Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
BIDANG MESIN DAN TEKNIK INDUSTRI

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) MELALUI DIKLAT


PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN BAGI GURU SMK

Bahan Bacaan 2
KREATIVITAS

Sumber: bdcmagazine.com

Disusun oleh:
Tim Pengembang Kewirausahaan
Departemen Manajemen dan Kependidikan
KATA PENGANTAR

PPPPTK BMTI sebagai salah satu lembaga di bawah Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, memiliki tugas dan fungsi mengembangkan dan memberdayakan
guru/pendidik dan tenaga kependidikan. Tugas dan fungsi tersebut termasuk
mengintegrasikan hal-hal terkait penciptaan wirausaha-wirausaha baru tamatan SMK
melalui pembekalan pengetahuan dan pengalaman empirik tentang kewirausahaan.
Diklat ini diselenggarakan sebagai bagian dari program peningkatan kompetensi guru
Guru SMK untuk Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Melalui proses tranfer
of knowledge yang dilaksanakan, diharapkan penerapan pembelajaran kewirausahaan di
SMK berjalan sesuai dengan tuntutan kurikulum dan mengikuti tuntutan perubahan secara
kontekstual.
Kita sudah berada di era revolusi industri 4.0 bahkan mulai bergeser ke era revolusi
industri 5.0, dimana perubahan bisnis sudah mengarah kepada pemanfaatan teknologi yang
lebih sophisticated. Untuk itu, diharapkan penerapan pembelajaran kewirausahaan di SMK
seyogyanya mengikuti perkembangan pengetahuan dan konteks dalam dunia bisnis saat ini.
Diklat Dalam Jaringan (Daring) merupakan strategi yang diterapkan sebagai bagian dari
solusi dalam mengatasi kendala pelaksanaan diklat tatap muka secara langsung, terutama
di masa pandemi. Salah satu Bahan Bacaan Kreativitas merupakan salah satu materi
pembelajaran yang dibahas pada Diklat Daring Produk Kreatif dan Kewirausahaan Bagi Guru
SMK.
Kiranya bahan ajar ini bermanfaat dan dapat memberikan pengalaman serta wawasan
baru bagi Guru SMK, khususnya, dan Guru Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan
pada SMK sasaran.

Cimahi, Juli 2020


Kepala,

Supriyono, M.Si.
NIP. 19630805 198503 1 005

i
Target Kompetensi
Mengkonstruksi Pembelajaran Kewirausahaan SMK di Era Revolusi Industri 4.0.

PERAN KREATIVITAS BAGI WIRAUSAHA

Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses penyajian materi, diskusi, tanya-jawab, dan penugasan, pada
akhir pembelajaran, peserta diharapkan mampu memperjelas peran kreativitas bagi
wirausaha tamatan SMK.

A. Kreativitas bagi SMK Di Era Revolusi Industri 4.0


Keberdaan SMK harus diakui turut mewarnai pada aspek kebekerjaan,
kewirausahaan, bahkan peluang bagi tamatan melanjutankan pendidikan. Kebijakan
yang telah digulirkan oleh Pemerintah Indonesia, seharusnya memang tidak sekedar
hanya bersifat kelembagaan membuat SMK Bisa tetapi lebih dari itu yaitu SMK Bisa,
SMK Hebat, tetapi benar-benar mempersiapkan peserta didik yang siap memasuki
dunia kerja, mereka dibekali dengan kemampuan dan pengalaman yang berorientasi
pada praktik pembentukan sikap dan mental serta menyiapkan mereka untuk menjadi
Calon Juragan atau Wirausaha. Dengan demikian, mereka ikut membangun dan
memperkuat ekonomi Indonesia, melalui penciptaan lapangan kerja.

Gambar 1. Moto SMK bergeser untuk memperkuat Eksistensi

Tamatan SMK di harapkan kelak mampu menerapkan kecakapan abad 21.


Kecakapan itu, adalah literasi, kompetensi, dan karakter. Kompetensi berkaitan

1
dengan Learning Skills yaitu Kerangka 4Cs (creativity thinking, critical thinking and
problem solving, communication, collaboration).

Tabel 1. Kompetensi Abad 21


Framework 21st
Kompetensi Abad 21
Century Skills
Creativity Thinking and Pesera didik dapat menghasilkan, mengembangan, dan
Innovation mengimplementasikan ide-ide mereka secara kreatif
baik secara mandiri maupun berkelompok
Critical Thinking and Peserta didik dapat mengidentifikasi, manganalisisi,
Problem Solving menginterpretasikan, dan mengevaluasi bukti-bukti,
argumentasi, klaim dan data-data yang tersaji secara
luas melalui pengkajian secara mendalam serta
merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari
Communication Peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide dan
gagasan secara efektif menggunakan media lisan,
tertulis, maupun teknologi
Collaboration Peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah
kelompok dalam memecahkan permasalahan yang
ditemukan

Secara operasional, keterampilan abad 21 (4C) ini dijabarkan dalam empat


kategori langkah, yakni:
 Pertama, cara berpikir, termasuk berkreasi, berinovasi, bersikap kritis,
memecahkan masalah, membuat keputusan, dan belajar pro-aktif.
 Kedua, cara bekerja, termasuk berkomunikasi, berkolaborasi, bekerja dalam
tim.
 Ketiga, cara hidup sebagai warga global sekaligus lokal; dan
 Keempat, alat untuk mengembangkan ketrampilan abad 21, yakni teknologi
informasi, jaringan digital, dan literasi.

Mencermati kembali pemahaman tentang kewirausahaan terkait dengan


kemampuan kreatif, seperti didefinisikan oleh Kuratko D.F & Hodgetts, R.M.,
Entrepreneurship is a dynamic process of vision, change, and creation. It requires an
application of energy and passion towards the creation and implementation of new
2
ideas and creative solution. Essential ingredients include the willingness to take
calculated risks in terms of time, equity, or career; the ability to formulate an effective
venture team; the creative skill to marshal needed resources; the fundamental skill
of building a solid business plan; and finally, the vision to recognise opportunity where
other see chaos, contradiction, and confusion.” (Sumber: Entrepreneurship-A
Contemporary Approach. 5th ed. Harcourt College Publishers, 2001).
Kewirausahaan adalah suatu proses dari visi, perubahan, dan penciptaan yang
dinamis. Penerapan kewirausahaan membutuhkan energi dan semangat terhadap
penciptaan, penerapan ide-ide baru, serta solusi kreatif. Diperlukan kesediaan untuk
mengambil risiko yang diperhitungkan dalam hal waktu, ekuitas/modal, atau karier;
diperlukan kemampuan untuk membentuk tim yang efektif; kemampuan kreatif untuk
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan; keterampilan dasar membuat rencana
bisnis yang kuat; dan akhirnya, visi untuk mengenali peluang di mana orang lain
melihatnya sebagai kekacauan, kontradiksi, dan kebingungan. ”
Berikut beberapa definisi tentang Wirausaha dari beberap ahli:
Encyclopedia of Americana
Entrepreneur (wirausahawan) didefinisikan sebagai seseorang yang berani
mengambil risiko dengan menyatukan berbagai fungsi poduksi, termasuk modal,
bahan baku, tenaga kerja, dan menerima imbalan dalam bentuk laba dari nilai pasar
yang dihasilkannya.
Peter F Drucker
Definisi wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different) .
Raymond W.Y. Kao
Wirausaha adalah orang yang mampu menciptakan dan merancang suatu
gagasan menjadi realita.
Kuratko dan Hodgetts
An entrepreneur as one who undertakes to organise, manage and assume the
risks of business. The entrepreneur is also a catalyst for economic change who uses
purposeful searching, careful planning, and sound jugdgement when carrying out the
entrepreneurial process. Uniquely optimistic and committed, the entrepreneur works

3
creatively to establish new resources or endow old ones with a new capacity, all for
the purpose of creating wealth.
Seorang wirausaha adalah seorang yang mengambil tanggungjawab untuk
mengorganisasikan, mengelola, dan menanggung risiko bisnis. Wirausaha sebagai
katalisator perubahan ekonomi yang mengejar tujuan yang bermakna, membuat
perencanaan secara hati-hati, dan menilai secara jernih terhadap suatu proses
kewirausahaan. Wirausaha adalah sosok optimis dan berkomitmen, bekerja secara
kreatif untuk membangun sumber daya baru atau memberi makna sesuatu yang lama
dengan suatu kapasitas baru, untuk mencapai tujuan menciptakan kemakmuran.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat didefinisikan bahwa:
“Wirausaha adalah seseorang yang mampu melihat peluang, mengambil
tindakan kreatif yang tepat berupa penciptaan nilai tambah dalam bentuk produk
(barang/jasa) atau bisnis, dengan mengambil risiko yang diperhitungkan guna meraih
kemakmuran bagi dirinya dan orang lain.”

B. Konsep Kreativitas
Salah satu kompetensi wirausaha/entrepreneur sukses, terletak pada salah
satu kemampuannya yaitu kreativitas. Mereka secara dominan menggunakan otak
kanan, yaitu bagian otak yang dipercaya oleh para ahli berperan terhadap kecerdasan
emosional wirausaha dan sekaligus membawa mereka meraih keberhasilan.
Kreativitas terkait dengan otak. Otak merupakan salah satu organ penting pada
manusia dan berperan sebagai pusat koordinasi. Otak besar (cerebrum) merupakan
bagian terbesar dari otak manusia yang bertugas untuk memproses semua kegiatan
intelektual, seperti kemampuan berpikir, penalaran, mengingat, membayangkan,
hingga merencanakan masa depan. Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan
kiri dan kanan.
Teori tentang fungsi otak kiri dan otak kanan telah populer sejak tahun 1960an,
melalui penelitian Roger Sperry seorang neuropsikolog yang menemukan bahwa akal
manusia terdiri atas dua bagian. Menurut Sperry, masing-masing bagian otak
memiliki fungsi spesial tanpa harus bergantung satu dengan yang lainnya.

4
Secara umum, mereka yang pintar dalam hal matematika cenderung/
dominan menggunakan otak kiri, sedangkan mereka yang kreatif lebih dominan
dengan otak kanan. Untuk lebih jelasnya, cermati gambar berikut:

Gambar 2. Fungsi Otak Kiri dan Kanan

Sumber: man4jkt.sch.id/download/Buku Belajar cepat dan efektif.pdf

Berdasarkan gambar tersebut, jelaslah bahwa mereka yang kreatif akan


lebih dominan menggunakan otak bagian kanan, dimana kecerdasan emosional
(EQ) dominan. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau
menemukan sesuatu yang baru berupa barang atau jasa, baik berupa gagasan
maupun kenyataan yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Idealnya, otak kiri dan otak kanan manusia seimbang, sehingga berfungsi
dengan lebih optimal. Karena orang dengan otak kanan dan kiri yang seimbang
tentu dapat menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai bergaul atau
bersosialisasi.

5
Untuk mengetahui apakah seseorang dominan otak kanan atau kiri, dapat
dicermati dari perilakunya sehari-hari atau dengan menggunakan alat
Electroencephalograph untuk mengamati bagian otak mana yang paling aktif.
Menurut Theresia Amabile (Ilmuwan dari Harvard Business School)
kreativitas adalah kemampuan menghasilkan ide-ide baru yang berguna dalam
bidang apapun. Pendapat lain yang menyatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan individu untuk mempergunakan imaginasi dan berbagai
kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan, orang lain
dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil yang baru serta bermakna
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Hal itu berarti kreativitas adalah
kemampuan mengembangkan pemikiran alternatif atau kemungkinan dengan
berbagai cara sehingga mampu melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang
dalam interaksi individu dengan lingkungan sehingga diperoleh cara-cara baru
untuk mencapai tujuan yang lebih bermakna. Dengan demikian kreativitas
berkenaan dengan kemampuan (1) menemukan ide-ide baru yang asli/original;
(2) menemukan hubungan baru; (3) memandang sesuatu dari sudur pandang
baru/sudut pandang yang berbeda; (4) membentuk kombinasi-kombinasi baru.
Kreativitas seringkali juga dikaitkan dengan inovasi. Theresia Amabile juga
memberikan memberikan pengertian tentang inovasi yakni kesuksesan
seseorang mengimplementasikan ide-ide kreatif. Selanjutnya menurut Carol
Kinsey Goman, Ph.D, dalam bukunya Creativity in Business, menyebutkan,
bahwa:
o Creativity: Bringing into existence an idea that is new to you.
o Innovation: The practical application of creative ideas.

Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa inovasi adalah kelanjutan dari


proses kreatif. Jadi inovasi adalah penerapan dari kreativitas. Lebih jelasnya
dapat digambarkan sebagai berikut:

6
Proses
Inovasi Perubahan
Kreatif

Selanjutnya berdasarkan paparan Ciputra (Ciputra University, 2012),


model inovasi sebagai berikut

Penerimaan
Kreativitas Inovasi
Pasar

Tetapi kedua otak tetap harus bekerja. Roger W. Sperry mengingatkan bahwa
dua belahan otak tidak bekerja dalam isolasi. Tetapi mereka bekerja bersama dan
saling melengkapi. Jadi kemampuan kreatif hanyalah soal kecenderungan, tetapi
memang kreativitas adalah dominasi dari otak kanan.
Untuk mengetahui kecenderungan Bapak/Ibu menggunakan Otak Kiri atau Kana,
silahkan menggunakan Kuesioner Gaya Berpikir berikut ini.

7
KUESIONER GAYA BERPIKIR
(Sumber: Successful Lifelong Learning – Robert Stainbach, 2001).
Petunjuk:
Berilah tanda (√ ) pada alternatif jawaban yang cocok dengan Anda.
Anda harus tetap memilih, meskipun pernyataan yang ada kurang sesuai tepat

NO DESKRIPSI ALTERNATIF JAWABAN


1 Pada saat mendegarkan sebuah lagu, Liriknya Musiknya
saya lebih memperhatikan
2 Saya berprasangka Jarang Sering
3 Saya paling baik dalam hal Game/ permainan Game/ permainan
tertulis fisik
4 Setelah menonton film, hal yang Aktornya Setting visualnya/
selalu saya ingat adalah gambarnya
5 Saya menyenangi pekerjaan yang Direncanakan Fleksibel

6 Kamar dan lemari saya Teratur Kacau

7 Saya lebih menyukai petunjuk Lisan Digambar

8 Pada saat merangkai sesuatu yang Membaca petunjuk Langsung merangkai


baru, saya terlebih dahulu
9 Saya lebih menyenangi kegiatan yang Mental Fisik

10 Saya mimpi Jarang Sering

11 Saya menyenangi pekerjaan proyek Satu per satu Beberapa sekaligus

12 Saya lebih senang Berbicara Seni


13 Saya berangan-angan Jarang Sering
14 Saya mencoba sesuatu yang baru Jarang Sering

15 Saya lebih suka belajar dengan cara Mendengarkan Mengerjakan

16 Saya lebih menyukai Penjelasan kerangka Menggambar

17 Matematika adalah sesuatu yang saya Senangi Benci

18 Saya lebih memperhatikan Materi pembicaraan Cara orang


berbicara

19 Kepekaan saya Buruk Baik


20 Saya kehilangan waktu Jarang Sering

8
Skor Gaya Berpikir “Anda”
• Jumlahkan tanda (√ ) pada kolom sebelah kiri, kemudian jumlahkan tanda (√)
pada kolom sebelah kiri
• Skor gaya berpikir yang terbesar menunjukkan kecenderungan gaya berpikir
ANDA (bila terbanyak kiri, maka gaya berpikir anda menggunakan otak kiri,
demikian sebaliknya).
• Perbedaan yang > 5 skor mencerminkan bahwa ANDA dominan dalam
menggunakan bagian otak tersebut.

C. Kreativitas dan Inovasi


Seorang wirausahawan harus memiliki ide-ide baru yang dihasilkan dari suatu
kreativitas. Kreativitas inilah yang akan membawa wirausahawan untuk ber-inovasi
terhadap usahanya. Naisbitt dan Aburdene dalam Re-Inventing the
Corporation menyatakan begitu perlunya suatu basis pendidikan yang dapat
menciptakan kreativitas dalam suatu masyarakat informasi baru.
Mereka menyebutnya dengan proses TLC (Teaching, Learning, and
Creativity) yaitu suatu proses pembelajaran bagaimana berpikir (learning how to
think), pembelajaran bagaimana belajar (learning how to learn), dan pembelajaran
bagaimana belajar (learning how to learn), dan pembelajaran bagaimana
menciptakan sesuatu (learning how to create).
Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat,
benar, tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat
heuristic daripada algorithmic (Dollinger, 1995, hal 65).
Heuristic adalah sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan
yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau
menemukan sesuatu yang baru. Heuristic bagaikan suatu map (peta buta) yang belum
jelas di mana kita dan kemana kita akan berjalan. Heuristic menstimulasi seseorang
untuk belajar lebih dalam untuk dirinya, seperti bagaimana menuju kota B dari kota
A dengan petunjuk map yang kurang jelas tersebut.
Algorithm adalah suatu mekanikal set dari aturan-aturan, suatu perencanaan
operasi yang telah di set sebelumnya untuk pemecahan suatu masalah, pengambilan
keputusan, dan penyeleseian konflik. Contohnya, melempar satu koin mata uang
adalah suatu algorithm, karena jumlah sisi dari koin dan indicator dari kepala atau
9
ekor telah ditetapkan dengan jelas sehingga hasilnya dapat diperkirakan jika koin
tersebut dilemparkan.
Rockler dalam Innovative Teaching Strategis mendefinisikan bahwa kreativitas
adalah seseorang yang dengan sadar mendapatkan sesuatu perspektif baru dan
sebagai hasilnya membawa sesuatu yang baru. Kreativitas tersebut melaluisuatu
proses yang sangat penting dalam tindakan yang orisinil, yang berhubungan dengan
produksi, menghasilkan sesuatu yang unik dari seseorang di satu pihak, dan material,
kejadian, atau lingkungan dari kehidupannya.

Secara umum kreativitas seseorang dapat diformulasikan sebagai berikut;


 Kreativitas dimiliki oleh setiap orang (baik pada tingkat kemampuan yang kecil
maupun besar)
 Kreativitas memerlukan pencapaian dari suatu prespektif yang baru. Paling tidak
baru untuk orang tersebut.
 Persperktif yang baru ini, dicapai dengan membawa bersama pengalaman yang
tidak berhubungan sebelumnya.
 Kreativitas mendambakan sesuatu yang lebih berkualitas.
 Seseorang harus mendekati lingkungannya dengan cara yang holistic.
 Orang yang kreatif harus berfantasi, bermain, dan berpikir.
 Orang yang kreatif bersikap spontan, fleksibel, dan terbuka terhadap pengalaman.
 Spontanitas dari manusia adalah sumber dari kreativitas.
Atribut orang kreatif (Roe, dikutip dari Kao, 1989) adalah;
 Terbuka terhadap pengalaman.
 Suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak biasa.
 Kesungguhan.
 Menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan.
 Toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas.
 Independen dalam mengambil keputusan, berpikir, dan bertindak.
 Memerlukan dan mengasumsikan otonomi.
 Percaya diri.
 Tidak menjadi subjek dari standard an kendali kelompok.
 Rela mengambil resiko yang diperhitungkan.

10
 Gigih.
Raudsepp menambahkan lebih lanjut atribut orang kreatif sebagai berikut;
 Sensitif terhadap permasalahan.
 Lancar – kemampuan untuk men-generik ide-ide yang banyak.
 Fleksibel.
 Keaslian.
 Responsif terhadap perasaan.
 Terbuka terhadap fenomena yang belum jelas.
 Motivasi.
 Bebas dari rasa takut gagal.
 Berpikir dalam imajinasi.
 Selektif.

Salah satu karakter yang sangat penting dari wirausahawan adalah kemampuan
berinovasi. Tanpa adanya inovasi usaha yang dijalankan tidak akan dapat bertahan
lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berubah-
ubah. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat
memuaskan kebutuhan mereka. Untuk itulah diperlukan adanya inovasi terus
menerus jika perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan
usahanya.

Sumber: https://www.beautyaccelerate.com/BA/public/Content.aspx?ID=2889&sortMenu=104000

Inovasi adalah sesuatu yang berkenan dengan barang, jasa, atau ide yang
dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat
dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau merasakannya. (Kotler,
1996). Drucker (1985) menjelaskan bahwa dalam melakukan inovasi perlu
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sesuatu yang dilakukan
 Menganalisa peluang
 Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang
 Sederhana dan terarah

11
 Dimulai dari yang kecil
 Kepemimpinan
2. Sesuatu yang tidak dilakukan
 Mencoba untuk menjadi yang pandai
 Mencoba ingin mengerjakan sesuatu yang banyak
 Mencoba inovasi untuk masa yang akan datang
3. Kondisi
 Memerlukan ilmu pengetahuan
 Membangun keunggulan sendiri
 Inovasi adalah efek dari ekonomi masyarakat

Inovasi dapat bersumber dari adanya peluang-peluang sebagai berikut;


1. Penelitian & pengembangan
2. Keberhasilan/kegagalan
3. Penolakan pelanggan
4. Kebutuhan, keinginan, dan daya beli masyarakat
5. Persaingan
6. Perubahan demografi
7. Perubahan selera
8. IPTEK baru

D. Peran Kreativitas bagi Wirausaha


Salah satu penentu keberhasilan seseorang dalam bidang kewirausahaan atau
bisnis adalah kemampuan kreativitas. Mengapa demikian? Karena setiap setiap
entitas bisnis selalu dihadapkan dengan persaingan. Mari kita mengingat beberapa
produk atau bisnis yang beberapa tahun lalu masih kita gunakan, sekarang sudah
tidak ada lagi. Kalaupun anda menemukannya, tidak dalam jumlah yang banyak. Bagi
anda pengguna telepon seluler, dulu sangat akrab dengan merek-merek atau brand
berikut ini Nokia, Siemens, Motorola. Belum lama ini, diberitakan usaha 7 Eleven,
Matahari Departemen Store, Sharp, Sony mengalami kebangkrutan. Penyebabnya
adalah disrupsi. Disrupsi terjadi karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu
yang baru (kebaruan), dilakukan dalam cara yang lebih sederhana sekaligus

12
menguntungkan. Inilah yang menyebabkan era industri telah bergeser dan dikenal
dengan Era Industri 4.0.
Akibat dari disrupsi tersebut, telah menciptakan bisnis-bisnis baru, teknologi
yang terus berinovasi yang terkemas dalam sebutan industri kreatif. Semua itu,
karena kreativitas dan inovasi yang ada dalam benak mereka yang berupaya
menciptakan hal-hal baru, cara baru, bisnis baru, yang didukung oleh teknologi
informasi yang berkembang demikian pesat.
Cermati Video sesuai alamat berikut:
 Future Farming & Agriculture
o (https://www.youtube.com/watch?v=qJMZRIRkZWs atau
https://www.youtube.com/watch?v=1s-BCUn-wso atau
https://www.youtube.com/watch?v=ME_rprRlmMM.

13
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIF DI SMK

Tujuan Pembelajaran
Setelah melalui proses penyajian materi, diskusi, tanya-jawab, dan penugasan, pada
akhir pembelajaran, peserta diharapkan mampu memaksimalkan kemampuan kreatif
peserta didik di SMK

A. Karakteristik Wirausaha dan Tren Perilaku Pelanggan


Karakteristik wirausaha di era milenium yang membuat wirausaha milenium
dewasa ini terpisah:
 Generasi Baby-boomer dan X mengidolakan tangga karir di perusahaan;
sedangkan Generasi Mileninial membayangkan kesuksesan dalam bentuk upaya
giat. Generasi Baby-boomer dan X melihat ke CEO perusahaan Fortune 500,
seperti Chrysler (Lee Iacocca) dan General Electric (Jack Welch), sebagai
inspirasi karir, tetapi Generasi Milenial tumbuh dengan menyaksikan
kesuksesan Steve Jobs memimpin Apple, Mark Zuckerberg melalui Facebook
menelorkan sarana berinteraksi melalui media sosial
 Wirausaha milenial terinspirasi membuat jalur sendiril; mereka cenderung
sangat kolaboratif, dan kurang protektif ketika memperoleh ide dari sesama
rekan.
 Generasi milenial lebih cenderung melontarkan ide-ide mereka, untuk
mendapatkan umpan balik dari rekan-rekan dan meletakkan segala sesuatu di
luar sana agar dunia dapat melihat dan merespons.
 Mereka sering memanfaatkan kerja kolaboratif/kelompok.
 Perusahaan yang dipimpin oleh pendiri adalah sebuah norma baru (Mark
Zuckerberg tidak memiliki kantor pribadi).
 Generasi milenial mengembangkan pemahaman unik tentang cara kerja
perangkat yang telah menjadi lebih intuitif.
 Ketika generasi milenial adalah anak-anak yang mudah dipengaruhi, mereka
mencari tahu komputer melalui trial and error, sehingga memberi mereka

14
pengetahuan yang lebih mendalam. Sehingga dengan pengalaman memulai
bisnis menjadi jauh lebih mudah bagi generasi milenial.
 Meluasnya penggunaan teknologi informasi dan digital serta sumber daya
modern lainnya telah memungkinkan wirausaha milenial memulai dan
menjalankan bisnis dari rumah mereka; dan faktanya mengurangi biaya startup
secara signifikan.
 Kebanyakan wirausaha milenial tidak semata-mata termotivasi oleh uang.
Meskipun uang memang penting, tetapi menjadi bergairah tentang pekerjaan
dan mengetahui maknanya yang lebih besar adalah pusat dari pola pikir
kewirausahaan di era milenium.
 Wirausaha milenial memilih pekerjaan yang membuat perbedaan, dan
membayar lebih sedikit uang, atas skenario kerja yang berlawanan.
 Wirausaha milenial memiliki ciri “berpikir di luar kotak (thinking out of the box)”
dan terus berusaha untuk belajar.
 Wirausaha milenial sangat kreatif dan belajar untuk melakukan berbagai hal
dengan cara-cara baru.
 Wirausaha milenial menciptakan perusahaan yang mengagumkan, sebagai tim,
dan menggunakan teknologi, pada akhirnya untuk memperbaiki dunia. Mereka
ingin selalu belajar, terutama dari kegagalan, karena itulah ciri mereka.

Tren perilaku pelanggan e-commerce di Indonesia:


 Di Indonesia, konsumen digital tumbuh dari 64 juta (34% dari total populasi) pada
tahun 2017, menjadi 102 juta (53% atau setengah dari total populasi) di tahun
2018. Dengan kenaikan angka konsumen digital tersebut, diprediksi
pertumbuhan belanja online nantinya tumbul 3,7 kali, dari 13,1 miliar USD pada
2017 menjadi 48,3 miliar USD di 2025. Hasil studi menunjukkan, 64% responden
di Indonesia mengatakan mereka tidak tahu persis apa yang mereka ingin beli
saat belanja online. Kemudian lebih dari 57% responden mengatakan bahwa
mereka mengetahui tentang produk-produk dan merek-merek baru lewat
media sosial.
 Tren e-commerce Indonesia menunjukkan preferensi kuat untuk omnichannel.
Artinya, mereka akan melihat di toko online maupun offline (luring) ketika sudah

15
mengetahui apa yang ingin dibeli: 83% konsumen tinggal di kota besar, dan 81%
konsumen di kota kecil.
 Dalam dunia e-commerce ada banyak cara untuk berbelanja, dan tidak ada
orang yang berbelanja dengan cara yang sama dua kali. Kuncinya adalah
merancang strategi pada fase pencarian sangat penting, mengingat bahwa
pelanggan berinteraksi dengan banyak merek melalui berbagai saluran pada
waktu yang sama. “Di Indonesia, 66% responden mengatakan bahwa mereka
terbuka untuk memilih merek lain atau akan membeli berbagai merek saat
berbelanja online. Ini berarti, seluruh skala bisnis, memiliki peluang besar untuk
bersaing dalam cakupan yang lebih besar di Asia Tenggara”.
 Tren e-commerce Indonesia lainnya, rata-rata konsumen berbelanja di 3,8
platform, sebelum mereka membuat keputusan pembelian. Ini menunjukkan
potensi besar bagi merek di Indonesia untuk menumbuhkan pasar. Studi juga
menunjukkan jika responden dengan program loyalitas menunjukkan bahwa
mereka 1,5 kali lebih mungkin menjadi promotor, dibanding mereka yang tidak
memiliki program, 45% lebih mungkin untuk membuat rekomendasi, dan 25%
lebih mungkin meningkatkan frekuensi pembelian kedepannya.
 Jumlah pengguna smartphone di Indonesia akan mencapai lebih dari 100 juta
pengguna (Lembaga Riset Digital eMarketer). Hal itu berarti memposisikan
Indonesia sebagai negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat
di dunia setelah China, India dan Amerika. Merupakan peluang yang sangat
besar untuk mengembangkan mobile wallet di Indonesia.
 Kendala waktu pengiriman barang yang lama telah menjadi salah satu
permasalahan e-commerce dalam dua tahun belakang. Akibatnya, muncul jasa
transportasi online dengan fitur pengiriman barang, dengan kecepatan dan
harga yang cukup terjangkau dibanding jasa pengiriman logistik konvensional.
 Google mencatat ketertarikan masyarakat Indonesia berkecimpung di dunia e-
commerce semakin meningkat. Hal itu ditunjukkan oleh banyaknya situs e-
commerce, konsumen memiliki banyak pilihan. Sebab itu, tidak heran bila terjadi
pindah lapak dengan beragam alasan.
 Mulai bergesernya pola perilaku belanja masyarakat Indonesia, tentunya
berdampak pada penjualan tiket. Selain penjualan tiket di sektor

16
transportasi, penjualan tiket untuk acara-acara pertunjukan, musik dan juga
olahraga mulai marak dijual secara online.

Menyikapi tren tersebut di atas, Guru harus mampu membangun sikap dan
kemampuan kreatif peserta didik, untuk menggunakan database tersebut atau
memanfaatkan bigdata google untuk mengetahui tren konsumen pada daerah
tertentu dan menemukan produk apa yang relevan dengan kompetensi keahlian atau
kombinasi dari beberapa kompetensi keahlian.

B. Strategi Mempersiapkan Wirausaha Generasi Z & Alpha


Bonus Demografi adalah suatu kondisi dimana komposisi jumlah penduduk yang
berusia produktif (pada rentang umur 15-64 tahun) lebih besar dibandingkan dengan
jumlah penduduk usia tidak produktif. BPS memprediksi bonus demografi Indonesia
saat ini baru akan berakhir pada tahun 2036. Bonus demografi memiliki nilai positif
dan keuntungan besar bila dikelola secara profesional. Sebaliknya, bonus demografi
juga memiliki dampak negatif ketika negara tidak mempersiapkan diri dengan baik.
Globalisasi, Kawasan Pasar Bebas / Free Trade Area, dan kemajuan ICT diera
Revolusi Industri 4.0 semakin mempercepat arus perubahan dan memketat
persaingan di segala aspek kehidupan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2019, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia masih tinggi, yaitu 5,01 % atau sebanyak 6,82
juta orang, dimana Jawa Barat menjadi provinsi dengan TPT tertinggi, yakni 7,73%. TPT
Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) paling tinggi dibanding dengan lulusan
dari jenjang pendidikan lainnya. Pada Agustus 2018 mencapai 11, 25%, lebih tinggi
daripada Februari 2018 sebesar 8,92%, meski lebih rendah jika dibandingkan pada
Agustus 2017, yang hampir 12%.
Pendirian SMK merupakan bagian dari kebijakan dalam hal memperpendek
masa belajar bagi mereka warga negara Indonesia yang tidak ingin melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (meskipun dimungkinkan); tetapi ingin mengisi
lapangan kerja sesuai kompetensi keahlian yang dimiliki. Dengan kompetensi yang
dimiliki peserta didik, mereka juga pada dasarnya siap untuk juga menciptakan
lapangan kerja atau menjadi juragan atau wirausaha/ entrepreneur.

17
C. Mengembangkan Kreativitas Dalam Pembelajaran PKK
Seseorang yang kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Departemen
Pendidikan Nasional, 2008):
(1) Cenderung melihat suatu persoalan sebagai tantangan
(2) Cenderung memikirkan alternatif solusi/tindakan yang tidak dilakukan oleh
orang-orang pada umumnya atau bukan sesuatu yang sudah biasa dilakukan;
(3) Tidak takut untuk mencoba hal-hal baru;
(4) Tidak takut dicemoohkan oleh orang lain karena berbeda dari kebiasaan;
(5) Tidak cepat puas terhadap hasil yang diperoleh;
(6) Toleran terhadap kegagalan dan frustasi;
(7) Memikirkan apa yang mungkin dapat dilakukan atau dikerjakan dari suatu
kondisi, keadaan atau benda;
(8) Melakukan berbagai cara yang mungkin dilakukan dengan tetap berdasar pada
integritas, kejujuran, menjunjung sistem nilai, dan bertujuan positif.

Perlu diingat bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi cara berpikir kreatif
seseorang.
Faktor Penghambat :
(1) Sikap negatif
(2) Takut gagal
(3) Stress yang berlebihan
(4) Taat pada aturan
(5) Membuat asumsi
(6) Terlalu mengandalkan logika
(7) Merasa tidak kreatif

Faktor Pendorong:
(1) Perubahan sikap
(2) Tehnik mengambil resiko
(3) Mampu menyalurkan stress

18
(4) Melanggar aturan
(5) Memeriksa asumsi
(6) Menggunakan imajinasi dan intuisi
(7) Yakin kalau kreatif

Guru Kewirausahaan harus selalu mengingat bahwa, dalam kelas yang mereka
hadapi saat ini hadir peserta didik generasi Z yang didefinisikan mereka yang lahir
antara tahun 1998 sampai 2010. Mereka adalah generasi yang terjalin kuat dengan
dunia maya, sehingga membuat mereka seringkali terputus konektivitas dengan
dunia nyata. Dalam kehidupan berkomunikasi, generasi Z memperlihatkan fenomena
bahwa tidak ada jurang pemisah antara diri mereka di dunia maya dan dunia nyata.
Layanan chat online setiap saat; intensitas pertemuan fisik dengan orang lain
berkurang; dan bahkan jika dalam pertemuan, gadget tetap tidak terlepas dari
tangan, dan berbagi fokus antara dunia maya dalam gadget yang tergenggam dan
dunia nyata dengan orang di hadapan.
Menurut dr. Miryam A. Sigarlaki, M.Psi., generasi Z bersifat skeptis dan sinis,
menjunjung tinggi privasi, memiliki kemampuan multi-tasking yang hebat, mengalami
ketergantungan terhadap teknologi, serta memiliki pola pikir yang sangat luas dan
penuh kewaspadaan. Ia berpendapat bahwa gadget seharusnya menghantar mereka
menjadi generasi yang lebih cerdas dibanding generasi sebelumnya karena informasi
tersedia oleh perangkat tersebut. Namun sayangnya, Generasi Z justru mengalami
adiksi yang menyebabkannya tidak dapat lepas dari gadget sehingga berdampak pada
kurang sosialisasi, menjadi pribadi yang tidak fokus, dan memiliki kompetensi sosial
yang sangat kurang. Fenomena komunikasi generasi Z yang telah terbangun dan
membudaya tidak akan dapat dielakkan, terlebih lagi dilawan. Guru yang masuk
kategori generasi Baby Boomer, Generasi X maupun Y harus memahami karakteristik
generasi Z serta mengambil peranan sebagai pemberi contoh baik dalam praktek
komunikasi, menciptakan suasana kondusif untuk berkomunikasi, memiliki
perasaaan positif dimana mendorong para generasi Z untuk lebih aktif berpartisipasi.
Generasi Z harus bisa ditempatkan sebagai sahabat, terutama dalam memberikan
kritik dan saran yang disertai dengan gaya kekinian sehingga mudah diterima oleh
generasi mereka. Di era digital ini, generasi Z menginginkan keberadaannya diakui,

19
selalu terhubung dengan media sosial, cuek dan anti sosial, bahkan menikmati
kesendirian dan kehilangan kemampuan sosialisasi.
Bedasarkan kondisi tersebut kesuksesan komunikasi mereka harus distimuli
oleh pandangan dan perasaan positif. Perasaan positif akan menimbulkan pola
perilaku komunikasi antarpribadi yang positif pula. Komunikasi paling efektif yang
dapat dilakukan oleh significant others generasi Z adalah komunikasi secara tatap
muka atau face to face communication melalui penciptaan waktu untuk berkumpul
dan berkomunikasi secara tatap muka bersama mereka. Dari hal tersebut, maka akan
muncul kedekatan, sehingga efektivitas komunikasi interpersonal dapat
meningkatkan jarak publik menuju jarak intim. Karena generasi Z adalah generasi
yang lebih menekankan pada komunikasi secara terbuka, maka mereka cenderung
lebih senang untuk dilibatkan dalam diskusi bersama orang tua atau generasi
pendahulunya daripada digurui atau diberikan masukan atas keputusan yang tanpa
melibatkan mereka. Dengan memberikan treatment yang tepat kepada generasi Z,
diharapkan mereka dapat menjadi generasi bangsa yang unggul secara digital sejak
dini, sekaligus lengkap dengan kualitas komunikasi.
Dalam hubungannya dengan pengembangan kreativitas dalam implementasi
pembelajaran kewirausahaan di SMK, beberapa yang dikemukakan di atas perlu
menjadi perhatian oleh Guru. Komunikasi antar Guru Mata Pelajaran Produktif, Guru
Kewirausahaan, dan Guru Bimbingan Konseling, serta Guru Wali Kelas perlu
dikembangkan secara baik untuk dapat memaksimalkan potensi peserta didik,
khususnya dalam hal pengembangan kreativitas mereka.
Sebagai pendidik/guru, dan dalam konteks penerapan pembelajaran
kewirausahaan di SMK, yakni:
 guru wajib memahami dengan baik filosofi pendidikan di SMK, karena guru adalah
sumber belajar, peran guru tidak dapat tergantikan oleh teknologi secanggih
apapun, karena peran guru tidak hanya mengajar;
 Guru harus memahami dengan baik penerapan pembelajaran di SMK. Dalam
situasi pandemi, semakin nyata konsep belajar modern tidak lagi berbasis ruang
dalam arti kotak tetapi lebih dari itu, sehingga guru dipaksa untuk mengenal dan
terampil menggunakan teknologi komunikasi di era dan mampu
mengaplikasikannya dalam pembelajaran:

20
 Guru mampu memaknai Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK)
dalam konteks kekinian;
 Guru memahami perannya dalam pembelajaran PKK, mampu berempati,
mengenal karakter peserta didik dengan baik.

D. Model Pembelajaran Kewirausahaan bagi Generasi Z

John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis secara esensial sebagai


sebuah proses aktif, dimana seseorang berpikir segala hal secara mendalam,
mengajukan berbagai pertanyaan, menemukan informasi yang relevan daripada
menunggu informasi secara pasif (Fisher, 2009).
Berpikir kritis merupakan proses, dimana segala pengetahuan dan
keterampilan dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul,
mengambil keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul dan melakukan
investigasi atau penelitian berdasarkan data dan informasi yang telah didapat
sehingga menghasilkan informasi atau simpulan yang diinginkan.
Berfikir kreatif merupakan kemampuan yang sebagian besar dari kita yang
terlahir bukan bukan pemikir kreatif alami. Diperlukan teknik khusus untuk
membantu menggunakan otak kita dengan cara yang berbeda. Masalah pada
pemikiran kreatif adalah bahwa hampir secara definisi dari setiap ide yang belum
diperiksa akan terdengar aneh dan mengada-ngada bahkan terdengar gila. Tetapi
solusi yang baik mungkin akan terdengar aneh pada awalnya.
Berpikir kreatif dapat berupa:
o pemikiran imajinatif,
o menghasilkan banyak kemungkinan solusi,
o berbeda, dan
o bersifat lateral.

Keterampilan berpikir kritis dan kreatif berperan penting dalam mempersiapkan


peserta didik agar menjadi pemecah masalah yang baik dan mampu membuat

21
keputusan maupun kesimpulan yang matang dan mampu dipertanggungjawabkan
secara akademis.
Proses pembelajaran seharusnya dipadankan dengan proses ilmiah. Untuk itu,
Kurikulum 2013 mengamanatkan tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan atau proses kerja ilmiah, para ilmuwan lebih mengedepankan penalaran
induktif (inductive reasoning) yang memandang fenomena atau situasi spesifik
kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu
fenomena/gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of
inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris,
dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah pada
umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi,
eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi,
dan menguji hipotesis. Dalam proses pembelajaran saintifik memuat aktivitas: a)
mengamati; b) menanya; c) mengumpulkan informasi/mencoba; d)
mengasosiasikan/mengolah informasi; dan e) mengomunikasikan.
Jika kita kembali kepada pendapat Roger Sphery dimana otak kiri dan kanan
pada dasarnya bekerja bersama dan saling melengkap, maka dapat dipastikan
Wirausaha dalam membuat keputusan atas peluang, pasti melibatkan unsur
penalaran saintifik; meskipun kemampuan intuitif tidak dapat dipungkiri mendominasi
dalam keputusan itu.

22
Daftar Pustaka

1. Covey, Stephen R. 2010. The 8th Habit: Melampaui Efektivitas, Menggapai


Keagungan. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
2. Darmawangsa, Darmadi dan Imam Munadi. 2018. Fight Like A Tiger, Win Like A
Champion. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo
3. Gwee, James. 2007. Positive Business Ideas. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka
Utama
4. Kasali, Rhenald. 2007. Re-Code: Your Change DNA, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama
5. Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK). 2017. Statistik
Persekolahan: Data Statistik SMK Sekolah Menengah Kejuruan 2017/2018.
Jakarta: Setjen, Kemendikbud, 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
6. Slamet Rosyadi, Artikel: Revolusi Industri 4.0: Peluang dan Tantangan bagi Alumni
Universitas Terbuka, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jenderal
Soedirman.
7. Soegoto, Soeryanto Eddy, Dr. 2014. Entrepreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung,
Jakarta, PT. Elex Media Komputindo
8. The Global Entrepreneurship Asociation. 6th Edition 2018. Global Entrepreneurship
Monitor: Global Report 2017/2018.
9. Thomas J. Stanley. 2003. The Millionaire Mind (Pemikiran Milioner), Batam,
Interaksara

Internet:
https://gizmologi.id/news/facebook-tren-belanja-e-commerce-indonesia/
http://shadowsky-network.blogspot.com/2015/01/20-karakteristik-wirausaha-
kewirausahaan.html
https://kartikagaby.wordpress.com/2011/12/05/tujuan-kewirausahaan/
http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_B5497FED-88A5-47CD-9492-
78B703B41D28_.pdf
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180214172245-4-4427/pertumbuhan-
ekonomi-tak-sepadan-dengan-jumlah-lapangan-kerja

23
http://blog.qontak.com/2018/01/27/perhatikan-5-tren-perilaku-konsumen-e-commerce-di-
tahun-2018/
www.merdeka.com
https://www.kompasiana.com/ytyasprtw/54f40a7f745513792b6c8483/otak-kanan-
atau-kiri
https://jakarta.tribunnews.com/2018/12/18/tes-psikologi-hewan-pertama-yang-dilihat-ungkap-
penggunaan-otak-kanan-atau-kiri-seseorang?page=4.

Artikel:
Laporan Tahunan We Are Social

Survei ShopBack

Koran Jakarta, Senin, 12/2/2018

24

Anda mungkin juga menyukai