Modul A Print
Modul A Print
Pada keadaan tertentu seperti keadaan darurat dan banyak penduduk miskin, penilaian
pertumbuhan diarahkan untuk identifikasi anak-anak yang perlu intervensi mendesak, seperti
pemberian makanan pemulihan dan makanan tambahan untuk mencegah kematian.
Dalam pelatihan ini anak-anak dengan berbagai bentuk kekurangan gizi berat dirujuk
untuk penanganan khusus sedangkan anak dengan gangguan gizi yang tidak berat
diberikan konseling, mencakup pemberian makanan sesuai kelompok umur dan aktivitas
fisik. Anak- anak sangat gemuk harus dirujuk untuk pemeriksaan dan tindak lanjut.
Dalam pelatihan ini akan digunakan kumpulan grafik pertumbuhan anak laki-laki dan
perempuan berdasarkan standar WHO 2005 dan anjuran pemberian makan serta perawatan
anak yang telah diadaptasi dan disetujui oleh pemerintah Indonesia untuk digunakan di
seluruh Indonesia.
Di masa lalu, rujukan pertumbuhan dikembangkan menggunakan data dari satu negara
dengan mengukur contoh anak-anak yang dianggap sehat, tanpa memperhatikan cara
hidup dan lingkungan mereka. Mengingat hal tersebut World Health Organization
(WHO) telah mengembangkan standar pertumbuhan yang berasal dari sampel anak-anak dari
enam negara yaitu Brazil, Ghana, India, Norwegia, Oman dan Amerika Serikat.
1
Terdapat beberapa ukuran pertumbuhan lain (seperti lingkar kepala), tetapi tidak dicakup dalam
pelatihan ini. Panjang anak umur kurang dari 2 tahun diukur telentang, anak umur 2 tahun sampai 5
tahun diukur berdiri.
2
Di dalam pelatihan ini kata-kata “ibu” sering digunakan adalah sebagai pengasuh utama anak.
Dalam beberapa kasus dapat saja pengasuh utama mungkin orang lain, misalnya ayah, nenek atau anggota
keluarga
lain.
1
3
WHO Multicentre Growth Reference Study (MGRS) telah dirancang untuk
menyediakan data yang menggambarkan bagaimana anak-anak harus tumbuh, dengan cara
memasukkan kriteria tertentu (misalnya: menyusui, pemeriksaan kesehatan, dan tidak
merokok). Penelitian tersebut mengikuti bayi normal dari lahir sampai usia 2 tahun,
dengan pengukuran yang sering pada minggu pertama. Kelompok anak-anak lain umur 18
sampai 71 bulan, diukur satu kali. Data dari kedua kelompok umur tersebut disatukan untuk
menciptakan standar pertumbuhan anak umur 0 sampai 5 tahun.
Di samping standar untuk pertumbuhan fisik, standar baru WHO 2005 menghasilkan enam
tahapan (milestone) perkembangan motorik kasar (duduk tanpa bantuan, merangkak, berdiri
dengan bantuan, berdiri tanpa bantuan, berjalan dengan bantuan, dan berjalan tanpa bantuan)
yang diharapkan dapat dicapai oleh anak-anak sehat pada umur antara 4 dan 18 bulan.
Pada KMS baru telah dirancang ulang untuk anak Indonesia yang dibedakan menurut jenis
kelamin, dicantumkan 12 tahapan perkembangan motorik berdasarkan kesepakan Ikatan
Dokter Anak Indonesia (IDAI). Pada pelatihan ini difokuskan pada penilaian
pertumbuhan fisik dan tidak menilai perkembangan motorik.
Tujuan Pelatihan
Pelatihan ini dirancang untuk petugas kesehatan yang melakukan pengukuran dan penilaian
pertumbuhan anak, dan penyelia (pengawas) kegiatan tersebut, sehingga penggunaan standar
pertumbuhan baru dengan teknik pengukuran dan pengkajian yang baik. Peserta pelatihan
meliputi tenaga pendidik di bidang kesehatan atau gizi, dokter spesialis anak, dokter umum,
perawat, bidan dan ahli gizi, baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun swasta.
3
De Onis M, Garca C, Victoria CG, Bhan MK, Norum KR, editors. WHO Multicenter Growth Reference
Study (MGRS): Rationale, Planning and Implementation. Food Nutr Bull 2004; 25 (Suppl 1):S1-89
Pelatihan mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menimbang;
mengukur panjang/tinggi anak; menilai pertumbuhan dengan cara membandingkan
dengan standar pertumbuhan; dan nasihat kepada ibu tentang pertumbuhan serta makanan
anak. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan dan memantapkan pengetahuan
serta keterampilan peserta. Kesalahan pengukuran dan ploting hasil pengukuran ke dalam
grafik pertumbuhan sering terjadi, sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat bahkan untuk
para profesional yang berpengalaman sekalipun. Banyak negara tidak secara rutin mengkaji
pertumbuhan anak dan dalam pelatihan ini ditunjukkan pentingnya pengukuran tersebut
untuk menentukan apakah anak kurus, pendek atau gemuk/sangat gemuk.
4
Contoh alat ukur digambarkan dengan rinci dalam Modul B: Mengukur Pertumbuhan Anak.
Bahan dan Metode Pembelajaran
Modul-modul tersebut diharapkan dapat diselesaikan secara berurutan selama 4 hari. Selama
pelatihan, kelompok kecil peserta dipimpin dan dibantu “fasilitator” dalam membahas modul.
Fasilitator berperan bukan sebagai guru/dosen seperti pada metode tradisional. Peran
fasilitator menjawab pertanyaan, memberikan umpan balik individual terhadap latihan yang
diberikan, memimpin diskusi, dan lain-lain. Peserta bekerja secara mandiri sesuai kecepatan
masing-masing walaupun ada juga kegiatan kelompok.
Setiap instruksi dalam modul pelatihan ini memberikan informasi dan contoh yang
memungkinkan peserta untuk terampil dalam melakukan pengkajian pertumbuhan dan
konseling, sebagai berikut:
BB/PB atau BB/TB : satu indikator pertumbuhan yang menghubungkan berat badan
dengan panjang badan (untuk anak kurang dari 2 tahun), atau
tinggi badan (untuk anak 2 tahun atau lebih).
Frankfort plane : Garis imajiner antara cuping telinga dengan puncak tulang pipi
Gemuk : berat badan anak terlalu berat menurut panjang/tinggi badan; atau
IMT/umur di atas garis 2 z-score.
Gizi mikro (micronutrients) : zat gizi seperti vitamin dan mineral dalam makanan dalam jumlah
sedikit, diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan pencegahan
infeksi.
IMT : Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI); angka
yang menunjukkan proporsi berat badan seseorang menurut
tingginya/panjangnya. Dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut:
BB kg BB kg
IMT atau IMT
TB m TB m PB m PB m
Kelahiran kembar : melahirkan lebih dari satu anak pada saat bersamaan.
Kwashiorkor : Keadaan kurang gizi tingkat berat, dengan gejala klinis dapat
meliputi edema; rambut tipis, jarang dan berubah warna; kulit
kasar, bersisik dan mudah terkelupas.
Makanan lokal : Makanan yang merupakan hasil olahan berbahan dasar dari
daerah itu sendiri.
Marasmus : Keadaan kurang gizi tingkat berat ini ditandai dengan anak sangat
kurus dengan penampilan tulang berbalut kulit. Hal ini
disebabkan oleh kehilangan otot dan jaringan lemak, sehingga
wajah anak terlihat tua, tulang rusuk menonjol dan lipatan kulit
pada bokong memperlihatkan seolah-olah anak sedang memakai
celana longgar (baggy pants).
Pendek : panjang atau tinggi badan menurut umur di bawah garis -2 z-score.
Sangat pendek adalah di bawah garis -3 z-
score.
Presisi : unit paling kecil yang bisa diukur oleh suatu instrumen. Sebagai
contoh, ukuran infantometer dengan presisi paling dekat 0.1 cm.
Mikrotoise : alat untuk mengukur tinggi anak berumur 2 tahun atau lebih.
Stagnan (mendatar) : tidak berubah (sama). Sebuah garis pertumbuhan mendatar yang
menunjukan pertumbuhan tidak berubah.
Tahapan motorik kasar : tahapan gerak dan kendali badan anak normal.
Z-score / SD score : suatu skor yang menunjukkan penyimpangan dari angka median.
Juga dikenal sebagai simpangan baku (SD) score. Garis
referensi
pada grafik pertumbuhan (diberi label 1, 2, 3, -1, -2, -3) disebut
garis z-score; menunjukkan garis di atas atau di bawah angka
median (angka 0).
Daftar Bacaan
Daftar pustaka ini dipublikasi oleh WHO dan dapat dilihat di www.who .int
atau http://www.who.int/childgrowth.
Course.
Geneva, World Health Organization, Department of Nutrition for Health and
Development,
2006.
de Onis M, Garza C, Victora CG, Bhan MK, Norum KR, editors. WHO Multicentre Growth
Reference Study (MGRS): Rationale, Planning and Implementation. Food Nutr Bull 2004; 25
(Suppl 1): S1–89.
Ertem IO. Guide for Developmental Monitoring and Support. In: Textbook of Developmental
Pediatrics, Ertem IO (Ed). Ankara University School of Medicine, Department of Pediatrics,
Developmental-Behavioral Pediatrics Unit, 2005.
Griffiths M, Dickin K, Favin M. Promoting the Growth of Children: What Works, Toolkit
#4.
The World Bank's Nutrition Toolkit. Washington DC, The World Bank,
1996.
WHO. Guiding Principles for Feeding non-Breastfed Children 6–24 Months of Age.
Geneva, World Health Organization, Department of Child and Adolescent Health and
Development, 2005.