Anda di halaman 1dari 17

Kelompok : Fitri, Meghan , Abiyu,

FLUIDA
Fluida tidak mengalir biasa disebut fluida statis. Contoh fluida tidak mengalir, yaitu zat cair
yang berada dalam bejana tidak berlubang. Dapat dilihat bahwa zat cair dalam bejana tersebut
secara langsung atau tidak langsung tidak mengalami perpindahan.

Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang persatuan luas bidang
tersebut. Bidang atau permukaan yang dikenai gaya disebut bidang tekan. Gaya yang
diberikan pada bidang tekan disebut gaya tekan. Tekanan dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
ρ = tekanan, satuan pascal (pa)
F = gaya tekan, satuannya Newton (N)
2
A = luas bidang tekan , satuaanya m

Konversi satuan tekanan dituliskan sebagai berikut:


1 pa = 1 N/m2
1 bar = 1,0 x 105 Pa
1 atm = 101.321 Pa
1 atm = 760 mmHg

Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah tekanan zat cair yang hanya disebabkan oleh berat zat cair
tersebut. Tekanan hidrostatik dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
ph = tekanan hidrostatik (N/m2 atau Pa)
p = massa jenis zat cair (kg/m 3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman dari permukaan zat cair (m)

Semakin tinggi permukaan zat cair dalam wadah, zat cair tersebut akan semakin berat
sehingga tekanan yang dikerjakan zat cair pada dasar wadah semakin besar.
Tekanan Mutlak
Penunjukan tekanan dalam ruang tertutup oleh alat ukur tekanan disebut tekanan terukur atau
tekanan gauge. Alat ukur tekanan pada alat semprot dinamakan manometer tertutup. Udara di
bumi atau yang dinamakan atmosfer memiliki tekanan ke segala arah. Tekanan atmosfer
dapat diukur menggunakan barometer. Tekanan mutlak dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
p = tekanan mutlak
pA = tekanan atmosfer
pG = tekanan terukur

Tekanan hidrostatik merupakan tekanan terukur. Tekanan mutlak di dalam fluida merupakan
jumlah dari tekanan hidrostatik dengan tekanan atmosfer. Persamaannya dituliskan sebagai
berikut.

2. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan suatu zat cair didefinisikan sebagai gaya setiap satuan panjang.
Tegangan permukaan zat cair dituliskan dalam persamaan berikut.

Keterangan:
ϒ = tegangan permukaan
F = gaya ( N)
ℓ = panjang permukaan (m)

Selain pada zat cair, tegangan permukaan juga terjadi pada selaput sabun. Pada selaput sabun
tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu permukaan
persatuan panjang permukaan pada arah tegak lurus terhadap gaya tersebut. Besar tegangan
permukaan suatu benda yang dipengaruhi oleh selaput sabun dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan :
w = berat kawat penutup (N)
L = panjang kawat penutup (m)
ϒ = tegangan permukaan zat cair (N/m)

Kapilaritas
Kapilaritas merupakan peristiwa naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler (pipa sempit).
Kapilaritas dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi dan adhesi antara zat cair dengan dinding
kapiler.

Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan adanya tegangan permukaan
yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa. Kenaikan atau penurunan zat
cair dalam pipa dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
h = kenaikan dan penurunan permukaan fluida dalam pipa kapiler /9m)
θ = sudut kotak derajat (derajat)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
ρ= massa jenis zat cair (kg/m2)
2
g = percepatan gravitasi bumi (m/s )

Hukum-Hukum Dasar Fluida Statis


1. Hukum Pascal

Bunyi hukum pascal

“Tekanan yang diberikan pada suatu fluida dalam ruang tertutup diteruskan tanpa
berkurang ke tiap titik dalam fluida dan ke dinding bejana.”

Hukum Pascal dirumuskan sebagai berikut.


P1 , p2 = tekanan pada piston 1 dan 2
F1 , F2 = gaya tekan pada piston 1 dan 2
A1 , A2 = luas penampang pada piston 1 dan 2

2. Hukum Archimedes

Bunyi Hukum Archimedes

“Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu fluida diangkat ke
atas oleh sebuah gaya yang sama dengan berat fluida yang dipindahkan.”

Hukum Archimedes dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan :
FA = gaya ke atas (N)
ρF = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
VF = volume fluida yang dipindahkan atau volume benda yang tercelup (m3)

Penerapan Hukum Dasar Fluida Statis


1. Penerapan Hukum Pascal

a. Dongkrak Hidrolik dan Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil

Persamaan yang berlaku pada dongkrak hidrolik atau lift (pengangkat) hidrolik yaitu
perbandingan gaya yang diberikan untuk mengangkat beban pada dongkrak sama dengan
perbandingan luas silinder tekaq dengan luas silinder beban.

Rumus yang berlaku pada dongkrak dan mesin hidrolik:


Keterangan : 
F1 = gaya tekan atau gaya yang digunakan untuk mengangkat beban (N)
F2 = berat beban ( N)
A1 =luas penampang silinder tekan (m2)
A2 = luas penampang silinder beban (m2)

b. Rem Hidrolik

Prinsip kerja rem hidrolik sama dengan prinsip kerja mesin pengangkat mobil atau dongkrak
hidrolik. Perbandingan luas silinder utama dengan silinder rem menentukan keuntungan
mekanik. Semakin besar keuntungan mekanik, semakin ringan saat menginjak pedal rem.

2. Penerapan Hukum Archimedes

a. Mengapung, Melayang, dan Tenggelam

a. Mengapung
Benda mengapung jika gaya apung iebih besar daripada berat benda.
Syarat benda mengapung:

ρF > ρb

keterangan :
ρF = massa jenis fluida (kg/m3)
ρb = massa jenis benda (kg/m3)

b. Melayang
Benda akan melayang jika gaya apung sama dengan berat benda.
Syarat benda melayang:

ρF = ρb

keterangan :
3
ρF = massa jenis fluida (kg/m )
ρb = massa jenis benda (kg/m3)

c. Tenggelam
Benda akan tenggelam jika gaya apung lebih kecil daripada berat benda.
Syarat benda tenggelam:

ρF < ρb

keterangan :
ρF = massa jenis fluida (kg/m3)
3
ρb = massa jenis benda (kg/m )
b. Hidrometer

Dengan prinsip kerja yang sederhana, hidrometer dapat digunakan untuk mengukur massa
jenis fluida. Dengan cara memasukkan hidrometer ke fluida yang akan diukur massa
jenisnya, maka massa jenis fluida dapat diketahui secara langsung.

c. Kapal Laut

Kapal laut dibuat berongga, sehingga volume kapal menjadi besar, akibatnya volume air yang
dipindahkan juga besar. Dengan demikian gaya apung kapal juga besar, maka kapal tidak
tenggelam. Kapal yang sarat penumpang, volume kapal yang tenggelam akan lebih besar
daripada volume kapal kosong.

d. Kapal Selam

Kapal selam memiliki rongga atau tangki yang dilengkapi dengan katup air dan katup udara.
Supaya dapat tenggelam, maka katup air pada tangki dibuka sehingga air masuk dan udara
dikeluarkan melewati katup udara. Akibatnya, kapal bertambah berat sehingga gaya apung
lebih kecil dari gaya beratnya, akibatnya kapal menyelam. Sebaliknya untuk dapat muncul
lagi di permukaan, air dalam tangki dipompa dan udara masuk lewat katup udara ke
dalamnya. Dengan cara ini gaya apung kapal lebih besar daripada berat kapal, sehingga kapal
terapung.

e. Baton Udara

Udara merupakan fluida, sedangkan balon sebagai benda yang melayang di udara. Sesuai
dengan hukum Archimedes, balon yang berisi gas helium (He) memiliki massa jenis lebih
kecil dari masa jenis udara pada umumnya, akibatnya balon akan melayang di udara.

2. Tegangan permukaan suatu cairan berhubungan dengan garis gaya tegang yang dimiliki
permukaan cairan tersebut. Contoh peristiwa yang membuktikan adanya tegangan
permukaan, antara lain, peristiwa jarum, silet, penjepit kertas, atau nyamuk yang dapat
mengapung di permukaan air; butiran-butiran embun berbentuk bola pada sarang laba-laba;
air yang menetes cenderung berbentuk bulat-bulat dan air berbentuk bola di permukaan daun
talas.

Advertisment

Contoh Adanya Tegangan Permukaan


Gaya tegang ini berasal dari gaya tarik kohesi (gaya tarik antara molekul sejenis) molekul-
molekul cairan. Gambar tegangan permukaan diatas melukiskan gaya kohesi yang bekerja
pada molekul P (di dalam cairan dan molekul Q (di permukaan). Molekul P mengalami gaya
kohesi dengan molekul-molekul disekitarnya dari segala arah, sehingga molekul ini berada
pada keseimbangan (resultan gaya nol). Namun, molekul Q tidak demikian. Molekul ini
hanya mengalami kohesi dari partikel di bawah dan di sampingnya saja. Resultan gaya kohesi
pada molekul ini ke arah bawah (tidak nol).

Gaya-gaya resultan arah ke bawah akan membuat permukaan cairan sekecil-kecilnya.


Akibatnya permukaan cairan menegang seperti selaput yang tegang. Keadaan ini dinamakan
tegangan permukaan.

Jika setetes air raksa diletakkan di atas permukaan kaca, maka raksa akan membentuk bulatan
bulatan kecil seperti bentuk bola. Hal ini terjadi karena gaya kohesi molekul-molekul air
raksa menarik molekul-molekul yang terletak di permukaan raksa ke arah dalam. Mengapa
berbentuk seperti bola? Bola merupakan bangun yang mempunyai luas permukaan yang
terkecil untuk volume yang sama. Permukaan raksa terasa seperti selaput yang terapung.
Tegangan selaput ini dinamakan tegangan permukaan.

Tegangan permukaan suatu zat cair didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang. Jika pada
suatu permukaan sepanjang l bekerja gaya sebesar F yang arahnya tegak lurus pada l, dan  
menyatakan tegangan permukaan, maka persamaannya adalah sebagai berikut.

γ=

Keterangan:

F : gaya (N)
l : panjang permukaan (m)
γ : tegangan permukaan (N/m)

Persamaan di atas menunjukkan bahwa ketika kita mengatakan tegangan permukaan suatu
cairan sabun 40 dyne/cm, ini artinya yang bekerja pada tiap cm panjang lapisan sabun adalah
40 dyne.

Bukti Adanya Tegangan Permukaan

Bukti tegangan permukaan


Seutas kawat dibengkokkan membentuk huruf U. Pada kaki-kai kawat tersebut di pasang
seutas kawat sedemikian rupa sehingga dapat bergeser. Ketika kedua kawat ini dicelupkan ke
dalam larutan sabun dan di angkat kembali, maka kawat kedua akan tertari ke atas (kawat
harus ringan). Agar kawat kedua tidak bergerak ke atas, kita harus menahannya dengan gaya
ke arah bawah.

Jika panjang kawat kedua l dan larutan sabun yang menyentuhnya memiliki dua permukaan,
maka tegangan permukaan sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan (γ) dalam hal
ini didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaaan (F) dan panjang
permukaan (2l) tempat gaya tersebut bekerja. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

γ=

Pada umumnya nilai tegangan permukaan zat cair berkurang dengan adanya kenaikan suhu.
Perhatikan nilai tegangan permukaan berbagai zat cair pada tabel berikut.

Nilai tegangan permukaan beberapa zat cair

3. TEKANAN HIDROSTATIS

Tekanan (p) adalah satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas (A).

Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu cairan atau gas.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan suhu. Semakin tinggi
tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang sama, maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini
dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada di
dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Rumus dari tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan mengapa pisau yang diasah
dan permukaannya menipis menjadi tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya yang
sama akan dapatkan tekanan yang lebih tinggi.
Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan barometer.
”Hidrostatika” ialah ilmu perihal zat alir atau fluida yang diam tidak bergerak dan
”hidrodinamika” parihal zat alir yang bergerak. Hidrodinamika yang khusus mengenai aliran
gas dan udara, disebut ”Aerodinamika”.
Fluida ialah zat yang dapat mengalir. Jadi, termasuk zat cairdan gas. Perbedaan zat cair
dengan ghas terutama terletak pada kompresibilitasnya. Gas mudah dimampatkan, sedang zat
cair praktis tidak dapat dimampatkan. Dalam pembahasan kita disini, perubahan kecil volume
zat cair yang menderita tekanan, umumnya diabaikan.
Rapat massa suatu bahan yang homogen didefinisikan sebagai massanya persatuan volum.
Satuan kerapatan sdalam ketiga sistem satuan ialah: satu kiliogram per m-3 (1 kg m3), satu
gram per cm3 dan slug per ft-3.
Rapat massa akan kita lambangkan dengan huruf Yunani  (rho):

Tekanan Hidrostatis
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi karena
adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan sebuah cairan
bergantung pada kedalaman cairan di dalam sebuah ruang dan gravitasi juga menentukan
tekanan air tersebut.
Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut: "P = ρgh" dimana ρ adalah masa jenis cairan, g
(10 m/s2) adalah gravitasi, dan h adalah kedalaman cairan
Tekanan Udara
Atmosfer adalah lapisan yang melindungi bumi. Lapisan ini meluas hingga 1000 km ke atas
bumi dan memiliki massa 4.5 x 1018 kg. Massa atmosfir yang menekan permukaan inilah
yang disebut dengan tekanan atmosferik. Tekanan atmosferik di permukaan laut adalah 76
cmHg.

Aplikasi Tekanan
Tekanan diaplikasikan dalam beberapa hal dalam kehidupan, diantaranya:
• Pengukuran tekanan darah
• Pompa Hidrolik yang biasanya dipakai di bengkel-bengkel
Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat
digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis.
TEKANAN HIDROSTATIS
Tekanan hidrostatis ( Ph) adalah tekanan yang dilakukan zat cair pada bidang dasar
tempatnya.

PARADOKS HIDROSTATIS
Gaya yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak tergantung pada bentuk bejana dan jumlah
zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada luas dasar bejana ( A ), tinggi ( h ) dan massa
jenis zat cair (  )
dalam bejana.
Ph =  g h
Pt = Po + Ph
F = P h A =  g V  = massa jenis zat cair
h = tinggi zat cair dari permukaan
g = percepatan gravitasi
Pt = tekanan total
Po = tekanan udara luar

HUKUM PASCAL
Tekanan yang dilakukan pada zat cair akan diteruskan ke semua arah sama.
P1 = P2  F1/A1 = F2/A2
HUKUM ARCHIMEDES
Benda di dalam zat cair akan mengalami pengurangan berat sebesar berat zat cair yang
dipindahkan.
Tiga keadaan benda di dalam zat cair:
a. tenggelam: W>F  b > z

b. melayang: W = F  b = z
c. terapung: W=F  b.V=z.V' ;b<z
W = berat benda
F = gaya ke atas = z . V' . g
b = massa jenis benda
z = massa jenis fluida
V = volume benda
V' = volume benda yang berada dalam fluida
Akibat adanya gaya ke atas ( F ), berat benda di dalam zat cair (Wz) akan berkurang
menjadi:
Wz = W - F
Wz = berat benda di dalam zat cair
TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan ( ) adalah besar gaya ( F ) yang dialami pada permukaan zat cair
persatuan panjang(l)
= F / 2l
KAPILARITAS
Kapilaritas ialah gejala naik atau turunnya zat cair ( y ) dalam tabung kapiler yang
dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengarah adhesi dan kohesi.

y = 2  cos  /  g r

y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)


 = tegangan permukaan (N/m)
 = sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)
g = percepatan gravitas (m / det2)
r = jari-jari tabung kapiler (m)
Statika fluida
Statika fluida, kadang disebut juga hidrostatika, adalah cabang ilmu yang mempelajari fluida
dalam keadaan diam, dan merupakan sub-bidang kajian mekanika fluida. Istilah ini biasanya
merujuk pada penerapan matematika pada subyek tersebut. Statika fluida mencakup kajian
kondisi fluida dalam keadaan kesetimbangan yang stabil. Penggunaan fluida untuk
melakukan kerja disebut hidrolika, dan ilmu mengenai fluida dalam keadaan bergerak disebut
sebagai dinamika fluida.
Tekanan statik di dalam fluida
Karena sifatnya yang tidak dapat dengan mudah dimampatkan, fluida dapat menghasilkan
tekanan normal pada semua permukaan yang berkontak dengannya. Pada keadaan diam
(statik), tekanan tersebut bersifat isotropik, yaitu bekerja dengan besar yang sama ke segala
arah. Karakteristik ini membuat fluida dapat mentransmisikan gaya sepanjang sebuah pipa
atau tabung, yaitu, jika sebuah gaya diberlakukan pada fluida dalam sebuah pipa, maka gaya
tersebut akan ditransmisikan hingga ujung pipa. Jika terdapat gaya lawan di ujung pipa yang
besarnya tidak sama dengan gaya yang ditransmisikan, maka fluida akan bergerak dalam arah
yang sesuai dengan arah gaya resultan.
Konsepnya pertama kali diformulasikan, dalam bentuk yang agak luas, oleh matematikawan
dan filsuf Perancis, Blaise Pascal pada 1647 yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal.
Hukum ini mempunyai banyak aplikasi penting dalam hidrolika. Galileo Galilei, juga adalah
bapak besar dalam hidrostatika.
Tekanan hidrostatik
Sevolume kecil fluida pada kedalaman tertentu dalam sebuah bejana akan memberikan
tekanan ke atas untuk mengimbangi berat fluida yang ada di atasnya. Untuk suatu volume
yang sangat kecil, tegangan adalah sama di segala arah, dan berat fluida yang ada di atas
volume sangat kecil tersebut ekuivalen dengan tekanan yang dirumuskan sebagai berikut

dengan (dalam satuan SI),


P: adalah tekanan hidrostatik (dalam pascal);
ρ :adalah kerapatan fluida (dalam kilogram per meter kubik);
g :adalah percepatan gravitasi (dalam meter per detik kuadrat);
h :adalah tinggi kolom fluida (dalam meter).
Tekanan hidrostatika pada suatu titik adalah :
Perbandingan gaya normal dF yang bekerja pada suatu
luas permukaan dA di titik tersebut berada :
atau : dF = P dA

Satuan tekanan : atm atau Pascal ( Pa)


1 atm = 1,013x105 Pa
1 Bar = 105 Pa
1 Psi = 1 lb/inci2

Variasi tekanan dalam fluida :

Apungan
Sebuah benda padat yang terbenam dalam fluida akan mengalami gaya apung yang besarnya
sama dengan berat fluida yang dipindahkan. Hal ini disebabkan oleh tekanan hidrostatik
fluida.
Sebagai contoh, sebuah kapal kontainer dapat mengapung sebab gaya beratnya diimbangi
oleh gaya apung dari air yang dipindahkan. Makin banyak kargo yang dimuat, posisi kapal
makin rendah di dalam air, sehingga makin banyak air yang "dipindahkan", dan semakin
besar pula gaya apung yang bekerja.
Prinsip apungan ini ditemukan oleh Archimedes.

4. Paradoks Hidrostatis

Segala bejana yang  mempunyai luas dasar (A) yang sama dan berisi zat cair dengan
ketinggian yang sama pula (h).
Menurut Hukum Utama Hidrostatis : Tekanan hidrostatis pada dasar masing-masing bejana
adalah sama yaitu : Ph =  . g . h
Paradoks Hidrostatis : Gaya hidrostatis pada dasar bejana tidak tergantung pada banyaknya
zat cair maupun bentuk bejana, melainkan tergantung pada :
  Massa jenis zat cair.
  Tinggi zat cair diatas dasar bejana.
  Luas dasar bejana.
Jadi gaya hidrostatis pada dasar bejana-bejana tersebut sama yaitu :

Fh =  . g . h . A
5.hukum pascal

Bunyi Hukum Pascal


Jika ke dalam suatu zat cair di ruang tertutup diberikan gaya tekan maka tekanannya akan diteruskan
ke segala arah dengan sama rata. Percobaan ini pertama kali dilakukan Blaise Pascal (1623–1662).

Bunyi Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup
akan diteruskan ke segala arah sama besar.

Percobaan Blaise Pascal (1623–1662)

Blaise Pascal lahir di Clermont-Ferrand, Prancis, 19 Agustus 1623. Sejak kecil, Pascal sakit-sakitan
sehingga ia tidak bersekolah. Akan tetapi, ia sangat tekun belajar. Pada usia 16 tahun, Pascal telah
dapat menulis buku kecil tentang kerucut. Ia sudah dapat membuat kalkulator digital pertama di
dunia pada usia 18 tahun.

Pascal adalah ahli fisika, penemu hukum Pascal, alat suntik, kempa hidrolik, dan masih banyak lagi.
Penemuan Pascal mengenai tekanan pada zat cair diawali dengan mempelajari percobaan Torricelli
sampai pada akhirnya ditemukan hukum tekanan zat cair. Pada usia 39 tahun, Pascal wafat karena
menderita penyakit kanker.

Gambar: Kempa Hidrolik

Amati gambar di atas. Sebuah bejana berhubungan berisi zat cair dengan permukaan zat cair pada
kedua bejana ditutup dengan pengisap. Luas bejana I = A 1, sedangkan luas bejana II = A2.

Rumus Hukum Pascal


Jika pada pengisap I diberi gaya tekan F 1 maka tekanan yang dihasilkan P1 = F1 : A1 menurut hukum
pascal. Tekanan ini akan diteruskan melalui zat cair ke bejana II sehingga penampang bejana
II (A2) mendapat gaya tekan F2 = P1 A2 = F1 : A1 x A2
Jadi,
Keterangan:
P = tekanan yang diteruskan (N/m ) 2

F1 = gaya tekan pada bejana I (N)

F2 = gaya tekan pada bejana II (N)


A1 = luas penampang bejana I (m )
2

A2 = luas penampang bejana II (m ) 2

Contoh Penerapan Hukum Pascal dalam Kehidupan Sehari-hari

Alat-alat yang bekerja berdasarkan hukum Pascal antara lain alat pengangkat mobil, dongkrak
hidrolik, kempa hidrolik, dan rem mobil.

Dongkrak Mengilhami Teknologi Sosrobahu

Apa itu teknologi Sosrobahu? Teknologi ini merupakan teknologi bidang konstruksi yang
menggunakan prinsip dongkrak. Alat ini memadukan hukum gesekan untuk memutar beban dan
hukum Pascal untuk mengangkat beban. Karya teknik ini diterapkan pada pengerjaan proyek jalan
layang.

Tiang penyangga jalan yang sudah kering dan dibangun sejajar ruas jalan, diputar 900 melintang
jalan. Hal tersebut dilakukan dengan cara memasang piringan baja berdiameter 80 cm dibawa tiang
penyangga. Setelah tiang tersebut kering, oli pelumas sebanyak 78,05 kg/cm2 dipompakan sehingga
tiang penyangga dengan mudah dapat diputar

6. contoh soal Archimedes

Contoh Soal Hukum Archimedes dan Pembahasannya


21.28
8. kapilaritas

Kapilaritas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gejala kapilaritas dari air dibandingkan dengan merkuri.

Kapilaritas adalah fenomena naik atau turunnya permukaan zat cair dalam suatu pipa kapiler
(pipa dengan luas penampang yang sempit).[1]

Penyebab
Peristiwa kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi dan gaya kohesi yang menentukan
tegangan permukaan zat cair.[2] Tegangan permukaan akan mempengaruhi besar kenaikan
atau penurunan zat cair pada pipa kapiler.[2] Tegangan permukaan bekerja sepanjang keliling
pipa kapiler yang menarik zat cair dengan gaya.[2] Dinding akan mengadakan reaksi sebagai
balasan atas aksi dan menarik zat cair ke atas dengan gaya yang sama besar.[2] Pada keadaan
setimbang, komponen vertikal gaya tarik dinding sebanding dengan berat air yang naik.[2]
Permukaan air dan permukaan air raksa yang mengalami kenaikan atau penurunan juga
merupakan akibat tegangan permukaan.[2]

Peristiwa
Kejadian sehari-hari banyak yang memanfaatkan prinsip kapilaritas.[2] Peristiwa naiknya
minyak tanah melalui sumbu kompor adalah peristiwa kapilaritas.[2] Pengisapan air dan unsur
hara oleh tumbuhan melalui jaringan kapiler merupakan peristiwa kapilaritas.[2] Hal lainnya
yaitu pengisapan air oleh kertas atau kain juga merupakan peristiwa kapilaritas.[2]

Persamaan umum
Panjang naik atau turunnya zat cair dapat dinyatakan sebagai berikut.

di mana

adalah naik turunnya zat cair dalam kapiler (m)

adalah tegangan permukaan (N/m)

adalah sudut kontak (°)

adalah massa jenis zat cair (kg/m3)

adalah percepatan gravitasi (m/s2)

adalah jari-jari penampang pipa (m)

9. hukum archimedes

Bunyi Hukum Archimedes

Hukum Archimedes merupakan salah satu hukum fisika yang masih berhubungan dengan tekanan
hidrostatis. Hukum Archimedes membahas tentang gaya apung atau gaya ke atas dan gaya berat
suatu benda terhadap fluida ztau zat cair tempat benda itu berada.
Bagaimana asal mula penemuan hukum Archimedes ?
Arcimedes adalah seorang insinyur dan ilmuwan berkebangsaan Italia yang hidup pada 2 abad
sebelum masehi. Pada saat itu raja memerintahkan Arcimedes untuk melakukan penyelidikan
apakah mahkota yang digunakan raja terbuat dari logam asli atau logam palsu dengan syarat tidak
merusak mahkota tersebut. Archimedes mendapat inspirasi ketika sedang berendam. Ketika
Archimedes masuk ke dalam bak air untuk berendam ada sebagian air yang keluar dari bak tempat ia
berendam. Dari situlah Archimedes mendapat ide lalu berteriak “eureka” yang artinya aku
menemukan. Untuk mengekspresikan kegembiraannya Arhimedes langsung berlari keluar rumah
tanpa memakai sehelai kainpun yang menutupi tubuhnya.

Archimedes membuat kesimpulan bahwa “apabila seluruh atau sebagian permukaan benda
dimasukkan atau dicelupkan ke dalam suatu zat cair maka benda tersebut akan mengalami suatu
gaya ke atas yang sama besar dengan berat zat cair yang dipindahkannya” pernyataan tersebut
kemudian dikenal dengan bunyi hukum Archimedes.

Hukum

Archimedes dirumuskan :

Akibat bunyi hukum Archimedes tersebut maka ketika suatu benda dimasukkan ke dalam suatu zat
cair, benda tersebut mungkin akan terapung atau berada di atas permukaan zat cair. Benda juga
dimungkinkan akan melayang yaitu berada ditengah-tengah zat cair atau benda akan tenggelam
yaitu berada di dasar zat cair. Kapan dan mengapa benda dapat terapung, melayang dan
tenggelam ? berikut urainanya :
a. Benda akan terapung jika massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair tempat benda
tersebut berada.
Contoh : gabus akan terapung di atas permukaan ar karena massa jenis gabus lebih kecil dari massa
jenis air.
b. Benda akan melayang jika massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair tempat ia berada.
Contoh : telur ayam akan melayang jika dimasukkan ke dalam air garam karena massa jenis telur
ayam sama dengan massa jenis air garam.
c. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair tempat
benda tersebut berada.
Contoh : paku akan tenggelam ketika dimasukkan ke dalam air karena massa jenis paku lebih besar
daripada massa jenis air.

Anda mungkin juga menyukai