Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat hidayah, serta
inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah “Manajemen Operasional (Sumber Daya
Manusia dan Rancangan Kerja)” ini. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalah ini berlangsung
sehingga dapat terealisasikan.
Terlepas dari hal tersebut, penulis sadar sepenuhnya jika masih banyak kekurangan
baik dalam segi penyusunan kalimat ataupun dari segi tata bahasanya. Oleh karena nya,
penulis dengan lapang dada menerima segala saran, masukan, dan kritik yang membangun
untuk dapat memperbaiki makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi para pembaca.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
7. Bagaimana standar tenaga kerja?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui strategi sumber daya manusia untuk keunggulan kompetitif
2. Untuk mengetahui perencanaan tenaga kerja dan desain pekerjaan
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ergonomik dan lingkungan kerja,
metode analisis dan visual tempat kerja
4. Untuk memahami bagaimana standar tenaga kerja
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Tenaga kerja yang kurang terdidik dan kurang terampil : Dampaknya adalah
pada rendahnya produktifitas, yang mempengaruhi dalam membuat perencanaan
SDM.
4. Kontrol Tenaga Kerja dan Review :
a. Setiap penambahan karyawan dipertimbangkan secara hati-hati oleh top
manajemen sehingga memerlukan waktu untuk realisasi pemenuhannya.
b. Pertimbangan biaya pegawai juga menjadi faktor penting, sebagai acuan
dalam menentukan jumlah karyawan yang akan direkrut. Hal ini
dimungkinkan karena biaya pegawai merupakan biaya yang bersifat jangka
panjang dan cenderung meningkat setiap tahun karena inflasi, dlsb.
c. Produktifitas organisasi seringkali dihitung dengan menggunakan formula
sebagai berikut:
Productivity = Output / Input
Untuk produktifitas pegawai berlaku rumus sebagai berikut:
Employee Productivity = Total Production : Total no. of employees
Penentuan produksi pegawai menjadi suatu tantangan tersendiri, terutama
untuk jabatan-jabatan yang bersifat administrative yang sulit dikuantifikasi
produksi kerjanya.
d. Akurasi Data, rata-rata turn over dan ketidakhadiran merupakan sumber
informasi penting sebagai cermin tingkat kepuasan karyawan. Sayangnya
banyak organisasii yang tidak memiliki data yang akurat terkait jumlah
pegawai yang masuk dan keluar serta ketidakhadiran pegawai dalam kurun
waktu tertentu. Hal ini menyulitkan dalam merencanakan kebutuhan SDM.
e. Tingkat Lembur. Besarnya pembayaran lembur pegawai mengindikasikan
adanya kekurangan SDM yang berusaha dipenuhi oleh perusahaan dengan me-
lembur-kan pegawainya. Ini menunjukkan ketidakefektifan manajemen dalam
utilisasi pegawai. Ketersediaan data lembur pegawai yang akurat sangat
diperlukan untuk membantu dalam manpower planning decision. Secara
statistic akan diketahui, apakah perusahaan perlu menambah pegawai atau
tetap efektif dengan me-lembur-kan pegawai.
4
berakibat sulitnya perusahaan dalam mencari informasi yang diperlukan secara
cepat. Penerapan HRIS (Human Resources Information System) dimana
administrasi kepegawaian didokumentasi oleh aplikasi, memudahkan dalam
mengolah informasi yang diperlukan dalam rangka manpower planning sehingga
perencanaan SDM menjadi aktifitas yang strategis bagi perusahaan.
5
Desain pekerjaan (job design) menetapkan yang membentuk pekerjaan untuk
individual atau dalam kelompok. Kita akan meneliti 5 komponen desain
pekerjaan:
1. Spesialisasi pekerjaan
Pentingnya desain pekerjaan sebagai variabel manajemen yang dikreditkan
kepada ahli ekonomi Abad ke-18 Adam Smith. Smith menyarankan untuk
pembagian tenaga kerja, juga dikenal sebagai spesialis tenaga kerja (atau
spesialis pekerjaan [spesialisasi tenaga kerja]) yang akan membantu dalam
menurunkan biaya tenaga kerja yang multitalenta. Hal ini dilakukan dalam
beberapa cara sebagai berikut :
a. Pengembangan keterampilan dan pembelajaran yang lebih cepat oleh
karyawan karena pengulangan. Sedikit kehilangan waktu karena karyawan
tidak akan mengubah pekerjaan atau perangkat.
b. Pengembangan perangkat yang terspesialisasi dan penurunan investasi
karena masing-masing karyawan hanya memiliki beberapa perangkat yang
diperlukan utuk suatu tugas tertentu.
2. Ekspansi pekerjaan
Berpindah dari spesialisasi tenaga kerja menuju desain pekerjaan yang
lebih bervariasi akan meningkatkan mutu hidup pekerjaan. Teori bahwa
varietas tersebut dapat membuat pekerjaan menjadi “lebih baik” dan oleh
karenanya para karyawan yang menikmati kualitas hidup pekerjaan yang lebih
tinggi. Fleksibilitas ini mendatangkan manfaat bagi karyawan dan organisasi.
Kita memodifikasi pekerjaan dalam berbagai macam cara :
a. Pendekatan yang pertama adalah perluasan pekerjaan (perluasan
pekerjaan) di mana terjadi ketika kita menambahkan tugas yang
memerlukan keahlian yang sama pada pekerjaan yang sudah ada. Rotasi
pekerjaan (job rotation) adalah versi dari perluasan pekerjaan yang terjadi
ketika karyawan dapat berpindah dari satu pekerjaan yang terspesialisasi
ke yang lainnya. Varietas telah ditambahkan kepada sudut pandang
karyawan mengenai pekerjaan.
b. Pendekatan yang lainnya adalah pengayaan pekerjaan di mana
perencanaan dan pengendalian pada pekerjaan. Misalnya, memiliki tenaga
penjualan dalam suatu departemen gerai yang bertanggung jawab atas
pemesanan, demikian juga penjualan, barang-barang mereka. Pengayaan
6
dapat dipandang sebagai ekspansi secara vertikal, yang berlawanan dengan
perluasan pekerjaan, secara horizontal.
3. Komponen psikologis
Strategi sumber daya manusia yang efektif juga pertimbangan atas
komponen psikologis dari desain pekerjaan. Tim Karakteristik pekerjaan Inti
Penelitian yang besar mengenai komponen psikologis dari desain pekerjaan
telah dilakukan sejak studi Hawthorne. Hackman dan Oldham telah
menggabungkan banyak pekerjaan tersebut ke dalam 5 karakteristik desain
pekerjaan yang diinginkan. Mereka menyarankan bahwa pekerjaan harus
meliputi karakteristik berikut :
1) Varietas keterampllan (skill variety) memerlukan para karyawan untuk
menggunakan keterampilan dan bakat yang bermacam-macam.
2) Identitas pekerjaan (job identity) memungkinkan bagi pekerja untuk
memandang pekerjaan secara keseluruhan dan mengorganisasi waktu
mulai dan selesainya.
3) Signifikansi pekerjaan (job significance) memberikan kepekaan bahwa
pekerjaan memiliki dampak pada organisasi dan masyarakat.
4) Otonomi (autonomy) menawarkan kebebasan, independensi, dan
kebijaksanaan.
5) Umpan balik (feedback) memberikan informasi yang jelas, tepat waktu
mengenai kinerja.
7
individual yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan umum. Tim-
tim ini akan diorganisasi untuk tujuan dalam jangka panjang atau jangka
pendek. Tim ini terutama efektif karena mereka dapat secara mudah
memberikan pemberdayaan karyawan, memastikan karakteristik pekerjaan
inti, dan memuaskan banyak kebutuhan psikologis dari anggota tim secara
perorangan. Keterbatasan dalam Perluasan pekerjaan jika desain pekerjaan
yang memperluas, memperkaya, memberdayakan, dan menggunakan tim
dengan sangat baik, mengapa mereka tidak digunakan secara universal?
Kebanyakan disebabkan oleh biaya. Di sini terdapat beberapa keterbatasan
dalam memperluas desain pekerjaan sebagai berikut :
a. Biaya modal yang lebih tinggi: Perluasan pekerjaan memerlukan peralatan
dan fasilitas tambahan.
b. Perbedaan individual: Beberapa karyawan memilih pekerjaan yang tidak
rumit.
c. Tingkat upah yang lebih tinggi: Pekerjaan yang diperluas sangat
memerlukan rata-rata tỉngkat upah yang lebih tinggi.
d. Sekumpulan tenaga kerja yang lebih kecil: Karena pekerjaan yang
diperluas membutuhkan lebih banyak keahlian dan penerimaan lebih
banyak tanggungjawab, maka persyaratan, pekerjaan akan ditingkatkan.
e. Biaya pelatihan yang lebih tinggi: Perluasan pekerjaan memerlukan
pelatihan dan pelatihan silang. Maka dari itu, anggaran unluk pelatihan
perlu ditingkatkan
5. Motivasi dan sistem insentif.
Sistem insentif didasarkan pada produktivitas individual atau
kelompok yang digunakan di seluruh dunia dalam berbagai macam variasi
dalam penerapannya. Insentif produksi sering kali mensyaratkan karyawan
untuk memproduksi pada atau di atas standar yang telah ditentukan
sebelumnya. Standar dapat didasarkan pada “waktu standar” per tugas atau
jumlah helai yang telah dibuat. Kedua sistem ini biasanya menjamin karyawan
sedikitnya pada tingkat basis. Insentif, tentu saja tidak harus dalam bentuk
keuangan. Piagam penghargaan, pengakuan, dan jenis pilihan lainnya,
misalnya jadwal kerja yang lebih disukai dapat menjadi efektif.
2.4 Ergonomik dan Lingkungan Kerja
8
Ergonomik manajer operasi tertarik dalam pembangunan tatap muka yang
baik antara manusia, lingkungan, dan mesin. Pembelajaran dari tatap muka ini
dinamakan ergonomik (ergonomics). Ergonomik berarti “studi kerja”. (Ergon adalah
istilah dalam bahasa Yunani untuk “kerja”). Istilah faktor manusia sering kali diganti
dengan kata ergonomik. Pemahaman mengenai permasalahan ergonomik dapat
membantu untuk meningkatkan kinerja manusia.
Lingkungan kerja merupakan lingkungan fisik di mana para karyawan bekerja
dapat memengaruhi kinerja, keselamatan, dan kualitas kehidupan pekerjaan mereka.
Pencahayaan, kebisingan, dan vibrasi, temperatur, kelembaban, dan kualitas udara
merupakan faktor dalam lingkungan kerja yang berada di bawah kendali organisasi
dan manajer operasional. Manajer harus mendekati mereka agar dapat dikendalikan.
2.5 Metode Analisis
Metode analisis (methods analysis) memusatkan perhatian pada bagaimana tugas
diselesaikan. apakah mengendalikan mesin atau membuat atau merakit komponen,
bagaimana tugas dilakukan untuk membuat perbedaan dalam kinerja, keselamatan,
dan kualitas. Dengan menggunakan pengetahuan dari ergonomik dan metode analisis,
metode para insinyur ditetapkan dengan menjamin bahwa standar kualitas dan
kuantitas dicapai secara efisien dan keselamatan. Metode analisis dan teknik yang
terkait berguna dalam lingkungan kantor demikian pula pabrik. Teknik metode yang
digunakan untuk menganalisis ialah :
a. Pergerakan individual atau bahan material. Analisis dilakukan dengan
menggunakan diagram alur dan diagram proses dengan variasi jumlah detail.
b. Aktivitas manusia dan mesin serta aktivitas kru. Analisis ini dilakukan dengan
diagram aktivitas (juga dikenal sebagai diagram manusian-mesin dan diagram
kru).
c. Pergerakan badan (terutama lengan dan tangan). Analisis ini dilaksanakan
dengan menggunakan diagram operasioanl.
9
operasional dibuat menjadi lebih efisien. Diagram aktivitas (activity charts)
digunakan untuk mempelajari dan meningkatkan utilisasi operator dan mesin atau
beberapa kombinasi dari operator (kru) dan mesin. Pendekatan yang umum adalah
untuk para analis untuk mencatat metode yang ada melalui observasi langsung dan
kemudian mengusulkan peningkatan untuk diagram yang kedua.
10
e. Produksi yang diharapkan (sehingga baik manager maupun pekerja mengetahui
apa yang merupakan hari kerja yang wajar).
f. Rencana insentif upah yang mendasar (apa yang menyediakan insentif yang
memadai).
g. Efisiensi dalam hal karyawan dan supervisi (standar diperlukan terhadap yang
manakah untuk menentukan efisiensi).
Standar penetapan tenaga kerja yang layak mempresentasikan jumlah waktu yang
harus diambil oleh rata-rata karyawan untuk mengerjakan aktivitas pekerjaan tertentu
di bawah kondisi kerja yang normal. Standar tenaga kerja ditentukan dalam 4 cara
sebagai berikut :
1. Pengalaman historis
Standar kerja dapat diestimasi berdasarkan pada pengalaman historis yang
mana, berapa banyak jam kerja yang diperlukan untuk mengerjakan suatu tugas
pada waktu yang terakhir dikerjakan. Standar historis memiliki keuntungan
menjadi mudah secara relatif dan murah untuk memperolehnya. Mereka biasanya
tersedia dari kartu waktu karyawan atau catatan produksi.
2. Studi waktu
Studi stopwatch atau studi waktu (time study) adalah yang sangat banyak
menggunakan metode standar kerja. Orang yang terlatih dan berpengalaman dapat
menentukan standar dengan mengikuti delapan langkah berikut :
1) Mendefiniskan tugas untuk dipelajari.
2) Membagi tugas ke dalam elemen secara persis dan tepat.
3) Membagi berapa banyak kali untuk mengukur tugas.
4) Waktu dan mencatat waktu mendasar dan memeringkatkan kinerja.
5) Menghitung rata-rata waktu yang diobservasi (aktual).
6) Menentukan pemeringkatan kinerja (kecepatan kerja) dan kemudian
menghitung waktu normal untuk masing-masing elemen.
7) Menamahkan waktu normal untuk tiap elemen untuk mengemangkan total
waktu normal bagi tugas.
8) Menghitung waktu standar (standar time). Penyesuaian ini pada total waktu
normal yang menyediakan cadangan, misalnya kebutuhan pribadi, penundaan
waktu yang tidak dapat dihindarkan, dan kelelahan pekerja.
3. Standar waktu yang telah ditetapkan sebelumnya
11
Standar waktu yang telah ditetapkan sebelumnya (predetermined time standards)
membagi kerja manual ke dalam elemen dasar yang kecil yang telah menetapkan
waktu (didasarkan pada ukuran sampel pekerja yang sangat besar). Untuk
mengestimasi waktu untuk suatu tugas tertentu, faktor waktu untuk masing-
masing leemen dasar tugas tersebut ditambahkan bersama.
4. Pengambilan sampel kerja
Pengambilan sampel kerja (work sampling) memperkirakan persentase wkatu
yang dihabiskan oleh pekerja atas tugas yang bervariasi. Prosedur dalam
pengambilan sampel kerja dapat diringkaskan ke dalam 5 langkah :
a. Mengambil sampel pendahuluan untuk memperoleh estimasi nilai parameter.
b. Menghitung ukuran sampel yang dibutuhkan.
c. Menyiapkan jadwal untuk mengobservasi pekerja pada waktu yang tepat.
d. Mengamati dan mencatat aktivitas pekerja.
e. Menentukan bagaimana para pekerja menghabiskan waktu mereka.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Strategi sumber daya manusia yang baik adalah berbiaya mahal, sulit untuk
mencapainya, dan sukar untuk mempertahankannya. Tujuan dari strategi sumber daya
manusia adalah untuk mengelola tenaga kerja dan merancang pekerjaan sehingga para
karyawan dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Dalam perencanaan tenaga
kerja (labor planning) terdapat kebijakan dalam menentukan susunan kepegawaian
yang berhubungan dengan stabilitas ketenagarakerjaan, jadwal kerja, dan aturan kerja.
Kebijakan dasar dalam menghadapi stabilitas yaitu dengan mengikuti permintaan
yang persis sama dan mengadakan pekerjaan yang konstan. Desain pekerjaan
digunakan untuk menetapkan dalam membentuk pekerjaan untuk individual atau
kelompok yang meliputi lima komponen yaitu spesialiasi pekerjaan, ekspansi
pekerjaan, komponen psikologis, tim yang mandiri, motivasi dan sistem insentif.
Ergonomik manajer operasi tertarik dalam pembangunan tatap muka yang baik antara
manusia, lingkungan dan mesin. Melalui pemahaman mengenai permasalahan
ergonomik tersebut akan dapat membantu untuk meningkatkan kinerja manusia.
13
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Barry Render. 2016. Manajemen Operasi Manajemen: Keberlangsungan dan
Rantai Pasokan, Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
14