ARESTER
DI SUSUN
Kelompok 5
Gesty Novianti Simanjuntak 5182131012
Angga Karisto Bangun 5183131012
Bayu A Perangin-angin 5182131011
Gally Chandra Pratama 5183131011
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian arester
2. Mendeskripsikan prinsip kerja arester
3. Menjabarkan komponen-komponen arester
4. Menjelaskan syarat-syarat dan jenis-jenis arrester.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Menurut Dr. Ir. Dipl. Ing. Reynaldo Zoro, ahli petir dan direktur PT.
Lapi Elpatsindo yang membahas tentang “TIGA SYARAT TIMBULNYA
PETIR” di mana pada tulisannya sedikit banyak membahas tentang ketiga
elemen yaitu naiknya udara, kelembapan, dan partikel bebas atau aerosol
menyebabkan timbullah muatan dalam awan cumulonimbus. Umumnya
muatan negatif terkumpul dibagian bawah dan ini menyebabkan
terinduksinya muatan positif diatas perrmukaan tanah, sehingga
membentuk medan listrik antara awan dan tanah. Jika muatan listrik
cukup besar dan kuat medan listrik di udara dilampaui, maka terjadi
pelepasan muatan berupa petir atau terjadi sambaran yang bergerak
dengan kecepatan cahaya dengan efek merusak yang sangat dahsyat
karena kekuatannya.
Dalam sistem tenaga listrik arrester merupakan kunci koordinasi
isolasi. Saat surja (surge) tiba di gardu induk kemudian arrester akan
melepaskan muatan listrik dan tegangan abnormal yang akan mengenai
gardu induk dan peralatannya akan berkurang. Setelah surja (petir atau
hubung) dilepaskan melalui arrester masih terdapat arus mengalir
dikarenakan tegangan sistem yang disebut sebagai arus dinamik atau
arus susulan (follow current). Arrester harus memiliki ketahanan termis
yang cukup terhadap enersi dari arus susulan tersebut, serta harus
mampu untuk memutuskannya.
Prinsip kerja arrester ini pada dasarnya sama dengan arrester
katup. Arrester ini tidak memiliki sela seri sehingga sangat bergantung
pada tahanan dalam arrester itu sendiri. Saat terkena petir, tahanan
arrester akan turun sehingga menjadi konduktor dan mengalirkan petir ke
bumi. Saat arus petir lewat, tahanan kembali naik dan arrester bersifat
sebagai isolator.
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
a) Tegangan percikan (spark over voltage) dan tegangan
pelepasannya (discharge voltage) yaitu tegangan pada terminalnya
pada waktu pelepasan, harus cukup rendah, sehingga dapat
mengamankan isolasi peralatan. Tegangan percikan disebut juga
tegangan gagal sela (gap break down voltage).
b) Arrester harus dapat memutuskan arus dinamik dan dapat
bekerja terus seperti semula. Pada arrester terdapat beberapa bagian
yang penting, sebagai berikut:
1. Elektroda Elektroda-elektroda ini adalah terminal dari
arrester yang dihubungkan dengan bagian yang bertegangan dibagian
atas, dan elektroda bawah dihubungkan dengan tanah.
2. Sela Percikan (Spark Gap) Apabila terjadi tegangan lebih
oleh sambaran petir atau surja hubung pada arrester yang terpasang,
maka sela percikan (spark gap) akan terjadi loncatan busur api. Pada
beberapa tipe arrester busur api yang terjadi tersebut ditiup keluar oleh
tekanan gas yang ditimbulkan oleh tabung fiber yang terbakar.
3. Tahanan Katup Tahanan yang digunakan dalam arrester ini
adalah suatu jenis aterial yang sifat tahanannya akan berubah bila
mendapatkan perubahan tegangan.
3.1.2 Prinsip Kerja Arester
Arrester petir disingkat arrester, atau sering juga disebut penangkal
petir adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap
surja petir. Arrester berlakau sebagai jalan pintas (by-pass)) sekitar
isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat dan
petir, sehingga tidak timbul tegangan tinggi yang lebih pada peralatan.
Jalan pintas tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aliran arus daya sistem 50Hz. Jadi pada kerja normal
arrestel berlaku sebagai isolator dan pada saat timbul surja (petir ) dia
berlaku sebagai konduktor, jadi melewatkan arus yang tinggi. Setelah
surja hilang, arrester arus cepat kembali menjadi isolator sehingga
pemutus daya tidak sempat terbuka.
5
Arrester dapat memutuskan arus susulan tanpa menimbulkan
gangguan. Inilah salah satu fungsi terpenting dari arrester. Arrester
terdiri dari dua bagian yaitu sela api (spark gap) dan tahanan tak linier
atau tahanan kran (Valve Resistor). Keduanya dihubungkan secara
seri, batas atas dan batas bawah dari tegangan percikan ditentukan
oleh tegangan maksimum dan oleh tingkat isolasi peralatan yang
dilindungi. Oleh karena itu, sebenarnya arrester terdiri dari tiga unsur
yaitu sela api, tahanan kran atau tahanan katub dan sistem pengaturan
atau pembagi tegangan (Granding System).
Arrester bekerja pada tegangan tertentu diatas tegangan oprasi
untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroprasi
pada tegangan tertentu diatas tegangan oprasi agar tidak terjadi arus
pada tegangan oprasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebit rasio
proteksi arrester. Tingkat bahan isolasi arrester harus dibawah tingkat
isolasi bahan transfomator agar apabila sampai terjadi flashover. Maka
di harapkan flashover terjadi pada arrester tidak pada transfomator.
3.1.3 Komponen Arester
Lightning Arrester pada transmisi ataupun pada Gardu Induk
memiliki konstruksi yang hampir sama, hanya lokasi penempatannya
saja yang berbeda. Komponen utama pada Lightning Arrester yaitu
varistor (komponen aktif) yang terbuat dari Zinc Oxide.
Varistor ini berbentuk kepingan blok yang tersusun di dalam
housing (kompartemen) yang terbuat dari porcelen ataupun polymer.
Selain berfungsi untuk penyangga, housing ini juga berfungsi untuk
menginsulasi antara bagian yang bertegangan dengan tanah pada
tegangan operasi Lightning Arrester.
Perhatikanlah gambar di bawah ini mengenai konstruksi bagian
Lightning Arrester:
6
Gambar: Bagian-bagian konstruksi Lightning Arrester
Perlu diketahui juga bahwa Lightning Arrester juga dilengkapi
dengan katup pressure relief di bagian kedua ujungnya. Bagian katup
ini berfungsi untuk melepas tekanan internal yang berlebih, pada saat
Lightning Arrester dilewati oleh arus surja. Kontruksi lain bagian
pendukung Lightning Arrester yaitu terdiri menjadi: struktur penyangga,
grading ring, pentanahan, dan alat monitoring.
3.1.4 Jenis-jenis dan syarat-syarat Arester
3.1.4.1 Jenis-jenis Arester
a.Jenis Ekpulsi
Arrester jenis ekspulsi/tabung pelindung pada prinsipnya terdiri
dari sela percik yang berada dalam tabung serat dan sela percik
batang yang berada di luar di udara atau disebut dengan sela seri.
Arrester ini digunakan untuk melindungi trafo distribusi bertegangan 3-
15 kV, tetapi belum memadai untuk melindungi trafo daya. Selain itu
digunakan juga pada saluran transmisi untuk mengurangi besar
tegangan surja petir yang masuk ke gardu induk.
7
b.Jenis Katup
8
2. Arrester Katup Jenis Saluran (Arrester 20kV) Arrester jenis saluran
lebih murah dari arrester gardu. Arrester jenis saluran inidipakai
pada sistem tegangan 15-69 kV.
9
tahanan yang ada dalam arrester itu sendiri. Apabila terkena petir,
tahanan arrester akan langsung turun sehingga menjadi konduktor dan
mengalir petir ke bumi. Namun setelah petir lewat, tahanan kembali naik
sehingga bersifat isolator.
BAB IV
10
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Arrester
adalah alat pelindung bagi sistem tenaga listrik terhadap tegangan lebih
yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switch surge). Alat ini
digunakan sebagai jalan pintas (by-pass) sekitar isolasi. Arrester
membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga
tidak timbul tegangan lebih pada peralatan. Jalan pintas itu harus
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran arus daya system 50
Hz.
4.2 Pembahasan
Fungsi arrester adalah untuk meneruskan arus listrik petir ke
ground yang masuk melalui jalur yang dilindunginya, apabila tegangan
petir lebih dari kapasitas maksimumnya maka arrester tersebut akan
meneruskan arus tersebut ke tanah. Tujuannya agar tegangan di
system tidak naik melampaui batas yang diijinkan sehingga peralatan
listrik pelanggan maupun generator ataupun trafo tidak rusak.
Lightning Arrester pada transmisi ataupun pada Gardu Induk
memiliki konstruksi yang hampir sama, hanya lokasi penempatannya
saja yang berbeda. Komponen utama pada Lightning Arrester yaitu
varistor (komponen aktif) yang terbuat dari Zinc Oxide.
Arrester bekerja pada tegangan tertentu diatas tegangan oprasi
untuk membuang muatan listrik dari surja petir dan berhenti beroprasi
pada tegangan tertentu diatas tegangan oprasi agar tidak terjadi arus
pada tegangan oprasi, dan perbandingan dua tegangan ini disebit rasio
proteksi arrester.
3.1 Saran
Tim Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat sederhana
dan jauh dari kata sempurna oleh karena itu kami berharap agar
pembaca dapat memakluminya dan memberikan saran kepada
penulis.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33497349/Pengertian_Aarrester
http://eprints.polsri.ac.id/380/3/BAB%20II.pdf
https:/ /jtptunimus-gdl-ihwanernan-6634-3-babii.pdf
12
13