Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di Susun Oleh :
|i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan RahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Menyimak yang
berjudul “Critical Book Report”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen
yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya untuk membantu menyelesaikan
laporan ini. Adapun laporan ini dibuat penulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila.
Critical Book Report ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Critical Book Report ini. Untuk
itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan Critical Book Report ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
| ii
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................1
C. Manfaat...........................................................................................................................1
D. Identitas Buku Utama.....................................................................................................2
E. Identitas Buku Kedua.....................................................................................................3
F. Identitas Buku Ketiga.....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Ringkasan Buku Utama..................................................................................................4
B. Ringkasan Buku Kedua................................................................................................21
C. Ringkasan Buku Ketiga................................................................................................29
A. Kelebihan Buku............................................................................................................19
B. Kekurangan Buku.........................................................................................................19
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................................49
B. Saran.............................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA 5O
| iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buku merupakan salah satu media yang digunakan untuk mendapatkan informasi,
baik dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra, ekonomi, sosial, teknologi maupun bidang
lainnya. Cara yang paling umum untuk menggali informasi dari buku adalah dengan cara
membacanya. Untuk mendapat informasi yang banyak harus membaca lebih dari satu
buku .Karena dengan lebih banyak buku, kita akan lebih luas pemahamannya.
Oleh karena itu, selain membaca untuk menambah wawasan dan menggaliilmu,
dengan membaca buku seseorang juga dapat sekaligus mengkritik buku yang dibaca tersebut,
mulai dari kelengkapan isi materi buku, susunan buku, dan hal lain yang terkait dengan buku
tersebut. Dengan mengkritik buku tersebut, akan menimbulkan sikap kritis pada diri
seseorang, mengetahui kekurangan dan kelebihan buku tersebut sehingga dapat mencari buku
lain sebagai penambah dari buku yang akan baca. Dengan demikian, akan mendapatkan
banyak referensi dalam mencari ilmu.
B. Tujuan
1. Melatih mahasiswa memberi suatu pendapat kritis tentang suatu permasalahan yang
terdapat pada ketiga buku.
2. Mengkomunikasikan pendapatnya mengenai ketiga buku secara tertulis.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari Critical Book Report adalah untuk menambah pengetahuan tentang
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa dan juga meningkatkan kemampuan membandingkan
buku serta melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap buku.
|1
D. Identitas Buku
Buku I
Buku II
|2
1. JudulBuku : Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani
2. Penulis : A.Ubaedillah dan Abdul Rozak
3. Penerbit : Kencana
4. TahunTerbit : 2015
5. Jumlah hlm : 250 hlm
6. ISBN : 979-3465-03-4
Buku III
|3
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. RINGKASAN BUKU I
Pada bagian pengantar ini, Anda akan diajak untuk memahami konsep, hakikat, dan
perjalanan pendidikan Pancasila di Indonesia. Hal tersebut penting untuk diketahui karena
berlakunya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi mengalami pasang surut. Selain itu,
kebijakan penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi tidak serta merta
diimplementasikan baik di perguruan tinggi negeri maupun di perguruan tinggi swasta.
Keadaan tersebut terjadi karena dasar hukum yang mengatur berlakunya pendidikan
Pancasila di perguruan tinggi selalu mengalami perubahan dan persepsi pengembang
kurikulum di masing-masing perguruan tinggi berganti-ganti. Lahirnya ketentuan dalam pasal
35 ayat (5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa kurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah agama, Pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa
Indonesia menunjukkan bahwa negara berkehendak agar pendidikan Pancasila dilaksanakan
dan wajib dimuat dalam kurikulum perguruan tinggi sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri.
Dengan demikian, mata kuliah Pancasila dapat lebih fokus dalam membina pemahaman dan
penghayatan mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia.
Selain itu, dengan mengacu kepada ketentuan dalam pasal 2 Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2012, sistem pendidikan tinggi di Indonesia harus berdasarkan Pancasila.
Implikasinya, sistem pendidikan tinggi (baca: perguruan tinggi) di Indonesia harus terus
mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai segi kebijakannya dan
menyelenggarakan mata kuliah pendidikan Pancasila secara sungguh-sungguh dan
bertanggung jawab.
Anda tentu sudah mempelajari pendidikan Pancasila. Materi pendidikan Pancasila apa
saja yang sudah Anda pelajari? Anda sudah pernah mengenal pendidikan budi pekerti,
Pendidikan Moral Pancasila (PMP), pendidikan Pancasila dan kewarganegaran (PPKn), dan
lain-lain. Namun, apakah Anda sudah benar-benar memahami nilai-nilai Pancasila yang
terkandung dalam mata pelajaran tersebut? Apa kesan Anda setelah memperoleh
|4
pelajaranpelajaran yang terkait dengan nilai-nilai Pancasila tersebut? Jawaban yang Anda
ajukan mungkin berbeda satu dengan yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan masih terdapat
perbedaan dalam pemahaman atas perlu atau tidaknya pendidikan Pancasila di perguruan
tinggi.
Manifestasi prinsip gotong royong dan solidaritas secara konkret dapat dibuktikan
dalam bentuk pembayaran pajak yang dilakukan warga negara atau wajib pajak. Alasannya
jelas bahwa gotong royong didasarkan atas semangat kebersamaan yang terwujud dalam
semboyan filosofi hidup bangsa Indonesia “berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”.
Konsekuensinya, pihak yang mampu harus mendukung pihak yang kurang mampu, dengan
menempatkan posisi pemerintah sebagai mediator untuk menjembatani kesenjangan. Pajak
menjadi solusi untuk kesenjangan tersebut.
Hal ini berarti mata kuliah Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan knowledge,
attitude, dan skill mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa dalam membangun jiwa
profesionalitasnya sesuai dengan program studinya masing-masing, serta dengan menjadikan
nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun (guiding principle) sehingga menjadi warga
negara yang baik (good citizenship).
Adapun visi dan misi mata kuliah pendidikan Pancasila adalah sebagai berikut: Visi
Pendidikan Pancasila Terwujudnya kepribadian sivitas akademika yang bersumber pada
nilai-nilai Pancasila.
|5
Dalam pembelajaran pendidikan Pancasila, empat pilar pendidikan menurut UNESCO
menjadi salah satu rujukan dalam prosesnya, yang meliputi learning to know, learning to do,
learning to be, dan learning to live together (Delors, 1996).
Dalam pikiran Anda pasti pernah terlintas, mengapa harus ada pendidikan Pancasila
di perguruan tinggi? Hal tersebut terjadi mengingat jurusan/ program studi di perguruan
tinggi sangat spesifik sehingga ada pihak-pihak yang menganggap pendidikan Pancasila
dianggap kurang penting karena tidak terkait langsung dengan program studi yang
diambilnya. Namun, apabila Anda berpikir jenih dan jujur terhadap diri sendiri, pendidikan
Pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang profesional dan
bermoral. Hal tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya asing yang bertubi-tubi
mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam masalah pengetahuan dan
teknologi, melainkan juga berbagai aliran (mainstream) dalam berbagai kehidupan bangsa.
Oleh karena itu, pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak tercerabut dari
akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus menjadi pembeda antara satu
bangsa dan bangsa lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan Pancasila sangat penting
diselenggarakan di perguruan tinggi. Berdasarkan SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002,
Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi yang harus dicapai mata kuliah pendidikan Pancasila
yang merupakan bagian dari mata kuliah pengembangan kepribadian adalah menguasai
kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta berpandangan luas sebagai
manusia intelektual dengan cara mengantarkan mahasiswa:
|6
1. Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai hati
nuraninya;
2. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta
cara-cara pemecahannya;
3. Agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni;
4. Agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia.
Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
Sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;
memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai hari
nurani;
Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi
bangsanya.
Dilihat dari segi objek materil, pengayaan materi atau substansi mata kuliah
pendidikan Pancasila dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan, diantaranya
pendekatan historis, sosiologis, dan politik. Sementara, dilihat dari segi objek formil,
pengayaan materi mata kuliah pendidikan Pancasila dilakukan dengan pendekatan ilmiah,
filosofis, dan ideologis.
|7
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di dalamnya
mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai
golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial,
perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat. Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa
dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-
nilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji
struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah
sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu
kepada nilai-nilai Pancasila.
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum (rechtsstaat) dan salah satu cirinya
atau istilah yang bernuansa bersinonim, yaitu pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law).
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari
fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa
dan mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya atau usaha mewujudkan kehidupan
politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
|8
2. Tantangan Pendidikan Pancasila
Tantangannya ialah menentukan bentuk dan format agar mata kuliah pendidikan
Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai program studi dengan menarik dan efektif.
Tantangan ini dapat berasal dari internal perguruan tinggi, misalnya faktor ketersediaan
sumber daya, dan spesialisasi program studi yang makin tajam (yang menyebabkan
kekurangtertarikan sebagian mahasiswa terhadap pendidikan Pancasila). Adapun tantangan
yang bersifat eksternal, antara lain adalah krisis keteladanan dari para elite politik dan
maraknya gaya hidup hedonistik di dalam masyarakat.
|9
F. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pendidikan Pancasila
Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian,
sesuai dengan program studinya masing-masing.
Dalam Bab II ini, Anda akan diajak untuk menelusuri tentang sejarah perumusan
Pancasila. Penelusuran ini penting agar Anda mengetahui dan memahami proses
terbentuknya Pancasila sebagai dasar negara. Tujuannya adalah agar Anda dapat menjelaskan
proses perumusan Pancasila sehingga terhindar dari anggapan bahwa Pancasila merupakan
produk rezim Orde Baru.
A. Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi bangsa
itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka ke pintu gerbang
kemerdekaan bangsa Indonesia. Ahli sejarah, Sartono Kartodirdjo, sebagaimana yang dikutip
oleh Mochtar Pabottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal
Rasionalitas Politik, menengarai bahwa benih nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam
gerakan Perhimpoenan Indonesia yang sangat menekankan solidaritas dan kesatuan bangsa.
Perhimpoenan Indonesia menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi
penjajahan dan keterjajahan. Kemudian, disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928
merupakan momenmomen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Kesemuanya itu
| 10
merupakan modal politik awal yang sudah dimiliki tokoh-tokoh pergerakan sehingga sidang-
sidang maraton BPUPKI yang difasilitasi Laksamana Maeda, tidak sedikitpun ada intervensi
dari pihak penjajah Jepang. Para peserta sidang BPUPKI ditunjuk secara adil, bukan hanya
atas dasar konstituensi, melainkan juga atas dasar integritas dan rekam jejak di dalam
konstituensi masingmasing. Oleh karena itu, Pabottinggi menegaskan bahwa diktum John
Stuart Mill atas Cass R. Sunstein tentang keniscayaan mengumpulkan the best minds atau the
best character yang dimiliki suatu bangsa, terutama di saat bangsa tersebut hendak
membicarakan masalah-masalah kenegaraan tertinggi, sudah terpenuhi.
Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli 1945
adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang kemudian dikenal dengan
nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan
Indonesia. Pada alinea keempat Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai
berikut.
Naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang dijuluki “Piagam Jakarta” ini di
kemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945, dengan sejumlah perubahan di sana-sini.
Peristiwa penting lainnya terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno, Hatta,
dan Rajiman Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang di Asia Selatan ke
Saigon untuk membahas tentang hari kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang pernah
dijanjikan.
| 11
B. Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap bangsa mana pun di dunia ini pasti memiliki
identitas yang sesuai dengan latar belakang budaya masing-masing. Budaya merupakan
proses cipta, rasa, dan karsa yang perlu dikelola dan dikembangkan secara terus-menerus.
Budaya dapat membentuk identitas suatu bangsa melalui proses inkulturasi dan akulturasi.
Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi
dan akulturasi tersebut.
Sebagaimana dikatakan von Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan
lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya
bangsa Indonesia (Bakry, 1994: 157).
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian
bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara
Indonesia (Bakry, 1994: 161).
| 12
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Misalnya, sila
Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan yang
beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya Tuhan sudah diakui.
Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan adanya pasang surut dalam
pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Misalnya pada masa pemerintahan
presiden Soekarno, terutama pada 1960- an NASAKOM lebih populer daripada Pancasila.
Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
adalah meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi sebenarnya sehingga nilai-nilai
Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup berbangsa dan bernegara.
| 13
1. Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008 menunjukkan
bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot secara tajam, yaitu 48,4%
responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara
benar dan lengkap. 42,7% salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60%
responden berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila.
Apabila dipelajari secara seksama uraian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat satu prinsip penting yang dianut, yaitu Indonesia mengadopsi konsep negara
modern yang ideal sebagaimana dikemukakan oleh CarlSchmidt, yaitu demokratischen
Rechtsstaat (Wahjono dalam Oesman dan Alfian, 1993: 100).
| 14
2. Menelusuri Konsep Tujuan Negara
Para ahli berpendapat bahwa amuba atau binatang bersel satu pun hidupnya memiliki
tujuan, apalagi manusia pasti memiliki tujuan hidup. Demikian pula, suatu bangsa mendirikan
negara, pasti ada tujuan untuk apa negara itu didirikan.
Secara etimologis, istilah dasar negara maknanya identik dengan istilah grundnorm
(norma dasar), rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita negara), philosophische grondslag
(dasar filsafat negara). Banyaknya istilah Dasar Negara dalam kosa kata bahasa asing
menunjukkan bahwa dasar negara bersifat universal, dalam arti setiap negara memiliki dasar
negara.
Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan sebagai landasan
dan sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara. Dasar negara juga dapat
diartikan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara.
Setiap orang pasti bertanya-tanya termasuk Anda, benarkah Pancasila itu diperlukan
sebagai dasar negara? Apa buktinya jika Pancasila itu perlu dijadikan dasar negara Indonesia?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita akan mulai dari analogi terlebih dahulu. Apakah
Anda mempunyai kendaraan? Apa yang harus Anda lakukan jika tidak ada jalan yang dapat
dilalui?
C. Menggali Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai
Dasar Negara
Dalam rangka menggali pemahaman Pancasila sebagai dasar negara, Anda akan
dihadapkan pada berbagai sumber keterangan. Sumber-sumber tersebut meliputi sumber
historis, sosiologis, dan politis. Berikut merupakan rincian dari sumber-sumber tersebut.
| 15
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar
Negara
Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui suatu proses yang cukup
panjang. Pada mulanya, adat istiadat dan agama menjadi kekuatan yang membentuk adanya
pandangan hidup. Setelah Soekarno menggali kembali nilai-nilai luhur budaya Indonesia,
pada 1 Juni 1945 barulah Pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang diresmikan pada
18 Agustus 1945 dengan dimasukkannya sila-sila Pancasila dalam Pembukaan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dengan bersumberkan
budaya, adat istiadat, dan agama sebagai tonggaknya, nilai-nilai Pancasila diyakini
kebenarannya dan senantiasa melekat dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Sebagaimana dipahami bahwa Pancasila secara legal formal telah diterima dan
ditetapkan menjadi dasar dan ideologi negara Indonesia sejak 18 Agustus 1945. Penerimaan
Pancasila sebagai dasar negara merupakan milik bersama akan memudahkan semua
stakeholder bangsa dalam membangun negara berdasar prinsip-prinsip konstitusional.
Mahfud M.D. (2009: 16--17) menegaskan bahwa penerimaan Pancasila sebagai dasar negara
membawa konsekuensi diterima dan berlakunya kaidah-kaidah penuntun dalam pembuatan
kebijakan negara, terutama dalam politik hukum nasional.
Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada negara
Republik Indonesia harus berlandaskan dan/atau harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Hal tersebut bermakna, antara lain bahwa, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit
yang menjiwai kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan
menjiwai segala urusan penyelenggaraan negara.
Urgensi Pancasila sebagai dasar negara, yaitu: 1) agar para pejabat publik dalam
menyelenggarakan negara tidak kehilangan arah, dan 2) agar partisipasi aktif seluruh warga
| 16
negara dalam proses pembangunan dalam berbagai bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh
nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, pada gilirannya nanti cita-cita dan tujuan negara
dapat diwujudkan sehingga secara bertahap dapat diwujudkan masyarakat yang makmur
dalam keadilan dan masyarakat yang adil dalam kemakmuran.
Masih ingatkah Anda, apa yang dimaksud dengan ideologi? Mungkin Anda pernah
membaca atau mendengar pengertian ideologi. Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang
artinya gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi
secara etimologis, artinya ilmu tentang ideide (the science of ideas), atau ajaran tentang
pengertian dasar (Kaelan, 2013: 60-61).
Setelah Anda menelusuri berbagai pengertian, unsur, dan jenis-jenis ideologi, maka
terlihat bahwa Pancasila sebagai ideologi negara menghadapi berbagai bentuk tantangan.
Anda perlu mengetahui bahwa Pancasila sebagai sistem etika tidaklah muncul begitu
saja. Pancasila sebagai sistem etika diperlukan dalam kehidupan politik untuk mengatur
sistem penyelenggaraan negara. Anda dapat bayangkan apabila dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan bagi para
penyelenggara negara, niscaya negara akan hancur.
| 17
C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Sistem Etika
1. Sumber historis
Pada zaman Orde Lama, Pancasila sebagai sistem etika masih berbentuk sebagai
Philosofische Grondslag atau Weltanschauung. Artinya, nilai-nilai Pancasila belum
ditegaskan ke dalam sistem etika, tetapi nilai-nilai moral telah terdapat pandangan hidup
masyarakat. Masyarakat dalam masa orde lama telah mengenal nilai-nilai kemandirian
bangsa yang oleh Presiden Soekarno disebut dengan istilah berdikari (berdiri di atas kaki
sendiri).
Hakikat Pancasila sebagai sistem etika terletak pada hal-hal sebagai berikut: Pertama,
hakikat sila ketuhanan terletak pada keyakinan bangsa Indonesia bahwa Tuhan sebagai
penjamin prinsip-prinsip moral.
Kedua, hakikat sila kemanusiaan terletak pada actus humanus, yaitu tindakan manusia
yang mengandung implikasi dan konsekuensi moral yang dibedakan dengan actus homini,
yaitu tindakan manusia yang biasa.
| 18
Ketiga, hakikat sila persatuan terletak pada kesediaan untuk hidup bersama sebagai
warga bangsa yang mementingkan masalah bangsa di atas kepentingan individu atau
kelompok.
Keempat, hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah untuk mufakat.
Artinya, menghargai diri sendiri sama halnya dengan menghargai orang lain.
Kelima, hakikat sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
perwujudan dari sistem etika yang tidak menekankan pada kewajiban semata (deontologis)
atau menekankan pada tujuan belaka (teleologis), tetapi lebih menonjolkan keutamaan (virtue
ethics) yang terkandung dalam nilai keadilan itu sendiri.
Pancasila sebagai sistem etika di samping merupakan way of life bangsa Indonesia,
juga merupakan struktur pemikiran yang disusun untuk memberikan tuntunan atau panduan
kepada setiap warga negara Indonesia dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai
sistem etika, dimaksudkan untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap
individu sehingga memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan
bermasycarakat, berbangsa, dan bernegara.
| 19
dengan nilai-nilai budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat
objektivitas, di pihak lain iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam
pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia.
BAB 1 PENDAHULUAN
Namun demikian, alih-alih mendidik bangsa menjadi warga negara lebih cerdas
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan kewarganegaraan, khususnya
sepanjang kekuasaan orde baru, telah direkayasa sebagai alat untuk melanggengkan
kekuasaan melaluicara-cara indoktrinasi, manipulasi atas demokrasi dan dasar negara
Pancasila, melalui tindakan dan kebijakan paradoks penguasa Orde Baru.
| 20
Pancasila Negara Kesatuan Republik Indinesia (NKRI), UUD 1945, Bhineka
Tunggal Ika adalah harga mati bagi bangsa indonesia. Keempat pilar nasional ini harus
bersinergi dengan demokrasi yang sudah menjadi pilihan bagi gerakan reformasi.
Kemajemukan adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari oleh Indonesia
sebagai sebuah bangsa yang besar. Pada saat yang sama kemajemukan juga tidak bileh
menjadi pemicu hilangnya rasa persatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara
kesatuan..
Setelah Orde Baru berakhir pada 1998, ideologi negara Indonesia Pancasila seakan
hilang bersamaan dengan tamatnya pemerintahan Presiden Soeharto. Sepanjang kekuasaan
orde baru, Pancasila selalu hadir dalam setiap pidato kepala negara dan pejabat dibawahnya.
Pendidikan Pancasila digalakkan di berbagai tingkatan dan penataran dilakukan bagi pegawai
pemerintah dan masyarakat. Tiada hari tanpa Pendidikan Pancasila.
Suasana tersebut berubah total setelah gerakan reformasi muncul dan mengakhiri
kekuasaan panjang Orde baru. Pancasila tak lagi menjadi jagoan pembangunan. Pancasila
untuk beberapa saat hilang dari sambutan elit bangsa Indonesia, apalagi dari kalangan
masyarakat.
Mengiringi gerakan reformasi dan demokratisasi, Indonesia tidak sepi dari ujian dan
ancaman disentigasi. Ujian setelah lengsernya Presiden Soeharto adalah lepasnya Timor-
timor dari genggaman Negara Republik Indonesia. Namun demikian,euforia demokrasi telah
mengubah secara signifikan Indonesia menjadi masyarakat yang terbuka dan kritis.
Demokrasi saat ini masih dipahami kebanyakan masyarakat sebagai tiket murah untuk
melakukan atau bertindak melanggar hukum, menyuarakan hak dari kewajiban dan
memaksakan kehendak kelompok. Transisi demokrasi Indonesia masih diwarnai tindakan
anarkis, baik antar warga negara dengan negara maupun diantara negara dengan warga
Negara.
| 21
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan
membedakannya dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak
dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan
identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang
dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman.
Secara etimologis, kata demokrasi (dari kata yunani) adalah bentukan dari dua kata
demos (rakyat) dan cratein atau cratos ( kekuasaan dan kedaulatan). Perpaduan kata
demosdan cratein atau cratos membentuk kata demokrasi yang memiliki pengertian umum
sebagai sebuah bentuk pemerintahan rakyat dan dilakukan secara langsung oleh rakyat atau
melalui wakil dari mereka melalui para wakil mereka melalui mekanisme
pemilihan yang berlangsung secara bebas.
Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. ia merupakan proses panjang
melalui pembiasaan, pembelajaran, dan penghayatan. Untuk tujuan ini dukungan sosial dan
dukungan demokratis adalah mutlak dibutuhkan. Keberhasilan demokrasi ditunjukkan
oleh sejumlahmana demokrasi sebagai perinsip acuan hidup bersama antar warga negara dan
antara warga negara dengan negara dijalankan dan dipatuhi oleh kedua belah pihak.
A.Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari bahasa Prancis yaitu constituer yang berarti membentuk.
Dalam bahasa Latin kata konstitusi merupakan gabungan dua kata yakni cume berarti
“bersama dengan” dan statuere berarti “membuat sesuatu agar berdiri” atau “mendirikan,
menetapkan sesuatu”. Istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa Inggris memiliki makna
yang lebih luas dari UUD, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu
pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Keempat cakupan isi konstitusi diatas merupakan dasar utama bagi suatu pemerintahan
yang konstitusional.
Konstitusi sebagai suatu kerangka hidup politik telah lama dikenal sejak zaman
Yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum. Sejalan dengan perjalanan waktu, pada
masa Ke-kaisaran Roma pengertian konstitusi mengalami perubahan makna yang memilki
pengaruh cukup besar sampai abad pertengahan yang memberikan inspirasi bagi tumbuhnya
paham Demokrasi Perwakilan dan Nasionalisme. Selanjutnya pada abad VII lahirlah
PiagamMadinah atau konstitusi Madinah. Piagam Madinah dibentuk pada awal masa Klasik
Islam (622 M) meru- pakan aturan pokok tata kehidupan bersama di Madinah.
| 23
BAB 6 NEGARA,AGAMA DAN WARGA NEGARA
A.Pengertian Negara
Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state (Inggris) staat
(Belanda dan Jerman) atau etat(Perancis). Secara etimologi, Negara diartikan sebagai
organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk
bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang brdaulat.
B.Tujuan Negara
Ada tiga unsur penting yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah yaitu :
1. Rakyat Adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan
bersama sama mendiami suatu wilayah tertentu.
2. Wilayah Adalah unsur Negara yang harus terpenuhi karena tidak mungkin ada
Negara tanpa ada batas-batas territorial yang jelas. Secara umum wilayah dalam
sebuah Negara biasanya mencakup daratan, perairan (samudra, laut dan sungai) dan
udara
3. Pemerintah Adalah alat kelengkapan Negara yang harus bertugas memimpin
organisasi Negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya sebuah Negara.
4. Pengakuan Negara Lain Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan konstitusif sehingga
tidak bersifat mutlak.
Ada dua macam pengakuan suatu Negara, yakni pengakuan de facto ialah pengakuan atas
fakta adanya Negara dan pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu Negara
atas dasar pertimbangan yuridis menurut hokum.
A.Pengertian HAM
| 24
Menurut Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodarti. HAM adalah hak dasar
setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. HAM ini
tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999. Menurut UU, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
B.Perkembangan HAM
Periode 1945–1950
Sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada: bidang sipil dan
politik bidang ekonomi, social dan budaya .
Periode 1950- 1959
Dikenal dengan masa demokrasi parlementer.
Periode 1959 – 1966
Masa berakhirnya Demokrasi Liberal,digantikan oleh sistem Demokrasi Terpimpin.
Periode 1966 – 1998
| 25
Periode Pasca
Orde Baru
1. Visi otonomi daerah di bidang politik harus dipahami sebagai sebuah proses untuk
membuka ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara
demokratis dan memelihara suatu mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada
asas pertanggung jawaban public.
2. Visi otonomi daerah di bidang ekonomi mengandung makna bahwa harus menjamin
lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, di pihak lain
mendorong terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan
local kedaerahan untuk mengoptimalkan pendyagunaan potensi ekonomi di
daerahnya.
3. Visi otonomi daerah di bidang social dan budaya mengandung pengertian bahwa
otonomi daerah harus diarahakan pada pengolaan, penciptaan dan pemeliharaan
integrasi dan harmoni social. Juga dapat memberikan nilai, tradisi, karya seni, karya
cipta, bahasa dan karya sastra local.
| 26
Di Indonesia UU No.1 Tahun 1945 yang mengatur tentang pemerintahan daerah
pascaproklamasi kemerdekaan. Ditetapkannya undang-undang ini merupakan hasil dari
berbagai pertimbangan tentang sejarah pemerinthan di masa kerajaan serta pada masa
pemerintah colonial. Dalam undang-undang ini ditetapkan tiga jenis daerah otonom, yaitu
keresidenan, kabupaten dan kota. Periode berlakunya undang-undang ini sangat terbatas.
Sehingga dalam kurun waktu tiga tahun belum ada peraturan pemerintah yang mengatur
mengenai penyerahan urusan kepada daerah. Undang- undang ini kemudian diganti dengan
UU No. 22 Tahun 1948 UU tersebut berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintahan
daerah yang demokratis.
BAB 9 TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND
CLEAN GOVERNANCE)
| 27
a. Supermasi hokum
b. Kepastian hokum
Sila ketuhanan yang maha esa secara tegas melarang rakyat indonesia mencuri, tidak satupun
agama di muka bumi ini membenarkan pengikutnya melakukan pencurian, penipuan ,
manipulasi terhadap oraang lain. Di indonesia pada akhir pemerintahan orde baru jutru
korupsi sudah merupakan perbuatan yang biasa dilakukan oleh pejabat publik sehingga
menyebabkan terjadinya krisis ekonomi yang menyengsarakan seluruh rakyat indonesia.
Bahwa pelaksanaan pendidikan pancasila di perguruan tinggi mengalami pasang surut karena
kebijakan penyelenggaraan pendidikan pancasila tidak diimplementasikan oleh perguruan
tinggi dengan baik, baik oleh perguruan tinggi negeri maupun swasta.
| 29
3. Pengaruh perembangan IPTEKS, khususnya teknologi informasi,komunikasi,dan
transportasi yang membuat dunia menjadi semakin transparan.
4. Pengaruh isu-isu/persoalan/permasalahan global (demokratisasi),HAM,dan
lingkungan hidup) yang sering dan telah memengaruhi kondisi nasional.
Pendekatan historis adalah amat penting untuk belajar dari sejarah bangsa indonesia guna
mewujudkan kejayaan bangsa indonesia di kemudian hari. Melalui pendekatan historis ini
mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikma dari berbagai sejarah,baik
sejarah nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain.
Soekarno menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologis suatu masyarakat pada suatu waktu
dan tempat memiliki nilai-nilai tertentu. Melalui penndekatan sosiologis ini juga diharapkan
dapat mengkaji struktur sosial,proses sosial,termasuk perubahan-perubahan sosial dan
masalah-masalah sosial yang patut disikaapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-
nilai pancasila dasar negara.
Dengan pendekatan politik ini mahasiswa diharapkan mampu menafsirkan fenomena politik
dalam rangka menemukan pedoman yang bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai
pancasila untuk mewujudkan politik yang sehat sehingga bisa memberikan kontribusi yang
konstrukktif dalam menciptakan struktur politik yang stabil dan dinamis.
| 30
BAB 2 Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
Pancasila baru mulai dirumuskan pada aman penjajahan jepang oleh para pejuang bangsa
yang ada dalam badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia (BPUPKI).
Dalam sejarah bangsa indonesia sejak zaman jepang sampai sekarang ini kita mengenal
bermacam-macam rumusan pancasila yaitu:
Perumusan pancasila merupakan proses dialektika yang terjadi dalam sidang pertama badan
penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia (BPUPKI) ketika masuk dalam
pembahasan tentang dasar dari berdirinya negara indonesia.
Dilihat dari sejarah pancasila dasar negara dapat dikelompokkan ke dalam dua
periode yaitu periode sebelum dirumuskan dan periode setelah dirumuskan.
Pancasila sebagai dasar negara republik indonesia sebelum disahkan pada tanggal 18
agustus 1945 oleh PPKI nilai-nilainya telah ada pada bangsa indonesia sejak zaman
dahulu kala sebelum bangsa indonesia mendirikan negara.
| 31
Pancasila mulai dirumuskan pada masa sidang pertama BPUPKI tanggal 29 mei-1
juni 1945. Pada hari pertama sidang pertama BPUPKI Moh. Yamin mendapat
kesempatan menyampaikan pikiran-pikiran mengenai dasar negara republik indonesia
Ketika para pendiri bangsa indonesaia sedang bersidang dalam sidang BPUPKI yang menjadi
momentum untuk pengkajian secara mendalam tentang persiapan kemerdekaan indonesia.
Dari aspek kesejahteraan, proses penggalian, penyusunan, dan perumusan pancasila dapat
dikategorisasikan ke dalam 7 periode sejarah, yaitu:
1. Masa sebelum kedatangan bangsa barat sampai keruntuhan negara kerajaan majapahit
tahun 1925;
2. Masa kedatangan bangsa barat;
3. Masa perjuangan melawan imperialisme belanda;
4. Bangkitnya kesadaran nasional menuju cita-cita indonesia merdeka dalam satu wadah
negara kesatuan;
5. Berakhirnya pemerintahan kolonialisme belanda di indonesia;
6. Tiga setengah tahun di bawah pemerintahan militer jepang;
7. Zaman kemerdekaan sampai sekarang.
| 32
.A. Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Negara kesatuan republik indonesia merupakan sebuah negara yang berdiri di atas
keberagaman. Setiap negara memiliki pijakan yang menjadi landasan berdirinya sebuah
negara. Pancasila merupakan dasar negara kesatuan republik indonesia, hal ini termasuk
dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea ke empat.
“maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar
negara indonesia yang terbentuk dalam susunan negara republik indonesia yang
berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada, ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusya-waratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu eadilan
sosial bagi seluruh indonesia”
Negara kesatuan republik indonesia merupakan sebuah negara yang berdiri di atas
keberagaman. Setiap negara memiliki pijakan yang menjadi landasan berdirinya sebuah
negara.
Bahwa tujuan utama dirumuskannya pancasila adalah sebagai dasar negara republik
indonesia. Pancasila sebagai dasar negara indonesia merupakan proses kristalisasi nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat nusantara yang bertransformasi menjadi bangsa indonesia, dan
dalam mewujudkan cita-cita negara kebangsaan indonesia yaitu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia harus berdasarkan kepada nilai-nilai,ketuhanan,kemanusiaan,persatuan
(Nasionalisme), kerakyatan (musyawarah,hikmat dan kebijaksanaan).
1. Sumber Historis
Disepakatinya pancasila sebagai dasar negara oleh para pendiri bangsa karena dianggap
memiliki nilai-nilai kehidupan yang paling baik. Sumber historis pancasila dapat dilihat
dari sejarah masyarakat nusantara.
2. Sumber Sosiologis
| 33
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara merupakan hasil philosophical consesus
(konsesus filsafat), karena membahas dan menyepakati suatu dasar filsafat negara dan
political consesus.
3. Sumber Politis
Pancasila merupakan wujud dari sikap politis bangsa indonesia dalam menentang
berbagai bentuk penindasan dari penjajahan. Sila-sila pancasila merupakan pernyataan
yang jelas bahwa:
Pertama, bangsa indonesia merupakan bangsa yang beragama yaitu mengakui nilai-nilai
ketuhanan,
Kedua, pancasila merupakan sebuah bangsa yang menjungjung tinggi kemanusiaan, dan
menentang segala bentuk penjajahan yang tidak sesuai.
Ketiga, pernyataan politis bahwa masyarakat nusantara telah bersatu menjadi bangsa
indonesia dan bersepakat mendirikan negara indonesia di atas berbagai perbedaan.
Pembukaan UUD 1945 bersama dengan UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar
negara oleh panitia persiapan kemerdekaan indonesia (PPKI) dan mulai berlaku pada tanggal
18 agustus 1945.
Dengan berlakunya pembukaan UUD 1945 maka berhentilah tertib hukum yang lama dan
timbullah tertib hukum indonesia. Tertib hukum merupakan keseluruhan peraturan-peraturan
hukum yang memenuhi 4 syarat, yaitu:
| 34
2. Adanya kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-peraturan
hukum itu.
3. Ada kesatuan waktu dalam mana peraturan itu berlaku.
4. Ada kesatuan daerah dalam mana peraturan-peraturan hukum itu berlaku
(Notonagoro, 1974).
Pokok kaidah negara yang fundamental (staatsfundamentalnorm) menurut ilmu hukum tata
negara memiliki beberapa unsur mutlak antara lain:
1. Alinea pertama
Alinea pertama dari undang-undang dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan , karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.”
2. Alinea kedua
Alinea kedua dari undang-undang dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:
“Dan perjuangan pergerakan indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara indonesia, yang merdeka, bersatu, erdaulat, adil dan makmur.”
3. Alinea ketiga
Alinea ketiga undang-undang dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:
“Atas berkat rahmat allah yang maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
4. Alinea Keempat
Alinea keempat dari undang-undang dasar 1945 berbunyi sebagai berikut:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara indonesia yang
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu
undang-undang dasar negara indonesia
BAB 5 Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila Dan Undang-Undang Dasar 1945
Menurut Mustafa Kamal Fasha (2002), bahwa yang dimaksud hak asasi manusia adalah hak-
hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir yang melekat pada esensinya sebagai anugerah
Allah Swt. Pendapaat lain yang senada menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak
| 36
dasar yang dibawa sejak lahir dan melekat dengan potensinyasebagai makhluk dan wakil
tuhan (Cazali, 2004).
Istilah Hak Asasi Manusia telah ditemukan di Timur Tengah jauh sebelum barat
memperjuangkan hak asasi manusia dengan istilah “Al Huquuqul Insan”. Di barat istilah hak
asasi manusia dikenal dengan istilah “rights of man” untuk menggantikan “natural
rights”.karena istilah “rights of man” tidak mencakup “rights of women”, maka oleh Eleanor
Roosevelt diganti dengan istilah human rights yang lebih universal dan netral (Winarno,
2013).
Secara garis besar hak-hak asasi manusia dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu
hak-hak asasi individu (personal rights) dan hak asasi kolektif atau masyarakat (community
rights).
Dari kedua kelompok hak asasi manusia tersebut, dapat dibagi menjadi tujuan 7 macam
sebagai berikut:
1. Hak-hak asasi pribadi atau personal rights yaitu hak bagi setiap orang untuk bebas
menyampaikan pendapat, kebebasan memeluk agama,kebebasan bergerak dan lain
sebagainya selama tidak melanggar hak-hak orang lain.
2. Hak-hak asasi ekonomi atau property rights yaitu hak untuk memperoleh sesuatu,
membeli dan menjualnya serta memanfaatkannya.
3. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau rigts of legal quality.
4. Hak-hakk asasi politik atau political rights yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilu),hak mendirikan partai
politik, organisasi kemasyarakatan dan lain sebagainya.
5. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and cultural rights yaitu hak bagi
setiap orang untuk mengikuti kegiatan sosial, memilih pendidikan dan memajukannya
serta mengembangkan kebudayaan.
6. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau procedural rights.
| 37
7. Hak-hak asasi untuk membangun suatu negara atau rights to development yaitu ha
bagi setiap negara untuk membangun negaranya tanpa campur tangan negara lain.
Perjuangan perlindungan terhadap hak asasi manusia telah ada sejak manusia ada di muka
bumi ini untuk melindungi hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah
tuhan yang maha esa. Hal ini dapat diketahui melalui sejarah para Nabi dan Rasul Allah
Swt.mulai nabi adam As. Sampai nabi dan rasul terakhir nabi muhammad Saw.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa pancasila adalah suatu filsafat. Meskipun dinyatakan
dalam bentuk yang berbeda-beda, tetapi tidak ada pertentangan antara suatu dengan yang
lain. Semua pendapat mengakui bahwa pancasila adalah suatu filsafat. Muh. Yamin (1962),
misalnya, menegaskan bahwa pancasila tersusun secara harmonis dalam suatu sistem
falsafah. Ajaran pancasila adalah satu sintesa negara yang lahir daripada satu antitesa.
Pancasila dapaat dikatakan sebagai sistem filsafat, karena telah memenuhi persyaratan untuk
dapat disebut sebagai sistem filsafat.
1. Adanya kesatuan dari kelima sila pancasila. Sila-sila dalam pancasila merupakan
rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak dapat dipisahkan karena tiap sila
mengandung empat sila yang lainnya.
2. Adanya keteraturan daripada sila-sila pancasila. Susunan sila-sila pancasila itu adalah
sistematis-hierarkis karena kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian
urutan-urutan yang bertingkat, di mana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di
dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat pindah-pindahan.
3. Adanya keterkaitan antara sila yang satu dengan sila yang lain. Artinya adanya
ketergantungan antara sila yang satu dengan sila yang lain. Hal ini terlihat dari
pemberian makna terhadap satu sila akan terkait dengan sila yang lainnya.
| 38
4. Adanya kerja sama antara sila yang satu dengan sila yang lain. Kerja sama antara sila
yang satu dengan sila yang lain adalah mutlak dalam hubungan pancasila sebagai
dasar filsafat negara.
5. Adanya tujuan bersama yang terkandung dalam pancasila sebagai dasar filsafat
negara, yaitu mewujudkan tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD
1945.
Pembahasan sila-sila pancasila sebagai sistem filsafat dapat ditelusuri dalam sejarah
masyarakat indonesia sebagaai berikut.
| 39
Masyarakat adil dan makmur adalah impian kebahagiaan yang lebih berkobar ratusan
tahun lamanya dalam dada keyakinan bangsa indonesia.
Kelompok pertama, masyarakat awam yang memahami pancasila sebagai sistem filsafat yang
sudah dikenal masyarakat indonesia dalam bentuk pandangan hidup, way of life, yang
terdapat dalam agama, adat istiadat, dan budaya berbagai suku bangsa di indonesia.
Pancasila merupakan konsensus politik yang kemudian berkembang menjadi sistem filsafat.
Sumber politis pancasila sebagai sistem filsafat dapat diklasifikasikan kedalam dua
kelompok. Kelompok pertama, meliputi wacana politis tentang pancasila sebagai sistem
filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum soekarno antara tahun 1958 dan
1959,
Kelompok kedua, mencakup berbagai argumen politis tentang pancasila sebagai sistem
filsafat pada sidang BPUPKI, sidang PPKI, dan kuliah umum soekarno antara tahun 1958 dan
1959, tentang pembahasan sila-sila pancasila secara filosofis.
Etika adalah suatu ilmu tentang perilaku atau moral manusia yang berhubungan dengan
perilaku baik atau perilaku buruk.
Etika politik merupakan salah satu bentuk filsafat praktis. Secara sederhana etika politik
dapat diartikan sebagai cabang etika yang mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban
manusia dalam menjalankan kehidupannya.
| 40
Pancasila merupakan suatu sistem karena pancasila memenuhi syarat disebut sebagai suatu
sistem. Sebagai suatu sistem, pancasila merupakan suatu kesatuan yakni disebut sebagai
pancasila yang terdiri dari bagian-bagian silanya,
Pancasila sebagai sistem etika berarti pancasila merupakan kesatuan sila-sila pancasila, sila-
sila pancasila itu saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
.perlunya pancasila sebagai sistem etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bertujuan untuk:
(a) Memberikan landasan etik moral bagi seluruh komponen bangsa dalam menjalankan
kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek
(b) Menentukan pokok-pokok etika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat
(c) Menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Winarno, 2012).
A. Hakikat Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata “idea” dan “logos”. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal dari bahasa yunani, eidos yang bearti bentuk
atau idein yang berarti melihat.
Istilah ‘ideologi” pertama kali dilontarkan oleh seorang filsuf prancis, Antoine Destutt de
Tracy pada tahun 1796 sewaktu revolusi prancis tengah menggelora (Cristenson,et.al., 1975).
Ideologi berasal dari kata idein atau idea dan logia dalam bahasa yunani. Idein berarti melihat
sedangkan idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran, pengertian dasar
dan cita-cita.
1. Padmo Wahjono mengartikan ideologi sebagai kesatuan yang bulat dan utuh dari ide-
ide dasar;
| 41
2. Mubyarto mengartikan ideologi sebagai sejumlah doktrin, kepercayaan dan simbol-
simbol sekelompok masyarakat atau satu bangsa yang menjadi pegangan dan
pedoman karya (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa;
3. M. Sastrapratedja mengartikan ideologi sebagai seperangkat gagasan atau pemikiran
yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir suatu sistem teratur;
Ideologi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara indonesia berkembang melalui
suatu proses yang cukup panjang. Pada awalnya secara kualitas bersumber dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa indonesia yaitu dalam adat istidat,
1. Dalam sejarah kelahirannya pancasila digali dan nilai-nilai sosial budaya bangsa
indonesia, sehingga pancasila merupakan kristalisasi dan nilai-nilai sosial budaya
bangsa indonesia.
2. Ideologi pancasila mengarah kepada keseimbangan antara kepentingan kehidupan
duniawi dengan kehidupan akhirat, antara kepentingan individu dengan kepentingan
masyarakat.
3. Dalam bidang ekonomi, ideologi pancasila menghendaki kesejahteraan bersama
dengan mengakui hak-hak individu dan berasakan kekeluargaan. Liberalisme menuju
kepada kapitalism, komunisme berusaha mewujudkan sama rata, sama rasa.
4. Ideologi pancasila bersifat terbuka, sedangkan ideologi lain tertutup.
5. Ideologi pancasila melindungi semua penganut agama dan memberikan jaminan
terhadap agama yang bersangkutan untuk eksis dalam negara.
6. Ideologi pancasila berusaha mewujudkan masyarakat pancasila yaitu masyarakat yang
menjiwai dan mengamalkan nilai-nilai pancasila, liberalisme melahirkan
individualisme, dan komunisme ingin mewujudkan masyarakat komunis.
| 42
Nomenklatur paradigma berasal dari bahasa latin, yakni kata para dan digma. Para berarti di
samping, di sebelah dan dikenal sedangkan deigma berarti suatu model, teladan, arketif dan
ideai.
Heddy Shary Ahimasa Putra (2009) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat konsep
yang berhubungan satu sama lain secara logis sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi
untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan dan/atau masalah yang dihadapi.
Esensinya gerakan reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan menuju kondisi serta
keadaan yang lebih baik. Secara etimologis reformasi berasal dari kata reformation dari akar
kata reform, sedangkan secara terminologi reformasi mempunyai pengertian suatu gerakan
yang bertujuan mengatur ilang, menata ulang, menata kembali hal-hal yang menyimpang,
untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang
dicita-citakan rakyat.
Gerakan reformasi umumnya dilakukan berdasarkan pada suatu kerangka struktural tertentu,
dalam hal konteks indonesia kerangka struktural tersebut ialah pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara indonesia.
C. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka mencapai masyarakat adil dan makmur.
Ada 4 tujuan negara yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan
rincian sebagai berikut:
1. Tujuan negara hukum formal, adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah indonesia
2. Tujuan negara hukum materiil dalam hal ini merupakan tujuan khusus atau nasional,
adalah memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Tujuan Internasional, adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
4. Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional megandung suatu konsekuensi
bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus berdasar pada hakikat
nilai sila-sila pancasila yang didasari oleh ontologis manusia sebagai subjek
pendukung pokok negara.
| 43
D. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik
bukan sekedar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka pembangunan
politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara dikembangkan atas
dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku politik yang santun dan bermoral.
Pendapat Ir. Poedjowijatno dalam bukunya Tahu dan pengetahuan merinci syrat-syarat ilmiah
sebagai berikut:
1. Berobjek
Ilmu pengetahuan dibedakan atas dua macam yaitu objek forma dan objek materia.
Objek forma pancasila adalah suatu sudut pandang tertentu dalam pembahasan
pancasila, atau dan sudut pandang apa pancasila itu dibahas. Pada hakikatnya
pancasila dapat dibahas dari berbagai macam sudut pandang, yaitu dari sudut
pandang moral, dalam hal ini terdapat bidang pembahasan moral pancasila; dari sudut
pandang ekonomi,
Sedangkan objek materia pancasila adalah suatu objek yang merupakan sasaran
pembahasan dan pengkajian pancasila baik yang bersifat empiris maupun non
empiris.
2. Bermetode
Metode yaitu seperangkat cara atau sistem pendekatan dalam rangka pembahasan
pancasila untuk mendapatkan suatu yang bersifat objektif. Metode dalam pembahasan
pancasila sangat tergantung pada karakteristik objek forma atau objek materia
pancasila.
3. Pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan dan ketuhanan, bahkan
pancasila itu sendiri dalam dirinya sendiri adalah merupakan suatu kesatuan dan
keutuhan,, majemuk tunggal” yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti dan isi dari
sila-sila pancasila itu adalah merupakan suatu kesatuan dan kebulatan.
Pertama, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh iptek, baik dengan dalih percepatan
pembangunan daerah tertinggal maupun upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, perlu
mendapat perhatian yang serius.
Kedua, penjabaran sila-sila pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek dapat menjadi
sarana untuk mengontrol dan mengendalikan kemajuan iptek yang berpengaruh pada cara
berpikir dan bertindak masyarakat yang cenderung pragmatis.
Ketiga, nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi simbol kehidupan di berbagai daerah mulai
digantikan dengan gaya hidup global, seperti sikap bersahaja digantikan dengan gaya hidup
bermewah-mewah,
Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu belum banyak dibicarakan pada awal
kemerdekaan bangsa indonesia. Mengingat para pendiri negara yang juga termasuk cerdik
cendikia atau intelektual bangsa indonesia pada masa itu mencurahkan tenaga dan
pemikirannya untuk membangun bangsa dan negara.
Sila-sila pancasila yang tercantum dalam pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 jelas
merupakan bagian dari amanat para pendiri negara untuk mengangkat, meningkatkan
kesejahteraan dan memajukan kesejahteraan bangsa dalam arti penguatan perekonomian
bangsa dan pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat mengangkat harkat dan martabat
bangsa indonesia agar setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Sumber sosiologis pancasila sebagai dasar nilai pengembaangan iptek dapat ditemukan pada
sikap masyarakat yang sangat memerhatikan dimensi ketuhanan dan kemanusiaan sehingga
manakala iptek tidak sejalan dengan nilai ketuhanan dan kemanusiaan, biasanya terjadi
penolakan.
| 45
Penolakan masyarakat atas rencana pembangunan pusat pembangkitlistrik tenaga nuklir di
semenanjung muria beberapa tahun yang lalu. Penolakan masyarakaat terhadap PLTN di
semenanjung muria didasarkan pada kekhawatiran atas kemungkinan kebocoran pembangkit
tenaga listrik nuklir di Chernobyl Rusia beberapa puluh tahun yang lalu.
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu pada zaman orde lama belum secara
eksplisit dikemukakan, tetapi oleh soekarno dikaitkan langsung dengan dimensi kemanusiaan
dan hubungan antara ilmu dan amal.
Ilmu pengetahuan itu adalah malahan suatu syarat mutlak pada, tetapi kataku tadi, lebih
daripada itu, dia lebih mutlak daripada itu adalah suatu hal lain, satu dasar, dan yang
dimaksud dengan perkataan dasar yaitu karakter. Karakter adalah lebih penting daripada ilmu
pengetahuan, ilmu pengetahuan tetap adalah suatu syarat mutlak.
| 46
BAB III
PENILAIAN TERHADAP BUKU
A. Kelebihan
Pada buku pendidikan pancasila Drs. Ali Amran, S.H., M.H. dijelaskan dengan rinci
hal-hal yang bersangkutan dengan pancasila
Dalam buku Drs. Halking, M.Si.,dkk dijelaskan tentang mengenai pendekatan
pembelajaran mengenai pancasila
Dan pada buku Drs. Ali Amran, S.H., M.H pembahasannya lebih fokus terhadap
budaya dan nilai dalam pancasila.
Di dalam buku Drs. Halking, M.Si.,dkkterdapat sistem penugasan dalam mata kuliah
pendidikan pancasila.
Halaman yang terdapat pada buku Drs. Ali Amran, S.H., M.H banyak terdiri dari 10
bab, yang berarti memberikan pemahaman yang lebih banyak tentang pancasila dan
penjelasan mengenai materi yang ada di buku sangatlah jelas.
Pada buku Drs. Halking, M.Si.,dkk menjelaskan tentang pengertian dan pentingnya
pancasila sebagai etika dan dasar nilai pengembangan ilmu.
Pada buku Drs. Ali Amran, S.H., M.H, terdapat bab yang lebih banyak, yang dimana
buku ini memberikan pembahasan yang lebih banyak terhadap pancasila.
| 47
B. Kekurangan
pada buku Drs. Ali Amran, S.H., M.H terlalu banyak halaman yang diberikan pada
buku ini, sehingga membuat para pembaca menjadi malas untuk membacanya.
Di dalam buku Drs. Halking, M.Si.,dkk ini pembahasan tentang pancasila tidak begitu
luas.
Di dalam buku Drs. Halking, M.Si.,dkk lebih mengarah kepada pengerjaan-
pengerjaan tugas-tugas perkuliahan, dan penjelasan buku hanya memaparkan
sebagian besar pembahasan tentang pancasila.
Pada bukuDrs. Ali Amran, S.H., M.H kurangnya contoh-contoh yang diberikan dalam
setiap bab pembahasan.
pada buku Drs. Ali Amran, S.H., M.H gambar-gambar yang ditampilkan kurang jelas.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada
bangsa indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin
baik, di dalam masyarakat indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasanya pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya
B. Saran
Saran saya pada buku Drs. Ali Amran, S.H., M.H agar menambahkan pembahasan
dan contoh-contohnya, tentang pendidikan pancasila agar lebih jelas lagi. Saran pada buku
Drs. Halking, M.Si.,dkk perlu lebih banyak menambahkan pembahasan mengenai pendidikan
pancasila karena di dalam buku Drs. Halking, M.Si.,dkk pembahasannya terfokus kepada
penugasan-penugasan tugas kuliah pendidikan pancasila daripada materi pembahasannya.
| 48
DAFTAR PUSTAKA
A. Ridwan Halim, Hukum Perburuhan Dalam Tanya Jawab, Ghalia Indonesia, Jakarta,
1984.
Ahmad Watik Prakitnya, Pandangan dan Langkah Reformasi B. J Habibie, cetakan I, Raja
Grafindo Persada, 1999.
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Penerbit Sinar Grafika, 2009.
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum Dan Kebijakan HukumPidana Dalam
Penanggulangan Kejahatan. Kencana, Jakarta. 2010.
| 49