat, dunia usaha dan lainnya. Partisipasi masyarakat

seharusnya tidak hanya dalam bentuk dana, melainkan juga sumbangan

pemikiran dan tenaga. Karna sesungguhnya kesatuan guru, orang tua, anak

didik dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang di selenggarakan di

Masjid/Mushalla adalah institusi dan bangunan yang inheren dengan manusia,

lingkungan alam sekitarnya, lingkungan sosial-masyarakat (ummat).

Masjid/mushalla bukanlah sekedar suatu simbol keagamaan bagi ummat Islam

dengan bentuk yang khas dari bentuk gedung dan bentuk interiornya, tetapi

merupakan totalitas fungsi yang menggerakkan dinamika kehidupan manusia.

Masjid merupakan tempat paling baik bagi kegiatan pendidikan dan

membentuk moral keagamaan. Keberadaan masjid, selain sebagai tempat

ritual (ibadah mahdhah), juga berfungsi sebagai tempat peningkatan iman

taqwa dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang ada di masjid/mushalla

juga menjadi lembaga pendidikan (keagamaan) kedua setelah keluarga, yakni

dengan adanya institusi pendidikan (diniyyah) yang menekankan masalah-

masalah keagamaan untuk mengimbangi atau mendukung pendidikan di

sekolah yang umumnya amat minim memberikan pendidikan agama4.

Jadi, pada dasarnya peranan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang

di selenggarakan di masjid/mushlalla sangat di perlukan dalam memberikan


4
wahjoetomo (1997:47)
1

kontribusi untuk menunjang pendidikan formal siswa agar mereka tetap di

didik, di bina dan di latih sehingga siswa terhindar dari hal-hal yang

merugikan diri dan lingkungannya. Kegiatan-kegiatan di Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPQ) diharapkan dapat bermanfaat dalam menunjang pendidikan

agamanya, karna di sekolah waktu yang di sediakan untuk pendidikan agama

sangat terbatas, oleh karenanya pengurus dan masyarakat seyogyanya

memperhatikan dan memberdayakannya, mengelolanya dan meningkatkan

fungsi Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang ada di mushalla-mushalla

agar dapat berfungsi secara optimal.

Maka atas latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui secara

mendalam peranan dan pemanfaatan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di

Masjid Nur Syuadah Desa Garassikang sebagai tempat pembelajaran dan

mendidik siswa-siswi dilingkungannya. Oleh karena itu, melalui studi

pendahuluan tersebut penulis sangat tertarik untuk mengangkat sebuah judul

yaitu : “Peranan Taman Pendidikan Al-Qur’an Untuk Menunjang Pendidikan

Formal Peserta Didik di Lingkungan Desa Garassikang Kecamatan Bangkala

Barat Kabupaten Jeneponto”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, di rumuskan masalah penelitian

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peranan Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk menunjang

pendidikan formal peserta didik di lingkungan Desa Garassikang

Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto?


1

2. Bagaimanakah pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk

menunjang pendidikan formal peserta didik di lingkungan Desa

Garassikang Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto?

3. Hambatan-hambatan apa yang dihadapi oleh Taman Pendidikan Al-Qur’an

untuk menunjang pendidikan formal peserta didik di lingkungan Desa

Garassikang Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Mengetahui peranan Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk menunjang

pendidikan formal peserta didik di lingkungan Desa Garassikang

Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto.

2. Mengetahui pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk menunjang

pendidikan formal peserta didik di lingkungan Desa Garassikang

Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto.

3. Mengetahui solusi dari hambatan-hambatan yang di hadapi olehTaman

Pendidikan Al-Qur’an untuk menunjang pendidikan formal peserta didik

di lingkungan Desa Garassikang Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten

Jeneponto.

D. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini peneliti mengharapkan agar hasilnya nanti bergna

baik secara teoritis maupun praktis.

1. Kegunaan Teoritis

Di harapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi para

guru/sekolah dan masyarakat bahwa pendidikan agama bukan hanya


1

diberikan melalui pendidikan non formal yang saat ini berkembang pesat

disetiap wilayah di Indonesia yaitu Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

2. Kegunaan Praktis

Manfaat praktis artinya dapat bermanfaat bagi pendidik, orang tua,

pembimbing, pengelola lembaga pengembangan, lembaga-lembaga

kependidikan, dan masyarakat pada umumnya yakni :

1) Sebagai bahan informasi dan masukan bagi lembaga pengembangan

tenaga kependidikan yang menjadi lokasi penelitian dalam hal ini

Sekolah SDN No. 37 Garassikang.

2) Sebagai bahan pertimbangan untuk terus mengembangkan Pendidikan

Agama Islam baik disekolah formal maupun non formal seperti Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Dan menyadarkan masyarakat

bahwasanya pendidikan agama perlu ditanamkan sejak usia dini.

Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan manfaat dan

masukan bagi berbagai pihak tertentu yang terkait dalam masalah

pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk menunjang pendidikan

formal peserta didik, khususnya para pengurus masjid dan pengurus Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Lingkungan Desa Garassikang agar dapat

meningkatkan fungsi masjid sebagai penunjang pendidikan formal siswa di

lingkungannya.

Di samping itu, manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran yang faktual, mendalam dan

koperehensif tentang pengaruh Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk

menunjang pendidikan formal peserta didik sebagai acuan

pengembangan dan peningkatan fungsi Taman Pendidikan Al-Qur’an


1

(TPQ) agar dapat bermamfaat secara optimal di lingkungan Desa

Garassikang Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto.

2. Memberikan pengetahuan praktis dan strategis tentang

konsep, kiat dan proses pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an

(TPQ) yang relevan dan efektif untuk menunjang pendidikan formal

peserta didik demi kemajuan pendidikan. Hasil studi seterusnya

memberi daya gugah yang inovatif bagi pengembangan pengelolaan

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang efektif umumnya bagi TPQ-

TPQ yang lain.

3. Memberikan masukan informasi berarti bagi pengurus

masjid dan pengelola Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang

menjadi lokasi penelitian ini untuk meningkatkan fungsi Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dalam menunjang pendidikan formal

peserta didik.

4. Menjadi masukan bagi dinas pendidikan dan kebudayaan

kabupaten Jeneponto sebagai acuan dalam mengambil kebijakan agar

dapat di jadikan sebagai bahan masukan pengambilan keputusan dan

kebijakan dalam angka pembinaan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

untuk menunjang pendidikan formal peserta didik.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini, disusun sebagai berikut:

BAB I
1

Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II.

Bab ini berisi landasan teori yang terdiri dari beberapa pengertian

yaitu (pengertian peranan, Taman Pendidikan Al-Qur’an, menunjang,

dan pendidikan formal), kerangka berpikir, dan hipotesis .

BAB III

Bab ini menjelaskan tentang Metodologi Penelitian yang meliputi

pembahasan tentang pendekatan penelitian, setting penelitian, variabel

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan analisis

data dan daftar pustaka.


1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Peranan

Peranan adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada

seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal

maupun secara informal.  Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan)

dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus

lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan

mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut51.

Struktur peran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 

1) Peran Formal (Peran Terbuka)

Yaitu sejumlah perilaku yang bersifat homogen. Peran formal

yang standar terdapat  dalam keluarga. Peran dasar yang membentuk

posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu adalah peran sebagai

provider (penyedia), pengatur rumah tangga, memberikan perawatan,

sosialisasi anak, rekreasi, persaudaraan ( memelihara hubungan

keluarga paternal dan maternal).


5
Ibid h. 389
1
1

2) Peran Informal (Peran Tertutup)

Yaitu suatu peran yang bersifat implisit (emosional) biasanya tidak

tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi

kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan

dalam keluarga. Peran-peran informal mempunyai tuntutan yang

berbeda, tidak terlalu dan didasarkan pada atribut-atribut kepribadian


13
anggota keluarga individual. Pelaksanaan peran-peran informal yang

efektif dapat mempermudah pelaksanaan peran-peran formal6.

Peranan lebih banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan

sebagai suatu proses. Jadi tepatnya adalah bahwa seseorang (lembaga)

menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta manjalankan

suatu peranan. Suatu peranan mencakup tiga hal yaitu:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti meliputi

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan dalam konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur masyarakat7. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil

pengertian bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi

seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang

66
Friedman, M, 1998 : 303-304
77
Soerjono Soekanto, 2000 : 269
1

ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 (dua) variabel yang

merupakan hubungan sebab akibat.

2. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) atau yang dulunya disebut

TPA merupakan sebuah pendidikan non formal yang bergerak dalam

bidang keagamaan. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan

lembaga pendidikan Islam tingkat dasar diluar sekolah8.Sedangkan

menurut pengertian yang lain Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah

sebuah unit gerakan pembelajaran Al-Qur’an bagi anak usia TK (4-7

tahun) dan SD/MI ( usia 7-12 tahun), yang harus dikembangkan ditengah-

tengah masyarakat yang sangat religius9

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah suatu lembaga atau

sekolah yang berupaya mendidik anak usia 7-12 tahun sehingga mampu

membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an.10

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan wadah atau sarana

pembelajaran bagi generasi balita Islam, pada usia tersebut anak-anak

diajarkan berbagai macam do’a-do’a, belajar mengaji Al-Qur’an

pemahaman terhadap rukun iman dan rukun Islam. Diharapkan hal ini

mampu menjadi benteng bagi generasi Islam.11

88
Jasa Unggu Muliwan, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: PT. RajaGrafindo
99
Kementrian Agama Islam RI Pedoman Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak
(TKA/TKQ Dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), ( Jakarta : 2012 ), h.2.
1010
Ibid
1111
H.A.M. Faturrahman, dkk, Modul Diklat Rumpun Bidang Urusan Agama, Zakat, dan
Wakaf, Fungsi Masjid Dalam Pembinaan dan Pelayanan Umat, ( Jakarta : Dapertemen
Agama RI Badan LITBANG dan DIKLAT PUSDIKLAT Tenaga Teknisi
Keagamaan,2006), hlm.59
1

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasanya

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) merupakan sebuah lembaga

pendidikan dan pembelajaran Al-Qur’an yang berada di luar sekolah bagi

anak-anak usia TK dan SD.

3. Pengertian Menunjang

Menunjang adalah menopang (menahan) supaya jangan rebah

(condong), membantu kelancaran (usaha dan sebagainya), menyokong.12 Jadi,

menurut peneliti menunjang adalah usaha menahan diri agar jangan condong

kepada hal-hal yang negatif dan membantu kelancaran usaha.

Pendidikan Islam sejak dini pada anak-anak merupakan hal yang sangat

penting agar anak nantinya tidak terseret arus perbuatan yang menyesatkan

serta dapat tumbuh menjadi anak-anak yang memiliki akhlak sesuai dengan

syari’at. Oleh karena itu, dalam batas-batas tertentu orangtua dapat

menyerahkan pendidikan anaknya kepada pihak luar baik lembaga sekolah

maupun lembaga masyarakat seperti pesantren maupun Taman Pendidikan Al-

Qur’an (TPQ). Pembinaan pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran Islam

dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sebagai hal

yang paling mendasar dalam ajaran Islam adalah memahami Al-Qur’an

sebagai mu’jizat Islam yang kekal dan sumber hukum Islam agar anak-

anaknya tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif.

4. Pengertian Pendidikan Formal

a. Pendidikan

1212
http://kamus bahasa Indonesia.menunjang.com
1

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat

awalan me- sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan

memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan

adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan

pikiran.13 Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.

Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata

educate (mendidik) artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise

to), dan mengembangkan (to evoleve, to develop). Dalam pengertian

yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses

perbuatan untuk memperoleh pengetahuan.14

Dalam Al-qur’an Allah SWT telah menjelaskan kepada kita

tentang makna pendidikan yaitu dalam surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5

yang berbunyi

Artinya : bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang telah


menciptakan yang telah menciptakn manusia dari segumpal
1313
Syah., 2008:10
1414
McLeod, 1989
1

daging bacalah dan tuhanmu yang maha muliayang telah


mengajarkan manusia dengan perantaraan qolam yang telah
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-
Alaq : 1-5)

Melalui ayat diatas bahwa pendidikan merupakan suatu

keniscayaan bagi kehidupan manusia baik secara pribadi maupun

kelompok kalau kita kembali makna dari pendidikan secara etimologi

bahwa pendidikan itu berasal dari bahasa yunani paedagogik yang terdiri

dari dua kata pais yang artinya anak, again yang artinya bimbingan. Jadi

paedagogik artinya bimbingan yang diberikan kepada anak .15

Sedangkan menurut terminologi, pendidikan sebagai salah satu

kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan,sarana pertumbuhan yang

mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.16

Dengan demikian bahwa pendidikan itu adalah fasilitator atau

dinamisator kehidupan bagi tiap-tiap pribadi baik sebagai makhluk

individu, makhluk sosial maupun ethis dalam keluarga, sekolah dan

lingkungan. Pendidikan dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan

orang tua dirumah guru disekolah dan pimpinan dimasyarakat.

Pendidikan dalam arti luas adalah perbuatan atau usaha generasi

tua untuk mengalikan pengalamannya kepada generasi muda sebagai

usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya

baik mental maupun rohaniah.

Demikian juga kalau kita kembali dalam UU No 20/2003

mengatakan bahwa pendidikan itu adalah :


1515
Ahmadi : 2001. 70.Aminullah, 2009.
1616
Jalaluddin,2001: 65Dalam Bukunya Teologi Pendidikan.
1

Usaha sadar dan rencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi yang ada pada dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakt, bangsa dan

negara17.

b. Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan proses transinternalisasi

pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya

pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan

pengembangan potensinya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan

hidup didunia dan diakhirat.18 Pendidikan Islam bukan hanya didapatkan

melalui belajar disekolah akan tetapi pendidikan Islam juga dapat

diperoleh di luar jam sekolah seperti pendidikan Islam non formal yakni

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Pendidikan Islam formal maupun

non formal memiliki tujuan yang sama yaitu membimbing umat manusia

agar menjadi hamba yang bertaqwa kepada Allah yakni melaksanakan

perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya agama dengan penuh

kesadaran dan ketulusan.19

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani

berdasarkan hukum–hukum Islam menuju kepada terbentuknya

kepribadian utama menurut ukuran ukuran Islam, karena setiap insan


1717
Wiji Suwarno, 2006:23
1818
Abdullah Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Prenadamedia,
2006), hlm. 27-28.
1919
Abudin Nata. Pendidikan Dalam Persfektif Al-Quran ( Jakarta : Prenadamedia, 2016),
hlm. 136.
1

yang muslim akan selalu diatur dan dibimbing dalam hidupnya

berdasarkan aturan-aturan yang berlaku didalam Islam hingga jasmani

dan rohaninya terbimbing.

Pendidikan Islam adalah sebagai bimbingan terhadap

pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah

mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi

berlakunya semua ajaran Islam.20

Dari definisi dan pengertian itu ada tiga unsur yang membentuk

pendidikan, yaitu adanya proses, kandungan dan penerima. Jadi difinisi

pendidikan Islam adalah pengenalan dan pengalaman yang secara

berangsur-angsur ditanamkan dalam diri manusia, tentang tempat-tempat

yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan sedemikian

rupa sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan tempat

tuhan yang tepat didalam tatanan wujud dan kepribadian.

Setidak-tidaknya ada tiga poin yang dapat disimpulkan dari definisi

pendidikan diatas, yaitu:

1. Pendidikan Islam menyangkut aspek jasmani dan ruhani.

2. Pendidikan Islam mendasarkan konsepsinya pada nilai-nilai religius.

3. Adanya unsur takwa sebagai tujuan yang harus dicapai.

c. Pendidikan Formal

Pendidika formal ialah segenap bentuk pendidikan atau pelatihan

yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat

umum maupun bersifat khusus.21 Membahas masalah sekolah sebagai

2020
Nata, Seminar Pendidikan Islam Se-Indonesia (Cipayung : 2008), hlm. 12.
2121
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud RI. 1999:378.
1

lembaga pendidikan formal perlu di ketahui dikatakan formal karna

diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur sistematis, mempunyai

jenjang dan dalam kurun waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK

sampai PT, berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan.

Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling

memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah

untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan

masyarakat.

Bagi pemerintah karena dalam rangka pengembangan bangsa

dibutuhkan pendidikan, maka jalur yang di tempuh untuk mengetahui out

put nya baik secara Kuantitatif maupun kuantitatif. Oleh karna itu

sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala

aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang di sebut kurikulum.

a). Membantu lingkungan keluarga

untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki dan

memperdalam/memperluas, tingkah laku anak/peserta didik yang

dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat

b). Mengembangkan kepribadian

peserta didik lewat kurikulum agar:

(1) Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan, dengan

temannya sendiri dan masyarakat sekitar.

(2) Peserta didik belajar taat pada peraturan/tahu disiplin.

(3) Mempersiapkan peserta didik terjun di masyarakat


p
T
o
F
j
s
K
t
k
g
i
M
d
P
'n
r
u
Q
-
l
A
c
a
b
m
e
H
U
D
B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori di atas, tentunya dibutuhkan kerangka

berpikir penelitian sebagai dasar dalam pelaksanaan tindakan penelitian.

Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah:

Taman pendidikan Al-Quran sebagai lembaga pendidikan non formal

yang bergerak di bidang kegiatan-kegiatan agamis, memiliki peran yang

tepat dalam mengembangkan syiar Islam terutama dalam pendalaman

membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Keterampilan membaca Al-

Quran dengan baik dan benar atau mengaji merupakan keterampilan

yang penting pada fase awal bagi anak, terutama untuk memperdalam

ilmu agama lainnya seperti sholat, bacaan doa sehari-hari dan lain

sebagainya.
1
1

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah di nyatakan dalam

sebuah kalimat pertanyaan. Dikatakan jawaban sementara, karena jawaban

yang di berikan baru di dasarkan pada teori teori yang relevan, belum di

dasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan

data. Jadi hipotetis juga dapat diartikan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan penelitian, belum dikatakan sebagai jawaban yang empiric

dengan data yang sesuai dengan fakta di lapangan.

1. Hipotesis Altternatif (Ha)

Ada pengaruh yang signifikan pada peran Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPQ) di Masjid Nur Syuadah untuk menunjang pendidikan

formal siswa dalam lingkungan Desa Garassikang Kecamatan Bangkala

Barat Kabupaten Jeneponto.

2. Hipotesis Nihil (Ho)

Tidak ada pengaruh yang signifikan pada peran Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPQ) di Masjid Nur Syuadah untuk menunjang pendidikan

formal siswa dalam lingkungan Desa Garassikang Kecamatan Bangkala

Barat Kabupaten Jeneponto.


1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan pendekatan

Kuantitatif dimana data yang di kumpulkan berupa pendapat, konsep-konsep,

keterangan, tanggapan, dan informasi yang berbentuk uraian dalam

mengungkapkan permasalahan.

Dalam memaparkan data dan penemuan serta dalam pembahasan

proposal ini penulis mengungkapkan secara deskriptif yaitu menggambarkan

dengan kata-kata, semua data yang di peroleh di uraikan secara alamiah (apa

adanya).

Penelitian Kuantitatif adalah :

1. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down),

yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan

konsep-konsep yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang

bersifat khusus.

2. Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal

yang bersifat subjektif.

3. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.

4. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik

yaitu ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.

24
1

5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang

dibutuhkan, serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa

yang telah direncanakan sebelumnya.

6. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan

alat yang objektif dan baku.

7. Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.

8. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam

arti dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.

9. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.

10. Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.

11. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu

dan situasi.

12. Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah

B. Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Taman Pendidikan Al-Qur’an

(TPQ) Masjid Nur Syuadah dan SDN No. 37 Garassikang Desa Garassikang

Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto. Adapun alasan dilakukan

penelitian ini karena beberapa hal yaitu :

a. Karena Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)

di masjid Nur Syuadah merupakan suatu lembaga pendidikan non formal

yang memiliki kontribusi dalam pendidikan agama Islam terutama bagi

anak yang bersekolah di SDN No.37 Garassikang.


1

b. Karena sebagian besar siswa SDN No.37

Garassikang merupakan santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

masjid Nur Syuadah.

c. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di

Masjid Nur Syuadah memiliki kesamaan dalam hal kurikulum/ materi

ajar yang dikembangkan.

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap dua obyek variabel, yakni variabel

Peranan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan prestasi pendidikan formal

siswa.

1. Penelitian terhadap variabel bebas:

“Peranan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)” yang indikatornya:

a. Peranan Metode pembelajaran pada Taman Pendidikan Al-Qur’an

dengan mata pelajaran Qur’an Hadits terdiri dari: Metode drill,

metode ceramah, metode tanya jawab.

b. Peranan Materi pembelajaran pada Taman Pendidikan Al-Qur’an

terdiri dari: Buku paket Jilid I-IV, Iqro’, dan dilanjutkan sorogan Al-

Qur'an.

2. Variabel terikat: “Pendidikan Formal Siswa”

1. Pendidikan

formal siswa merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan melalui mata pelajaran di sekolah

2. Faktor-faktor

yang mempengaruhi Pendidikan formal siswa :


1

1) Faktor Internal terdiri dari: Sekolah, intelegensi, prestasi siswa,

sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal

terdiri dari: keluarga dan masyarakat.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang

lingkup dan waktu yang kita tentukan atau populasi juga dapat diartikan

sebagai keseluruhan objek dalam penelitian. Sedangkan sampel adalah

sebagian atau wakil daripada populasi yang di teliti.22

Populasi dalam penelitian ini adalah santriwan dan santriwati Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di masjid Nur Syuadah di lingkungan Desa

Garassikang yaitu meneliti keseluruhan populasi yang diteliti bagaimana

adanya, berdasarkan data dan informasi yang didapatkan diantaranya: Berapa

jumlah santri dan santriwati Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) tersebut,

jumlah guru/ pengasuhnya dan guru agama disekolah formalnya.

Maka kehadiran peneliti di lokasi digunakan untuk mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya dengan metode dan alat yang telah ditentukan, dianalisa

dan diolah kemudian untuk menguatkan kredibilitas data. Peneliti juga

mengkonfirmasikan dengan metode-metode yang lain. Untuk mendapatkan

data yang akurat, peneliti di sini berperan sebagai instrumen kunci dalam

seluruh aktivitas penelitian.

2222
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 130-131.
1

Artinya penelitian yang berperan utama dalam keseluruhan proses

pemelitian di lapangan untuk memperoleh data dan informasi yang valid.

Namun demikian peneliti tidak boleh melakukan sesuatu yang dapat

mempengaruhi responden untuk memberikan data yang invalid.

Kehadiran peneliti di lapangan dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu:

1. Sebagai peneliti terselubung, maksudnya adalah peneliti tidak menunjuk

maksud penelitiannya.

2. Sebagai peneliti terbuka, maksudnya peneliti menunjukkan maksud

penelitiannya.

Berkenaan dengan hal tersebut, dalam melakukan penelitian ini

peneliti menggunakan penelitian terbuka karena dalam pengumpulan data

dominan menggunakan observasi dan bebas dalam mengumpulkan data.23

Jadi, yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah

subjek dimana data didapat dan diperoleh karena dalam pelaksanaan proses

kegiatan penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi, wawancara

dan dokumentasi dalam mengumpulkan data, maka yang menjadi sumber data

adalah :

1. Pengurus masjid Nur Syuadah Desa Garassikang

2. Orang tua santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dimasjid Nur

Syuadah Desa Garassikang

3. Guru agama di masing-masing sekolah tempat para santri belajar.

Sumber data dapat di klasifikasikan menjadi 3 yaitu :


2323
(Muhajir, 1993:197).
1

1. Persol yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan

melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.

2. Place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam

dan bergerak. Diam misalnya ruangan, kelengkapan alat wujud benda

warna dan sebagainya. Bergerak misalnya aktivitas.

3. Papes yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf,

angka, gambar atau simbol-simbol dan sebagainya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

peneliti menggunakan beberapa metode :

1. Metode Observasi

Metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti.

Pengamatan langsung yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa

perantara terhadap objek yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan cara pengamatan langsung supaya penelitidapat

mengadakan pengamatan secara leluasa sehingga informasi yang diperoleh

lebih luas dan mendalam.24

Metode observasi peneliti ini adalah bertujuan untuk memperoleh

gambaran atau data-data serta informasi yang lebih jelas tentang:

a. Pelaksanaan kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Masjid

Nur Syuadah Desa Garassikang.

2424
Hadi, 2004:152
1

b. Keaktifan santriwan dan santriwati di Taman Pendidikan Al-Qur’an

(TPQ) Masjid Nur Syuadah Desa Garassikang.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab yang dikerjakan secara otomatis dan berlandaskan pada tujuan

penelitian.25

Metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan

tanya jawab antara pewawancara (peneliti) dengan terwawancara

(responden) secara langsung yang dikerjakan secara sistematis untuk

mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.26

Tujuan penelitian menggunakan metode ini adalah untuk

memperoleh data dan informasi mengenai peranan Taman Pendidikan Al-

Qur’an untuk menunjang pendidikan formal peserta didik di lingkungan

Desa Garassikang Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto. Maka

wawancara diarahkan ke:

1) Guru agama disekolah formal santriwan dan santriwati.

2) Pengurus (marbot) masjid Nur Syuadah Desa Garassikang.

3) Untuk mencari program-program yang ada di Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPQ) masjid Nur Syuadah Desa Garassikang

4) Untuk mencari informasi-informasi tentang kemajuan belajar

pendidikan agama di sekolah formalnya.

2525
Hadi, 2004:218
2626
Lexi j, 2008:186
1

Materi wawancara yg digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana sejarah berdirinya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di

Masjid Nur Syuadah Desa Garassikang?

2. Apa tujuan didirikannya Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di

Masjid Nur Syuadah Desa Garassikang?

3. Bagaimana Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Masjid Nur

Syuadah Desa Garassikang?

4. Bagaimana tentang keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

masjid Nur Syuadah ditengah-tengah masyarakat saat ini?

5. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di masjid Nur Syuadah termasuk

mempunyai santri yang banyak.

Dari mana asal para santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di

Masjid Nur Syuadah Desa Garassikang?

6. Apa manfaat yang bisa disimpulkan dengan keberadaan Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di Masjid Nur Syuadah Desa

Garassikang?

7. Apa kendala yang dihadapi Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di

Masjid Nur Syuadah dalam kegiatan sehari-hari?

8. Bagaimana solusi yang dilakukan dalam setiap permasalahan atau

kendala-kendala yang dihadapi Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

di Masjid Nur Syuadah Desa Garassikang?

3. Metode Dokumentasi
1

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel berupa transkrip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya27.

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

cara meminta data yang telah ada sebelumnya28.

Dari pengertian di atas metode dokumentasi dapat diartikan

sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh di dokumen-

dokumen yang ada atau catatan-catatan yang telah ada sebelumnya yang

tersimpan dengan baik. Baik berupa program-program Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPQ) yang berbentuk tertulis, catatan, tentang kemajuan

siswa, daftar nilai siswa ( raport).

Adapun data-data yang ingin diperoleh dari memulai metode ini

adalah sebagai berikut :

1. Data tentang jumlah santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) di

Masjid Nur Syuadah Desa Garassikang.

2. Data tentang jumlah tenaga pengajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an

(TPQ) Masjid Nur Syuadah Desa Garassikang.

3. Data-data lain yang lebih refresentatif guna mendukung nilai dan

kredibilitas penelitian ini.

F. Analisis Data

Setelah Data terkumpul dari hasil pengumpulan data maka proses

selanjutnya adalah menganalisa data-data yang sudah ada (terkumpul).

2727
http://www.metodologi pengmpulan data 6 november 2013
2828
http://www.metodologi penelitian Kuantitatif skripsi. Tesis 5 oktober 2013
1

Analisa data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikanya sebagai

temuan kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang

lain.29

Metode analisa data yang penulis pergunakan adalah metode induksi

yaitu suatu cara menganalisa atau mengolah data untuk menarik kesimpulan

dari hal-hal yang bersifat khusus untuk memperoleh kesimpulan yang

bersifat umum.

Penulis menggunakan metode tersebut untuk mengolah data-data

empiris dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi tersebut dan

kemudian di konfirmasikan dengan landasan yang sah sehingga didapatkan

suatu kesimpulan.

2929
Muhadjir, 1998:104
1

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:


Prenadamedia, 2006), hlm. 27-28.

Nata, Abudin. Pendidikan Dalam Persfektif Al-Quran ( Jakarta : Prenadamedia,


2016).

Ahmadi, Ahmad, H, dkk. 2003. Ilmu Pendidikan, PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Aminullah, Ahmadi, Abu. 2001. Aminullah A. Skripsi, Peranan orang tua


terhadap kelangsungan pendidikan anak di desa pancor.

Arikunto, Suharismi. 2006. Proses penelitian suatu pendekatan praktik. PT.


Rineka Cipta. Jakarta.

Friedman, M. Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik.


Jakarta : EGC.

Fu’ad, Chairul, dkk. 2007. Pemikir Pendidikan Islam Biografi Sosial Intelektual.
Pena Cita Satria, Jakarta.

Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research. PT. Andi, Jogjakarta.

H.A.M. Faturrahman, dkk, Modul Diklat Rumpun Bidang Urusan Agama, Zakat,
dan Wakaf, Fungsi Masjid Dalam Pembinaan dan Pelayanan Umat,
(Jakarta : Dapertemen Agama RI Badan LITBANG dan DIKLAT
PUSDIKLAT Tenaga Teknisi Keagamaan, 2006), h. 59

http://www.kamus bahasa Indonesia.menunjang.com, tanggal 1 Maret 2014.

http://www.metodepengumpulan data, tanggal 6 november 2013

http://www.metodologi penelitian kuantitatif skripsi. Tesis 5 oktober 2013.

Jalaluddin. 2001. Teologi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta Jasa Unggu
Muliwan, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
2015, hlm. 301.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud RI. 1999:378.

Kementrian Agama Islam RI Pedoman Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak


(TKA/TKQ Dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ), (Jakarta :
2012), h.2.
1

Lexy J, Moleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Rosda Karya,


Bandung.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005),hlm. 135

Mcleod. 1989. Guru dan Administrasi Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka


Indonesia

Muhadjir, Neong. 1998. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Rake Sorasin,


Yogyakarta.

Nata, Abuddin. 2008. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Angkasa. Bandung.

Neong Muhajir. 1993. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori
Pendidikan. Yogyakarta: Rake Sarasin

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. PT.


Remaja Roesda Karya. Bandung.

Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: PT.


Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 130-131.

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar - Dasar Ilmu Pendidikan. Ar- Ruzz Media.
Yogjakarta.

Team Tadrus AMM LPTQ Nasional , Pedoman pengelolaan, Pembinaan


dan Pengembangan Membaca, Menulis, dan Memahami
Al-Quran (Khusus TKA-TKAL, dan TPA-TPAL, (Yogyakarta :
AMM, 1995), h. 1.

Wahjoetomo. 1997. Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa


Depan. PT. Gema Insani Press. Jakarta.
1

Anda mungkin juga menyukai