Anda di halaman 1dari 6

Nama :Hafilda

Nim : 11190360000012

Kelas : Filsafat Ilmu C

Prodi : Ilmu hadits

1. Jelaskan makna pengetahuan, ilmu, dan sains?

Jawab :

Kata ilmu jika dilihat dari segi bahasa, ilmu berasal dari bahasa arab yaitu al-ilmu, atau dari bahasa
Yunani yaitu logos, yang berarti pengetahuan. Orang-orang yang mempelajari bahasa Arab mengalami
sedikit kebingungan tatkala menghadapi kata “ilmu”. Dalam bahasa Arab kata ” Al-ilm” berarti
pengetahuan (knowledge). Sedangkan kata ilmu dalam bahasa indonesia biasanya merupakan
terjemahan dari science. Ilmu dalam arti science itu hanya sebagian dari Al-ilm dalam bahasa Arab.
Maksudnya agar orang yang mengerti bahasa Arab tidak bingung membedakan kata ilmu (science)
dengan kata ilmu (knowledge).

Ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut
alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya
bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari ilmu terkait.
Definisi ilmu bergantung pada cara kerja indra masing-masing individu dalam menyerap pengetahuan
dan juga cara berfikir setiap individu dalam memproses pengetahuan yang di perolehnya. Selain itu juga,
dalam definisi ilmu bisa berlandaskan aktifitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. Kita dapat melihat hal itu
melalai metode yang digunakan.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktifitas panca indra untuk
mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadanya.
Sedangkan, ilmu menghendaki lebih jauh, luas dan dalam dari pengetahuan. Berpikir pada dasarnya
merupakan proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran
dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Gerak pemikiran ini dalam kegiatannya mempergunakan lambang yang merupakan
abstraksi dari obyek yang sedang kita pikirkan. Salah satu lambangnya yaitu dengan bahasa, maksudnya
dengan bahasa obyek-obyek kehidupan yang konkret dapat dinyatakan dengan kata-kata.
Istilah sains berasal dari bahasa Latin “science” dalam bahasa Indonesia sepadan dengan kata sains .
Akhir-akhir ini para ahli bahasa Indonesia sepakat bahwa setiap kata serapan dari bahasa Inggris yang
berakhiran “nce” ditambahkan “s” diakhir kata dan tidak berarti menunjukkan jamak atau banyak. Hans
Reichenbach menyebutkan bahwa sains disebut juga dengan pengetahuan yang bersifat bisa
memprediksi (Predictive Knowledge). Dengan demikian maksudnya yang penting adalah mengetahui
dan bisa menjelaskan alasan, konteks, ruang lingkup, maksud, tujuan, dan fungsi dari suatu istilah yang
kita pakai sehingga orang lain tidak keliru memaknai hal tersebut. Pada intinya, sains adalah bagian kecil
dari ilmu atau merupakan salah satu disiplin ilmu yang lebih khusus pada bidang tertentu yakni lebih ke
bidang teknologi.

2. Apa persamaan dan perbedaan ketiganya?

Jawab :

Perbedaan ilmu, Pengetahuan dan Sains , Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau
fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan masyarakat), yang diperoleh manusia
melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang
menjadi objek kajian dari ilmu terkait. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari
aktifitas panca indra untuk mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan dalam jiwa sehingga tidak
ada keraguan terhadanya. Sedangkan, ilmu menghendaki lebih jauh, luas dan dalam dari pengetahuan.
Sains adalah bagian kecil dari ilmu atau merupakan salah satu disiplin ilmu yang lebih khusus pada
bidang tertentu yakni lebih ke bidang teknologi.

Persamaan antara ilmu dan pengetahuan.

Dari segi etimologi, ilmu berasal dari bahasa arab yaitu ‘ilm yang artinya mengetahui. Jadi yang
membedakan :

. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya sampai ke-
akar-akarnya. Artinya ilmu dan pengetahuan sama-sama menyelidiki nilai kebenaran mengenai suatu hal
yang menjadi objek kajian.

· Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-
kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya. Artinya, keduanya sama-sama
mencoba menjelaskan suatu fenomena melalui pendekatan rasionalitas—menganalisis hubungan logis
dari beberapa fenomena sehingga menghasilkan sebuah simpulan.

· Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.

. Keduanya mempunyai metode dan sistem.

· Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia
[obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih mendasar.
3. Apa perbedaan antara filsafat dan ilmu?

Jawab :

Perbedaan:

Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu yang ada [realita]
sedangkan obyek material ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu
hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian
filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat
non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam
dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal
itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan
realita.

Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan
pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu,
nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul dari nilainnya.

4. Apa yg dimaksud filsafat ilmu? Apa perbedaannya dengan epistemologi?

Jawab :

Pengertian Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mempelajari dan mempertanyakan secara sistematis mengenai
hakikat pengetahuan ilmu yang berhubungan dalam masalah-masalah filosofis dan fundamental yang
terdapat pada ilmu untuk mencapai pengetahuan yang ilmiah. Intinya, filsafat ilmu adalah filsafat
dengan pokok bahasan ilmu sebagai inti dari apa yang dipertanyakan mengenai kebenaran. Masalahnya,
mudah untuk mengingat dan menjelaskan apa definisi dari filsafat ilmu namun sulit untuk benar-benar
memahami esensi apa yang dipelajari dalam filsafat ilmu.

Contoh nyatanya dijelaskan oleh Lacey (1996) yang membuat beberapa poin bahasan yang akan
dieksplorasi dalam filsafat ilmu, poin-poin pokok bahasan tersebut adalah:

-Hakikat ilmu itu sendiri

-Tujuan dari ilmu

-Metode ilmu

-Bagian-bagian ilmu

-Jangkauan ilmu
Hubungan ilmu dengan masalah kehidupan atau filosofi yang lain seperti: nilai, etika, moral dan
kesejahteraan manusia. Untuk memperdalam pemahaman terhadap filsafat ilmu pula kita harus benar-
benar paham apa yang dimaksud dengan filsafat.

Filsafat Ilmu merupakan refleksi kritis atas ilmu pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pada
dasarnya memiliki landasan-landasan yang menjadi dasar bagi didirikannya suatu ilmu menjadi ilmu
pengetahuan. Filsafat ilmu bertugas menjelaskan dasar-dasar atau fundamen dalam ilmu pengetahuan
secara kritis, untuk direfleksikan, kemudian menjadi koreksi dan evaluasi bagi ilmu pengetahuan itu
sendiri.

Sementara Epistemologi merupakan cabang filsafat yang secara etimologi berasal dari bahasa Yunani,
episteme = knowledge dan logos = theory, yang jika digabungkan berarti teori pengetahuan. Immanuel
Kant menyebut epistemologi sebagai ilmu tentang batas-batas serta kemungkinan pengetahuan.
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang berusaha menjawab pertanyaan ‘apa yang dapat saya
ketahui?’. Sedangkan menurut Hunnex, fokus pembahasan epistemologi adalah mengenai sumber
pengetahuan, struktur dan situasi pengetahuan, dan batas atau wilayah ilmu pengetahuan. Jadi
epistemologi merupakan upaya evaluatif dan kritis tentang pengetahuan manusia. Jadi, perbedaan
antara filsafat ilmu dan epistemologi terletak pada bidang kajiannya, dimana filsafat ilmu merupakan
refleksi kritis atas ilmu pengetahuan, sementara epistemologi merupakan teori-teori pengetahuan yang
terfokus pada batas-batas, struktur dan sumber dari ilmu pengetahuan.

5. Apa saja ruang lingkupnya?

Jawab :

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi atau filsafat pengetahuan yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu, dengan ruang lingkup seperti :

Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan
antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yangmembuahkan pengetahuan ? (Landasan
ontologis)

Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupailmu? Bagaimana


prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar menandakan pengetahuan yang
benar? Apa saja kriterianya? Apa yang disebutkebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara, teknik,
sarana apa yang membantu kitadalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan
epistemologis). Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan
antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek
yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural
yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional? (Landasan
aksiologis)
6. Apa manfaat tujuan dan manfaatnya?

Jawab :

Tujuan filsafat ilmu adalah :

1. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahamisumber,
hakikat dan tujuan ilmu.

2. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,sehingga


kita mendapatkan gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.

3. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruantinggi,
terutama persoalan yang ilmiah dan non ilmiah

4. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu
danmengembangkannya.

5. Mempertegas bahwa alam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak
adapertentangan.

Manfaat Filsafat Ilmu

Adapun manfaat dari mempelajari filsafat ilmu, yaitu :

a. Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola pikir “menara gading”yakni hanya
berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya.
Padahal setiap aktivitas keilmuwan nyarisnyaris tidak dapat dilepaskan dalam konteks kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jadi filsafat ilmu diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan IPTEK yang
ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab dengan mempelajari filsafat
ilmumaka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap
arogansi intelektual. Hal yang diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan sehingga
mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang dimilikinya untuk
kepentingan umat manusia.

b. Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan nilai ontologis. Melalui paradigma
ontologism diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu
mengatasi bahaya sekularisme segala ilmu.

c. Mengembangkan ilmu, teknologi dan pertindustrian dalam batasan nilai epistemologis. Melalaui
paradigma epistemologis diharapkan akan mendorong pertumbuhan wawasan intelektual keilmuan
yang mampu membentuk sikap ilmiah.

d. Mengembangkan ilmu, teknologi dan perindustrian dalam batasan akiologi. Melalui paradigma
aksiologis diharapkan dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta mendorong perilaku adil dan
membentuk moral tanggung jawab. Segala macam ilmu dan teknologi dipertanggung jawabkan bukan
unntuk kepentingan manusia, namun juga untuk kepentingan obyek semua sebagai sumber kehidupan.

7. Jelaskan hubungan filsafat ilmu dengan ilmu hadis?

Jawab :

Dengan filsafat, hadis diletakkan dalam dua kerangka yakni obyektivitas dan kontinuitas. Obyektivitas
penting untuk memahami hadis yang hadir dalam eksistensi tertentu yang berbeda dengan eksistensi
saat ini. Untuk mencapai obyektivitas diperlukan analisa struktural, historis dan kritik ideologi.
Kontinuitas hadis juga penting karena sebagai sumber keagamaan hadis diyakini memiliki nilai yang
universal. Ini dilakukan agar hadis dapat berbicara dengan eksistensi kita saat ini.

Anda mungkin juga menyukai