Anda di halaman 1dari 2

Pola Makan Untuk Gaya Hidup

Sehat Agar Usia Lebih Panjang


1. Kunyah makanan secara perlahan
Anda bisa memulai dengan mengunyah makanan secara perlahan agar mengasup rendah kalori.
Sebab, orang yang mengunyah perlahan cenderung tidak mengalami obesitas atau tak punya
masalah metabolisme, penyakit jantung, diabetes dan risiko stroke, menurut penelitian terbaru
yang dipresentasikan di American Scientific Sessions 2017, sebuah acara global yang diadakan
pada bulan November yang membagikan perkembangan terbaru dalam ilmu kardiovaskular.
"Mengunyah lebih lambat mungkin merupakan perubahan gaya hidup yang penting untuk
membantu mencegah sindrom metabolik," kata Takayuki Yamaji, seorang ahli jantung di
Universitas Hiroshima di Jepang dan penulis studi tersebut.
"Saat orang makan cepat, mereka cenderung tidak merasa kenyang dan lebih cenderung makan
berlebihan. Makan cepat menyebabkan fluktuasi glukosa yang lebih besar, yang dapat
menyebabkan resistensi insulin,” kata Takayuki.
Waspadalah terhadap kalori, terutama saat Anda sedang santai.
Orang Amerika sendiri tercatat hampir 6 persen lebih banyak mengasup kalori pada hari Sabtu
daripada hari lain dalam sepekan, dan 3 persen lebih banyak pada hari Jumat, menurut analisis
penghitung jutaan kalori dari aplikasi penurunan berat badan Lose It!

2. Kurangi makan camilan Industri makanan camilan


di Amerika Serikat fantastis, nilainya 33 milliar dollar AS, dengan rata-rata setiap rumah
menghabiskan 133 dollar AS setiap tahun untuk camilan di sela makan makanan utama, menurut
data yang dirilis Nielsen.
Hampir seperempat (24 persen) orang makan camilan di sela-sela makan utama dibanding lima
tahun lalu, atau 21 persen jika menurut riset lain dari NPD Group.
Di sisi lain, camilan sehat juga turut meningkat.
Produk camilan ringan yang tidak dimodifikasi secara genetik meningkat lebih dari 18 persen
dalam penjualan selama lima tahun terakhir, diikuti oleh produk camilan yang bebas dari pewarna
dan rasa buatan (16 persen) dan tidak/dikurangi mengandung gula (11 persen).
Relatif, rata-rata camilan hanya mengalami kenaikan lebih dari 1 persen.

3. Hindari terlalu sering order makanan di luar


Memasak makanan sendiri di rumah jauh lebih baik untuk kesehatan, dibanding harus makan di
restoran atau order makanan via online.
Jumlah layanan delivery atau pesanan makanan lewat telepon dan internet melonjak 18 persen
tahun lalu menjadi 1,9 miliar, menurut temuan NPD.
Makan malam adalah makanan yang paling sering dipesan secara online, dan keluarga adalah
pengguna digital terberat pemesanan daring.
Orang-orang yang berusia di bawah 35 tahun dan mereka yang memiliki pendapatan rumah
tangga yang lebih tinggi adalah pengguna pemesanan daring di atas rata-rata dengan aplikasi
seperti Seamless dan Grubhub.
Di Indonesia sendiri juga terdapat beberapa aplikasi yang terhubung dengan ojek online yang
dikhususkan untuk pemesanan makanan.
Orang Amerika Serikat sendiri mendapatkan sebagian besar sodium harian mereka—lebih dari 75
persen—dari makanan olahan dan makanan restoran, menurut Centers for Disease Control and
Prevention.
Orang-orang makan rata-rata 200 kalori lebih banyak per makanan saat mereka makan makanan
dari restoran, menurut sebuah penelitian tahun 2015.

4. Kurangi konsumsi garam


"Kelebihan sodium bisa meningkatkan tekanan darah dan risiko terkena penyakit jantung dan
stroke," demikian menurut riset CDC.
Bersamaan dengan itu, penyakit jantung dan stroke membunuh lebih banyak orang Amerika
Serikat setiap tahun daripada penyebab lainnya.
Selain itu, mereka mendapatkan 71 persen sodium harian mereka dari makanan olahan dan
restoran. Memasak untuk diri sendiri adalah pilihan teraman dan paling sehat.
Orang harus mengonsumsi kurang dari 2.300 miligram sodium setiap hari, CDC
merekomendasikan. Mereka yang berusia 51 tahun ke atas harus membatasinya sampai 1.500
miligram. Namun, kebanyakan orang Amerika Serikat mengonsumsi 3.400 miligram garam per
hari.

5. Hati-hati dengan minuman alkohol


Satu dari delapan orang Amerika Serikat melawan kecanduan alkohol, menurut sebuah penelitian
pada bulan September 2017 yang dipublikasikan di JAMA Psychiatry.
"Amerika Serikat menghadapi krisis dengan penggunaan alkohol yang saat ini semakin
memburuk," katanya.
Mengobati kecanduan alkohol sekarang merupakan industri bernilai miliaran dollar AS dan
menghabiskan biaya medis sebesar 223 miliar dollar AS
Sekalipun rendah alkohol, tetap saja terkait dengan beberapa risiko termasuk kanker payudara,
kolon, kerongkongan, serta kepala dan leher, demikian menurut penelitian terbaru yang dikaji
oleh American Society of Clinical Oncology.

Anda mungkin juga menyukai