Anda di halaman 1dari 14

PENDEKATAN DAN KONTRUKSI TEORI DALAM PENELITIAN

AGAMA

Dosen Pengampu : Juriono, M.Ag

Sem.3 / Sistem Informasi I

Oleh Kelompok 3 :

Annisa Zafhitri Nasution (0702192003)

Ami Amanda (0702191091)

Sukma Ananda Harahap (0702193149)

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUMATERA UTARA

2020
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PENDEKATAN DAN KONTRUKSI
TEORI DALAM PENELITIAN AGAMA”.

Kelompok kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat


bantuan dan tuntutan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Kami sekelompok menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini


masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, kami telah berupaya dengan segala kesempurnaan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan kami sekelompok dengan
rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, dan ususl guna
penyempurnaannya makalah ini.

Akhirnya kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Medan, 18 November 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3

A. Penelitian Agama....................................................................................3
B. Kontruksi Penelitian Teori Agama.........................................................4
C. Model-Model Penelitian Agama............................................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................................10

Kesimpulan....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama yang sering di sebut orang eropa religion atau religi merupakan
himpunan doktrin-doktrin, ajaran serta hukum-hukum yang telah baku yang di
yakini kondifikasi perintah tuhan untuk manusia. Dalam konteks agama, semua
agama yahudi, kristen, islam, budha, hindu, termasuk aliran kepercayaan ingin
mencapai realitas tertinggi (the oltimate reality). Kristen dan islam
menerjemahkan realitas tertinggi sebagai Allah (dengan pelafalan yang sedikit
berbeda). Yahudi sebagai Yehova, juga dengan keyakinan yang lain, ini berarti
bahwa yang di kejar sebagai realitas tertinggi yang sebenarnya adalah satu, itulah
yang menyebabkan Frithjof Schoun mengatakan bahwa semua agama itu sama
pada alam transendental, pada alam itu semua agama mengejar realitas tertinggi.
Itulah kebenaran yang telah di tinjau dari sisi filosofis. Sedangkan dari sisi
sosiologi membuat klaim tentang kebenaran yang berbeda. Islam mengatakan
bahwa agamanyalah yang benar begitu juga kristen, yahudi, hindu, budha dan
aliaran kepercayaan lain. Padahal perbedaan yang terjadi secara hakiki bukan
tertelak pada realiatas tertinggi. Disinilah mulai timbul konflik kebenaran baik
ekstra agama maupun intra agama, sedangkan agama sebagai objek penelitian
sudah lama di perdebatkan. Harun Nasution menunjukkan pendapat yang
menyatakan bahwa agama, kerena merupakan wahyu tidak dapat menjadi sasaran
penelitian ilmu soial dan kalaupun dapat di lakukan harus menggunakan metode
khusus yang berbeda,dengan metode ilmu sosial. Disinilah kita perlu memahami
tentang penelitian agama dan keagamaan, kedudukan penelitian agama diantara
penelitian lain, konstruksi teori penelitian agama dan model penelitian agama.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penelitian agama ?
2. Bagaimana kontruksi teori penelitian agama?
3. Bagaimana model-model penelitian agama?

1
C. Tujuan
Tujuan kami membuat makalah ini ialah agar dapat memenuhi tugas kami
sekelompok yaitu “PENDEKATAN DAN KONTRUKSI TEORI DALAM
PENELITIAN AGAMA”.

1. Untuk menambah wawasan tentang penelitian agama.


2. Untuk mengetahui bagaimana kontruksi teori penelitian agama.
3. Untuk mengetahui model-model penelitian agama.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penelitian agama
Agama sebagai elemen yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia
dapat dilihat dari dua segi yani, dari segi isi dan bentuknya. Dari segi isinya,
agama adalah ajaran atau wahyu tuhan yang dengan sendirinya tidak dapat
dikategorikan sebagai kebudayaan. Sedangkan dari segi bentuknya, agama dapat
dipandang sebagai kebudayaan batin manusia yang mengandung potensi
psikologi yang mempengaruhi jalan hidup manusia. Dengan demikian, yang dapat
diteliti adalah pada bentuk atau praktik yang tampak dalam kehidupan sosial yang
dipandang sebagai kebudayaan batin manusia
Penelitian adalah upaya sistematis dan objektif untuk mempelajari suatu
masalah dan menentukan prinsip-prinsip umum yang berupaya mengumpulkan
informasi yang bertujuan untuk menambah pengetahuan. 1 Penelitian di pandang
sebagai kegiatan ilmiyah karena menggunakan metode keilmuan yakni golongan
antara pendekatan rasional dan pendekatan empiris, agama sebagai objek
penelitian sudah lama di perdebatkan,karrena agama merupakan sesuatu yang
cenderung berkeyakinan bahwa agama memiliki kebenaran yang mutlak sehingga
tidak perlu di teliti agama mengandung dua kelompok ajaran yang pertama ajaran
dasar yang di wahyukan tuhan kepada para rosul untuk manusia yang terdapat
pada kitab suci, bersifat absolut, mutlak benar, kekal, tidak berubah dan tidak bisa
di rubah. Sedangkan ajaran keduanya merupakan penjelasan-penjelasan para
pemuka atau pakar agama yang bersifat tidak absolut, tidak mutlak, tidak kekal.
Menurut harun nasution agama dalam pengertian menurut kedua dapat digunakan
sebagai objek penelitian taanpa harus menggunakan metode khusus yang berbeda
dengan metode yang lain. Mukti Ali menggunakan istilah penelitian agama dan
penelitian keagamaan dengan arti yang sama. Sedangkan Middleton berpendapat
bahwa penelitian agama lebih mengutamakan pada meteri agama, sehingga
sasaranya terletak pada 3 elemen pokok yaitu : ritus, mitos, dan magik.

1
Drs .atang ABD.hakim ,MA dan Dr.jaih mubarok “ metodologi study islam “ 1999 hal 55.

3
Para ilmuan sendiri beranggapan bahwa agama dan penelitian karena agama
merupakan bagian dari kehidupan sosial cultural. Jadi, penelitian agama bukanlah
meneliti hakikat agama dalam arti wahyu, melainkan meneliti manusia yang
menghayati, meyakini, dan memperoleh pengaruh agama. Penelitian agama dalam
pandang Juhaya S. Praja adalah penelitian tentang asal-usul agama, dan pemikiran
serta pemahaman penganut ajaran agama tersebut terhadap ajaran yang
terkandung di dalamnya.
Dengan demikian, jelas Juhaya terdapat dua bidang penelitian agama, yaitu
sebagai berikut.
1. Penelitian tentang sumber ajaran agama yang telah melahirkan disiplin
ilmu tafsir dan ilmu hadis.
2. Pemikiran dan pemahaman terhadap ajaran yang terkandung dalam
sumber ajaran agama itu.

Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada agama sebagai


sistem atau sistem keagamaan. Matho Mudhar mengatakan bahwa perbedaan
penelitan agama dan penelitian keagamaan perlu di sadari karena akan
membedakan jenis perbedaan penelitian yang di pelukan,untuk penelitian agama
dan sasaranya agama sebagai gejala sosial. Menurut juhaya S.Praja penelitian
agama adalah penelitian tentang asal usul agama dan pemikiran serta pemahaman
penganut ajaran tersebut terhadap ajaran yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan penelitian keagamaan adalah penelitian tentang praktik-praktik ajaran
agama yang di lakukan oleh manusia secara individual dan kolektif. Sedangkan
penelitian agama itu sendiri adalah pendekatan ilmiyah yang di terapkan untuk
menyelidiki masalah-masalah agama untuk mendapatkan informasi yang berguna
dan adpat di pertanggung jawabkan mengenai berbagai masalah agama dari segi
bentuk pelaksanaannya.2

B. Kontruksi Penelitian Teori Agama


Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengartikan
konstruksi adalah cara  membuat atau menyusun bangunan-bangunan (jembatan
dan sebagainya), dan dapat pula berarti susunan dan gabungan kata di kalimat

2
 prof. Dr.H.abuddin nata .MA,” metodologi study islam “2004 hal 172

4
atau di kelompok kata. Konstruksi artinya apakah sejarah yang berlaku dahulu
yang masih berkaitan disusun, dipahami, dihayati dan di cerna3. Konstruksi teori
adalah susuna atau bangunan dari suatu pendapat asas-asas atau atau hukuman
mengenai sesuatu yang antara satu dan yang lainya saling berkaitan sehingga
membentuk suatu bangunan. Sedangkan terori berarti pendapat yang
dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian) dan
berarti pula asas- asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar suatu
kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu teori dapat pula berarti pendapat, cara-
cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu. Konstruksi adalah sejarah yang
berlaku dahulu yang masih berkaitan di susun , dipahami, di hayati dan di cerna.
Konstruksi teori adalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat asas-asas atau
hukuman mengenai sesuatu yang antara satu dan yang lainnya saling berkaitan
sehingga membentuk suatu bangunan.
Penelitian berasal dari kata teliti yang artinya cermat, seksama, pemeriksaan
yang dilakukan secara seksama dan teliti dan dapat pula di artikan sebagai
penyelidikan. Tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini adalah mencari
kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang
terkumpul. Kebenaran-kebenaran objektif yang diperoleh tersebut kemudian
digunakan sebagai dasar atau landasan untuk pembaruan perkembangan atau
perbaikan. Dalam ilmu pengetahuan penelitian bisa kita artikan sebagai upaaya
menemukan jawaban yang bisa di pertanggungjawabkan atas sejumlah masalah
berdasarkan daata-data yang terkumpul. Penelitian menuntun pada pelakunya agar
proses penelitian yang dilakukan bersifat ilmiyah, yaitu harus sistematis dan
terkontrol.
Selanjutnya agama menurut J.G Frazer addalah suatu ketudukan atau
penyerahan diri kepada kekuatan yang lebih tinggi dari manusia yang dipercayai
mengatur dan mengendalikan jalannya alam dankehidupan manusia yangterdiri
dari 2 elemen yaitu teoritis dan praktis. Yang bersifat teoritis berupa kepercayaan
kepada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dari manusia, sedangkanyang bersifat
praktis adalah usaha manusia untuk tunduk kepada kekuatan-kekuataan tersebut
serta usaha menggembirakannya.

3
Drs.samsul munir,MA “sejarah peradapan islam “ 2009 hal 4

5
Harun Nasution selanjutnya menyebutkan adanya empat unsur penting yang
terdapat dalam agama, yaitu :
1. Unsur kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan, dan
sebagainya.
2. Unsur keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan
hidupnya di akhirat nanti amat bergantung kepada adanya hubungan baik
dengan kekuatan gaib yang di maksud.
3. Unsur respons yang bersifat emosional dari manusia yang dapat
mengambil perasaan takut, cinta, dan sebagainya.
4. Unsur paham adanya yang kudus(sacred) dan suci yang daapat mengambil
bentuk kekuatan gaib, kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang
bersangkutan, dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.

Bagi pemeluk agama samawi, agama memiliki kriteria yang jelas karena telah
disebutkan dalam kitab-kitab sucinya daan agama bukan ciptaan manusia,
melainkan berasal dari tuhan, sehingga asal-usulnya tidak bersumber pada kondisi
dan situasi alam sekitar atau masyarakat. Adapun yang termasuk kedalam agama
Samawi adalah yahudi, Nasrani, dan Islam. Namun dalam kenyataan yang
sebenarnya islam adalah satu-satunya agama samawi yang murni dan satu-satunya
agama Allah Swt. Agama samawi memiliki ciri-ciri antara lain :

1. Berasal dari Tuhan, karena Tuhan maha benar, agama pun mutlak benar
adanya.
2. Diperuntukkan bagi orang-orang yang berakal.
3. Dianut berdasarkan pilihan dan kemauannya sendiri .
4. Menawarkan kebaikanhidup di dunia dan kebahagian hidup di akhirat.

C. Model-Model Penelitian Agama

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, penelitian dapat dibedakan menjadi:

1. Penelitian Eksploratif
Penelitian eksploratif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa
pengelompokan suatu gejala, fakta dan penyakit tertentu. Penelitian ini

6
banyak memakan waktu dan biaya. Penelitian ini dapat digunakan untuk
mengamati gejala keagamaan yang sedang terjadi atau gejala keagamaan
yang terjadi di masa lalu.
Berdasarkan data yang diperoleh dari peneliti eksploratif, dapat
dikembangkan berbagai penelitian lain, seperti penelitian historis,
deskreatif, korelasional dan eksperimen. Oleh karena itu, penelitian ini
sering juga disebut dengan penelitian pendahuluan. Contoh gejala
berkembangnya berbagai macam aliran yang menyimpang dari ajaran
agama islam diyakini kebenarannya. Gejala ini biasanya marak pada
daerah-daerah pinggir kota atau daerah pedesaan yang kurang
kesejahteraannya. Misalnya, penelitian yang mengarah kepada komunitas
Ahmadiyah, komunitas Lia Eden, dan sebagainya.
2. Penelitian Historis

Penelitian historis adalah penelitian yang berhubungan dengan sejarah.


Dalam penelitian historis, sumber sejarah dapat dibagi menjadi dua
bagian: sumber primer dan  sumber sekunder. Sumber primer meliputi
dokumen, catatan harian, arsip, biografi yang ditulis langsung oleh pelaku,
dan berbagai berita yang ditulis oleh orang-orang yang sezaman.
Sedangkan sumber sekunder meliputi data sejarah yang bersumber dari
hasil rekontruksi orang lain, seperti buku dan artikel yang ditulis oleh
orang-orang yang tidak sezaman dengan peristiwa tersebut.

3. Penelitian Deskriftif

Penelitian deskritif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk


menggambarkan gejala sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dalam
penelitian agama, penelitian deskritif berusaha menggambarakan suatu
gejala keagamaan. Contoh seperti, seorang peneliti ingin mengetahui
hubungan guru-murid di pondok pesantren MUDI Mesra Samalanga.

4. Penelitian Korelasional

Penelitian koresional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala


atau lebih. Misalnya, apakah ada hubungan antara status sosial masyarakat
dengan tingakat keberagamaannya. Dalam penelitian ini dikenal adanya

7
variavel bebas (variabel yang diduga mempengaruhi variabel yang lain)
dan variabel terikat (variabel yang diduga dipengaruhi oleh variabel
bebas). Contohnya: Pengaruh Gerakan Turki Muda terhadap pemikiran
Bung karno tentang hubungan Islam dan Negara: studi tentang polemik
Sukarno-Natsir pada tahun 1920-an.

5. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji


suatu  cara dan teori terhadap suatu penyelesaian masalah. Penelitian yang
menggunkan eksperimen agak sulit dilakukan dalam penelitian agama.
Namun, dalam beberapa hal, eksperimen dapat dilakukan dalam penelitian
agama, misalnya untuk mengevaluasi perbedaan hasil belajar dari
beberapa model pendidikan agama.

Djamari, dosen pascasarjana IKIP Bandung menjelaskan bahwa kajian


sosiologi agama menggunakan metode ilmiyah antara lain :

1. Analisis sejarah
Sosiologi tidak memusatkan perhatian pada bentuk peradapan pada tahap
permulaan pada waktu tertentu (etnografi), tetapi menerangkan realitas masa
kini, yang mempengaruhi gagasan dan perilaku manusia.sejarah hanya sebagai
metode analisis atas dasar pemikiran bahwa sejarah dapat menyajikan
gambaran tentang unsur-unsur yang mendukung timbulnya suatu lembaga,
pendekatan sejarah bertujuan untuk menemukan inti karakter agama dan
meneliti sumber klasik sebelum di campuri yang lain.
2. Analisis Lintas Budaya

Dengan membandingkan pola-pola sosial keagamaan diberbagai daerah


kebudayaan, sosiologi dapat memperoleh gambaran tentang korelasi unsur
budaya tertentu atau kondisi sosiokultural secara umum.

3. Eksperimen

Eksperimen dapat dilakukan dalam penelitian agama misalnya untuk


mengevaluasi perbedaan hasil belajar dari beberapa model pendidikan agama.

8
4. Observasi Partisipasif

Diantara kelebihan penelitian ini adalah memungkinkannya pengamatan


simbolik antar anggota kelompok secara mendalam. Kelemahanya adalah
terbatasnya data kemampuan observer.

5. Riset Survei dan Analisis Statistik

Penelitian survei di lakukan dengan penyusunan kuesioner, interview


dengan sampel dari suatu populasi.sampel dapat berupa organisasi keagamaan
atas penduduk suatu kota atau desa.

6. Analisis (s)

Dengan metode ini, penelitian mencoba mencari keterangan dari tema-


tema agama baik berupa tulisan, buku-buku khotbah, doktrin merupakan
deklarasi teks.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian agama adalah penelitian tetang asal usul agama dan pemikiran serta
pemahaman menganut ajaran tersebut terhadap ajaran yang terkandung di
dalamnya yang terletak pada 3 elemen yaitu pokok ritus, mitos, magik, yang
sasarannya agama sebagai doktrin. Penelitian keagamaan adalah penelitian
tentang praktik –praktik ajaran agama yang di lakukan oleh manusia secara
individual dan kolektif, yang lebih mengutamakan pada agama sebagai sistem
atau sisktem keagamaan yang sasarannya agama sabagai gejala sosial. Konstruksi
teori penelitian agama adalah suatu upaya memeriksa mempelajari meramalkan
dan memahami secara seksama atau bangunan dasar-dasar atau hukum-hukum
dan ketentuan lainnya yang di perlukan untuk melakukan penelitian terhadap
bentuk pelaksanaan ajaran agama sebagai dasar pertimbangan untuk
mengembangkan pemahaman ajaran agama sesuai tuntuna zaman. Model-model
penelitian keagamaan meliputi : analisis sejarah, analisis lintas budaya,
eksperimen, observasi partisipatif, riset survei dan analisis statistik, dan analisis
isi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hakim Atang Abd dan Mubarok Jaih. 1999 , Metodologi Study Islam, Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.

Amin Samsul Munir, 2009. Sejarah Peradapan Islam, Jakarta: Amzah.

Nata Abuddin, 2004. Metodologi Study Islam, Jakarta : PT Rajabrafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai