Anda di halaman 1dari 21

ANJAK PIUTANG

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perbankan

Dosen Pengampu:

Dr. Sri Kantun, M.Ed.

Dwi Herlindawati S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Siti Ismiatul Maulah 180210301046
Metha Eldiana 180210301050
Raniyah Nurida 180210301053
Siti Nur Afni O. 180210301055
Sella Rizki Amalia 180210301056
Churrotul Ainia 180210301063
Olivia Salsabila 180210301066
Anisa Husnaul Laily 180210301067
Bella Eka Tyana 180210301071
Bethari Rumpaka P. 180210301083
Zanisa Nadia D. 180210301086

KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, di panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan inayah-Nya, sehingga makalah tentang Anjak Piutang
ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu.

Makalah ini telah di susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan


dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka di terima segala saran dan kritik dari pembaca agar
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata, saya berharap semoga makalah Perbankan ini dapat


memberikan manfaat terhadap pembaca.

Jember, 30 Oktober 2020

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5

1.3 Tujuan.............................................................................................................5

1.4 Manfaat..........................................................................................................5

BAB 11 PEMBAHASAN........................................................................................6

2.1 Kegiatan Anjak Piutang..................................................................................6

2.2 Sistem Permodalan.........................................................................................7

2.3 Pihak-pihak yang terkaid dalam anjak piutang..............................................9

2.4 Jenis-jenis anjak piutang..............................................................................13

2.5 Keuntungan Anjak Piutang..........................................................................17

BAB III PENUTUP...............................................................................................19

3.1 Kesimpulan...................................................................................................19

3.2 Saran.............................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran masyarakat dalam menghadapi era globalisasi dan perkembangan
perekonomian sangat diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan bangsa. Terutama bagi para pengusaha, baik pengusaha besar, kecil
maupun menengah (UKM). Pada umumnya, setiap perusahaan mempunyai
berbagai macam aktivitas usaha seperti aktivitas operasional perusahaan dan
aktivitas di luar operasionalnya. Aktivitas operasional perusahaan misalnya,
melakukan penjualan barang atau jasa baik dilakukan secara tunai maupun kredit
sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Apabila transaksi pembayaran
dilakukan secara tunai, perusahaan akan langsung menerima keuntungan yang
didapatkan akan tetapi bila transaksi dilakukan secara kredit, maka perusahaan
akan mempunyai piutang atau tagihan yang harus dikelola dengan baik agar
piutang atau tagihan tersebut dapat diterima sesuai dengan yang diharapkan.
Apabila dalam penagihan piutang dagang perusahaan mengalami
kemacetan, perusahaan secara otomatis akan mengalami kerugian bahkan
kebangkrutan. Hal itu dikarenakan perputaran produk yang dihasilkan dan
perputaran keuangan yang tidak stabil atau terganggu. Dan apabila hal tersebut
terjadi, apa yang seharusnya dilakukan perusahaan apabila perusahaan
membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk memenuhi perputaran aktivitas
selanjutnya?
Salah satu solusi yang harus dilakukan adalah dengan cara pengalihan atau
penjualan piutang kepada pihak lain. Oleh karena itu bank, lembaga keuangan
nonbank, dan perusahaan multi finance yang berbentuk perseroan terbatas atau
koperasi, memberikan jasa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan
factoring. Hal ini bertujuan untuk memperlancar kegiatan penyelesaian utang atau
piutang dan membantu perusahaan dalam mengelola transaksi penjualan secara
kreditnya agar terhindar dari resiko yang tidak diinginkan. Pengelolaan secara

5
efektif dan efisien inilah yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh perusahaan
untuk meningkatkan fungsi dan kredibilitasnya di dunia usaha yang terus maju.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kegiatan yang harus dilakukan saat melakukan anjak piutang?
2. Bagaimana sistem permodalan dalam anjak piutang?
3. Siapa saja yang terlibat dalam proses anjak piutang?
4. Apa saja jenis-jenis dari anjak piutang?
5. Apa saja keuntungan dalam melakukan anjak piutang?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang harus dilakukan saat melakukan anjak piutang
2. Mengetahui sistem permodalan dalam anjak piutang
3. Mengetahui siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam proses anjak
piutang
4. Mengetahui jenis-jenis anjak piutang
5. Mengetahui keuntangan dari anjak piutang

1.4 Manfaat
Dengan rumusan masalah di atas, diharapkan agar pembaca dapat
memiliki pandangan yang benar tentang hal-hal yang berkaitan dengan Anjak
Piutang. Dengan pandangan yang benar tersebut, pembaca juga diharapkan agar
memiliki sikap dan tindakan yang tepat dalam melakukan kegiatan yang berkaitan
dengan Anjak Piutang.

6
BAB 11 PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Anjak Piutang


Anjak piutang (factoring) merupakan suatu usaha pembiayaan dalam bentuk
pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Hal ini
senada dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.021/2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan dan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Kegiatan utama bagi perusahaan factoring yakni mengambil alih urusan
piutang suatu perusahaan dengan tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan
dengan pihak kreditor (pihak yng memiliki piutang). Usaha yang dilakukan oleh
perusahaan ini berkaitan dengan pengambil alihan dan pengelolaan piutang suatu
perusahaan, tergantung permintaan pihak kreditor.
Kegiatan perusahaan anjak piutang di Indonesia diatur berdasarkan surat
keputusan Menteri Keuangan Nomor1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember
1988. Berdasarkan surat keputusan Menteri keuangan tesebut dapat diberi
kesimpulan bahwa kegiatan anjak piutang ialah sebagai berikut:
1.Pengambil alihan tagihan suatu perusahaan dengan fee
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suattu transaksi perdagangan dengan
haraga yang sesuai dengan kesepakatan.
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, yang berarti perusahaan
factoring dapat mengelola kegiatan administrasi kredit sautu perusahaan sesuai
kesepakatan.
Dalam mengelola kegiatan sehari - hari perusahaan anjak piutang seperti
halnya perusahaan lain juga memiliki tujuan tertentu untuk mencari keuntungan.
Keuntungan yng diperoleh perusahaan ini antara lain dari berbagai biaya yang
dikenakan terhadap kliennya. Kemudian dari keuntungan inilah perusahaan
factoring dapat menutup seluruh kegiatan operasioalnya.

7
Dalam peraktiknya keuntungan yang diperoleh dari biaya-biaya yang
dibebankan kepada nasabahnya adalah :
1. Jasa penagihan (service charge)
Yakni biaya yang dibebankan oleh perusahaan factoring terhadap
kliennya, yang dikenal dengan istilah fee dan besarnya dihitung berdasarkan
persentase tertentu. Kemudian besarnya fee yang diberikan tergantung dari
kesepakan kedua belah pihak dengan berbagai pertimbangan seperti tingkat
kesulitan atau jumlah piutang yang ditagih.
2. Biaya adminstrasi
Yakni biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah
melakukan pengelolaan perusahaan kreditor oleh klien dan besarnya pun
tergantung dari kesepakatan yang dibuat bersama.

2.2 Sistem Permodalan


Menurut PMK No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2009 tentang
Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan pembiayaan didirikan dalam bentuk badan
hukum perseroan terbatas atau koperasi. Perusahaan pembiayaan dapat didirikan
oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, dan badan usaha asing
dan warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia (usaha patungan).
Perusahaan Pembiayaan wajib memiliki piutang pembiayaan sekurang-kurangnya
sebesar 40 % (empat puluh perseratus) dan total Aktiva.
Perusahaan Pembiayaan, jumlah modal di setor atau di simpanan pokok
dan simpanan wajib dalam rangka pendirian perusahaan pembiayaan adalah :
a. Perusahaan swasta nasional atau perusahaan patungan sekurang-kurangnya
sebesar Rp.100 milyar.
b. Koperasi sekurang-kurangnya Rp.50 milyar.
Dalam hal ini Pembiayaan anjak piutang (factoring) yaitu pembiayaan dalam
bentuk jasa pengurusan penagihan piutang berdasarkan bukti tagihan (invoice),
baik disertai atau tanpa disertai talangan (qardh) yang diberikan kepada pelaku
usaha yang memiliki tagihan kepada pihak ketiga (payor).

8
Implementasi Sistem Permodalan pada Anjak Piutang
Permasalahan permodalan sering dirasakan oleh berbagai pihak, dalam hal
ini bagi pengusaha kecil. Keterbatasan pengusaha kecil antara lain (a)
keterbatasan permodalan, (b) keterbatasan teknologi, (c) keterbatasan sumber
daya manusia, (d) keterbatasan pemasaran. Terdapat banyak sumber permodalan
usaha kecil seperti lembaga keuangan formal (bank) dan lembaga keuangan non
formal (anjak piutang). Anjak piutang (factoring) merupakan pengalihan piutang
perusahaan kepada perusahaan pembiayaan. Piutang merupakan asset likuid yang
dimiliki oleh perusahaan yang dapat memudahkan perusahaan dalam
mendapatkan modal.

Adapun keuntungan perusahaan yang menjadikan anjak piutang sebagai


alternative dalam pembiayaan perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Membantu arus kas perusahaan, seperti biaya operasional, gaji karyawan
dan inovasi bisnis baru.
2. Meringankan krisis modal kerja dalam perusahaan.
3. Melepaskan keuangan yang terjebak dalam jangka panjang (piutang).

Fungsi factor yaitu sebagai perlindungan terhadap gagal bayar dan


pemberitahuan pengalihan piutang kepada debitor. Praktik factoring di berbagai
negara mayoritas menggunakan jenis resource factoring dimana supplier harus
membeli kembali (buy back) terhadap piutang yang tidak dapat ditagih oleh
perusahaan anjak piutang (Webster Jorgensen, 2019).
Esensi anjak piutang yang berbeda dengan kredit bank dimana dalam anjak
piutang ini melibatkan pembelian dan penjualan piutang oleh supplier sedangkan
kredit bank tidak melakukan hal tersebut. Oleh sebab itu, perusahaan factoring
harus memfokuskan kualitas asset (piutang) dan kelayakan kredit bagi debitor.
Dengan demikian, perusahaan factoring (perusahaan pembiayaan) lebih baik
melakukan analisa terlebih dahulu terkait piutang supplier atau debitor sebelum
memutuskan untuk membeli piutang. Tujuannya yaitu agar saat terjadi jual-beli
piutang maka tidak akan terjadi kesalah pahaman dan kredit macet oleh debitor.

9
Sistem permodalan pada usaha kecil dapat dituangkan dalam bentuk
perjanjian anjak piutang. Klausul dalam perjanjian ini ditentukan oleh perusahaan
factoring, baik pembahasannya yang terkait penyimpangan esensi factoring
ataupun hal-hal di luar ketentuan perundang-undangan. Selain itu, perjanjian ini
juga berfungsi sebagai bukti fisik agar dapat dipastikan bahwa proses anjak
piutang sesuai dengan esensi yang sebenarnya.

2.3 Pihak-pihak yang terkaid dalam anjak piutang


Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga pelaku utama yang terlibat yaitu,

a. Perusahaan Anjak Piutang Factoring (Factor) adalah perusahaan yang akan


membeli / menerima pengalihan piutang, yang berfungsi semacam
“perantara” antara Klien dengan Customer.
Perusahaan Factor adalah :
1. Perusahaan yang bergerak khusus factoring.
2. Perusahaan multi finance, yang di samping bergerak di bidang
factoring, tetapi juga bergerak di bidang usaha financial lainnya, seperti
bidang usaha leasing, consumer finance, kartu kredit, dan sebagainya.
3. Bank juga diperkenankan beroperasi di bidang usaha factoring
berdasarkan UU Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, pasal 6 huruf 1.
Jika factoring itu berupa Factoring Internasional, maka disamping
Perusahaan Factoring (Factor) yang domestik (Import Factor), terlibat juga
Perusahaan Factoring luar negeri (Export Factor). Jadi ada 4 (empat) pihak
yaitu :
1. Export Factor yaitu perusahaan yang akan membeli piutang ;
2. Eksportir yang akan menjual utangnya (Klien) ;
3. Importir yaitu orang atau badan hukum dengan mana Eksportir
melakukan transaksi jual beli antar negara ;
4. Import Factor yaitu perusahaan di luar negeri yang akan membantu
Export Factor dalam mengawasi Importir (Customer).

10
Export Factor merupakan penghubung dengan Klien. Sedang-kan Import
Factor merupakan penghubung dengan Customer. Sebagai perusahaan
pembiayaan (pembeli piutang),maka ketentuan tentang ben tuk usaha, cara
pendirian, permodalan dan lain sebagainya seperti su-dah dijelaskan
dimuka harus dipenuhi Perusahaan Factoring (Factor).

b. Penjual piutang ( Klien ).


Klien adalah pihak yang mempunyai piutang, dimana piutang tersebut
kemudian dialihkan kepada Perusahaan Factoring (Factor). Menurut pasal
1 huruf m Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988
klien adalah perusahaan yang menjual dan atau mengalihkan piutang atau
tagihannya yang timbul dari transaksi perdagangan kepada Perusahaan
Factoring (Factor). Dari ketentuan tersebut disyaratkan,Klien harus
merupakan sua tu perusahaan,dengan demikian usaha dagang perorangan
tidak dimungkinkan untuk menjual piutangnya kepada perusahaan
Factoring. Namun demikian tidak berarti Klien tersebut harus merupakan
badan hukum, seperti halnya Perusahaan Factoring dimana ditetapkan
harus berbadan hukum Perseroan Terbatas atau Koperasi. Jadi perusahaan
yang dapat menjual piutangnya (Klien) tidak ada batasan dalam bentuk
usahanya, bisa perusahaan yang bukan badan hukum, seperti suatu Firma,
CV, persekutuan perdata, dan sebagainya.

c. Customer Adalah sebagai pihak debitur yang berhutang kepada Klien,


piutang yang terbit dari hutang (karena jual beli barang/jasa) tersebut
dialihkan kepada Perusahaan Factoring.Customer ini merupakan pihak
yang penting diperhatikan, mengingat macet tidaknya tagihan sangat di
tentukan oleh Customer tersebut sebagai pihak yang akan melunasi
pembayaran. Jadi kemampuan/kemauan dari Customer harus menjadi
perhatian yang utama bagi Perusahaan Factoring (Factor) dalam membeli
piutang. Terlebih lagi dalam bisnis Factoring tidak dipersyaratkan adanya
suatu agunan (jaminan).

11
Hak Dan Kewajiban Para Pihak Didalam Pembiayaan Anjak Piutang

Didalam praktek yang berlaku didalam transaksi perdagangan anjak piutang


para pihak tentunya memiliki beberapa hal yang tentunya menjadi hak dan
kewajiban. Dimana hak dan kewajiban yang dimiliki oleh para pihak tersebut
terkadang menjadi suatu patokan atau tuntunan yang menjadi garis batas untuk
dapat dipatuhi oleh para pihak. Hak dan kewajiban tersebut tentunya mendorong
para pihak untuk dapat mematuhi dan menjalankan apa yang telah ditetapkan
didalam setiap hak dan kewajiban yang mereka miliki. Berikut adalah hak
maupun kewajiban para pihak dalam perjanjian anjak piutang :

a. Kewajiban

Client Menyerahkan semua faktur (invoice) yang merupakan objek


perjanjian selama jangka waktu perjanjian anjak piutang yang dilakukan secara
berkesinambungan, penyerahan tersebut haruslah disertai dengan jaminan bahwa:

1) Seluruh data, penyertaan, laporan dan semua dokumen berkenaan dengan


hutang pelanggan kepada client adalah benar dan lengkap.

2) Piutang tersebut harus timbul dari transaksi jual beli yang dilakukan dengan
benar dan sah, serta bebas dari segala tuntutan komisi/jelas yang timbul dari
siapapun juga (kecuali pemotongan khusus yang menjadi hak pelanggan sesuai
dengan perjanjian jual beli/transaksi)

12
3) Menyerahkan semua hak sebagai pemilik piutang yang sah, termasuk hak untuk
menagih piutang dengan segala cara hak client atas bunga atau keuntungan
lainnya, serta hak-hak lainnya yang timbul sebagai akibat adanya transaksi antara
client dan customer tanpa terkecuali.

4) Tidak akan melakukan perubahan terhadap perjanjian jual beli antara client dan
customer, tidak akan menyerahkan atau mengalihkan piutang tersebut kepada
pihak ketiga selain kepada factor.

b. Hak Client

1) Menerima pembayaran di muka atas harga semua faktur (invoice) yang telah
diserahkan selama perjanjian anjak piutang berlangsung.

2) Menerima laporan hasil pemeriksaan pembukuan yang berhubungan dengan


piutang yang dialihkan.

c. Kewajiban Factor

1) Membayar di muka semua faktur (invoice) yang telah diterima selama


perjanjian anjak piutang berlangsung.

2) Menyelenggarakan pemeriksaan pembukuan yang berhubungan dengan piutang


yang dialihkan.

3) Melakukan penagihan atas piutang yang dibeli kepada pelanggan (customer)

4) Melaporkan secara teratur posisi piutang dan hutang kepada client dan
pelanggan (customer)

d. Hak Perusahaan Anjak piutang

1) Menerima semua faktur (invoice) secara berkala selama perjanjian anjak


piutang berlangsung.

2) Mendapatkan jaminan bahwa piutang tersebut adalah benar dan sah.

3) Melakukan seleksi terhadap piutang yang dialihkan oleh client.

13
4) Menerima pembayaran atas piutang tersebut dari pelanggan (customer) pada
saat jatuh tempo yang dilakukan secara kontinu selama perjanjian anjak piutang
berlangsung tanpa adanya tuntutan dari siapapun.

5) Melakukan peneguran terhadap pelanggan apabila tidak melakukan


pembayaran terhadap invoice yang telah jatuh tempo. Dan customer haknya
adalah mendapatkan pemberitahuan menyangkut adanya pengalihan kreditur dari
client kepada factor serta beberapa hak lainnya seperti perlakuan seimbang yang
tertuang dalam kontrak perjanjian, dan kewajibannya customer tentunya
membayar sejumlah tagihan pembiayaan kepada perusahaan pembiayaan anjak
piutang atau factor.

2.4 Jenis-jenis anjak piutang

Fasilitas anjak piutang yan ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat
dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut: 

1. Berdasarkan Pelayanan 

a. Full Service Factoring 

Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara menyeluruh, baik jasa
pembiayaan maupun nonpembiayaan. 

b. Bulk Factoring 

Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat
jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti resiko piutang,
administrasi penjualan, dan penagihan.

c. Maturity Factoring 

Pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi oleh pengurusan
penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas tagihan. 

14
d. Finance Factoring 

Anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas pembiayaan saja tanpa ikut
menanggung risiko atas piutang tak tertagih. Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat
penyerahan faktur pada perusahaan factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh
faktur sesuai dengan besarnya plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap harus
bertanggung jawab terhadap pembukuan piutang dan penagihannya, termsuk
menanggung risiko tidak tertagihnya piutang tersebut. 

2. Berdasarkan Penanggungan Resiko 

a. With Recourse Factoring 

Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu memenuhi kewajibannya.


Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian
with recourse, klien akan menanggung risiko kredit terhadap piutang yang dialihkan
kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu, perusahaan anjak piutang akan
mengemblikan tanggung jawab (recourse) pembayaran piutang kepada klien atas piutang
yang tidak tertagih dari customer. uang muka proporsi tertentu kepada klien atas piutang
atau faktur yang diserahkan.

b. Without Recourse Factoring 

Perusahaan anjak piutang menanggung risiko atas tidak tertagihnya piutang yang
telah dialihkan leh klien. Namun, dalam perjanjian anjak piutang daat dicantumkan
bahwa di luar keadaan macetnya tagihan dapat diberlakuakan bentuk recourse. Ini untuk
menghindarkan tagihan yang tidak diabayar karena pihak klien ternayat mengirimkan
barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada nasabahnya. Dengan
demikian customer berhak untuk mengembalikan barang yang telah diserahkan tersebut
dan terlepas dari kewajiban pembayaran utang. Dalam hal terjadi kasus demikin,
perusahaan factoring dapat mengembalikan tagihan tersebut kepada klien.

3. Berdasarkan Perjanjian 

a. Disclosed Factoring 

15
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan
pihak debitur (customer). Oleh karena itu pada saat piutang terebut jatuh tempo
perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada debitur yang bersangkutan. Untuk
dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan bahwa bahwa
piutang yang timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang.
Mekanisme anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan:

(1) Penjualan secara kredit kepada customer (debitur)


(2) Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan factoring (factor)
disertai dengan penyerahan faktur-faktur dan dokumen terkait lainnya.

(3) Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.

16
(4) Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan dalam waktu 24
jam. Pembayaran tersebut berjumlah sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya
20% akan dibayar apabila telah dilakukan pelunasan penuh oleh customer atau
debitur.
(5) Penagihan leh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-bukti
pendukung. (6) Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring
b. Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak
piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitur kecuali bila ada
pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien, atau secara sepihak perusahaan
anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko. Mekanisme Undisclose
Factoring sebagai berikut:

Keterangan:

(1) Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya (customer).

17
(2) Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada
pemberitahuan mengenai kontrak anjak piutang.
(3) Tembusan kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan
dibayar saat pelunasan utang oleh debitur (customer).
(4) Pada saat jatuh tempo, debitur akan melunasi utangnya langsung kepada
supplier atau klien.
(5) Klien kemdian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada perusahaan
anjak piutang selanjutnya melunasi sisa pembayaran 20% kepada klien.
4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan
a. Domestic Factoring
Kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan perusahaan anjak piutang,
klien dan debitur yang semuanya berdomisili di dalam negeri.

b. International Factoring
Kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor barang yang melibatkan dua
perusahaan factoring di masing-masing negara sebagai expor factor dan import
factor.

2.5 Keuntungan Anjak Piutang


Client yang telah mendapatkan dan telah menerima fasilitas anjak piutang
financing dari transaksi domestic dari factor akan memperoleh manfaat dan
keuntungan dari transaksi yang telah dilakukannya seperti:
1. Kegiatan factoring yang memberikan fasilitas advance payment dapat
membantu meningkatkan credit standing, yang tercermin dalam nisbah
lancar dan saldo kas menjadi lebih baik.
2. Pembelian barang secara kas, akan mengurangi biaya produksi barang atau
jasa yang dihasilkan oleh client, yang pada akhirnya client dapat menjual
barang dan jasa dengan harga yang sangat kompetitif. Kegiatan anjak
piutang dapat menjadikan client lebih kompetitif, sebab client bebas
mengadakan transaksi atas dasar open account baik untuk perdagangan
dalam luar negeri, sehingga akan membantu meningkatkan laba client
melalui peningkatan perputaran modal kerja.

18
3. Perusahaan dapat terhindar dari resiko tidak dibayarnya tagihan karena hal
itu bisa menjadi beban faktor. Hal ini dimungkinkan apabila transaksi
anjak piutang yang dilakukan bersifat Nonrecourse.
4. Client dapat menikmati perlindungan kredit, dengan adanya fasilitas anjak
piutang resiko penjualan kredit akan berpindah ke faktor sampai batas
yang telah disetujui bersama.
5. Client tidak perlu melakukan penagihan kepada costumer, karena faktor
yang akan melakukan penagihan sekaligus memberikan laporan atau posisi
piutang setiap bulannya.
6. Laporan posisi piutang yang dilakukan oleh faktor akan menjadi masukan
bagi client mengenai kondisi, karakter masing-masing customer. Laporan
ini tentunya akan sangat berguna bagi client untuk mengambil keputusan
terhadap customer yang nakal.

19
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa anjak piutang (factoring)
merupakan suatu usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Keuntungan perusahaan yang
menjadikan anjak piutang sebagai alternatif dalam pembiayaan perusahaan
diantaranya membantu arus kas perusahaan, seperti biaya operasional, gaji
karyawan dan inovasi bisnis baru; meringankan krisis modal kerja dalam
perusahaan dan melepaskan keuangan yang terjebak dalam jangka panjang
(piutang). Pihak yang terkait dalam anjak piutang yaitu perusahaan anjak piutang
factoring (factor), penjual piutang ( klien ) dan customer.

Jenis anjak piutang berdasarkan pelayanan antara lain: full service factoring,
bulk factoring, maturity factoring, dan finance factoring. Berdasarkan
penanggungan resikonya anjak piutang memiliki beberapa jenis yaitu: with
recourse factoring dan without recourse factoring. Berdasarkan perjanjiannya
anjak piutang dibagi dalam 2 jenis diantaranya: disclosed factoring dan
undisclosed factoring. Serta berdasarkan lingkup usahanya anjak piutang dibagi
menjadi 2 yaitu: domestic factoring dan international factoring.

3.2 Saran
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi.Untuk itu, kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak yang membaca sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah yang akan mendatang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aprianto, Naerul Edwin Kiky. 2017. ANJAK PIUTANG (FACTORING) DALAM


EKONOMI ISLAM. Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam. Volume 8 No. 1 P-ISSN:
2085-3696; E-ISSN: 2541-4127.
Abubakar, Lastuti, and Tri Handayani. 2020. “PENGUATAN REGULASI DAN
PERJANJIAN : UPAYA OPTIMALISASI ANJAK PIUTANG SEBAGAI
ALTERNATIF PEMBIAYAAN PERUSAHAAN.” (3). Diakses pada 28 Oktober 2020
Aprilia, Intan. “Pelaksanaan pembiayaan anjak piutang (factoring) di PT. Alami Fintek
Sharia perspektif hukum ekonomi syariah” . Digital Library UIN Sunan Gunung Jati.
2020.
http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/31725 Diakses pada 27 Oktober 2020
Diamantina, Amalia. 2017. BAHAN AJAR USAHA KECIL MENENGAH DAN.
Diakses pada 28 Oktober 2020
Yusi, M Syahirman. 2012. “MODEL PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN : SOLUSI
STRATEGIS PENGUATAN MODAL USAHA KECIL AGRIBISNIS DI SUMATERA
SELATAN.” 16(2): 215–22. Diakses pada 28 Oktober 2020
Hendra, M. (2013). Analisis Hak dan Kewajiban Para Pihak pada Perjanjian Jual Beli
Piutang dalam Pembiayaan Anjak Piutang. USU Law Journal, 1(1), 14190.
Hidayat, S. (2008). Perlindungan Hukum Para Pihak Dalam Pembiayaan Perusahaan
Dengan Sistem Anjak Piutang (Doctoral dissertation, Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro).
Rachmat, Budi. Anjak Piutang (Solusi Cash Flow Problem): Gramedia. Ebook

21

Anda mungkin juga menyukai