Akuntansi Manajemen Mulyadi Bab 1 10
Akuntansi Manajemen Mulyadi Bab 1 10
1
Akuntansi keu.menggunakan prinsip akuntansi yg lazim sebagai pedoman
dalam mengolah data keuangan untuk disajikan kepada pemakainya. Di
lain pihak, akuntansi manajemen tidak terikat dengan prinsip akuntansi
yang lazim dalam pengolahan informasinya, karena pemakainya adalah
para manajer berbagai jenjang organisasi, yg lebih mementingkan
relevansi informasi dengan keputusan yg akan mereka lakukan.
2. Fokus Informasi
Akuntansi keuangan digunakan untuk mengolah informasi keuangan masa
lalu untuk menggambarkan pertanggungjawaban dana yang dipercayakan
oleh pihak luar kepada manajemen suatu perusahaan. Di lain pihak,
akuntansi manajemen di samping menghasilkan informasi keuangan masa
lalu, juga menyediakan informasi keuangan masa yang akan datang
sebagai salah satu dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
3. Lingkup Informasi
Akuntansi keuangan mengolah dan menyajikan informasi keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Akuntansi manajemen mengolah dan
menyajikan informasi keuangan bagian-bagian suatu perusahaan untuk
memenuhi keperluan manajer tertentu perusahaan yang menjadi tanggung
jawabnya saja.
4. Sifat Laporan yang Dihasilkan
Laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan umumnya berupa
ringkasan dan berisi informasi yang teliti. Laporan keuangan yang
dihasilkan oleh akuntansi manajemen lebih rinci dan unsur taksiran lebih
dominan dalam informasi yang disajikan di dalamnya.
5. Keterlibatan dalam Perilaku Manusia
Akuntansi keuangan lebih mementingkan pengukuran kejadian-kejadian
ekonomi sedangkan akuntansi manajemen lebih banyak bersangkutan
dengan pengukuran kinerja manajemen berbagai jenjang organisasi.
Jumlah %
Pendapatan Rp. 500.000.000 100%
penjualan
Biaya Variabel Rp. 300.000.000 60%
Laba kontribusi Rp. 200.000.000 40%
Biaya tetap Rp. 150.000.000 30%
Dalam proses
Laba bersihpenyusunan
Rp.anggaran induk perusahaan,
50.000.000 10% laporan L/R
yang disusun dengan metode variable costing yang membantu manajemen
puncak dalam mempertimbangkan usulan kegiatan yang diajukan oleh
manajemen menengah. Keputusan jangka pendek umumnya menyangkut
penambahan / pengurangan volume kegiatan.
Dari laporan L/R yang disusun menurut metode variabel costing,
manajemen dapat memperoleh pemanfaatan dari alat-alat analisis diatas
yaitu :
1. Impas
Dari lap.L/R diatas target pendapatan (revenues) yang diharapkan
perusahaan Rp. 500.000.000, dari target tersebut manajemen memerlukan
informasi berapa pendapatan minimum yang harus dicapai perusahaan untuk
tahun anggaran yang akan datang agar tidak rugi. Dari target tersebut diatas
impas dapat dihitung sebesar Rp. 375.000.000 ( Rp. 500.000.000 / 40 % ).
Angka tersebut diatas menunjukkan bahwa dari target pendapatan penjualan
(revenues) yang direncanakan sebesar Rp. 500.000.000 minimum perusahaan
harus dapat menjual Rp. 375.000.000 agar perusahaan tidak rugi.
Jika perusahaan mampu memperoleh pendapatan penjualan diatas impas,
perusahaan baru dapat menghasilkan laba. Semakin rendah impas berarti
semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh kesempatan untuk
mendapatkan laba.
2. Margin Of Safety
Dari target pendapatan penjualan tersebut, manajemen memerlukan
informasi berapa jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan
boleh terjadi, agar penurunan tersebut tidak mengakibatkan perusahaan
menderita kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut manajemen
memerlukan informasi margin of safety dari anggaran laba projeksian tahun
anggaran yang akan datang. Dari data dalam contoh 1. karena impas diatas
sebesar 375.000.000, maka jumlah maksimum penurunan target pendapatan
penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp.
125.000.000 ( Rp. 500.000.000 – Rp. 375.000.000) atau 25% (Rp.
125.000.000/Rp.500.000.000).
- Semakin besar margin of safety semakin besar kesempatan perusahaan
memperoleh laba, semakin kecil margin of safety semakin rawan
perusahaan terhadap penurunan target pendapatan penjualan.
- Jika margin of safety ratio, yang merupakan ratio antara margin of
safety dan pendapatan penjualan sebesar 25%, berarti penurunan target
pendapatan penjualan sedikit diatas 25% telah menyebabkan perusahaan
menderita kerugian.
3. Titik penutupan usaha ( Shut Down Point )
Suatu usaha tidak layak secara ekonomis untuk dilanjutkan jika
pendapatan penjualannnya tidak cukup untuk menutup biaya tunainya. Dari
contoh 1 diketahui bahwa biaya tetap perusahaan tersebut sebesar Rp.
150.000.000, 100.000.000 merupakan biaya tunai, maka anggaran thn 20X2,
titik penutupan usaha sebesar Rp.250.000.000 ( 100.000.000/40%). Hal ini
berarti dibawah pendapatan penjualan sebesar 250.000.000, usaha perusahaan
secara ekonomis tidak pantas dilanjutkan karena pendapatan penjualan
dibawah jumlah terebut akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu
membayar biaya tunainya.
4. Degree of Operating Leverage
Ukuran ini menunjukkan persentase perubahan laba bersih sebagai
dampak terjadinya sekian persen perubahan pendapatan penjualan. Dari
contoh diatas DOL dihitung adalah 4X (Rp. 200.000.000/Rp. 50.000.000)
yang berarti setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan mengakibatkan
4% (4X1%) kenaikan laba bersih.
Jika usulan kegiatan diharapkan dapat menaikkan pendapatan penjualan
sebesar 5% maka dalam tahun anggaran tersebut laba bersih perusahaan akan
mengalami kenaikan 20% (4X5%).
5. Laba kontribusi perunit
- Kelebihan pendapatan penjualan diatas biaya variabel
- Memberikan gambaran jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap
& menghasilkan laba.
- Semakin besar laba kontribusi, semakin besar kesempatan yang diperoleh
perusahaan untuk menutup biaya tetap & untuk menghasilkan laba.
Laba kontribusi perunit merupakan merupakan laba kontribusi dibagi
dengan volume penjualan. Jika informasi laba kontribusi perunit dihubungkan
dengan penggunaan sumber daya yang langka (scarce resources), manajemen
akan memperoleh informasi kemampuan berbagai macam produk untuk
menghasilkan laba. Informasi ini memberikan landasan bagi manajemen
dalam pemilihan produk yang menghasilkan laba tertinggi.
Contoh laba kontribusi setiap produk disajikan berikut ini:
A B C Total
Volume penjualan 500 300 200 1000
Pendapatan penjualan Rp.700.000 Rp.500.000 Rp.1.000.000 Rp. 2.500.000
Biaya Variabel 300.000 500.000 600.000 1.400.000
Laba kontribusi Rp.400.000 Rp.300.000 Rp.400.000 Rp.1.100.000
Biaya tetap 800.000
Laba bersih Rp. 300.000
Laba kontribusi perunit Rp. 800 Rp. 1.000 Rp. 2.000 Rp. 1.100
Keterangan :
cx = bx + a Pendapatan penjualan = biaya
cx – bx = a Laba kontribusi = biaya tetap
x’ = a / (c-b) Impas (dalam satuan produk) = biaya tetap dibagi dengan selisih
antara harga jual persatuan dengan biaya variabel persatuan
X’ adalah kuantitas yang dijual pada keadaan impas
Jadi rumus perhitungan impas dalam satuan produk yang dijual adalah :
Impas dlm (Q) = Biaya tetap _
Harga jual persatuan – Biaya variabel persatuan
Impas dalam rupiah penjual dapat dicari rumusnya dengan cara
mengalikan rumus impas tersebut diatas dengan c, yaitu harga jual persatuan
produk.
Jadi impas dalam rupiah penjualan dpt dihitung dengan rumus sbb:
Impas (Rp) = Biaya tetap _
Contribution margin ratio
Contoh 2:
Dalam suatu pasar malam, pak Amat akan membuka tempat penitipan
sepeda. Dia menyewa tempat yang dapat menampung 500 sepeda. Sewa
tersebut permalam Rp.1.500. Untuk menjaga sepedadia akan mepekerjakan
dua orang, dengan upah Rp. 1.000 semalam perorang, ditambah upah insentif
sebesar Rp. 2,50 perorang untuk setiap sepeda yang masuk titipan. Tarif
titipan yang dibebankan kepada pemakai jasa adalah sebesar Rp 25 persepeda
semalam. Perhitungan proyeksi laba permalam apabila 500 sepeda masuk ke
tempat penitipan sepeda pak Amat disajikan sbb:
JUMLAH %
Pendapatan penjualan 500 X Rp.25 Rp. 12.500 100
jasa titipan sepeda
Biaya variabel:
Upah insentif untuk 500 X 2 X2.500 _ 20
dua karyawan Rp.2.50
Laba kontribusi Rp. 10.000 _ 80
Biaya tetap:
Sewa tempat titipan Rp. 1.500
Upah dua orang 2.000 +
karyawan
Rp. 3.500 28
Laba bersih Rp. 6.500 52
Pak Amat ingin memperoleh informasi berapa jumlah minimum sepeda yang
harus masuk setiap malam ketempat penitipan sepedanya,agar usaha titipan
tersebut tidak mengalami kerugian.
Jumlah sepeda minimum yang harus masuk setiap malam agar usaha pak
Amat dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam adalah :
Impas ( dlm kuantitas ) = Biaya tetap _
Harga jual persatuan – By Variabel persatuan
= 3.500 _ = 175
25-5
Jika sepeda yang masuk titipan semalam minimum berjumlah 175 buah,
maka usaha pak Amat akan dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan
semalam, sehingga usaha tersebut tidak mengalami kerugian.
Impas juga dapat dinyatakan dalam jumlah rupiah pendapatan dari usaha
titipan sepeda sbb:
Impas (Rp) = Biaya tetap _
Contribution Margin ratio
= 3.500 _ = Rp.4.375
80%
Jika pada suatu malam pak Amat menerima uang pendapatan penjualan jasa
titipan sepeda sebanyak Rp.4.375, dia dapat tenang hatinya karena dari
pendapatan penjualan jasa tersebut, minimum dia sudah dapat menutup biaya
yang dikeluarkan malam ini. Dengan kata lain sepeda yang masuk sudah
mendatangkan laba 80% (contribution margin ratio) dari uang pendapatan
penjualan jasa titipan sepeda yang diterimanya. Bukti bahwa pada pak Amat
menerima uang pendapatan penjualan jasa titipan sebanyak Rp.4.375
usahanya belum memperoleh laba,tetapi juga tidak rugi dapat diikuti dalam
perhitungan sbb:
Pendapatan penjualan jasa titipan sepeda 175 x Rp.25 = Rp. 4.375
Biaya variabel 175 x Rp. 5 =Rp. 875
Laba kontribusi Rp. 3.500
Biaya tetap :
Sewa tempat titipan Rp. 1.500
Upah dua orang karyawan Rp. 2.000 Rp. 3.500
Contoh 3:
PT. Eliona memproduksi produk A. Rencana produksi untuk thn anggaran
20X1 adalah sbb: Kg
Sediaan awal 100
Rencana produksi 1.100
1.200
Rencana penjualan 1.000
Sediaan akhir 200
Laporan Biaya Produksi Projeksian Thn 20x1
Biaya variabel standar per kg
produk :
Biaya bahan baku Rp. 10.000
Biaya tenaga kerja variabel 7.000
Biaya overhead variabel 8.000
Jumlah biaya produksi variabel Rp. 25.000
Biaya administrasi & umum 10.000
variabel
Biaya pemasaran variabel 8.000
Jumlah biaya variabel Rp.43.000
Keterangan :
x’= volume penjualan pada kondisi impas
a = facility sustaining activity costs
b1 = biaya variabel persatuan unit level activity
b2 = biaya variabel persatuan batch related activity
b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity
x1 = unit level activities
x2 = batch related activities
x3 = product sustaining activities
Contoh 5
PT X memproduksi satu macam produk dengan struktur biaya sebagai berikut
:
Biaya variabel perunit Rp. 12.000
Biaya tetap setahun Rp. 100.000.000
Harga jual produk perunit Rp. 20.000
Impas dengan pendekatan konvensional :
Berdasarkan data tersebut dihitung impas dengan pendekatan konvensional
yaitu :
Impas = Biaya tetap
= Harga jual perunit – biaya variabel perunit
= 100.000.000 _
20.000 - 12.000
= 12.500 unit
Impas dengan pendekatan activity based costing
Dengan pendekatan activity based costing, biaya diatas perlu dirinci lebih
lanjut seperti disajikan berikut:
Jenis biaya Jumlah cost driver Cost driver Biaya/unit
Unit level activity costs
Biaya bahan baku Rp. 6.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp. 5.000
Biaya overhead pabrik variabel Rp. 500
Biaya pemasaran variabel Rp. 500
Unit yg dijual Rp. 12.000
Batch related activity costs 20 jam setup Rp. 1.000.000
Product sustaining activity costs 1.000 jam rekayasa Rp. 30.000
Facility sustaining activity costs Rp. 50.000.000
Dari data diatas dapat dihitung biaya tetap sbb :
Batch related activity costs 20 x Rp. 1.000.000 Rp. 20.000.000
Product sustaining activity costs 1.000 x Rp. 30.000 30.000.000
Facility sustaining activity costs 50.000.000
Biaya tetap dgn pendekatan activity based costing Rp.100.000.000
Impas =
Facility sustaining activity costs + Product sustaining activity costs + Batch related activity costs
Harga jual/unit – Unit level activity cost
= Rp. 50.000.000 + ( 20 x Rp. 1.000.000 ) + ( 1000 x Rp. 30.000)
Rp. 20.000 – Rp. 12.000
= 12.500 unit
2. Margin Of Safety
Analisis impas memberikan informasi mengenai berapa jumlah volume
penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian. Jika angka
impas dihubungkan dengan angka pendapatan penjualan yang dianggarkan
atau pendapatan penjualan tertentu, akan diperoleh informasi berapa volume
penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu boleh turun
agar perusahaan tidak menderita rugi. Selisih antara volume penjualan yang
dianggarkan dengan volume penjualan impas merupakan angka margin of
safety.
Dalam contoh 3, PT. Eliona merencanakan volume penjualan dalam
tahun anggaran 20X1 sebesar Rp. 172.000.000 sedangkan menurut
perhitungan, impas tercapai pada volume penjualan sebesar Rp. 103.200.000.
Angka margin Of Safety adalah sebesar Rp. 68.800.000 (Rp. 172.000.000 –
Rp. 103.200.000). Atau jika dinyatakan dalam persentase dari angka volume
penjualan yang dianggarkan adalah sebesar 40% (Rp. 68.800.000 /
Rp.172.000.000).
Angka margin of safety ini memberikan informasi berapa maksimum
volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun, agar perusahaan
tidak menderita rugi atau dengan kata lain angka margin of safety
memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan volume penjualan yang
direncanakan,yang tidak mengakibatkan kerugian. Dari data diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa jika volume penjualan tahun 20X1 yang
dianggarkan tersebut tidak dapat dicapai, maka maksimum penurunan yang
boleh terjadi adalah sebesar Rp. 68.800.000 atau 40% nya, agar perusahaan
tidak menderita kerugian.
Angka margin of safety ini berhubungan langsung dengan laba apabila
dihubungkan dengan marginal income ratio (profit-volume ratio )
Laba = Profit volume ratio x Margin of safety ratio
Laba = Laba kontribusi x Margin of safety _
Pendapatan penjualan Pendapatan penjualan
Dengan memakai data dalam contoh 3 dapat diketahui bahwa :
Laba = 75 % x 40 % = 30 %
Margin of safety ( M/S ratio ) dapat pula dihitung dengan rumus :
M/S ratio = Profit ratio _
Profit-volume ratio
Dari contoh di atas M/S ratio = 30% = 40%
75%
3. Titik Penutupan Usaha ( Shut Down Point )
Apabila ditinjau dari sudut biaya, pengambilan keputusan untuk menutup
usaha dilakukan dengan mempertimbangkan pendapatan penjualan dengan
biaya tunai (cash cost atau out atau out of pocket cost atau biaya keluar dari
saku). Biaya tunai adalah biaya-biaya yang memerlukan pembayaran segera
dengan uang kas. Dalam pengambilan keputusan untuk menutup usaha harus
diadakan pembedaan antara biaya keluar dari saku (out –of pocket cost )
dengan biaya terbenam (sunk cost ), yaitu pengeluaran yang dilakukan pada
masa yang lalu, yang manfatnya masih dinikmati samapai sekarang).
Contoh biaya terbenam adalah biaya depresiasi,amortasi dan deplesi.
Suatu usaha harus dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak
dapat menutup biaya tunainya. Untuk mengetahui pada tingkat penjualan
berapa suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan dengan mencari
perpotongan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya tunai
dalam grafik impas.
Contoh 8
Apabila dalam contoh 3, biaya tetap sebesar Rp. 77.400.000 tersebut
terdiri dari biaya keluar dari dari kantong Rp. 64.500.000 dan biaya
terbenam( sunk cost ) sebesar Rp. 12.900.000, maka dapat dibuat taksiran
laba tunai dan laba akuntansi (accounting profit , yaitu pendapatan penjualan
dikurangi dengan biaya –biaya, baik terbenam maupun biaya keluar dari saku
). Titik penutupan usaha dapat pula dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini :
Titik penutupan usaha = Biaya tetap tunai _
Contribution margin ratio
Jika datanya berasal dari contoh 3, titik penutupan usaha ditentukan sbb:
Titik penutupan usaha = 64.500.000 = Rp. 86.000.000
75%
Atau dalam satuan produk, titik penutupan usaha dihitung sbb:
Titik penutupan usaha = 64.500.000 = 500 kg
172000 – 43.000
Dengan demikian usaha pengolahan produk A dalam contoh 3 harus
dihentikan jika penjualannya berada dibawah titik penutupan usaha sebesar
Rp. 86.000.000 atau 500 kg.
4. Degree Of Operating Leverage (DOL)
Degree Of Operating Leverage memberikan ukuran dampak perubahan
pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Dengan parameter ini, manajemen akan dengan cepat mengetahui dampak
setiap usulan kegiatan yang menyebabkan pendapatan penjualan terhadap
laba bersih perusahaan.
Degree of operating Leverage dihitung dengan rumus :
DOL = Laba kontribusi
Laba bersih
Karena laba kontribusi berubah sebanding dengan perubahan pendapatan,
dengan demikian setiap perubahan pendapatan penjualan dapatdiketahui
dengan cepat dampak perubahannya terhadap laba bersih dengan
menggunakan degree of operating leverage .
PT. Eliona
Laporan Laba rugi projeksian
Pendapatan penjualan Rp. 172.000.000
Biaya variabel 43.000.000
Laba kontribusi Rp. 129.000.000
Biaya tetap 77.400.000
Laba bersih Rp. 51.600.000
Dari laporan laba rugi projeksian diatas, pada tingkat penjualan Rp.
172.000.000, DOL perusahaan tersebut adalah sebesar 2,5 kali ( Rp.
129.000.000 / Rp. 51.600.000).
Pada tingkat penjualan tersebut jika misalnya Departemen pemasaran
mengusulkan promosi produk dengan cara tertentu, yang diperkirakan akan
mengakibatkan kenaikan volume penjualan sebesar 5%, maka dengan cepat
manajemen dapat memperkirakan kenaikan laba bersih sebesar 12,5% (2,5 X
5 %).
DOL menjadi semakin tinggi jika perusahaan beroperasi disekitar
keadaan impas. Misalnya PT.Eliona beroperasi pada volume penjualan 5%
diatas impas, maka laporan laba rugi dan DOL dapat dilihat seperti berikut
ini:
Pendapatan penjualan Rp. 108.360.000
Biaya variabel 27.090.000
Laba kontribusi Rp. 81.270.000 Biaya
tetap 77,400.000
Laba bersih Rp. 3.870.000
Misalnya pendapatan penjualan mengalami penurunan 2% saja pada
tingkat penjualan Rp. 108.360.000 tersebut, maka laba bersih akan
mengalami penurunan sebesar 42 % (21 X 2%). Sebagai bukti dapat dilihat
laporan laba rugi berikut:
Pendapatan penjualan Perubahan turun 2%
Pendapatan penjualan Rp. 108.360.000 Rp. 106.192.800 -2 %
Biaya variabel 27.090.000 26.548.200
Laba kontribusi Rp. 81.270.000 Rp. 79.644.600
Biaya tetap 77.400.000 77.400.000
Laba bersih Rp. 3.870.000 Rp. 2.244.600 -42%
Penurunan pendapatan penjualan 2%, laba bersih turun sebesar Rp.
1.625.000 atau sebesar 42% (Rp. 1.625.400 / Rp.3.870.000).
BAB 6
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM
KEPUTUSAN INVESTASI
Ukuran Kinerja
Terdapat tiga mcam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
secara kuantitatif : ukuran kriteria tunggal, ukuran kriteria beragam, dan ukuran
kriteria beragam, dan ukuran kriteria gabungan. Ukuran kriteria tunggal ( single
criterion ) dalah ukuran kerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk
menilai kinerja manajer. Ukuran kriteria beragam (multiple criteria ) adalah
ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja
manajer. Ukuran kriteria gabungan
( composite criteria ) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai
macam ukuran, memperhitungkan bobot masing – masing ukuran, dan
menghitung rata – ratanya ukuran menyeluruh kinerja manajer.
Ukuran Kriteria Tunggal
Jika kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja, orang akan
cenderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut dengan akibat
diabaikannya kriteria yang lain, yang kemungkinan sama pentingnya dalam
menentukan sukses atau tidaknya perusahaan atau bagianya. Sebagaui contoh,
manajer produksi yang di ukur kinerjanya dari tercapainya target kuantitas
produk yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu kemungkinan
mengabaikan pertimbangan penting lain mengenai mutu, biaya, pemeliharaan
ekuipment, dan sumber daya manusia.
Ukuran Kriteria Beragam
Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga seorang
manajer diukur kinerjanya dengan beragam kriteria.
Tujuan pengguna kriteria beragam ini adalah agar manajer yang diukur
kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.
Ukuran Kriteria Gabungan
Karena disadari bahwa beberapa tujuan lebih penting secara keseluruhan
dibandingkan dengan tujuan yang lain, beberapa perusahaan memberiakan
bobot angka tertentu beragam kriteria kinerja untuk mendapatkan ukuran
tunggal kinerja manajer, setelah memperhitungkan bobot beragam kriteria
kinerja masing – masing.
Peran Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian
Kinerja Pusat Pertanggungjawaban
PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN
Informasi akuntansi yang dipakai ukuran kinerja manajer pusar pendapatan
adalah pendapatan.
Masalah akan timbul jika pusat pendapatan mentranfer produk atau jasanya
kepada pusat pertanggungjawaban lain dalam perusahaan. Masalah yang
timbul adalah apakah pendapatan dari Transfer produk atau jasa ke pusat
pertanggungjawaban lain dalam perusahaan tersebut diperhitungkan sebagai
pendapatan pusat laba dan pada harga transfer berapa harga diperhitungkan
sebagai beban pusat pertanggungjawaban yang menerima trnsfer.
Laba
2. ROI= Pendapatan x Laba
Investasi Pendapatan
Residual Income
Residual income dihitung dengan mengurangi laba yang diperoleh pusat laba
dengan beban modal ( capital charge)
Dalam perhitungan residual income, pusat laba dapat menerapkan tarif beban
modal yang berbeda untuk aktiva yang memiliki resiko berbeda.
DEFINISI PRODUKTIVITAS
Produktivitas berhubungan dengan produksi secra efisien dan
terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dengan masukan yang
digunakan untuk menghasilakn keluaran tersebut.
Pengukuran produktivitas dilakukan denagn mengukur perubahan
produktivitas sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap usaha untuk
memeperbaiki produktivitas.
PRODUKTIVITAS PARSIAL
Pengukuran produktivitas untuk satu masukan pada saat di sebut
dengan pengukuran produktivitas operasional parsial (partial produktivity
measurement).
pengukuran produktivitas untuk seluruh masukan pada suatu saat disebut
dengan pengukuran produktivitas total (total produktivity measurement).
Produktivitas diukur dalam bentuk ratio antara keluaran dengan masukan .
Pormula untuk menghitung Produktivitas adalah :
Ratio produktivitas = Keluaran
Masukan
Jika keluaran dan masukan yang digunakan dalm formula tersebut
dinyatakan dalam kuantitas fisik, maka ratio produktivitas yang dihasilkan
berupa ukuran produktivitas operasional ( opreational produktivity measure )
jika digunakan keluaran dan masukan , ratio produktivitas yang dihasilkan
berupa ukuran produktivitas keuangan ( finacial produktivity measure ).
PRODUKTIVITAS TOTAL
Pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam dua kondisi :
tanpa adanya pertukaran produktivitas antar masuk dan memprehitungkan
adanya pertukaran produktivitas antarmasukan.
Karakteristik Anggaran
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusun anggaran
5. Sekali disetujui, anggaran hanyan dapat diubah dibawah kondisi tersebut
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan
KOMITMEN MANAJEMEN
Perbedaan yang mencolok antara anggaran dengan prakiraan adalah adanya
komitmen manajemen dalam anggaran. Proses penyusunan angaaran pada
dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting) yang setiap
manajer dalam jenjang organisasi diberi peran tertentu untuk melaksanakan
kegiatan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Untuk
memungkinkan para manajer melaksanakan peran mereka , setiap manajer
memerlukan alokasi sumber daya ( sumber daya manusia,modal,uang).
Dengan demikian proses penyusunan anggaran yang berhasil adalah yang
dapat menjadikan setiap manajer dalam organisasi perusahaan memiliki
persepsi yang jelas mengenai peran mereka masing-masing dalam mencapai
sasaran anggaran. Persepsi yang jelas mengenai peran manajer dalam
mencapai sasaran anggaran hanya dapat berwujud jika dua syarat berikut ini
dipenuhi:
1. Sasaran anggaran diterima dengan jelas oleh manajer yang bertangung
jawab untuk mencapainya
2. Manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran anggaran diberi alokasi
sumber daya yang memadai untuk mencapai sasaran anggaran.
PENELAAHAN DAN PERSETUJUAN ANGGARAN
Perbedaan lain antara anggaran dan prakiraan adalah tidak adanya proses
penelaahan dan persetujuan dalam penyusunan prakiraan. Prakiraan ditujukan
untuk memperkirakan apa yang terjadi dimasa yang akan dating berdasarkan
berbagai asumsi kondisi tertentu.
PERUBAHAN ANGGARAN
Karena anggaran berisi komitmen manajer penyusun anggaran,maka
anggaran merupakan tolok ukur terbaik kinerja manajer. Oleh karena
itu,tidaklah mudah melakukan revisi anggaran,selama kondisi yang dipakai
sebagai dasar penyusunannya tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Jika anggaran seringkali direvisi,anggaran tidak dapat lagi dipakai sebagai
tolak ukur kinerja manajer.
ANALISIS PENYIMPANGAN
Pelaksanaan anggaran berupa berbagai aktivitas yang dilaksanakan untuk
mencapai sasaran anggaran. dalam pelaksanaan aktivitas tersebut dikonsumsi
berbagai sumber daya yang diukur dengan menggunakan informasi akuntansi.
Fungsi Anggaran
1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan
perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Angggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan
berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan
manajer bawah dan manajer atas.
4. Angggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding
hasil operasi sesungguhnya.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian
6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi
manajer dan karyawan.
DEPARTEMEN ANGGARAN
Fungsi ini dipegang oleh departemen anggaran dan rincian fungsinya adalah
sebagai berikut:
1. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyiapan rancangan anggaran
setiap pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan
2. Mengkoordinasi dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai
dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan
3. Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun
rancangan anggaran pusat pertanggunjawaban
4. Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban menjadi
rancangan anggaran induk (master budget)
5. Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan rekomendasi kepada
komite anggaran
6. Menganalisis realisasi anggaran , menafsirkan hasil-hasilnya dan membuat
laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada direksi
7. Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran
perusahaan.
Penyusunan Anggaran-Aspek Teknis
Anggaran induk terdiri dari 3 komponen: anggaran operasi (operating
budget), anggaran modal (capital budget), dan anggaran keuangan (financial
budget). Anggaran operasi bersangkutan dengan aktivitas untuk menghasilkan
laba perusahaan. Anggaran modal bersangkutan dengan tambahan dan
pengurangan aktiva tetap perusahaan, anggaran modal disusun berdasarkan
prakiraan penjualan jangka panjang. Anggaran keuangan bersangkutan dengan
aliran kas masuk dan aliran kas keluar.