Anda di halaman 1dari 4

NAMAP : KOMANG DENDY MAS SURYA SANJAYA

NPM : 1832121452
KELAS : C9
JURUSAN : MANAJEMEN
FAKULTAS : EKONOMI

SOAL
Carilah contoh-contoh program keselamatan dan keamanan kerja serta program
kesejahteraan karyawan pada sebuah perusahaan
JAWABAN
Contoh program keselamatan dan keamanan kerja pada saat covid-19 di perusahaan
1. Penyemprotan disinfektan
2. Menyiapkan masker dan sarung tangan
3. Mengukur suhu tubuh
4. Menyediakan wastafel portable dan hansanitizer
5. Melakukan social distancing
6. Memantau dan mengisolasi keryawan yang pulang dari perjalanan dinas
7. Menerapkan system bekerja dari rumah (work form home)
8. Penentuan insentif saat menerapkan work form home
Program kesejahteraan karyawan pada sebuah perusahaan
1. Asuransi Kesehatan
Program kesejahteraan karyawan ini adalah hal utama yang wajib ada bila perusahaan
menginginkan keberadaan seorang karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi. Tanpa
adanya program kesejahteraan karyawan berupa jaminan kesehatan, seorang
karyawan akan segera melirik perusahaan lain yang lebih menjanjikan. Jangan lupa,
kesehatan karyawan Anda menjadi niali penting agar dapat terus berkontribusi dengan
baik dan maksimal.
2. Dana pensiun atau tunjangan hari tua
Siapapun akan menjadi tua dan jobless. Kalau tidak ada jaminan akan kesejahteraan
di masa tua nanti, karyawan akan mencari pengganti tumpuan hidupnya di sebuah
perusahaan dan beralih ke perusahaan lain yang menyediakan jaminan tersebut. Jadi
pastikan perusahaan Anda menerapkan program kesejahteraan karyawan yang satu
ini, ya.
3. Asuransi keselamatan kerja
Ada beberapa posisi di mana seorang karyawan harus bertaruh nyawa demi
melakukan pekerjaan yang beresiko. Kita sebut saja pekerja tambang. Di sana, di
daerah pertambangan yang medannya sangat tidak bersahabat, kecelakaan kerja tentu
dapat terjadi kapan saja, even under well supervised.
Sebenarnya hampir semua jenis pekerjaan beresiko, maka dari itu, perusahaan perlu
mengkaji ulang kebijaksanaannya dengan memberikan asuransi keselamatan kerja
sehingga karyawan dapat dengan ikhlas melakukan tugasnya tanpa was-was bila
terjadi sesuatu terhadap dirinya.
4. Dana pendidikan
Seorang karyawan memiliki beban keluarga yang harus ia nafkahi. Bukan hanya
kebutuhan primer sebatas makan, sandang dan papan saja. Kebutuhan akan
pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok saat ini.
Memang benar, biaya sekolah banyak yang gratis terutama sekolah negeri. Namun,
tidak berarti semata-mata setiap anak sekolah tidak membutuhkan biaya lain lagi.
Peralatan dan segala macam atribut harus dibeli pakai uang. Belum lagi biaya ini dan
itu yang tidak masuk perhitungan sebelumnya.
Apabila perusahaan bisa dengan bijak memberikan keringanan subsidi untuk
keperluan satu ini, maka dapat dipastikan karyawanpun akan dengan semangat
mengerjakan tanggung jawabnya tanpa mencari celah mengambil job lain di tempat
lain.
5. Akses kepemilikan rumah
Setiap orang membutuhkan rumah dan tempat tinggal. Karyawan sebuah perusahaan
diharapkan datang tepat waktu. Namun hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri
apabila karyawan tersebut menempati rumah yang lumayan jauh dari kantor.
Perlu adanya kebijakan dari perusahaan untuk memberikan kredit atau pinjaman
bebas bunga agar karyawan dapat dengan mudah mengambil rumah yang lokasinya
tidak jauh dari kantor. Banyak pula perusahaan yang menerapkan program ini demi
menyejahterakan karyawannya. Hal ini toh demi kesuksesan dan keberhasilan
perusahaan juga kan?
6. Jaminan keamanan keuangan
Perusahaan dapat memberikan jasa konsultasi keuangan terhadap karyawannya
dengan mendirikan koperasi bersama atau juga program profit sharing. Dimana
karyawan dapat membeli atau mendapatkan saham perusahaan yang dibayar dengan
hasil prestasinya yang dinilai bagus.
Hal ini mengikat karyawan tanpa paksaan karena ia dengan senang hati bekerja keras
dengan asumsi bila perusahaan maju, maka assetnya disanapun akan mengalami
peningkatan pula.
7. Jatah cuti
Pemerintah telah menetapkan jadwal libur nasional dan cuti bersama di setiap awal
tahun. Namun ada beberapa kasus di mana karyawan membutuhkan lebih jatah
liburan atau day off nya.
Hal ini seperti pada karyawan yang sakit, hamil, melahirkan, menstruation related
sickness, kematian anggota keluarga dan hal-hal lain yang sifatnya accidental tanpa
perencanaan.
8. Program family gathering atau outbond untuk menghilangkan stress
Jarang sebenarnya ada orang yang rela mengeluarkan uang pribadinya untuk having
fun liburan dengan keluarga. Untuk itulah pihak perusahaan diharapkan jeli untuk
melihat kebutuhan yang satu ini. Kebutuhan akan liburan dan family gathering bisa
menjadi vital apabila beban kerja berlebih.
Karyawan yag mengalami overload kerja, kesehatan mentalnya perlu dipertanyakan.
Untuk menghindari hal ini berikan jatah liburan atau family out bond setidaknya
setahun sekali. Hal ini demi kualitas kerja karyawan itu sendiri untuk mencegah bosan
dan penurunan produktifitas.
9. Program perencanaan karir
Siapa sih yang mau berputar di lingkaran yang sama dari tahun ke tahun? Setiap
karyawan pasti memimpikan promosi naik jabatan yang artinya naik pula gaji yang ia
terima. Hal yang lumrah ini masih saja terkadang menjadi perdebatan di antara pihak
perusahaan dan karyawan.
Sebaiknya kedua belah pihak saling take and give, di mana karyawan bekerja sesuai
dengan job desk nya, akan lebih baik bila mampu melakukan hal-hal diluar tanggung
jawabnya secara positif.
Sementara pihak perusahaan pun dapat dengan bijaksana mengatur alur karir agar
setiap karyawan dapat memiliki hasrat untuk selalu berbuat lebih baik lagi dari hari ke
hari agar mendapat kesempatan kenaikan jabatan yang menjadi idamannya.
10. Terakhir, keseimbangan antara job desk dan kompensasi
Bila membicarakan masalah job desk, kebanyakan perusahaan menuliskan apa-apa
saja secara detail yang menjadi tanggung jawab seorang karyawan. Namun terlepas
dari itu semua pada kenyataannya seorang karyawan bisa saja mengerjakan hal-hal di
luar tangggung jawabnya. Hal ini menyebabkan overwhelm beban kerja.
Dengan dalih loyalitas dan kredibilitas, karyawan tidak akan sanggup untuk menolak
tugas yang diberikan atasannya. Berbagai macam omongan seperti “gitu aja itungan”
pun mulai terdengar apabila karyawan mulai mempertanyakan tugas-tugasnya.
Belum lagi ada istilah “jangan kau tanya apa yang bisa negara berikan padamu, tapi
tanyalah apa yang bisa kamu berikan pada negara”. Ok, alibi itu sangat cocok pada
saat perang, namun nyatanya di era menjelang 2020-an ini tidak semudah itu! Apalagi
yang kita bela ini adalah perusahaan bukanlah sekelas negara kita tercinta NKRI.
Harus ada keseimbangan antara kompensasi yang diterima dengan job desk yang
makin bertambah jika perusahaan tidak mau ditinggalkan orang-orang berkualitasnya.
Terlepas apakah status karyawan tersebut kontrak atau tetap, semua orang pasti sangat
merasa dihargai jerih payahnya bila mendapatkan apa yang ia harapkan. Perusahaan
yang maju akan dengan cepat memiliki 10 program kesejahteraan karyawan untuk
mempertahankan karyawannya demi tidak mudah menjadi kutu loncat di tempat lain.

Anda mungkin juga menyukai