Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis bentuk
topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata kuliah lainnya
seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam kegiatan hibah
pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari kegiatan
pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran drainase,
jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data hasil
pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar
dari kesalahan konstruksi. Untuk mengetahui hasil pengukuran bangunan yang benar,
perlu juga kita memahami apa pengaruh daripada elevasi permukaaan tanah terhadap
bangunan, dan bagaimana pengukuran yang baik. Dalam makalah ini akan dibahas
Pengaruh Elevasi Permukaan Tanah Terhadap bangunan untuk mengetahui apa pengaruh
elevasi keadaan permukaan tanah pada gedung atau bangunan.

B. Rumusan Masalah
 Apa saja alat ukur tanah?

C. Tujuan
 Mengetahui macam-macam alat ukur tanah
 Mengetahui fungsi dan kegunaan alat ukur tanah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alat Ukur Tanah


Beberapa alat yang digunakan termasuk alat yang sederhana namun ada juga yang
memerlukan alat dengan teknologi yang lebih modern. Tingkat kesulitan alat yang
digunakan tergantung dari cara penggunaan dan komponen yang ada di alat tersebut.
Berdasarkan modelnya, alat ukur tanah dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu
alat ukur sederhana, alat ukur optik, dan alat ukur elektronik.
Alat ukur sederhana dapat digunakan untuk mengukur satu macam ukuran, alat ukur
optik menggunakan bantuan lenca optik untuk mendapatkan hasil pengukuran, sedangak
alat ukur elektronik merupakan alat ukur tanah yang memiliki ketepatan ketelitian paling
tinggi sebab dalam penggunaanya mempunyai komponen berupa infra merah. Untuk
memahami alat ukur tanah lebih mendalam, berikut ini nama – nama alat ukur tanah
beserta cara penggunaannya.

B. Alat Ukur Sederhana


1. Meteran

Meteran atau pita ukur biasanya berbentuk seperti pita yang memiliki panjang
tertentu. Meteran juga bisa disebut dengan rol meter, karena saat disimpan atau
dalam keadaan tidak digunakan, meteran akan digulung atau dirol. Terdapat 3 jenis
meteran:

2
 Meteran yang berasal dari kain (metalic cloth): terbuat dari kain linen dan
anyaman kawat halus yang berasal dari tembaga atau kuningan.
 Meteran yang terbuat dari baja
 Meteran yang terbuat dari baja aloy (steel alloy): campuran baja dan nikel.

Fungsi dari meteran yaitu untuk mengukur panjang dan jarak. Biasanya satuan yang
digunakan terdapat 2 ukuran yaitu ukuran satuan metrik (mm, cm, m) dan satuan
inggris (inch, feet, yard). Pembacaan angka 0 ada yang dibaca tepat diujung meteran
adapula yang dinyatakan pada jarak tertentu di ujung meteran.

Cara menggunakan meteran cukup dengan merentangkan meteran dari suatu titik ke
titik lainnya pada suatu objek bidang yang akan diukur. Untuk mendapatkan hasil
yang valid, ada baiknya dilakukan oleh dua orang  dimana salah satu berada pada
titik awal atau angka 0 dan yang lain bergerak menuju titik akhir perhitungan
sekaligus membaca angka pada meteran pada titik tersebut.

2. Kompas

Komponen utama yang ada di alat ukur ini yaitu jarum dan lingkaran berskala,
dimana salah satu ujung jarum tersebut dibuat dari magnet atau besi berani, bagian
tengah jarum dipasang sebuah sumbu sehingga jarum dapat bergerak bebas ke arah
horisontal sesuai dengan arah medan magnet bumi yaitu utara dan selatan. Ada
baiknya menggunakan kompas yang memiliki cairan nivo yang berfungsi
menstabilkan gerakan jarum dan juga alat pembidik atau visir.

3
Fungsi dari kompas yaitu menentukan arah dari mata angin dan penunjuk arah
terutama utara dan selatan. Selain itu, kompas bisa juga sebagai penentu arah dari
suatu titik ke titik lain yang ditunjukan pada besaran azimut (besarnya sudut yang
dimulai dari arah utara ke selatan), membuat siku – siku dan mengukur sudut
horisontal.

Cara penggunaan kompas yaitu pegang dan atur agar kompas dalam keadaan
mendatar sehingga jarum dapat bergerak  dengan bebas. Jika kompas memiliki cairan
nivo, usahakan agar gelembung tepat berada di tengah.

3. Klinometer

Salah satu alat ukur sederhana ini digunakan untuk mengukur sudut elevasi antara
garis datar dengan garis yang menghubungkan sebuah titik yang terdapat di garis
datar dengan titik puncak sebuah objek. Secara keseluruhan klinometer untuk
mengukur ketinggian atau panjang sebuah objek dengan cara memanfaatkan sudut
elevasi.

Fungsi klinometer adalah untuk menentukan besaran sudut elevasi saat mengukur
tinggi objek secara tidak langsung.

Cara penggunaan alat ini sebaiknya dilakukan oleh 2 orang. Salah satu orang
memegang dan melakukan pengamatan atau membidik objek yang diukur.
Sedangkan yang lain membaca sudut dan mencatat hasil pengamatan.

4
5
C. Alat Ukur Optik
Alat ini dilengkapi dengan perlengkapan optik sehingga mendapatkan hasil perhitungan
yang tepat dan lebih detail jika dibandingkan dengan alat ukur sederhana. Alat ukur
optik ini biasanya terdiri dari beberapa alat yang dirangkai dalam satu buah alat,
sehingga dapat mengukur lebih dari satu pengukuran.
1. Theodolit

Alat ukur optik ini dibuat untuk menentukan tinggi dari tanah pengukuran sudut yang
berupa sudut tegak (sudut vertikal) dan sudut mendatar (sudut horisontal). Ada 3
macam theodolit:

 Theodolit Reterasi: terdapat plat lingkaran skala (horizontal) yang menjadi satu


dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap. Theodolit ini
memiliki sekrup pengunci plat nonius.
 Theodolit Repetisi: plat lingkaran skala horizontal dapat berputar sendiri dengan
tabung poros sebagai sumbu putar. Terdapat sekrup pengunci lingkaran
horizontal dan juga skrup nonius.
 Theodolit Elektro Optis: sistem penoprasian sama dengan theodolit optis hanya
saja mikroskop pada pembacaan skala lingkaran menggunakan sistem sensor
sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis).

Fungsi dari theodolit yaitu untuk pengukuran polygon, pemetaan situasi dan juga
pengamatan matahari. Tidak hanya itu, theodolit juga bisa berfungsi seperti PPD jika
sudut vertikalnya diubah menjadi 90o. Teropong yang ada di theodolit, membuatnya
6
dapat membidik ke segala arah. Pada konstruksi bangunan, theodolit dapat berfungsi
untuk menentukan sudut siku –siku pada pondasi dan juga mengukur ketinggian
bangunan bertingkat.

Untuk menggunakan theodolit pastikan posisikan tripod atau penyangga panjang


pada tempat yang datar dan atur ketinggiannya sekitar tinggi dada. Kencangkan
sekrup pengunci pada kaki penyangga panjang. Usahakan plat tribar (untuk
meletakan theodolit) dalam keadaan datar. Letakan theodolit kemudian kencangkan
sekrup pengunci. Atur nivo sampai sumbu I berada pada posisi vertikal dan atur juga
nivo pada tabung agar sumbu II berada pada posisi mendatar, atur theodolit pada
hingga berada pada posisi tengah titik ikat (BM).

a. Theodolite Manual dan Digital


Pada contoh kasus ini saya menggunakan teknik pengukuran luas tanah dengan
teknik poligon segi 5.

Theodolit digital biasanya terdiri dari teleskop kecil yang terhubung ke dua mekanisme
pengukur sudut, satu untuk mengukur sudut horizontal dan satu untuk mengukur sudut
vertikal. Itu duduk di atas dasar yang dapat diputar dengan mekanisme leveling pada

7
tripod. Setelah theodolite diatur, teleskop diarahkan untuk menemukan titik yang
diinginkan dan kemudian sudut dari titik dimana theodolite ditempatkan ke titik yang
terlihat di teleskopnya dapat dibaca melalui lensa mata dari ruang lingkup.

Berbagai rencana dalam bidang teknik seperti pembangunan jalan raya, kereta api,
irigasi, daerah industri, dan perumahan memerlukan referensi berupa berbagai data,
seperti lokasi, karakteristik lokasi, dsb. Hal-hal yang berhubungan dengan lokasi tentu
memiliki hubungan dengan luas yang hendak dikelola.

Penentuan luas lokasi dilakukan dengan mengadakan pengukuran. Pada dasarnya,


untuk skala pengukuran pada wilayah yang tidak luas, pengukuran bisa dilakukan
hanya bermodalkan patok dan meteran. Namun, jika pengukuran yang hendak
dilakukan mencapai puluhan, ratusan, bahkan ribuan meter, maka peralatan yang
dibutuhkan harus bisa mencapai jarak tersebut dan biasanya alat tersebut sudah
termasuk canggih. Contohnya theodolite

Metode pengukuran juga penting diperhatikan ketika hendak melakukan pengukuran.


Metode pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan pengukur. Salah satu metode
pengukuran dalam ilmu ukur wilayah adalah metode pengukuran poligon.

 Pembantu Visir : Berfungsi untuk membantu pembidikan yaitu membantu


mengarahkan teropong ke target , untuk membantu pembidikan secara kasar.
 Lensa Obyektif : Berfungsi untuk menangkap bayangan obyek / target .Lensa
positif yang memberikan bayangan nyata terbalik dan diperkecil
 Klem Sumbu II : berfungsi untuk pengunci sumbu II
 Sumbu II : Berfungsi sebagai poros perputaran teropong terhadap sumpu putar
horizontal.
 Nivo Teropong : Digunakan untuk membentuk garis bidik mendatar. Pada
kebanyakan theodolite yang baru, nivo teropong sudah tidak ada lagi.
 Ronsel Lensa Tengah : berfungsi menggerakkan limbus dengan perlahan pada
saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan bidikan ke target).
 Reflektor Sinar : berfungsi untuk menangkap cahaya dan memantulkannya ke
mikroskop pembacaan lingkaran horisontal, sehinga bisa terbaca
 Microskop Bacaan Lingkaran Horisontal A :   berfungsi sebagai tempat
pembacaan arah   horizontal.

8
 Klem Horisontal : berfungsi sebagai klem pembuka atau pengunci lingkaran
horizontal.
 Skrup Penggerak Halus Alhidade Horisontal : berfungsi menggerakkan
teropong arah horisontal dengan perlahan pada saat klem horisontal dikunci
 Penggerak Halus Limbus : berfungsi menggerakkan limbus dengan perlahan
pada saat klem limbus dikunci (membantu menepatkan   bidikan ke target).
 Skrup Penyetel ABC : berfungsi untuk menyeimbangkan nivo kota guna
pembuatan sumbu I vertical.
 Plat Dasaran / Tatakan : sebagai plat penyangga   seluruh bagian alat
 Kepala Statif : merupakan bagian dari statif. Tempat dudukan pesawat
Theodolite.
 Kaki Statif : bagian dari statif. Alat yang digunakan untuk berdirinya pesawat
Theodolite.Bagian bawahnya berbentuk lancip,berfungsi supaya kaki   statif
menancap ke tanah dengan kuat agar pesawat   tidak jatuh.
 Penggantung Unting – unting : Digunakan untuk memasang tali unting-unting.
 Baut Instrumen : Pengencang antara pesawat theodolite dan statif
 Nivo Alhidade Horisontal : digunakan untuk membuat sumbu I vertical secara
halus, setelah dilakukan pendekatan dengan nivo kotak.
 Skrup Koreksi Nivo Alhidade Horisontal : berfungsi   menyeimbangkan nivo
Alhidade horizontal.
 Mikroskop pemb. Lingkaran Horisontal B : Mikroskop   yang digunakan
untuk membaca sudut lingkaran   horizontal
 Skrup Penggerak Halus Vertikal berfungsi menggerakkan teropong arah
vertikal secara perlahan pada saat klem teropong dikunci.
 Lensa Okuler : Lensa negatif sebagai lensa mata.
 Ring Pelindung Diafragma : berfungsi sebagai pelindung diafragma
 Mikroskop pembacaan Lingkaran Vertikal : tempat pembacaan Iingkaran
vertikal.
 Tabung Sinar : membantu menyinari Iingkaran vertical
 Piringan Lingkaran Vertikal : Adalah piringan dari metal atau kaca tempat
skala lingkaran. Lingkaran ini berputar bersama teropong dan dilindungi oleh  
alhidade vertical.

9
b. Cara Menggunakan Theodolit

Setting alat Theodolite

1. letakkan pesawat diatas statif atau kaki tiga lalu diikat dengan baut yang ada
pada statif.
2. Setelah pesawat terikat dengan sempurna pada statif baru pesawat yang sudah
terikat pada statif diangkat dan diletakkan diatas patok yang sudah ada pakunya.
3. kemudian tancapkan salah satu kaki tripod sambil kedua tangan  memegang
kedua kaki di tripod yang lainya, lalu lihat paku dibawah dengan bantuan
centring, setelah paku terlihat baru kedua kaki yang kita pegang ditaruh pada
tanah.
4. Setelah statif ditaruh semua dan patok serta pakunya sudah  kelihatan (walau
tidak tepat) baru diinjak ketiga kaki di statip agar posisinya kuat menancap
ditanah dan alat tidak mudah goyang.
5. Setelah posisi statip kuat dan tidak goyang barulah dilihat paku lowat centring,
apabila paku tidak tepat  maka kejar pakunya dengan menggunakan sekrup
penyetel sambil melihat centring, karena dengan memutar sekrup penyetel.
lingkaran petunjuk yang ada pada centring akan berubah dan arahkan lingkaran
tersebut pada paku yang ada dipatok.
6. Setelah itu barulah dilihat nivo kotak (bagian bawah). Apabila nivo kotaknya
tidak ada ditengah maka posisi alat dalam keadaan miring. Untuk melihat
dimana posisi alat yang lebih tinggi maka lihat gelembung yang ada pada nivo
kotak, apabila nivo kotaknya ada di Timur maka posisi alat tersebut lebih tinggi
disebelah Timur maka kaki sebelah Timur dipendekkan atau yang sebelah Barat
dinaikkan.
7. Setelah posisi gelembung pada  nivo kotak ada ditengah maka alat sudah dalam
keadaan waterpass, walau masih dalam  keadaan kasar.
8. untuk menghaluskan agar posisinya lebih level maka gunakan nivo 
9. cararanya : karena dibawah alat theodolit terdapat tiga sekrup penyetel maka
sebut saja sekrup A, B, C.
10. Pertama sejajarkan nivo tabung dengan kedua sekrup penyetel (bebas dan tidak
terikat harus sekrup yang mana). Misalnya saja A dan B, setelah itu baru dilihat
posisi gelembungnya. Apabila tidak ditengah maka posisi alat tersebut belum
level maka harus ditengahkan dengan menggunakan sekrup A dan B.

10
11. Setelah nivo tabung ada ditengah baru diputar 90° atau 270° dan nivo tabung
ditengahkan dengan menggunakan sekrup yang C, setelah ditengah berarti posisi
nivo tabung dan kotak sudah sempurna dan keduanya ada ditengah.Setelah itu
baru dilihat centring apabila paku sudah tepat pada lingkaran kecil berarti alat
tersebut sudah tepat diatas patok apabila belum tepat maka alat harus digeser
dengan cara mengendorkan baut pengikat yang berada dibawah alat ukur.
Setelah kendor geser alat tersebut agar tepat di atas paku tetapi jangan diputar,
sebab kalau diputar posisi nivo pasti akan berubah banyak.
12. Setelah posisi alat tepat diatas patok maka pengaturan nivo tabung diulangi
seperti semula sehinga posisinya ditengah lagi, seperti pada waktu penyetelan
pertama. 
13. Setelah selesai, tentukan titik acuan alat sebagai 0°00'00"(arah utara bumi
dengan menggunakan kompas) dan juga tidak lupa untuk mengunci sekrup
penggerak horizontal.
14. Nyalakan layar dengan menggunakan tombol power.
15. Kemudian setting sudut horizontal 0°00'00" dengan menekan tombol [0 SET]
dua kali.•  Satu kali untuk mengetahui sudut vertical •  Dua kali untuk
mengetahui persentase kemiringan
16. Tampilkan pembacaan sudut vertical dengan menekan tombol [V/%]
17. Apabila di layar pada pembacaan sudut horizontal muncul huruf R menunjukan
pembacaan sudut biasa, dan bila ingin diubah menjadi pembacaan sudut luar
biasa tekan tombol [R/L].
18.  Setelah itu di ukur tingginya alat dengan meteran atau roll meter dan alat siap
untuk digunakan.

Pengukuran Menggunakan Theodolit

Langkah 1

Buka kunci penjepit horizontal atas, dan putar theodolite hingga panah di tempat yang
kasar berbaris dengan titik yang ingin Anda ukur, lalu kunci klem. Gunakan adjuster
horizontal atas (bukan klem) untuk menyelaraskan objek antara dua lampu vertikal
dalam penglihatan.

Langkah 2

11
Lihatlah melalui lensa mata kecil, dan gunakan tombol penyesuaian halus untuk
mendapatkan garis horizontal tepat dengan objek Anda. Derajat dari referensi Anda
diukur pada skala derajat horisontal, menit dan detik pada skala penyesuaian halus
(mis. 30 derajat 10’30 “).

Langkah 3

Buka kunci penjepit vertikal dan lihat melalui penglihatan sambil memindahkan
theodolite naik turun untuk menemukan titik yang tepat secara vertikal pada objek
Anda yang ingin Anda ukur. Kunci klem dan gunakan tombol penyesuaian vertikal
halus untuk mendapatkan perbaikan tepat pada titik yang Anda pilih.

Kemudian lihat melalui eyepiece kecil dan baca derajat, menit dan detik dari skala
vertikal dan skala penyesuaian halus seperti yang Anda lakukan untuk skala
horizontal. Jika objek Anda tinggi, Anda harus melakukan penyesuaian horizontal
kasar terlebih dahulu, lalu lakukan pengukuran vertikal, kemudian sesuaikan untuk
pengukuran horizontal akhir.

Kedua koordinat ini memberikan sudut yang tepat antara referensi Anda dan titik
minat Anda, tetapi Anda juga dapat mengukur sudut antara dua titik dengan
membandingkan dua pengukuran mereka, atau dengan menetapkan titik pertama
sebagai referensi.

12
D. Studi Kasus Penggunaan Theodolite

Pada contoh kasus ini saya menggunakan teknik pengukuran poligon segi 5. bagaimana
caranya?

kita langsung saja bahas langkah-langkah mengukur luas dan kontur tanah dengan
theodolite.

 Cara mengukur luas tanah dengan theodolite

Bagi sebagian besar orang yang ingin membangun sebuah rumah, tentu akan
mempertimbangkan beberapa parameter yang salah satunya sudah saya sebutkan di
atas. lokasi merupakan faktor utama pembelian tanah. Lalu faktor kedua saat
berencana membuat rumah adalah luas bangunan dan budget. Faktor ketiga adalah
desain atau aristektur.Berbicara masalah luas bangunan maka harus disesuaikan
dengan luas tanah yang ada.

Hunian yang baik adalah yang mempunyai ruang terbuka hijau minimal 30%. Artinya
ada sekitar 30 % tanah yang tidak boleh tertutup oleh rabat beton. Sebelum kita
memulai desain gambar rumah ada baiknya kita ukur ulang dahulu lahannya. walaupun
sudah ada pada sertipikat. Mungkin untuk bentuk lahan yang persegi atau kotak atau
luas yang relatif kecil bisa menggunakan rol meter saja.

13
Tapi bagaimana kalau tanahnya itu sangat luas dan bentuknya tidak beraturan?
Solusinya adalah menggunakan theodolite. Alat ini biasa digunakan untuk pekerjaan
yang luas dan berbentuk tidak beraturan. Sebelum mulai ke langkah saya akan
memberikan dengan contoh studi kasus yang saya ambil dari projek sebelumnya.
Tanah di bawah ini mempunyai luas sekitar 2 hektar dimana kegunaan lahan adalah
sawah. Saya menentukan titik poligon atau titik alat sebanyak 5 titik. seperti pada
gambar di bawah ini.

 Mengukur Luas Tanah Menggunakan Theodolit

Sebelumnya Siapkan Formulir Data Pengukuran

Langkah 1

Cek dulu batas-batas tanahnya yang ditandai dengan patok dari bpn biasanya terletak
dipojok-pojok dan berwarna putih terbuat dari beton. Sebelum anda menggunakan alat
anda keliling dulu untuk mengetahui batas-batasnya sampai mana. jangan sampai
ngukur tanah orang ya.

Langkah 2

Setelah anda keliling-keliling liat patok anda juga harus memikirkan mulai
pengukurannya dari mana. Carilah tempat yang teduh apabila ada. Tapi kalo ternyata
panas semua, maka siapkan payung untuk melindungi alat dari koagulasi. Titik awal
14
anda adalah tempat alat. Dan nanti kita akan pindah alat sesuai dengan titik poligon
yang akan kita lakukan.

Langkah 3

Dirikan theodolite pada titik 1 dan Lakukan setting alat dengan cepat. Sudah saya
bahas pada artikel sebelumnya cara menyetel theodolite. Apabila belum tahu caranya
silahkan baca terlebih dahulu.

Langkah 4

Setelah disetting, kemudian setel sudut horizontal 0D0’0″ pada arah utara dan.ukur
tinggi alat.

Langkah 5

Bidik titik poligon no. 7 baca benang tengah dan benang bawah. Tulis Sudut horizontal
dan vertikal. Tulis keterangan misalkan: titik 7. setelah itu bidik titik no.2 yang ditulis
sama dengan saat membidik titik sebelumnya.

Langkah 6

Bidik atau tembak titik penyebaran di sekitar alat. terutama batas-batas tanah dan patok
BPN. kemudian tembak secara menyebar agar bisa dibuat kontur.

Langkah 7

Pindahkan alat ke titik no.2. setting alat dan setel sudut horizontal 0d0’0″ pada titik
sebelumnya yaitu titik 1. kemudian bidik titik no 1 dan bidik titik selanjutnya yaitu 3.
lakukan bidik titik-titik secara merata dan menyebar di sekitar alat. terutama batas-
batas tanah.

Langkah 8
Untuk titik-titik selanjutnya lakukan langkah seperti diatas yang pada intinya -arah
0d0’0″ pda titik sebelumnya-bidik titik sebelumnya-bidik titik selanjutnya-bidik
penyebaran disekitarnya.

Langkah 9

15
Jangan lupa apabila sudah sampai di titik poligon 5 maka prosedurnya tetap sama.
tembak/bidik titik selanjutnya yaitu titik no. 1

Dalam pengukuran poligon tertutup dikenal dengan istilah sudut dalam. Sudut dalam
adalah data yang dibentuk antara garis-garis poligon.

Sudut dalam tersebut dapat diketahui dengan menganalisa besarnya sudut yang
dibentuk antara suatu titik ke titik lainnya, bahwa sudut dalam adalah sudut yang
terletak di bagian dalam poligon tertutup yang dibentuk dari garis-garis poligon yang
saling berhubungan. Dalam pengolahan data poligon tertutup dikenal istilah departure
correction dan latitude correction.

Departure correction dan latitude correction digunakan untuk membuktikan apakah


titik pulang dan titik pergi berada pada titik yang sama dengan parameter nilai nol.
Nilai nol tersebut menunjukkan bahwa titik Pengukuran poligon dapat diaplikasikan
dalam pengukuran titik-titik kontrol sebuah konstruksi karena poligon tertutup
memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak tertentu.

2. Waterpas

Termasuk ke dalam alat ukur optik yang berfungsi untuk mengukur beda tinggi dari
satu titik atau lebih, penggunaan waterpas saat ini sangat luas. Terdapat beberapa syarat
dalam menggunakan waterpas, yaitu syarat dinamis (sumbu 1 vertikal) dan syarat statis
(garis yang mendatar pada bagian diafragma sejajar sumbu 1, garis nivo tegak lurus
sumbu 1, garis bidik pada teropong sejajar dengan garis arah nivo).

16
Cara menggunakan waterpas ini sebaiknya menggunakan tripod atau kaki tiga sebagai
penyangga dan posisikan pada titik koordinat yang sudah ditentukan. Pastikan tripod
dalam posisi stabil dan kuat serta plat tempat dudukan waterpas tidak dalam keadaan
miring. Letakan waterpas di atas plat tersebut, usahakan waterpas untuk tidak bergerak
atau dalam keadaan stabil. Atur sumbu I vertikal dan sumbu II horisontal dengan
menggunakan sekrup penyeimbang nivo. Tepatkan gelembung nivo berada di tengah
lingkaran.

E. Alat Ukur Elektronik

Sesuai namanya, alat ini menggunakan sistem elektronik berupa gelombang infra merah.
Sehingga pengukuran dengan menggunakan alat ini mendapatkan hasil perhitungan yang
tepat, akurat dan prestisi.

1. Global Positioning System (GPS)

GPS merupakan suatu sistem yang terdiri atas konstelasi satelit radio navigasi dan
juga segmen kontrol tanah yang berfungsi mengelola operasi satelit dan pengguna
dengan penerima khusus, menggunakan data satelit untuk memenuhi persyaratan dari
posisi. Hasil yang diberikan gambar permukaan bumi dalam bentuk 3 dimensi (3D) .

Fungsi GPS tidak hanya untuk kepentingan militer, survey pemetaan ataupun
geodesi saja, tetapi juga untuk penelitian geofisika (geodinamika, studi atmosfer,
meteorologi dan lain sebagainya). Dibalik kelebihan yang dimiliki oleh GPS, alat ini
juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat digunakan pada tempat yang tidak

17
mampu menerima sinyal GPS oleh antena alat penerima yang berada di dalam ruang,
bawah terowongan atau di bawah air.

Cara penggunaan GPS, pertama nyalakan perangkat GPS tunggu hingga sinyal
terhubung. Atur untuk menambahkan halaman hingga muncul halaman Area
Calculation kemudian tekan tombol start lalu enter. Jika tombol start berubah
menjadi tombol stop, berarti GPS sudah dapat digunakan.

2. Total Station

Merupakan alat ukur elektronik yang berasal dari pengembangan theodolit. Namun
alat ini dilengkapi oleh pengukuran jarak dan sudut secara elektronik dengan bantuan
dari reflektor sebagai target dan pengganti rambu ukur. Untuk mempermudah
penggunaan, total station perlu dihubungankan dengan komputer. Fungsi total station
yaitu dapat digunakan untuk menghitung jarak, arah, titik koordinat dan juga beda
tinggi secara elektronis.

Untuk menggunakan total station pastikan posisi tripod sudah stabil dan kuat untuk
menopang total station dan terletak di titik koordinat yang telah ditentukan. Atur
nivo di kedua sumbu agar tepat pada posisi di tengah lingkaran dan sejajar dengan
posisi kita saat berdiri. Jika sudah sesuai dan semua berada pada posisi yang tepat
(gelembung nivo berada di tengah), total station siap digunakan.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat ukur tanah adalah alat-alat yang dipersiapkan guna mengukur jarak dan atau
sudut. Alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan ada yang tergolong
modern. Sederhana atau modernnya alat ini dapat dilihat dari komponen alatnya dan cara
menggunakannya.
Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran
yang belum diketahui nilainya terhadap besaran lain yang sudah diketahui nilainya,
misalnya dengan besaran standar. Pekerjaan membandingkan tersebut tiada lain adalah
pekerjaan pengukuran atau mengukur dengan alat ukur tanah.

B. Saran
Saya menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, namun
walaupun demikian akan mencoba memberi saran yang mungkin akan dapat
membangun.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/alat-ukur-tanah
https://lecturer.ppns.ac.id/mchoirulrizal/2019/09/06/pengenalan-alat-theodolit/
https://www.kucari.com/cara-menggunakan-theodolite/

20

Anda mungkin juga menyukai