Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GIZI OLAHRAGA

PERHITUNGAN KEBUTUHAN ENERGI ATLET DAN PENYUSUNAN


MENU BERDASARKAN KASUS

Dosen Pengampu:

Dr. Idral Purnakarya, SKM, MKM

Dr. Desmawati, M.Gizi

Kelompok 4

Yola Dika Putri 1711221011


Delvia Witri Chania 1711222001
El Zenitia Villa Rinjani 1711222007
Miftahul Jannah 1711221014
Fitriani 1711222015
Dhiya Fadhila Rahmah 1711223006
Zakia Ulva 1711223011
Gebby Dwi Edtripany 1711223015

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga penulis
bisa menyelesaikan makalah ini. Ucapan terimakasih kepada tim dosen
pembimbing mata kuliah Gizi Olahraga. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terima kasih kepada orang tua atas bantuan baik materi maupun semangat
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah wawasan


pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, serta bisa menjadi dasar yang
baik untuk dapat diiplementasikan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, 7 Mei 2020

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
1.4 Manfaat...........................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Perhitungan Kebutuhan Energi Atlet............................................................6
2.1.1. Kasus..................................................................................................6
2.1.2. Penyelesaian.......................................................................................6
2.2 Penyusunan Menu.........................................................................................9
2.2.1. Selama Latihan...................................................................................9
2.2.2. Menjelang Pertandingan..................................................................12
2.3 Pembahasan Kasus......................................................................................13
BAB 3 PENUTUP................................................................................................18
3.1 Kesimpulan..............................................................................................18
3.2 Saran........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang atlet membutuhkan penampilan yang prima dalam setiap
pertandingan yang dilakukannya. Untuk mendapatkan fisik dan tampilan yang
prima seorang atlet harus mendapatkan asupan nutrisi yang pas sesuai dengan
beban yang mereka dapatkan. Kandungan nutrisi dalam makanan antara
seorang atlet tidak sama dengan orang biasa, karena beban yang mereka
terima tidak sama. Kebutuhan nutrisi seorang atlet harus selalu diperhatikan
karena prestasi seorang atlet akan sangat ditentukan oleh nutrisi yang mereka
terima.
Nutrisi yang tepat merupakan dasar utama bagi penampilan prima seorang
atlet pada saat bertanding. Selain itu nutrisi ini dibutuhkan pula pada kerja
biologik tubuh, untuk penyediaan energi tubuh pada saat seorang atlet
melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya pada saat latihan (training),
bertanding dan saat pemulihan, baik setelah latihanmaupun setelah bertanding.
Nutrisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengganti sel tubuh yang
rusak. Banyak pelatih atau atlet yang menganggap bahwa asupan nutrisi pada
atlet sama saja dengan yang bukan atlet. Kenyataannya tidak demikian, asupan
nutrisi pada atlet disiapkan berdasarkan pengetahuan tentang dominasi energi
yang akan digunakan, peran sumber nutrisi tertentu pada proses penyediaan
energi.
Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik yang sangat menbutuhkan
energi tinggi dan dapat disetarakan dengan kebutuhan energi/kalori atlet
sangat berat. Biasanya olahraga dilakukan waktu yang relative lama, intensitas
yang sangat tinggi, gerakan yang dilakukan adalah gerakan yang eksplosiv dan
berlangsung secara terus-menerus. Suatu cabang olahraga memerlukan
keterampilan yang berhubungan dengan kebugaran tubuh, yaitu kekuatan dan
daya ledak otot, kecepatan dan kelincahan. Daya ledak otot adalah
kemampuan otot untuk melakukan kontraksi otot dengan sangat cepat, yang
sangat dipengaruhi oleh kekeuatan otot. Kecepatan dalam berolahraga

4
memerlukan kesegaran jasmani atau kebugaran. Sedangkan kelincahan
seorang atlet untuk bergerak cepat dan merubah arah dan posisi secara tepat
membutuhkan keseimbangan tubuh dan keterampilan yang tinggi. Kekuatan
otot yang tinggi sangat diperlukan oleh atlet untuk berlari cepat, menendang,
melempar, mempertahankan keseimbangan tubuh dan mencegah terjatuh.
Selain itu, olahraga juga memerlukan daya tahan jantung-paru yang
menggambarkan kapasitas untuk melakukan aktivitas secara terus-menerus
dalam waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan
jantung seorang atlet harus dapat ditingkatkan dengan latihan daya tahan
jantung-paru atau latihan aerobic dengan interval training. Prinsip latihan
interval training mengandung komponen lama latihan, intensitas latihan, masa
istirahat dan pengulangan. Perlunya perhitungan kebutuhan energi pada atlet
untuk mengetahui berapa kebutuhan atlet tersebut. Menu juga disusun
berdasarkan kebutuhan energi seorang atlet.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan penulisan makalah
mengenai perhitungan kebutuhan energi atlet dan penyusunan menu
berdasarkan kasus.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kebutuhan energi untuk atlet?
2. Bagaimana penyusunan menu pada atlet?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kebutuhan energi pada atlet
2. Untuk mengetahui penyusunan menu pada atlet
1.4 Manfaat
1. Mengetahui kebutuhan energi pada atlet.
2. Mengetahui penyusunan menu pada atlet

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Perhitungan Kebutuhan Energi Atlet


2.1.1. Kasus

Alex, laki-laki usia 21 tahun, TB 170 cm, BB 80 kg, seorang mahasiswa


dan seorang atlet tinju. Pasa masa pelatihan, alex berlatih 5 hari seminggu
dengan jadwal latihan 16.00-18.00 dan 19.00-21.00

2.1.2. Penyelesaian

1. Diketahui

- Usia = 21 tahun

- BB = 80 kg

- TB = 170 cm

- Pekerjaan = mahasiswa

- J.O = tinju

- Frek.latihan = 5 hari dalam seminggu

- Lama latihan = 4 jam atau 240 menit

2. Perhitungan Kebutuhan

1. IMT = BB : (TB)2

= 80 kg: (1,7 m)2

= 27,68 kg/m2 (overweight)

2. BMR = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x usia)

= 66 + 13,7 X 80 + 5 X 170 – 6,8 X 21

= 1.869,2 Kalori

3. SDA (makan oral) = 10% x BMR

6
= 0,1 X 1.869,2 kkal

= 186,92 kkal

4. Energi Aktivitas = Angka Faktor X (BMR+SDA)


Harian
= 1,11 X (1.869,2 +186,92 )

= 1,11 x 2.056,12 kkal

= 2.282,3 kkal (A)

5. Energi Latihan/Minggu = I (kal/mnt=Tabel) X F X T

= 18 X 5 X 240

= 21.600 Kkal (B)

6. Energi Latihan/ Hari =B:7

= 3.085,7 Kkal (C)

7. Total Energi/ Hari =A+C

= 2.282,3 + 3.085,7 Kalori

= 5.368 kkal

Jadi kebutuhan energ total Alex adalah sebesar 5.368 kkal. Akan tetapi
karena Alex kelebihan berat badan lebih dari 25% berat badan ideal.
- BB alex = 80 kg,
- BBI = (TB-100)- (TB-100)10%
= 170-100 –(170-100)10%
= 63 kg
Oleh karena Alex mengalami berat badan yang berlebih atau mengalami
kegemukan maka asupan Alex dikurangi 500 kkal menjadi 4.868 kkal.
Pengaturan makan pada Alex yaitu :
- Pengurangan asupan kalori sebanyak 500-1000 kalori atau 25% dari
kebutuhan kalori.
- Mengurangi jumlah porsi makanan, sesuai dengan ketentuan dan
frekuensi makan.
- Mengurangi makanan yang berlemak.

7
- Menambah porsi buah, sayuran dan lebih banyak minum air putih.

Dalam pengaturan dan pengurangan asupan diet harus diperhatikan bahwa


pengurangan asupan untuk menurunkan berat badan harus disesuaikan
dengan syarat pertandingan, maka penurunan berat badan harus dilakukan
secara bertahap sebab penurunan berat badan secara drastis akan mengurangi
kemampuan fisik.

3. Pembagian Kebutuhan

Olahraga tinju termasuk ke dalam kelompok olahraga kekuatan atau power.


Dimana pembagiannya kebutuhannya yaitu:
- Karbohidrat = 45-50%
- Lemak = 30-35%
- Protein = 17-20 %

Pada Alex, pembagian kebutuhan Alex


- Karbohidrat
= 50% X 4.868 kkal
= 2.434 kkal = 608,5 gr
- Lemak
= 30% X 4.868 kkal
= 1460,4 kkal = 162,27 gr
- Protein
= 20 % X 4.868 kkal
= 973,6 kkal = 243,4

8
2.2 Penyusunan Menu
2.2.1. Selama Latihan
Waktu Menu URT Berat Energi Karbohidrat(g Lemak(g) Protein
Makan (Kkal) )
Pukul Roti + isi 5 iris 100 258 48,8 2,8 8,7
07.00 Putih Telur 1 butir 100 50 1,0 0 10,5
Susu 1 gelas 100 387 65,8 9,5 10,8
Pukul Nasi 2 piring 300 390 85,5 0,6 7,2
10.00 Daging semur 2 potong 100 221 15,5 16,2 11,1
Capcay 1 mangkok 100 53 1,5 5,1 0,9
Tempe Goreng 2 potong 100 354 15,3 26,9 17,1
Sambel 1 sdm 25 6,8 1,5 0,1 0,3
Kerupuk Emping 10 buah 20 56 14 0,1 0,5
Pisang 1 buah 100 92 23,4 0,5 1
Pukul Juice 1 gelas 200 110 28,4 0,2 0,2
11.00 Mangga
Pukul Nasi 2 ½ piring 450 585 128 0,9 10,8
13.00 Daging Rendang 1 potong 50 229 0,6 15,7 20,1
Ikan Mas goreng 1 potong 100 202 0 15 16

9
Sop sayuran 1 mangkok 100 104 10,5 7 1,8
Pepaya 1 potong 100 39 9,8 0,1 0,6
Teh manis 1 gelas 200 13 0 0 0
Pukul Nasi 2 piring 300 390 85,8 0,6 7,2
19.00 Ayam Goreng 2 potong 100 498 5,6 34,7 39,3
Tahu Semur 3 potong 150 205,5 15,9 6,8 20,5
Daun Singkong 2 mangkok 200
94 11,6 4,4 6,0
Gulai
138 25,9 2,2 11,2
Jeruk 2 buah 100
Pukul Susu 1 gelas 200 132 9,6 7,8 6,4
21.00
TOTAL 4720 612,7 167,2 215,7

10
=============================================================
======
HASIL PERHITUNGAN DIET/
=============================================================
======
Nama Makanan Jumlah m.uns.f.acidsm.uns.f.acids
_____________________________________________________________________
______

roti isi kac ijo 100 g 1.1 g 1.1 g


telur ayam bagian putih 100 g 0.0 g 0.0 g
susu milo/ milo choklat 100 g 2.7 g 2.7 g
nasi putih 300 g 0.3 g 0.3 g
semur daging 150 g 5.6 g 5.6 g
kangkung 100 g 0.1 g 0.1 g
tempe goreng 100 g 4.4 g 4.4 g
cabe merah 25 g 0.0 g 0.0 g
kerupuk singkong 20 g 0.0 g 0.0 g
pisang raja 100 g 0.0 g 0.0 g
jus mangga 200 g 0.0 g 0.0 g
nasi putih 400 g 0.4 g 0.4 g
gulai daging kambing belu 100 g 6.1 g 6.1 g
ikan mas goreng 100 g 4.4 g 4.4 g
sayur sop 200 g 0.8 g 0.8 g
pepaya 100 g 0.0 g 0.0 g
teh manis 100 g 0.0 g 0.0 g
nasi putih 300 g 0.3 g 0.3 g
daging ayam goreng 150 g 10.6 g 10.6 g
semur tahu 150 g 2.4 g 2.4 g
tumis daun singkong belu 200 g 0.2 g 0.2 g
jeruk 100 g 1.1 g 1.1 g
susu sapi 200 g 2.2 g 2.2 g

Meal analysis: mono unsaturated fatty aci 85.5 g (100 %), mono unsaturated fatty
aci 85.5 g (100 %)

=============================================================
======
HASIL PERHITUNGAN
=============================================================
======
Zat Gizi hasil analisis rekomendasi persentase
nilai nilai/hari pemenuhan
_____________________________________________________________________
_________
energy 4720.1 kcal 2500.0 kcal 189 %
water 0.0 g 2700.0 g 0%

11
protein 215.7 g(18%) 59.0 g(12 %) 366 %
fat 167.2 g(31%) 96.0 g(< 30 %) 174 %
carbohydr. 612.7 g(51%) 439.0 g(> 55 %) 140 %
dietary fiber 33.8 g 30.0 g 113 %
alcohol 0.0 g - -
PUFA 42.3 g 10.0 g 423 %
cholesterol 314.5 mg - -
Vit. A 4805.4 µg 1000.0 µg 481 %
carotene 0.0 mg - -
Vit. E 0.0 mg - -
Vit. B1 2.3 mg 1.3 mg 179 %
Vit. B2 3.6 mg 1.5 mg 240 %
Vit. B6 5.0 mg 1.5 mg 333 %
folic acid eq. 0.0 µg - -
Vit. C 408.7 mg 100.0 mg 409 %
sodium 1568.1 mg 2000.0 mg 78 %
potassium 7859.3 mg 3500.0 mg 225 %
calcium 2190.1 mg 1000.0 mg 219 %
magnesium 876.2 mg 400.0 mg 219 %
phosphorus 2876.1 mg 700.0 mg 411 %
iron 78.8 mg 10.0 mg 788 %
zinc 26.0 mg 10.0 mg 260 %

Alasan pemilihan menu :


Sesuai dengan PUGS memuat 13 pesan yang diharapkan dapat digunakan
masyarakat untuk mengatur makanan sehari-hari.
Pesan itu adalah:
1 Makanan mengandung zat-zat gizi, sehingga memenuhi syarat-syarat
kesehatan
2 Dapat menimbulkan selera
3 Kombinasi yang baik antara rasa, warna, jenis hidangan
4 Mengandung tinggi protein
5 Sesuai anjuran gizi yang telah diperhitungkan

2.2.2. Menjelang Pertandingan


Porsi Energi Karbohidrat Lemak Protein
Waktu Menu
(g) (kkal) (g) (g) (g)
21.00 Susu full cream 400 260 20 12 12
05.00 Susu full cream 400 260 20 12 12
06.00 Roti panggang 100 305 56,4 5,9 9,2
gandum

12
Keju 50 39 6,6 10,1 11,4
Daging sapi tanpa
100 176 0 10 20
lemak
Selada 10 1,3 0,2 0 0,1
Susu full cream 400 260 20 12 12
07.00 Crackers 50 223,5 36,8 7 3,8
08.00 Jus alpukat 150 118,7 17,7 5,7 0,8
Menjelang
Minuman isotonik 500 110 27 0 0
pertandingan
Total 1753,5 204,7 74,7 81,3

Alasan pemilihan menu:


1. 1-2 minggu sebelum pertandingan diberikan karbohidrat loading
2. Menu makanan yang diberikan kepada atlet sebaiknya tinggi karbohidrat,
cukup protein, rendah lemak, rendah serat, tidak mengandung gas serta
cukup vitamin dan mineral
3. Tiga Jam sebelum bertanding olahragawan dianjurkan makanan menu
ringan, tinggi karbohidrat, kandungan indeks glikemik (IG) rendah, cukup
protein, rendah lemak, tidak bergas dan mudah cerna.
4. 30 menit sebelum pertandingan tidak diberikan makanan sumber glukosa
karena bisa beresiko hipoglikemia.

2.3 Pembahasan Kasus


a. Karakteristik Atlet

1 Kebugaran (Fisik Health Related), meliputi:

 Kebugaran kardiorespiratori

Kebugaran kardiorespirasi berhubungan dengan kemampuan


untuk melakukan latihan otot besar, dinamis, intensitas sedang
hingga tinggi dalam jangka waktu lama

 Kekuatan/ ketahan otot

 Tenaga otot ( muscle power)

2 Keterampilan (Fisik skill related), meliputi:

13
 Kecepatan

 Keseimbangan tubuh

 Agilitas

3 Bakat

b. Jenis Olahraga

Olahraga tinju merupakan cabang olahraga bela diri yang termasuk


olahraga intermittent. Ditandai dengan durasi singkat, aktifitas dengan
intensitas tinggi tetapi membutuhkan kebugaran fisik yang tinggi, dengan
mengembangkan sebaik mungkin ssitem aerobik dan anaerobik. Menurut
Ghosh dkk (1995), dalam olahraga tinju, diperlukan 70-80% anaerobik dan
20-30% aerobik.
Tinju juga merupakan olahraga yang dipertandingkan dimana
kedua peserta mencoba dan membawa pada suatu posisi atau tempat,
sehingga dapat menguasai lawan dan dapat melakukan pukulan dalam
jumlah yang maksimal hingga dicapai superioritas. Pertandingan tinju
mengajarkan untuk selalu bertanding sportif untuk dapat mengatasi lawan
dengan baik, maka seorang petinju harus memiliki kecepatan pukulan dan
gerak yang maksimal
c. Metabolisme
1) Metabolisme Energi
Prinsip dari semua proses metabolisme energi di dalam
tubuh adalah untuk mensintesis dan meresintesis molekul
Adenosine Triphosphate (ATP). ATP adalah molekul yang
berfungsi sebagai sumber energi untuk reaksi seluler. Dalam tubuh
ATP terurai menjadi Adenosine Diphosphate (ADP) dan gugusan
posfat yang terpisah yang selanjutnya akan melepaskan energi
untuk digunakan sebagai sumber tenaga sel-sel tubuh.
Secara umum sistem metabolisme yang terdapat dalam
kegiatan olahraga terdiri dari dua jenis yaitu yang bersifat aerobik
dan yang bersifat anaerobik. Olahraga melibatkan proses an aerob

14
dan aerob tergantung jenis olehraga namun ada salahsatu jenis
proses yang lebih dominan yang menyebabkan jenis aktivitas itu
menghasilkan laktat atau tidak menghasilkan laktat.
Cabang olahraga tinju tergolong olahraga anaerobik yaitu
olahraga yang mengutamakan kekuatan otot dengan tenaga ledakan
tinggi dan biasanya berlangsung dalam waktu yang singkat.
Aktivitas yang dominan dalam olahraga ini adalah gerakan -
gerakan yang membutuhkan kecepatan, kekuatan, dan power
(aktivitas anaerobik). Cabang olahraga lainnya yang termasuk
kedalam kelompok ini adalah angkat besi, lari 100 m (sprint), lari
gawang 110 m, bina raga (body building), senam alat, lompat jauh,
lempar cakram, tolak peluru, lempar lembing, dan lempar martil.
Pada olahraga anaerobik, aktivitas yang dominan adalah
aktivitas anaerobik, energi yang digunakan oleh tubuh diperoleh
melalui hidrolisis phosphocreatine (PCr) serta melalui proses
glikolisis glukosa secara anaerobik. Proses metabolisme energi
secara anaerobik ini dapat berjalan tanpa kehadiran oksigen. Proses
metabolisme energi secara anaerobik akan menghasilkan produk
samping berupa asam laktat yang apabila terakumulasi akan
menghambat kontraksi otot dan menimbulkan rasa nyeri pada otot.
Hal ini yang menyebabkan gerakan anaerobik yang terdapat pada
olahraga power tidak dapat dilakukan secara terus menerus dalam
waktu yang panjang. Pada jenis olahraga ini harus diselingi dengan
waktu istirahat masing-masing cabang olahraga untuk memulihkan
kembali hidrolisis PCr.
Proses metabolisme energi secara anaerobik dapat
menghasilkan ATP dengan laju yang lebih cepat jika dibandingkan
dengan metabolisme energi secara aerobik. Sehingga untuk
gerakan-gerakan dalam olahraga yang membutuhkan tenaga yang
besar dalam waktu yang singkat, proses metabolisme energi secara
anaerobik dapat menyediakan ATP dengan cepat namun hanya
untuk waktu yang terbatas yaitu hanya sekitar ±90 detik. Walaupun

15
prosesnya dapat berjalan secara cepat, namun metabolisme energi
secara anaerobik ini hanya menghasilkan molekul ATP yang lebih
sedikit jika dibandingkan dengan metabolisme energi secara
aerobik (2 ATP vs 36 ATP per 1 molekul glukosa).
2) Metabolisme Zat Gizi Mikro
• Karbohidrat
Karbohidrat di dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi
glukosa darah, glikogen hati dan glikogen otot. Semua jenis
karbohidrat yang dikonsumsi akan dikonversi menjadi glukosa di
dalam tubuh. Glukosa yang terbentuk akan tersimpan dalam aliran
darah sebagai glukosa darah serta sebagai cadangan energi dalam
bentuk glikogen di dalam hati dan otot.
Selama beberapa menit permulaan gerak, glukosa dalam
darah akan menjadi sumber energi utama, selanjutnya tubuh
menggunakan simpanan glikogen di otot dan hati. Glikogen otot
dipergunakan langsung oleh otot untuk pembentukan energi,
sedangkan glikogen hati mengalami perubahan menjadi glukosa
yang akan masuk ke peredaran darah untuk selanjutnya
dipergunakan oleh otot. Dalam keadaan normal, glukosa darah
yang dapat digunakan sebagai sumber energi adalah 5 gram setara
dengan 20 kkal, sedangkan glikogen hati tersedia dalam jumlah 87-
100 gram atau setara dengan 348-400 kkal dan glikogen otot
tersedia dalam jumlah 350 gram atau setara dengan 1400 kkal.
• Lemak
Lemak di dalam tubuh dimetabolisme menjadi energi
melalui proses pemecahan simpanan lemak yang terdapat dalam
tubuh dalam bentuk trigliserida. Trigliserida dalam tubuh disimpan
dalam jaringan adipose serta didalam sel-sel otot. Melalui proses
lipolisis, trigliserida yang tersimpan ini akan dikonversi menjadi
asam lemak dan gliserol. Pada proses ini setiap 1 molekul
trigliserida akan menghasilkan 3 molekul asam lemak dan 1
molekul gliserol.

16
• Protein
Protein akan digunakan sebagai sumber energi ketika
cadangan lemak dan karbohidrat tidak dapat memenuhi kebutuhan
energi. Protein akan dimetabolisme menjadi asam amino dan asam
amino akan membentuk acetil co-A. Molekul acetil co-A yang
terbentuk akan masuk ke dalam siklus asam sitrat dan diproses
menghasilkan energi seperti halnya metabolisme energi dari
glukosa dan glikogen. Pemecahan protein akan menyebabkan
peningkatan metabolisme basal sehingga atlet membutuhkan energi
lebih tinggi.Pemecahan protein juga menghasilkan amoniak yang
akan dimetabolisme oleh hati menjadi ureum dan akan dikeluarkan
ginjal. Apabila konsumsi protein berlebih akan memperberat kerja
ginjal

17
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Karakteristik atlet meliputi kebugaran yang terdapat Kebugaran
kardiorespiratori, kekuatan dan tenaga otot, keterampilan atelet meliputi
kecepatan, keseimbangan tubuh dan agilitas, serta bakat dari atlet itu sendiri.
Jenis olahraga atlet adalah tinju, yang merupakan olahraga yang
dipertandingkan dimana kedua peserta mencoba dan membawa pada suatu
posisi atau tempat, sehingga dapat menguasai lawan dan dapat melakukan
pukulan dalam jumlah yang maksimal hingga dicapai superioritas.
Metabolisme dari olaharaga tinju adalah metabolisme an aerob yang akan
menghasilkan produk samping berupa asam laktat yang apabila terakumulasi
akan menghambat kontraksi otot dan menimbulkan rasa nyeri pada otot dan
menghasilkan molekul ATP yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
metabolisme energi secara aerobik yaitu sebanyak 2 ATP

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah, penyusun berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, namun dalam penyusunan malakah ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah yang
selanjutnya dapat lebih baik lagi, perlu tinjauan lebih dalam lagi untuk
penyempurnaan makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ghosh dkk. 1995. “Heart Rate and Blood Lactate Response In Amateur
Competitive Boxing”. Indian Journal of Medical Research. 102; 179-183

Irawan, M. Anwari. 2007. “Metabolisme Energi Tubuh & Olahraga”. Sports


Science Brief. 1(7);1-9.

Kementrian kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Olahraga Prestasi. Jakarta :


Kementrian kesehatan RI.

Syafrizar, & Welis, W. (2016). Gizi Olahraga. Wineka Media : Padang.

19

Anda mungkin juga menyukai