Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“ PERKEMBANGAN WIRAUSAHA DI INDONESIA “

NAMA : NUR AULIA FARIKHA

NIM : 22018028

DOSEN PENGAMPU : JULIANTI ISMA, S. ST. M. T

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PRIMA INDONESIA

Jurusan D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM)

Jl. Raya Babelan KM 9,6, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babalan, Bekasi Utara 17610
Telp.: (021) 89134420 dan website: www.stikesprimandonesia.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah kewirausahaan ini tentang “ Perkembangan wirausaha di
Indonesia ” dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun kewirausahaan ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya yang saya miliki. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami perlukan untuk pengembangan
makalah ini kedepan.

Harapan saya semoga makalah kewirausahaan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi pembaca, dapat memberikan pemahaman bagi pembaca, serta dapat dijadikan
pedoman bagi pembaca untuk lebih mendalami materi ini.

Bekasi, September 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Di antara makhluk hidup yang di ciptakan Tuhan Yang Maha Esa, manusia merupakan
makhluk yang paling sempurna. Manusia membutuhkan pekerjaan agar memperoleh penghasilan
untuk membiayai kehidupan sehari-hari. Di antara manusia tersebut ada beberapa orang yang
mendapat kesempatan dan mampu menciptakan lapangan kerja sendiri bahkan dapat membuka
lapangan kerja untuk orang lain.

Dalam rangka pemerataan hasil-hasil pembangunan perlu lebih di tingkatkan dan


diperluas usaha-usaha untuk memperbaiki penghasilan. Salah satunya dengan wirausaha, kita
sering mendengar bahkan mengucap istilah Kewirausahaan tetapi kita tidak mengetahui sejarah
dan perkembangan  kewirausahaan tersebut, maka untuk itu makalah ini akan mengupas tentang
sejarah dan perkembangan kewirausahaan tersebut.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana sejarah serta perkembangan kewirausahaan?

C.    Tujuan Makalah

1.      Untuk memahami sejarah dan perkembangan kewirausahaan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Istilah Kewirausahaan

Istilah wiraswasta sering dipakai tumpang tindih dengan istilah wirausaha. Di dalam
literatur dapat dilihat bahwa pengertian wiraswasta sama denga wirausaha, demikian wirausaha
seperti sama dengan wiraswasta.

Istilah wiraswastawan ada menghubungkannya dengan istilah saudagar. Walaupun sama


artinya dalam bahasa sanskerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga
kata : wira , swa, dan sta, masing-masing berarti wira adalah manusia unggul, teladan, berbudi
luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan
watak; swa artinya sendiri; dan sta artinya berdiri. Sedangkan saudagar terdiri dari dua suku
kata. Sau  berarti seribu, dan dagar artinya akal. Jadi, saudagar berarti seribu akal.

Jadi, bertolak dari ungkapan etimologis diatas, maka wiraswasta berarti keberanian,
keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan
hidup dengan kekuatan yang ada pada dirinya.  

Kemudian istilah wirausaha yang asal terjemahannya dari entrepreneur (bahasa prancis) yang
diterjemahkan kedalam bahasa inggris dengan arti between taker atau  go-between.

B. Pengertian kewirausahaan.

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti :pejuang, pahlawan,
manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan berwatak agung. Usaha, berarti
perbuatan amal, bekerja, berbuatsesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang
berbuatsesuatu. Ini baru dari segi etimologi (asal usul kata). Menurut KamusBesar Bahasa
Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atauberbakat mengenali produk baru,
menentukan cara produksi baru,menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalanoperasinya serta memasarkannya.Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan
PembinaanPengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuanseseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarahpada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja,teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalamrangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperolehkeuntungan yang lebih besar.
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukanusaha/kegiatan sendiri dengan
segala kemampuan yang dimilikinya.Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental
yang dimilikiseorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.Kewirausahaan dilihat dari
sumber daya yang ada di dalamnyaadalah seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga
kerja,material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkannilai yang lebih besar
daripada sebelumnya dan juga dilekatkan padaorang yang membawa perubahan, inovasi, dan
aturan baru.Kewirausahaan dalam arti proses yang dinamis adalahkewirausahaan merupakan
sebuah proses mengkreasikan denganmenambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha
keras dan waktuyang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resikosocial, dan
akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasanserta kemandirian personal.Melalui
pengertian tersebut terdapat empat hal yang dimiliki olehseorang wirausahawan yakni:

Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru denganmenambahkan nilainya.


Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui olehwirausahawan semata namun juga audiens yang
akan menggunakanhasil kreasi tersebut.
Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin
besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi
yang akan timbul dalamkewirausahaan.
Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yangmungkin terjadi
berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.
Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalahindependensi atau
kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.Sedangkan reward berupa uang biasanya
dianggap sebagai suatubentukderajat kesuksesan usahanya.
Tujuan kewirausahaan.
Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkandi Sekolah-
sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi, dan diberbagai kursus bisnis. Di dalam
pelajaran Kewirausahaan, para siswadiajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk membuka
bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, dibawah ini
diuraikan tujuan dari Kewirausahaan, sebagai berikut:

Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.


 Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan
dan kesejahteraan masyarakat.
 Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuankewirausahaan di kalangan
pelajar dan masyarakat yang mampu,handal, dan unggul.
 Menumbuhkembangkan kesadaran dan'orientasi Kewirausahaanyang tangguh dan kuat
terhadap para siswa dan masyarakat.

Manfaat kewirausahaan.
Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial, yaitu:
 Memperkuat pertumbuhan ekonomi : menyediakan pekerjaan barudalam ekonomi.
Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagiwirausahawan misalnya : permintaan
pelayanan sektor jasa meledak
 Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan lebihbanyak barang dan
jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.
 Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru: komputer digital,mesinfotokopi, laser,
power steering.
 Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar internasionalmenyediakan peluang
kewirausahaan.

C. Sejarah dan Perkembangan Kewirausahaan

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di
Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.

Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman


dikenal dengan unternehmer. Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode:

1.      Periode awal

Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh  pengusaha


sebagai go-between adalah Marco polo, yang mencoba untuk mengembangkan rute perdagangan
hingga timur jauh. Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak
pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak
terhadap pihak aktif.

Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang
antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun
sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar 25%. Yang selanjutnya akan dibedakan
antara pemilik modal dengan wirausaha atau yang menjalankan usaha tersebut
2.      Abad pertengahan

Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan


dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan
dengan resiko namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang
diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang bekerja
dalam bidang arsitektural (baik arsiteknya sebagai perancang yang menjual jasa ataupun pekerja
yang mengerjakan jasa tersebut dan yang memberikan modal sekaligus menjadi manajer bagi
mereka)

3.      Abad 17

Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang


wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli
pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang
disebut dengan menghadapi resiko.

4.      Abad 18

Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal,
tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan
membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan
antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.

Para ahli membedakan pengertian investor (venture capitalist) atau orang yang memiliki
modal dengan orang yang membutuhkan modal atau wirausaha. Salah satu penyebab terjadi
pemisahan ini adalah karena revolusi industri yang melanda dunia. Berbagai penemuan terjadi
pada abad ini sebagai reaksi terhadap perubahan dunia.

Seperti Eli Whitney dan Thomas Edison, kedua orang ini berhasil mengembangkan era
teknologi baru tetapi mereka tidak mempunyai modal untuk membiayai riset mereka dan
penelitian mereka. Eli Whitney membiayai mesin pemisah kapas dari bijinya dengan
menggunakan pinjaman pemerintah, sedangkan Thomas Edison membiayai usaha riset listrik
dan kimianya dari sumber dana perseorangan (private source). Baik Eli maupun Thomas adalah
pengguna modal (wirausaha) bukan sebagai pemasok dana (venture capitalist). Seorang pemasok
dana adalah seorang manajer keuangan professional yang menginvestasikan  uangnya pada
investasi yang beresiko dalam bentuk penyertaan modal untuk mendapatkan hasil yang tinggi
dari investasi tersebut.

5.      Abad 19

Sedangkan di abad ke 19 dan awal abad 20, wirausahawan didefinisikan sebagai


seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan
nilai personal.

Dimana, Wirausaha tidak dibedakan dengan manajer dan hanya dilihat dari pandangan
ekonom. Wirausaha  mengorganisir dan mengoperasikan  perusahaan untuk manfaat pribadi. Ia
membiayai bahan baku yang digunakan dalam bisnis, tanah, gaji karyawan, dan modal yang
diperlukan. Ia memberikan kontribusi inisiatif, keahlian dalam pembuatan perencanaan,
pengorganisasian, dan administratur perusahaan. Ia harus menanggung resiko rugi karena hal-hal
yang tidak dapat dikontrolnya. Nilai bersih keuntungan pada akhir tahun atau masa menjadi
keuntungannya. Wirausaha yang dikenal pada masa ini adalah Andrew Carnegie, ia tidak
menemukan sesuatu tetapi hanya mengadopsi dan membentuk teknologi baru dan produk
menjadi penting dan menghasilkan. Ia berhasil membawa industri baja Amerika menjadi industri
yang tidak henti-hentinya ketimbang menghasilkan suatu penemuan atau kreativitas tertentu.

6.      Abad 20 sampai sekarang

Pada abad ini, gagasan wirausaha sebagai penemu mulai dikenalkan; Fungsi wirausaha
adalah untuk melakukan reformasi atau revolusi pola-pola produksi dengan mengeksploitasi
penemuan atau, secara umum, menggunakan teknologi baru (yang sebenarnya belum pernah
dicoba orang lain) untuk menghasilkan produk baru atau menghasilkan produk lama dengan cara
baru, membuka sumber bahan baku baru, membuka pasar baru, dengan mengorganisir kembali
industri yang ada sekarang. Konsep inovasi sangat menonjol pada masa ini. Inovasi untuk
mengenalkan sesuatu  yang  baru adalah sebagian dari tugas berat wirausaha. Inovasi tidak saja
membutuhkan kemampuan untuk menghasilkan dan mengembangkan konsep tetapi juga harus
mengerti segala kekuatan yang bekerja atau terdapat di lingkungan (sekitarnya). Sesuatu yang
baru bisa berupa produk baru atau sebuah sistem baru, untuk simplikasi struktur organisasi baru.
Kemampuan inovasi adalah sebuah instinks yang membedakan seseorang dengan orang lain. 
Sedangkan Ilmu kewirausahaan di Indonesia baru dikenalkan pada akhir abad ke 20,
namun praktiknya sudah sejak dulu ada, bahkan sejak jaman colonial kegiatan perniagaan dan
bisnis sudah ada di Indonesia. Pada akhir abad 20, pendidikan kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah dan perguruan tinggi saja. Pendidikan kewirausahaan melalui
pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat semakin
berkembang seiring dengan perkembangan dan tantangan ekonomi seperti krisis moneter yang
sempat melanda di akhir tahun 90-an.
BAB III

PENUTUP
A.    KESIMPULAN

Periode Awal, Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh
Marcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak
sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak
aktif.  Abad Pertengahan, Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini
wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur peroyek besar. Mereka tidak
lagi berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan sumberdaya yang diberikan, yang
biasanya diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahawan yang menonjol antara orang yang
bekerja dalam bidang arsitektural. dengan menghadapi resiko. Di abad 17 seorang ekonom,
Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko,
dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan
harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi
resiko. Berlanjut ke abad 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi
dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan
dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik
modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu. Sedangkan di abad 19
dan akhir 20, Wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan
mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal. Pada abad 20, inovasi
melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.

Di Indonesia kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau


perguruan tinggi. Dilandasi dengan terbitnya Inpres no.4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional
memasyarakatkan dan membudayakan Kewirausahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma,  Kewirausahaan untuk mahasiswa dan umum, ( Bandung: ALFABETA, 2008).


Hlm. 17

Robert D. Hisrich dkk, Kewirausahaan ed. 7, ( Jakarta:Salemba Empat, 2008) . hlm. 6

Op. cit. hlm. 22 

Anda mungkin juga menyukai