Inspeksi
Saat diperiksa dalam posisi terlentang, pasien harus berbaring
nyaman dengan posisi lengan sedikit abduksi. Jika pasien mengalami
kesulitan bernapas, angkat bagian kepala dari meja periksa atau tempat tidur
untuk meningkatkan ekskursi pernapasan dan memudahkan pernapasan
(Bickley and Szilagyi, 2012).
Gambar.Thoracic kiphoscoliosis
c. Frekuensi pernapasan
Normal 14-20x/menit.
<14x/menit: bradipnea. Mis: akibat pemakaian obat-obatan
narkotik, dan kelainan serebral.
>20x/menit: takipnea, Mis: pada pneumonia, ansietas, dan asidosis
(Setiati et al., 2014)
d. Jenis pernapasan
Torakal, misalnya pada pasien tumor abdomen, peritonitis umum.
Abdominal misalnya pasien PPOK lanjut,
Kombinasi (jenis pernapasan ini yang terbanyak). Pada perempuan
sehat umumnya pernapasan torakal lebih dominan dan disebut
torako- abdominal Sedangkan pada laki-laki sehat, pernapasan
abdominal lebih dominan dan dkebut abdomino-torakal. Keadaan
ini disebabkan bentuk anatomi dada dan perut perempuan berbeda
dari laki-laki. Perhatikan juga apakah terdapat pemakaian otot-otot
bantu pernapasan misalnya pada pasien tuberkulosis paru lanjut
atau PPOK. Di samping itu adakah terlihat bagian dada yang
tertinggal dalam pernapasan dan bila ada, keadaan ini
menunjukkan adanya gangguan pada daerah tersebut.
Jenis pernapasan lain yaitu pursed lips brecthing (pernapasan
seperti menghembus sesuatu melalui mulut, didapatkan pada
pasien PPOK) dan pernapasan cuping hidung, misalnya pada
pasien pneumonia (Setiati et al., 2014).
e. Pola Pernapasan
Pernapasan normal: Irama pernapasan yang berlangsung secara
teratur ditandai dengan adanya fase-fase inspirasi dan ekspirasi
yang silih berganti. Takipnea: napas cepat dan dangkal.
Hiperpnea/hiperventilasi: napas cepat dan dalam.
Bradipnea:napasyang lambat.
Pernapasan Cheyne Stokes: irama pernapasan yang ditandai
dengan adanya periode Epnea (berhentinya gerakan pernapasan)
kemudian disusul periode hiperpnea (pernapasan mula-mula kecil
amplitudonya kemudian cepat membesar dan kemudian mengecil
lagi). Siklus ini terjadi berulang-ulang. Terdapat pada pasien
dengan kerusakan otak, hipoksia kronik. Hal ini terjadi karena
terlambatnya respons reseptor. Klinis medula otak terhadap
pertukaran gas.
Pernapasan Biot (Ataxic breathing) : jenis pernapasan yang tidak
teratur baik dalam hal frekuensi maupun amplitudonya. Terdapat
pada cedera otak. bentuk kelainan irama pernapasan tersebut,
kadang-kadang dapat ditemukan pada orang normal tapi gemuk
(obesitas) atau pada waktu tidur. Keadaan ini biasanya merupakan
pertanda yang kurang baik.
Sighing respiration: pola pernapasan normal yang diselingi oleh
tarikan napas yang dalam (Setiati et al., 2014).
Gambar. Pola Pernapasan
Palpasi
Palpasi dinding dada anterior dilakukan dengan tujuan berikut (Bickley
and Szilagyi, 2012):
Identifikasi daerah-daerah yang nyeri ketika ditekan
Penilaian pada daerah memar, gambaran luka, atau perubahan kulit
lainnya
Penilaian ekspansi dada.
Tempatkan ibu jari di sepanjang tepi kosta, kedua tangan berada di
sepanjang tulang rusuk lateral. Saat memposisikan tangan, geser
kedua tangan sedikit ke tengah untuk mengencangkan lipatan kulit
yang kendur di antara ibu jari. Minta pasien untuk menarik napas
dalam-dalam. Amati seberapa jauh ibu jari menyimpang saat dada
mengembang, dan rasakan pengembangan dada serta simetris atau
tidaknya gerakan pernapasan (Bickley and Szilagyi, 2012).
Gambar. Palpasi
Perkusi
Perkusi adalah mengetuk pada permukaan untuk menentukan struktur
dibawahnya. Sangat mirip dengan radar atau sistem deteksi dengan gema.
Pengetukan pada dinding dada dihantarkan ke jaringan dibawahnya,
dipantulkan kembali, dan diindera oleh indera taktil dan pendengaran
pemeriksa. Bunyi yang terdengar dan sensasi taktil yang dirasakan
tergantung pada rasio udara jaringan. Getaran yang ditimbulkan dengan
perkusi hanya dapat menilai jaringan paru sampai sedalam 5-6 cm, tetapi
perkusi berguna karena banyak perubahan rasio udara jaringan segera dapat
diketahui (SWARTZ, Mark H, 2010).
Auskultasi
Auskultasi adalah teknik mendengarkan bunyi yang dihasilkan di
dalam tubuh. Auskultasi dada dipakai untuk mengenali bunyi paru-paru.
Stetoskop biasanya mempunyai dua kepala : bel dan diafragma. Bel harus
ditempelkan untuk mendeteksi bunyi dengan tinggi nada rendah, sedangkan
diafragma lebih baik untuk mendeteksi bunyi dengan tinggi nada lebih tinggi.
Bel harus ditempelkan secara longgar pada kulit, jika ia ditekan terlalu kuat,
kulit akan berlaku sebagai diafragma dan bunyi tinggi nada rendah akan
tersaring. Sebaliknya, diafragma ditempelkan secara kuat pada kulit
(SWARTZ, Mark H, 2010).
Suara napas pokok yang normal terdiri dari: (Setiati et al., 2014).
Dalam keadaan normal suara napas vesikular yang berasal dari alveoli
dapat didengar pada hampir seluruh lapangan paru. Sebaliknya suara napas
bronkial tidak akan terdengar karena getaran suara yang berasal dari
bronkus tersebut tidak dapat dihantarkan ke dinding dada karena dihambat
oleh udara yang terdapat di dalam alveoli. Dalam keadaan abnormal
misalnya pneumonia dimana alveoli terisi infiltrat maka udara di dalamnya
akan berkurang atau menghilang. Infiltrat yang merupakan penghantar
getaran suara yang baik akan menghantarkan suara bronkial sampai ke
dinding dada sehingga dapat terdengar sebagai suara napas bronkovesikuler
(bila hanya sebagian alveoli yang terisi infiltrat) atau bronkial (bila seluruh
alveoli terisi infiltrate) (Setiati et al., 2014).