Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan Keuangan dan Aset Daerah merupakan organisasi sektor publik
yang bertugas untuk menyiapkan bahan dan menyelenggaran administrasi
keuangan dan penatausahaan keuangan aset serta pelaporan keuangan. Sebagai
organisasi yang mengelolah dana masyarakat, pemerintah daerah terus melakukan
upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah. Ruang lingkup Badan Keuangan dan Aset Daerah mencakup perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan
dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan,
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian, dengan tujuan untuk penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

SP2D atau Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat yang dipergunakan
untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk setelah Surat Perintah
Membayar (SPM) diterima oleh kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD).

SP2D dapat diterbitkan jika :


1. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi anggaran DPA-SKPD dan SPD
yang tersedia mencukupi.
2. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan.
Waktu pelaksanaan penerbitan SP2D :
1. Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPM diterima.
2. Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterima SPM.
Surat Perintah Pencairan Dana diterbitkan oleh Kuasa Bendahara Umum Daerah
(BUD) Pejabat yang ditunjuk untuk menerbitkan dan menandatangani Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D).
Kuasa BUD dalam kegiatan ini memiliki tugas sebagai berikut :
1. Melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan Surat Perintah
membayar.
2. Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana.

1
3. Menyerahkan Surat Perintah Pencairan Dana kepada Bank.
4. Membuat Register Surat Perintah Pencairan Dana.
Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD) membuat laporan atas kas umum daerah
yang berada dalam pengelolaannya, dan menyampaikan laporan tersebut kepada
kepala daerah. Dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh penatausahaan dan bukti-
bukti transaksi pada kas umum daerah akan dijadikan dasar dalam membuat
laporan BUD.
Laporan BUD disusun dalam bentuk :
1. Buku Kas Umum (BKU).
2. Laporan Posisi Kas Harian (LPKH).
3. Rekonsiliasi Bank.
4. Register SPP/SPM/SP2D.
Hal ini diatur dalam Permendagri Nomor 13 tahun 2006 pasal 11, pasal 12, dan
pasal 13 mengenai prosedur penerbitan SP2D. Berdasarkan latar belakang di atas
penulis mengambil judul : “Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana Pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kupang”.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana pada Badan Keuangan Daerah Kota Kupang.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Penulis dapat mengetahui bagaimana Prosedur Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kupang.
2. Bagi Pembaca
Laporan Magang ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan juga
dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan menulis
laporan magang dengan tema yang sama.

2
1.4 Tempat dan Waktu Magang
Mahasiswa melakukan kegiatan magang pada kantor Badan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Kupang yang berlokasi di Jl.S.K Lerik No.1, Kelapa Lima,
Kota Kupang, di mana mahasiswa di tempatkan pada bagian Perbendaharaan.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini berlangsung selama satu bulan, dimulai dari
tanggal 6 januari 2020 – 6 februari 2020.

3
BAB II
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Instansi


2.1.1 Sejarah Terbentuknya Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Kupang
Badan Keuangan Daerah Kota Kupang awalnya berdiri dengan
nomenklatur Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, yang selanjutnya disingkat
Dispenda Kota Kupang, merupakan entitas Koordinator dan Pengelola
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kupang. Dinas ini awalnya terbentuk
berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor KUPD.
7/12/A-101 Tahun 1978. Awalnya Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
berstatus sebagai Suku Dinas Pendapatan Daerah Kota Administratif Kupang dan
dalam tugasnya melakukan kegiatan penagihan Pendapatan Asli Daerah dan
IPEDA pada tahun 1980 s/d 1992 Nama IPEDA di ubah menjadi Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) yang saat itu masih bergabung dengan Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Kupang. Selanjutnya status Suku Dinas Pendapatan Daerah Kota
Administratif Kupang diganti menjadi Cabang Dinas Pendapatan Daerah Kota
Administratif Kupang pada tahun 1983 s/d 1996 yang dalam tugasnya menangani
penagihan PAD dan PBB dari tahun 1992 s/d saat ini.Cabang Dinas diganti nama
lagi menjadi Dinas Pendapatan Kota Madya Kupang pada tahun 1996 s/d 1998
diganti menjadi Dispenda Kota Kupang tahun 1998 s/d 2008 diganti lagi menjadi
Dispenkeu Kota Kupang pada tahun 2008 s/d Maret 2014 s/d Desember 2016
menjadi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dan diganti nama Dispenda
menjadi Badan Keuangan Daerah Kota Kupang yang tetap dalam menangani dana
kepengurusan APBD dan pendapatan Asli Daerah, Keuangan serta Aset lainya.
Sejak pembentukan kota Administratif Kupang menjadi Kotamadya
Daerah Tingkat II Kupang sesuai Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1996 maka
dibentuklah Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang dengan Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTT Nomor 20 Tahun 1996. Pada
perkembangannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah Kota Kupang
Nomor 34 Tahun 2002 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

4
dan Lembaga Teknik Daerah Kota Kupang, diubah lagi dengan Perda no. 06
tahun 2008 tantang Organisasi dan Tata Laksana Dinas- Dians dan diubah lagi
dengan Perda Nomor; 04 tahun 2013 sekaligus memberi Porsi Tanggung Jawab
Dalam Pengumutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan PAD di wilayah Kota
Kupang yang bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kupang.dan
Selanjutnya pada tahun 2013 PBB-P2 dialihkan menjadi Pajak Daerah Kota
Kupang sampai sekarang.
Nama- nama Pejabat yang memimpin Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang
dari tahun 1980 sampai dengan saat ini adalah :

Tabel 2.1 Daftar Nama Kepala Kantor Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Kupang
1 Yohanes Pah Pena ( 1980 s/d 1983) Suku Dinas Pendapatan Kota
Adminitratif.

2 Drs. J.V. Nenobahan,SH ( 1983 s/d 1998) Cabang Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Kota Kupang sampai tahun 1196 menjadi Dinas Pendapatan
Daerah Kota Madya Kupang.

3 Jonas Salean,SH,.M.Si ( 1998 s/d 2001) Dispenda Kota Kupang.

4 Winestra E. Manuhutu,S.I.P ( 2001 s/d 2004) Dispenda Kota Kupang.

5 Yohanes Baker,.SH ( 2004 s/d 2005) Dispenda Kota Kupang.

6 Drs. Jakob L. Tokoh ( 2005 s/d 2008) Dispenda Kota Kupang.

7 Drs Noldi Dethan ( 2008 s/d 2010) Dispenkeu Kota Kupang.

8 Dra. Esther Muhu Plt.( Febuari 2010 s/d Juni 2010) Dispenkeu Kota
Kupang.

9 Alfred A. Lakabela,S.Pd.,M.Pd ( Juni 2010 s/d Maret 2013) Dispenkeu Kota


Kupang.

10 Drs. Ferdinandus D. Lehot ( Maret 2013 s/d Maret 2014) Dispenkeu Kota
Kupang.

11 Drs. Jakob L. Tokoh Plt.( Juni 2013 s/d Maret 2014) Dispenkeu Kota
Kupang.

12 Jeffry Edward Pelt,SH ( Maret 2014 s/d Desember 2016) Dispenda Kota

5
Kupang.

13 Jeffry Edward,SH ( Desember 2016 s/d sekarang) Badan Keuangan Daerah


Kota Kupang.

Dinas Pendapatandan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Kupang telah


diubah menjadi Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang yang di Kepalai oleh
Jeffry Edward Pelt,SH dari tanggal 13 maret 2014 sampai tanggal 31 Desember
2016 berdasarkan Perwali No 07 tahun 2016 Tentang pembentukan Badan
Keuangan Daerah, Dispenda diubah menjadi Badan Keuangan Daerah Kota
Kupang (BKD) pada tanggal 09 januari 2017 dengan Nomor : 57 tahun 2017
karna 3 instansi yang dimerjer yaitu, Dispenda, Keuangan dan Aset di Kepalai
Oleh Bapak. Jeffry Edward Pelt,SH dan sedang melaksanakan beberapa
kegiatan besar tiap tahun antara lain : Pekan Pelayanan PBB-P2,Sosialisasi Perda
tentang pajak dan retribusi Daerah, Keuangan, PBB dan BPHTB, Akuntansi dan
Aset, dan Komputerisasi Sistem Perpajakan memakai sistem online dan manual.

2.1.2 Visi dan Misi Instansi


1. VISI
Menjadi koordinator dan pengelola pungutan yang handal dalam
menggali dan menetapkan sumber – sumber pendapatan asli daerah yang
meningkat secara signifikan serta mewujudkan pengelolaan keuangan
yang baik, sehingga mampu mendukung penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan beribawa untuk terwujudnya masyarakat kota yang cerdas,
beradab, bebudaya, sejahtera dan berdaya saing.

2. MISI
Untuk mewujudkan visi di atas, Badan Keuangan dan Aset daerah
kota kupang merumuskan beberapa misi antara lain yaitu :
1. Mengoptimalkan sumber – sumber pendapatan secara intensif,
koordinatif dan berkesinambungan.
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur yang memadai.

6
3. Menigkatkan kesadaran wajib pajak dan retribusi dari warga
masyarakat kota kupang.
4. Memberikan pelayanan prima di bidang perpajakan.

3. TUJUAN
Untuk mewujudkan peningkatan pendapatan asli daerah dalam visi
dan misi tersebut diatas maka ditetapkan tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah kota kupang secara signifikan
dari tahun ke tahun.
2. Meningkatkan kemampuan teknis aparat Badan Keuangan dan Aset
Daerah kota kupang.
3. Menigkatkan kesadaran dan pemahaman warga masyarakat kota
kupang tentang pajak dam retribusi.
4. Memberikan pelayanan prima di bidang perpajakan daerah.

2.1.3 Ruang Lingkup Instansi


Badan Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur penunjang urusan
Pemerintahan dibidang Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah yang menjadi
kewenangan Daerah. Badan Keuangan dan Aset Daerah dalam melaksanakan
tugas menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan daerah dibidang Keuangan, Pendapatan dan Aset
Daerah.
2. Pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Keuangan, Pendapatan dan Aset
Daerah.
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan daerah dibidang Keuangan,
Pendapatan dan Aset Daerah.
4. Pelaksanaan administrasi Badan Daerah dibidang Keuangan, Pendapatan
dan Aset Daerah.
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan
tugas dan fungsinya.

7
Secara khusus penulis akan menjelaskan ruang lingkup instansi pada bagian
keuangan khususnya di mana penulis di tempatkan selama kegiatan magang, yaitu
Bagian Perbendaharaan.
1. Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas untuk merencanakan
operasional, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan Bidang
Perbendaharaan meliputi Kas Umum Daerah, Belanja Tidak Langsung,
dan Belanja Langsung berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam poin 1, Bidang
Perbendaharaan mempunyai fungsi :
a. Merumuskan program kerja Bidang Perbendaharaan Berdasarkan
hasil evaluasi program dan kegiatan tahun sebelumnya serta
peraturan perundang-undangan.
b. Menyelenggarakan koordinasi program kerja dengan Sekretaris dan
Kepala Bidang di lingkungan badan maupun Perangkat Daerah lain
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan
informasi, masukan, serta untuk mengevaluasi permasalahan agar
diperoleh hasil kerja yang optimal.
c. Menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan,
dan kebijakan teknis serta mempelajari dan mengkaji peraturan
perundang-undangan bidang Perbendaharaan serta regulasi sektoral
terkait lainnya guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
d. Membina bawahan sesuai dengan bidang tugasnya serta
memberikan arahan dan petunjuk secara langsung maupun tidak
langsung guna kelancaran pelaksanaan tugas.
e. Mengarahkan pelaksanaan program dan kegiatan Bidang
Perbendaharaan berdasarkan rencana strategik dan rencana kinerja
badan.
f. Menyiapkan bahan dan konsep kebijakan Kepala Badan di bidang
Perbendaharaan.
g. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan
pengeluaran kas daerah.

8
h. Penyiapan Anggaran Kas, Menetapkan SPD dan Menerbitkan
SP2D;
i. Pelaksanaan pengelolaan gaji, pemungutan pajak, permintaan
pendapatan dana transfer dan penyimpanan/ penempatan uang
daerah.
j. Penyusunan rancangan keputusan walikota tentang pembukaan
rekening kas umum daerah.
k. Penyusunan pedoman teknis pembukuaan rekening Bank bagi
Perangkat Daerah.
l. Penyusunan rancangan penetapan uang persediaan bagi Perangkat
Daerah.
m. Pemantauan kas penerimaan dan pengeluaran APBD dalam
rekening kas daerah.
n. Penyiapan dokumen permintaan pembayaran bagi penerimaan
daerah yang menjadi hak daerah.
o. Pelaksanaan pembukuan, pencatatan, penerimaan, dan pengeluaran
pengelolaan keuangan daerah serta penyimpanan dokumen bukti
asli kepemilikan kekayaan daerah.
p. Pengkoordinasian pemotongan dan penyetoran iuran wajib pegawai
dan atau pajak-pajak melalui daftar gaji perangkat daerah.
q. Penyiapan bahan penerbitan Surat Keterangan Pemberhentian
Pembayaran (SKPP).
r. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi lain yang berkaitan
dengan Perbendaharaan.
s. Pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan di bidang
Perbendaharaan.
t. Menyelenggarakan penyiapan penelitian dan pengembangan di
bidang Perbendaharaan.
u. Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi serta
menginventarisasi permasalahan dilingkup tugasnya serta mencari
alternatif pemecahannya.

9
v. Menyelenggarakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia.
w. Menyelenggarakan pelaporan pelaksanaan tugas kepada atasan
sebagai dasar pengambilan kebijakan.
x. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara
lisan maupun tertulis berdasarkan kajian dan ketentuan yang
berlaku sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas
dan untuk menghindari penyimpangan.
y. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang di perintahkan pimpinan
baik lisan maupun tertulis.

2.1.4 Struktur Organisasi dan Ketenegakerjaan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan pada Badan Keuangan


dan Aset daerah
STRUKTUR ORGANISASI PERATURAN DAERAH
BADAN KEUANGAN DAN ASET DARAH KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2019

KEPALA BADAN

JABATAN
SEKRETARIS
FUNGSIONAL

KASUBBAG KASUBBAG
PERENCANAAN, EVALUASI UMUM DAN
&PELAP KEPEGAWAIAN

KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG


ANGGARAN PERBENDAHARAAN AKUNTANSI DAN ASET

KASUBBID
PENYUSUNAN ANGARAN KASUBBID KASUBBID
PENDABATAN, BTL & KAS UMUM DAERAH PELAPORAN KEUANGAN
PEMBIAYAAN

KASUBBID KASUBBID
KASUBBID
PENYUSUNAN ANGARAN BELANJA TIDAK
PENCATATAN ASET
BELANJA LANGSUNG LANGSUNG

KASUBBID
PENGELOLAAN KASUBBID KASUBBID
KEUANGAN HIBAH DAN BELANJA LANGSUNG PENGELOLAAN ASET
BANTUAN SOSIAL

10
2.1.5 Bidang Kerja
Susunan organisasi Badan adalah sebagai berikut :
1. Kepala Badan
Merumuskan program kerja di Bidang Keuangan, Pendapatan dan Aset
Daerah meliputi Kesekretariatan, pajak dan retribusi daerah, pajak bumi
dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan,
pengawasan dan pengendalian, anggaran, perbendaharaan, akuntansi dan
aset serta unit pelaksana teknis berdasarkan ketentuan dan prosedur yang
berlaku.

2. Sekretaris
Merencanakan operasional, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
program dan kegiatan kesekretarianan meliputi perencanaan, evaluasi dan
pelaporan, umum dan kepegawaian, keuangan dan perlengkapan melalui
pemberian layanan dan pembinaan administratif dan fungsional kepada
semua unsur di lingkungan badan agar terwujudnya pelayanan
administratif yang cepat, tepat dan lancar.
Sekretaris terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
Merencanakan kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan
melalui pengumpulan data, mengolah dan menganalisa data serta
menyusun pelaporan kinerja instansi berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang berlaku agar tersedia program, data dan hasil
evaluasi yang akurat dan valid.
b. Sub Bagian Umum dan Kepegaiwaian
Merencanakan kegiatan kepegawaian dan umum melalui
penyiapan bahan urusan kepegawai, pengendalian internal, budaya
kerja, ketatausahaan, perlengkapan serta urusan rumah tangga,
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku agar tercipta
penataan personalia yang kompeten serta terwujudnya pengelolaan
administrasi umum yang tepat dan akurat.

11
3. Bidang Anggaran, terdiri dari :
a. Kepala Bidang Anggaran
Merencanakan operasional, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan bidang anggaran meliputi penyusunan anggaran
belanja tidak langsung dan pembiayaan, penyusunan anggaran
belanja langsung serta hibah dan bantuan sosial berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang berlaku.
b. Sub Bidang Penyusunan Anggaran Belanja Tidak Langsung
Merencanakan dan menyelenggarakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan pelaksanaan bidang anggaran
dalam melaksanakan penyediaan bahan perumusan kebijakan
teknis operasional, kegiatan penyusunan anggaranbelanja tidak
langsung dan pembiayaan.
c. Sub Bidang Penyusunan Anggaran Belanja Langsung
merencanakan dan menyelenggarakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan pelaksanaan bidang anggaran
dalam melaksanakan penyediaan bahan perumusan kebijakan
teknis operasional, kegiatan penyusunan anggaranbelanja langsung
d. Sub Bidang Hibah dan Bantuan Sosial
Merencanakan dan menyelenggarakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan pelaksanaan bidang anggaran
dalam melaksanakan penyediaan bahan perumusan kebijakan
teknis operasional, kegiatan hibah dan bantuan sosial.

4. Bidang Perbendaharaan, terdiri dari :


a. Kepala Bidang Perbendaharaan
Merencanakan operasional, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan bidang perbendaharaan meliputi kas umum daerah,
belanja tidak langsung dan belanja langsung berdasarkan ketentuan
dan prosedur yang berlaku.

12
b. Sub Bidang Kas Umum Daerah
Merencanakan dan menyelenggarakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan pelaksanaan bidang akuntansi
dan aset dalam melaksanakan penyediaan bahan perumusan
kebijakan teknis operasional kegiatan pelaporan keuangan.
c. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung
Merencanakan dan menyelenggarakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan pelaksanaan bidang akuntansi
dan aset dalam melaksanakan penyediaan bahan perumusan
kebijakan teknis operasional kegiatan pelaporan keuangan.
d. Sub Bidang Belanja Langsung
Merencanakan dan menyelenggarakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan pelaksanaan bidang akuntansi
dan aset dalam melaksanakan penyediaan bahan perumusan
kebijakan teknis operasional kegiatan pelaporan keuangan.

5. Bidang Akuntansi Dan Aset, terdiri dari :


a. Kepala Bidang Akuntansi dan Aset
Merencanakan operasional, mengendalikan dan mengevaluasi
pelaksanaan bidang akuntansi dan aset meliputi pelaporan
keuangan, pencatatan aset serta permanfaatan aset berdasarkan
ketentuan dan prosedur yang berlaku.
b. Sub Bidang Pelaporan Keuangan
Merencanakan dan menyelenggarakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan pelaksanaan bidang akuntansi
dan aset dalam melaksanakan penyediaan bahan perumusan
kebijakan teknis operasional kegiatan pelaporan keuangan.
c. Sub Bidang Pencatatan dan Aset
Merencanakan dan menyelenggarakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan pelaksanaan bidang akuntansi
dan aset dalam melaksanakan penyediaan bahan perumusan
kebijakan teknis operasional kegiatan pencatatan aset.

13
d. Sub Bidang Pemanfaatan Aset
Merencanakan dan menyelenggarakan perencanaan,
pengembangan, pengendalian dan pelaksanaan bidang akuntansi
dan aset dalam melaksanakan penyediaan bahan perumusan
kebijakan teknis operasional kegiatan pencatatan aset.

6. UPT
a. Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dipimpin oleh
Sekertasis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan.
b. Masing-masing bidang dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.
c. Masing-masing Sub Bagian dipimpin oleh Kepala Sub Bagian
yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekertaris.

2.2 Pelaksanaan Magang


2.2.1 Jenis dan Bentuk Kegiatan Magang
Kegiatan Magang dilaksanakan selama satu bulan, dimulai dari
tanggal 6 januari 2020 sampai dengan tanggal 6 februari 2020. Banyak hal
yang telah penulis pelajari selama berada di Kantor Badan Keuangan dan
Aset Daerah Kota Kupang khususnya di Bidang Perbendaharaan. Adapun
jadwal kerja yang berlaku pada instansi Badan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Kupang yaitu lima hari kerja yang diatur sebagai berikut :
Hari Senin : Pukul 07.00 – 15.00 WITA
Hari Selasa – Kamis : Pukul 07.15 – 15.00 WITA
Hari Jumat : Pukul 07.30 – 14.00 WITA
2.2.2 Prosedur Kerja
Sebelum memulai kegiatan magang, penulis mencari sendiri kantor
atau instansi yang diinginkan. Setelah itu penulis mengajukan Surat
Permohonan Magang yang kemudian di masukan ke instansi tersebut.
Setelah mendapat surat balasan atau konfirmasi dari instansi, penulis

14
kemudian memasukan surat balsan tersebut ke prodi sebagai bukti
diterimanya penulis di instansi tersebut.
Pada saat hari pertama kegiatan magang, penulis bersama peserta
magang lainnya didampingi DPL dengan membawa Surat Tugas, Lembar
Penilaian, Absensi dan semua berkas yang telah disiapkan dikumulkan ke
kantor. Penulis dan peserta magang lainnya kemudian di tempatkan pada
Bidang Perbendaaraan.
Aktivitas yang dilakukan penulis selama berada di tempat magang yaitu :
Pencatatan pada Buku GU Nihil TA.2019, Menginput SPP dan SPM dari
TA.2019 dan TA.2020, Menginput GU Nihil TA.2019 dan TA.2020,
Menginput SP2D Gaji TA.2020, Mengarsipkan Berkas-berkas GU Nihil
dan SP2D TA.2019, dan juga melakukan kerja bakti.

2.2.3 Kendala Yang Dihadapi


Beberapa kendala yang dialami penulis selama berada di tempat
magang yaitu :
1. Penulis diajarkan untuk menginput SP2D gaji, kendala yang
dihadapi penulis adalah prosesnya lumayan banyak dan penulis
hanya diberikan satu kali instruksi dengan tempo yang sangat cepat
sehingga penulis sulit untuk memahaminya.
2. Pada waktu pengarsipan dokumen SP2D dan GU Nihil TA.2019,
dokumen-dokumen tersebut tidak disusun berdasarkan dinas atau
instansi, sehingga harus di pisahkan lagi dan dikelompokan sesuai
dengan dinasnya masing-masing.

15
2.3 Pembahasan Topik
2.3.1 Alur Proses Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana Pada Badan
Keuangan Dan Aset Daerah Kota Kupang
2.3.1 Gambar 2.2 Prosedur Penerbitan Surat Pencairan Dana
Penerbitan SP2D
Bendahara Pengeluaran Pengguna Anggaran Kuasa BUD Bank

SP2D
1
Pembuatan SPP & SPM SPP &SPM
SPP dan SPM

Pemeriksaan
Kelengkapan

Lengkap

Penerbitan SP2D

SP2D
4
SP2D
3
SP2D
2
SP2D
SP2D 1
4

SP2D Pengarsipan
2 Dokumen
Pengarsipan
Dokumen

SP2D
SP2D 3
4

Penjelasan :
1. Pengguna Anggaran menerbitkan Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan
Surat Perintah Membayar (SPM). Setelah itu Dokumen SPP dan SPM
diberikan kepada Kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD).
2. Setelah menerima SPP dan SPM dari pengguna angaran, Kuasa BUD akan
meneliti kelengkapan dokumen. Saat dokumen dinyatakan lengkap maka
Kuasa BUD baru akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D).
3. Kuasa BUD menerbitkan SP2D sebanyak empat rangkap :
1) Lembar 1 akan diberikan kepada Bank untuk pencairan dana

16
2) Lembar 2 akan diberikan kepada pengguna anggaran.
3) Lembar 3 akan dimasukan sebagai arsip Kuasa BUD.
4) Lembar 4 akan diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk
dimasukan sebagai arsip.

2.3.2 Dokumen – Dokumen Yang Diperlukan Dalam Proses Penerbitan


SP2D
Dokumen – dokumen yang diperlukan untuk penerbitan SP2D adalah sebagai
berikut :
1) Dokumen SP2D Gaji :

a. SPM Gaji
Gambar 2.3 SPM Gaji

b. SPP Gaji
Gambar 2.4 SPP Gaji

17
c. SP2D Gaji
Gambar 2.5 SP2D Gaji

2) Dokumen UP :

a. SPM UP
Gambar 2.6 SPM UP

18
b. SPP UP
Gambar 2.7 SPP UP

c. SP2D UP
Gambar 2.8 SP2D UP

19
3) Dokumen GU Nihil :
a. SPM GU Nihil
Gambar 2.9 SPM GU Nihil

b. SP2D GU Nihil
Gambar 2.10 SP2D GU Nihil

20
4) Buku Register :
a .Buku Register Gaji
Gambar 2.11 Buku Register Gaji

b. Buku Register GU Nihil


Gambar 2.12 Buku Register GU

21
2.4 Kajian Teori
2.4.1 Prosedur
Prosedur adalah suatu urutan dari kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang di dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-
ulang. Terdapat beberapa tahapan dari kegiatan klerikal tersebut diantaranya
adalah:
a. Menulis;
b. Menggandakan;
c. Memberi kode
d. Mendaftar;
e. Memilih;
f. Memindah;
g. Membandingan
Prosedur merupakan tata cara atau urutan dalam melakukan suatu kegiatan
yang sering terjadi pada suatu departeman secara berulang-ulang. Prosedur terdiri
dari kegiatan klerikal, yang melibatkan beberapa orang atau lebih agar
memudahkan terlaksananya penanganan secara seragam pada tiap-tiap
departemen.

2.4.2 Surat Perintah Pencairan Dana


SP2D merupakan surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa
Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM). Melalui sistem informasi, data
SP2D direcord (entry) oleh masing-masing pic secara online dari lokasi masing-
masing. SP2D online memiliki fungsi untuk untuk memonitor performansi atau
realisasi dari kegiatan di setiap level khususnya di masyarakat. Metode Umum
Input Data pada sistem SP2D sebagai berikut.
1. Sumber informasi SP2D berasal dari transaksi yang terjadi di Satker Pusat,
Provinsi dan Kota/Kabupaten saat itu juga (real time) setelah terjadinya
pencairan dana oleh KPPN penerbit di setiap level. 

22
2. Input dan scan data SP2D dilakukan bersama secara real time oleh Sub
Prof (Propinsi) dan Asmandat Korkot (Kab/Kota) setelah mendapatkan
copy SP2D dari sumber informasi Satker Pusat, Propinsi maupun
Kab/Kota.
3. Input dan scan data SP2D dilakukan paling lambat satu minggu setelah
SP2D terbit dari KPPN untuk menghindari terjadinya kehilangan dan
terakumulasinya data di akhir tahun anggaran. 
4. Satker P2KP Pusat akan secara berkala melakukan penelaahan berdasarkan
data PNPM FMR untuk melihat kinerja konsultan dalam meng-update
SP2D online. 
5. Yang terakhir dibutuhkan proses input data dengan penuh ketelitian
dikarenakan laporan dari hasil input data ini merupakan data berharga
untuk kebutuhan semua stakeholder baik NMC, PU, WB/IDB, BPKP,
Bappenas maupun pihak lain yang terkait. Pastikan input-an data harus
sinkron dengan copy SP2D yang menyertai dan akan menjadi bukti
otentik.
Sedangkan untuk prosedur pelayanan penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) Gaji Induk/Belanja Pegawai, Non Belanja
Pegawai (UP/GUP/TUP/LS Non Kontraktual/LS Kontraktual), SPM KP,
SPM IB, SPM KBC, SPM KBM, SPM Retur, dan SPM Pengembalian
Pendapatan yang dilakukan oleh KPPN, yaitu:

1. Satuan kerja (Satker) mengajukan berkas Surat Perintah Membayar


(SPM)/tagihan beserta dokumen pendukung yang dilengkapi dengan Arsip
Data Komputer (ADK) melalui Loket Penerimaan SPM di KPPN dengan
menggunakan sistem antrian.
2. Petugas Front Office KPPN melakukan pencocokan KIPS, meneliti
dokumen SPM beserta kelengkapannya. Untuk tagihan gaji
induk/kekurangan gaji/gaji susulan dan honor PPNPN harus dilakukan
rekonsiliasi data sebelumnya.

23
3. Dalam hal kelengkapan yang diajukan tidak lengkap, atau hasil rekon tidak
sama, petugas loket akan mengembalikan berkas SPM tersebut kepada
Satker.
4. Apabila lengkap dan benar, petugas loket KPPN melakukan upload data
melalui sistem aplikasi, dan menyerahkan tanda terima konversi SPM;
5. Selanjutnya berkas dan ADK akan dilakukan validasi oleh petugas
validator. Apabila berhasil unggah validasi, maka proses akan diteruskan
kepada petugas Pencairan Dana. Apabila gagal validasi, maka berkas akan
dikembalikan kepada Satker.
6. SPM yang disampaikan dan berhasil divalidasi akan
diproses approval melalui sistem aplikasi, dan diteruskan kepada Seksi
Operasional mitra kerjanya untuk dilakukan persetujuan dan penerbitan
SP2D.

2.4.3 Tujuan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana


1. Menjadi Bank Data informasi atas pencairan semua komponen kegiatan
berdasarkan sumber dana masing-masing kategori dilengkapi dengan data
otentik scan SP2D sebagai bukti dokumen pencairan dana.
2. Menyajikan informasi detail atas pencairan dana berdasarkan SP2D yang
diterbitkan oleh KPPN di setiap level dari Pusat, Propinsi sampai dengan
Kabupaten/Kota atas pencairan dana di semua kategori pembiayaan
P2KP/PNPM MP baik di Wilayah I (bersumber dari Loan IDB) maupun
Wilayah II (bersumber dari Loan Bank Dunia).
3. Mempercepat proses pertanggungjawaban (repplenisment) dan
penggantian dana (repplenisment/reimbursement) kepada Donor/Lender
dan mengurangi terjadinya backlog dalam proses pencairan (disbursement)
proyek P2KP/PNPM-MP.

24
2.5 Review Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
2.5.1 Pemahaman Teori dengan Kenyataan Lapangan
Berikut ini adalah prosedur antara teori dan kenyataan lapangan mengenai
Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) pada Badan
Keuangan dan Aset Daerah Kota Kupang :
1. Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kupang menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan Peraturan Permendagri
Nomor 13 tahun 2006, yaitu SP2D adalah surat yang dipergunakan untuk
mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk setelah Surat Perintah
Membayar (SPM) diterima oleh kuasa BUD, dimana SP2D akan
diterbitkan jika Pengeluaran yang diminta tidak melebihi anggaran DPA-
SKPD dan SPD yang tersedia mencukupi, dan didukung dengan
kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan.
2. Badan Keuangan dan Aset Daerah juga telah menerapkan Standar
Operasional Prosedur berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
yaitu menjadi standarisasi cara yang dilakukan oleh pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan, untuk mengurangi terjadinya kesalahan,
meningkatkan akuntabilitas, menciptakan ukuran standar kinerja bagi
pegawai.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Laporan Magang yang telah dilaksanakan selama satu
bulan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Prosedur Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) mengikuti
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dimana SP2D akan diterbitkan jika
anggaran yang tersedia mencukupi dan didukung dengan kelengkapan
dokumen yang ada sesuai dengan peraturan perundangan.
2. Dalam menerbitkan SP2D, dokumen yang dibutuhkan adalah :
1) Untuk SPM UP :
a) Salinan SPD.
b) Surat pernyataan penggunaan dana.
c) Surat pernyataan kelengkapan dokumen.
d) Salinan SK Bupati tentang besarnya UP yang dibutuhkan.
2) Untuk SPM GU :
a) Salinan SPD.
b) Surat pernyataan penggunaan dana.
c) Surat pernyataan kelengkapan dokumen..
d) Surat pernyataan verifikasi leh PPK-SKPD.
e) Surat pernyataan tanggung jawab belanja (SPTJB).
3) Untuk SPM TU :
a) Salinan SPD.
b) Surat pernyataan penggunaan dana.
c) Surat pernyataan kelengkapan.
d) Surat pernyataan verifikasi oleh PPK-SKPD.
e) Pengesahan SPJ-TU sebelumnya.
3.2 Saran
Perlu adanya perbaikan dalam sistem penginputan SP2D, karena sering
kali terjadi error dimana sistem tidak merespon saat data sedang dimasukan
sehingga harus dilakukan direlogin kemudian datanya harus dimasukan ulang.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://jdih.kemenkeu.go.id
http://bpkad.banjarkab.go.id
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013. Diperoleh dari
htttps://staff.blog.ui.ac.id

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahn 2010. Diperoleh dari


http://www.dipk.kemenke.go.id

27

Anda mungkin juga menyukai