Anda di halaman 1dari 7

A.

RESESI EKONOMI PENGERTIAN DAN INDIKATORNYA

1. Pengertian Resesi Ekonomi


Resesi ekonomi merupakan penurunan signifikan yang berlangsung lebih dari
beberapa bulan dalam satu tahun dalam kegiatan ekonomi. Resesi ekonomi yang
berlangsung lama dapat menyebabkan depresi ekonomi.
Resesi juga dapat didefinisikan sebagai kondisi ketika pertumbuhan ekonomi riil
bernilai negatif atau ketika produk domestik bruto (GDP/PDB) mengalami penurunan
selama dua kuartal berturut-turut atau lebih.
2. Indikator Resesi Ekonomi
Ada lima hal yang bisa menjadi indikator terjadinya resesi. Berikut penjelasannya.
1. Ketidakseimbangan antara Produksi dan Konsumsi
Indikator pertama dari terjadinya resesi ekonomi adalah tingkat produksi dan
konsumsi tidak seimbang. Tentu saja produksi dan konsumsi berkaitan erat dengan
pertumbuhan ekonomi. Jika tingginya konsumsi tidak diimbangi dengan produksi
yang tinggi, maka akan terjadi kelangkaan. Negara harus melakukan impor untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal inilah yang membuat turunnya keuntungan
perusahaan dalam negeri. Sebaliknya, jika produksi yang tinggi tidak diimbangi
dengan konsumsi yang tinggi, maka akan ada penumpukan stok.
2. Pertumbuhan Ekonomi Lambat atau Merosot Indikator
pertumbuhan ekonomi yang lambat atau bahkan merosot. Pertumbuhan ekonomi
merupakan tolok ukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan ini mengacu
pada pendapatan nasional atau disebut dengan GDP/PDB. Jika pertumbuhan nai,
maka kondisi perekonomian di suatu negara baik. Namun, jika pertumbuhan
melambat atau merosot, bisa dikatakan perekonomian negara tersebut sedang tidak
baik. Jika laju pertumbuhan ekonomi melambat atau merosot selama dua kuartal
berturut-turut atau lebih, negara tersebut sedang berada dalam jurang resesi ekonomi.

3. Nilai Impor Jauh Lebih Besar daripada NIlai Ekspor


Aktivitas ekspor dan impor adalah hal yang wajar dalam sebuah negara. Selain untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri, ekspor dan impor adalah wadah untuk menjalin
kerja sama dengan negara lain. Negara yang kekurangan suatu komoditas bisa
mengimpor dari negara lain. Sebaliknya, jika kelebihan, kegiatan ekspor bisa sangat
menguntungkan untuk sebuah negara. Karena itulah, kedua hal ini harus selalu dijaga.
Jika nilai impor lebih tinggi daripada ekspor dapat memicu adanya resesi karena
anggaran belanja negara mengalami defisit.
4. Tingkat Pengangguran Tinggi
Salah satu faktor produksi adalah adanya tenaga kerja. Jika tidak ada lapangan
pekerjaan yang cukup, maka akan semakin banyak orang yang menganggur.
Banyaknya pengangguran membuat daya beli masyarakat menurun. Hal ini bisa
menyebabkan resesi. Selain itu, tingkat kriminalitas bisa tinggi untuk memenuhi
kebutuhan hidup.

5. Terjadi Inflasi atau Deflasi Indikator resesi ekonomi yang terakhir adalah terjadi
inflasi atau deflasi. Inflasi yang tinggi dapat mengakibatkan menurunnya daya beli
masyarakat. Ini karena harga barang tidak bisa dijangkau oleh masyarakat.
Sebaliknya, deflasi juga perlu diwaspadai. Dengan menurunnya harga barang, laba
yang diperoleh perusahaan akan menurun. Ini memengaruhi GDP negara.
B. Pengertian Resesi, Akibat, Penyebab, Dampak & Cara Mengatasinya
1. Pengertian Resesi
Dalam ilmu ekonomi Makro, Resesi atau disebut dengan kemerosotan yaitu
keadaan dimana produk domestik bruto (GDP) menurun atau pada saat pertumbuhan
ekonomi ini bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Resesi dapat menyebabkan menurunnya secara simultan di semua kegiatan
ekonomi misalnya lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Resesi
biasanya diasosiasikan dengan turunnya harga (deflasi), atau kebalikannya,
meningkatnya hagar secara drastis (inflasi) dalam proses yang disebut sebagai
stagflasi.

Resesi ekonomi yang berjalan dalam waktu lama dinamakan dengan depresi
ekonomi. Penurunan drastis tingkat ekonomi (serinkali karena sebab depresi parah,
atau hiperinflasi) dinamakan dengan kebangkrutan (economy collapse)

2. Akibat Resesi
Gejala kongjuntur utamanya dirasakan pada negara industri yang sistem
ekonomi nya secara bebas atau mixed. Ini dikarenakan adanya reaksi dunia bisnis
lebih cepat dan sensitif, sedangkan permintaan masyarakat lebih elastis.

Tetapi Indonesia juga merasakan akibatnya, apabila di luar negeri terjadi


resesi. Seperti contohnya di tahun 1979-1980 perekonomian dunia mengalami resesi
melalui aktivitas impor ekspor, tentu saja ini berpengaruh terhadak kondisi ekonomo
dalam negeri.

Dibawah ini adalah beberapa akibat resesi internasional pada perekonomian


Indonesia, antara lain:

1. Harga minyak bumi tidak bisa naik tetapi semakin menurun


2. Banyak komiditi ekspor mulai mengalami harga turun dan jumlah eksport terkena
dan juga komoditi lainnya seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel, bauksit,
dan sebagainya terlihat menurun dari segi harganya.
3. Nilai hasil ekspor nonmigas dalam ukuran nyata bisa disebut akan menurun
sedikit dan memilki kecenderungan akan berjalan terus.
4. Hasil ekspor barang industri misalnya tekstil juga mengalami kendala sebab
proteksionisme di luar negeri.
5. Resesi duna masih berlanjut, baik di negara Amerika ataupun Eropa dan Jepang.
Akibat permintaan terhadap barang ekspor Indonesia tidak meningkat, bahakan
menurun.
6. Tingkat bunga di Amerika tinggi. Hal ini mengakibatkan dolar kembali ke
Amerika; kedudukan $ yang tinggi daripada rupiah, ekspor Indonesia menjadi
lebih berat untuk bersaing di pasar luar negeri.
7. Menurunnya harga minyak adalah suatu pukulan berat untuk perekonomian
Indonesia, dana untuk pembangunan, yang dulu diambil dari penerimaan migas,
sangat menurun
8. Ekspor non migas juga terkena imbasnya, tidak meninggkat seperti yang
diharapkan belum bisa untuk mengimbangi kerugian karena menurunnya harga
minyak
9. Cabang industri dalam negeri yang menurun antara lain pada industri tekstil,
otomotif, elektronika, bangunan atau konstruksi.

3. Penyebab Resesi Ekonomi Indonesia


Indonesia pada dasarnya merupakan korban dari resesi yang mengguncang
Amerika sebagai raksasa dunia. Pengaruh resesi Amerika masuk ke Indonesia melalui
bursa efek dan sektor riil. Lewat jalan sektor riil, Amerika adalah negara yang
menyerap hingga 10% Indonesia atau terbesar nomor dua sesudah Jepang.

Hal ini tentu akan mengganggu jumlah ekspor Indonesia dan juga
meruntuhkan perusahaan di Indonesia yang menggantungkan terhadap sektor Ekspor
ke Amerika. Lemahnya ekspor akan menekan produksi di sektor riil, yang selanjutnya
dapat menekan sektor keuangan.

4. Dampak Resesi Ekonomi untuk Indonesia


Pada umumnya, terdapat tiga dampak atau pengaruh krisis keuangan global
kepada Indonesia, antara lain:

1. Tidak stabilnya kurs dollar akan langsung memukul menjadikan kurs dolar akan
menyebabkan rupiah menjadi melemah dan akan memukul pada sektor ekspor
impor Indonesia.
2. Dari sisi tingkat suku bunga, dengan ketidakstablan dolar ini, suku bunga juga
akan meningkat sebab Bank Indonesia akan menarik rupiah ke dalam.
Dampaknya akan terjadi inflasi akan tinggi. Dampak kepada bank syariah yaitu
menjadi kurang kompetitif.
3. Gabungan kurs dolar tinggi dan suku bunga baik berdampak dua hal. Investai
pada sektor ini dalam akan ada yang batal. Akibat lainnya yaitu investasi pada
saham. Banyak orang yang keluar dari bisnis saham pasar modal.
5. Cara Mengatasi Resesi Ekonomi
Dampak resesi ekonomi akan berimbas terhadap neraca pembayaran dari sisi
ekspor ataupun impor, serta pengaruh pada pasar saham dan pasar uang. Namun, dari
beberapa dampak yang dapat diindentifikasi, pemerintah telah melakukan berbagai
kebijakan fiskal.

Kebijakan itu antara lain yaitu penurunan bea masuk, pemberian subsidi dan
menciptakan insentif supaya perusahaan atau sektor usahanya tidak terbebani terlalu
besar.Sedangkan di bidang moneter keputusan yang diambil Bank Indonesia (BI),
yakni mempertahankan suku bunga acuan BI rate pada level 9,5. Hal ini dilakukan BI
supaya bisa meraih keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dengan usaha
menjaga stabilitas moneter.

6. Penyebab Resesi Ekonomi di Suatu Negara

1. Suku bunga tinggi. Suku bunga tinggi membuat harga rumah, mobil, dan
pembelian besar lainnya mahal. Perusahaan mengurangi pengeluaran dan
rencana pertumbuhan mereka karena biaya pembiayaan terlalu tinggi dan
mengakibatkan perekonomian menyusut.

2. Deflasi. Kebalikan dari inflasi, deflasi berarti harga produk dan aset turun
karena penurunan permintaan yang besar. Ketika permintaan turun, harga juga
turun sebagai cara penjual mencoba menarik pembeli.Orang-orang menunda
pembelian, menunggu harga yang lebih rendah, menyebabkan spiral yang
terus menurun atau aktivitas ekonomi yang lambat dan pengangguran yang
lebih besar.

3. Gelembung aset. Dalam gelembung aset, harga barang-barang seperti saham


teknologi dot-com atau real estat sebelum Great Recession naik dengan cepat
karena pembeli percaya harga akan terus meningkat.

7. Dampak Resesi Ekonomi

Resesi bersifat destruktif karena biasanya menciptakan pengangguran yang


tersebar luas. Itulah mengapa banyak orang akan terkena dampak saat resesi terjadi.
Ketika tingkat pengangguran meningkat, pembelian konsumen semakin turun. Bisnis
bisa bangkrut.
Dalam banyak resesi, orang kehilangan rumah ketika mereka tidak mampu
membayar cicilan rumah. Kaum muda sulit mendapatkan pekerjaan yang baik setelah
lulus sekolah. Resesi juga bisa membuat orang lebih sulit untuk mendapatkan peluang
dan promosi baru. Ciri-Ciri Negara yang Terancam Resesi
Saat resesei, orang mungkin merasakan efek nyata seperti jumlah
pengangguran naik, kebiasaan belanja berubah, penjualan melambat, dan peluang
ekonomi berkurang. Jadi dalam praktiknya, resesi tidak hanya ditandai oleh
penurunan PDB riil, tetapi juga penurunan pendapatan pribadi riil, penurunan
penjualan dan produksi manufaktur, dan kenaikan tingkat pengangguran.
Menurut The Balance, selama resesi, terjadi pertumbuhan kuartal negatif, diikuti oleh
pertumbuhan positif untuk beberapa triwulan, dan kemudian pertumbuhan kuartal
negatif lagi.
TUGAS

EKONOMI PERUSAHAAN
TERKAIT RESESI EKONOMI

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ANDI NURSAM


NIT : T19 12 001

AKADEMI KETATALAKSANAAN PELAYARAN NIAGA


KENDARI
2020

Anda mungkin juga menyukai