ABSTRAK
Prevalensi hipertensi semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. Terapi rendam kaki air
hangat dan pijat refleksi kaki dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas terapi rendam kaki air hangat dan pijat refleksi terhadap tekanan darah pada
lansia. Penelitian ini menggunakan desain quasy experimental with pretest and posttest group design.
Populasi pada penelitian ini adalah semua lansia penderita hipertensi dan sampel yang diambil adalah
15 orang setiap kelompok. Alat penggumpulan data menggunakan lembar observasi tekanan darah
sebelum dan sesudah perlakuan. Uji statistik yang digunakan adalah uji paired samples t-test. Hasil
penelitian didapatkan bahwa pada kelompok pijat refleksi mengalami penurunan tekanan darah lebih
tinggi dari pada kelompok terapi rendam kaki air hangat dengan nilai P-value 0,010 pada tekanan
sistol, sedangkan pada tekanan diastole mengalami penurunan dengan nilai P-value yaitu 0,000. Terapi
pijat refleksi lebih efektif dibandingkan terapi rendam kaki air hangat terhadap tekanan darah pada
lansia.
ABSTRACT
The prevalence of hypertension increased in line with age. Warm water foot-soak therapy and
reflexology could reduce blood pressure. This study aimed to figure out the effectiveness of warm
water foot-soak therapy and reflexology on blood pressure in the elderly. This research uses quasy
experimental design with pretest and posttest group design. The population in this study were all
elderly with hypertension and the samples taken were 15 people in each group. Data collection tools
used blood pressure observation sheets before and after treatment. The statistical test used was paired
samples t-test. The results showed that the reflexology group experienced a decrease in blood pressure
higher than the therapy group soak the warm water foot with a P-value of 0.010 at systole pressure,
while the diastole pressure decreased with a P-value of 0,000. Reflexology therapy is more effective
than warm water foot-soak therapy on blood pressure in the elderly.
541
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
seluruh dunia mengidap hipertensi, angka kelompok beresiko (population at risk) dan
ini kemungkinan akan meningkat menjadi kelompok rentan (vulnerable population)
29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta yang berjumlah banyak dan meningkat dari
pengidap hipertensi, 333 juta berada di tahun ketahun tentu akan menimbulkan
negara maju dan 639 sisanya berada di berbagai masalah. Penyakit pada sistem
negara berkembang, termasuk Indonesia kardiovaskuler merupakan salah satu
(Yonata et al, 2016). Anwar (2014) penyebab kematian pada lansia selain
melaporkan sepertiga dari populasi orang penyakit kanker (Anderson & McFarlane,
dewasa di Asia Tenggara termasuk 2011). Secara global penyakit
Indonesia memiliki tekanan darah tinggi. kardiovaskuler menyebabkan 17 juta
Hipertensi penyebab kematian nomor 3 kematian pertahun. Dari jumlah tersebut 9,4
setelah stroke dan tuberkulosis, yakni juta diantaranya disebabkan oleh
mencapai 6,7% dari populasi kematian pada komplikasi hipertensi (WHO, 2013).
semua umur di Indonesia.
Hipertensi pada lansia lebih penting untuk
Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai ditangani karena patogenesis, perjalanan
31,7 % dari populasi usia 18 tahun keatas. penyakit dan penatalaksanaannya. Pada
Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi lansia aspek diagnosis hipertensi tidak
mengalami komplikasi stroke sedangkan hanya pada hipertensi dan komplikasinya,
sisanya mengalami penyakit ginjal, gagal akan tetapi berbagai penyakit penyerta yang
ginjal, dan kebutaan (Triyanto, 2014). juga diderita oleh lansia tersebut juga perlu
Secara Nasional hasil Riskesdas 2018 mendapatkan perhatian karena berhubungan
menunjukkan bahwa prevalensi penduduk erat dengan penatalaksanaan secara
dengan tekanan darah tinggi sebesar keseluruhan (Darmojo, 2009; Miller, 2011)
34,11%. Prevalensi tekanan darah tinggi
pada perempuan (36,85%) lebih tinggi Menurut Ernawati & Maulana (2015),
dibanding dengan laki-laki (31,34%). Hipertensi dapat diobati secara farmakologi
dan non farmokologi. Pengobatan secara
Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi farmakologis biasanya menggunakan obat-
(34,43%) dibandingkan dengan perdesaan obatan. Di Indonesia menunjukkan 60%
(33,72%). Menurut Profil Kesehatan menggunakan obat-obatan, 30%
Provinsi Jawa Tengah (2018), Kabupaten menggunakan herbal terapy, dan 10%
atau kota dengan persentase hipertensi fisikalterapy. Dalam penelitian Finansari et
tertinggi adalah Kota Salatiga (77,72%) dan al (2014) hipertensi dan komplikasinya
terrendah Kendal (2,72%) sedangkan dapat diminimalkan dengan
Kabupaten Banyumas adalah (8,53%). penatalaksanaan menggunakan farmakologi
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten yaitu dengan minum obat secara teratur atau
Banyumas (2018), Kecamatan dengan menggunakan non-farmaklogi yaitu
presentase tertinggi pertama adalah kepatuhan menjalankan diet, menurunkan
Sumbang (19,57 %), sedangkan tertinggi berat badan, rajin berolahraga, mengurangi
kedua adalah Gumelar (7,14%). konsumsi garam, diet rendah lemak dan
rendah kolestrol. Pendekatan
Prevalensi semakin meningkat seiring nonfarmakologis yang dapat mengurangi
dengan pertambahan usia. Bertambahnya hipertensi adalah akupresur, ramuan cina,
usia menyebabkan fungsi fisiologis terapi herbal, relaksasi nafas dalam dan
mengalami penurunan akibat proses aroma.
degeneratif (penuaan) sehingga penyakit
tidak menular banyak muncul pada lanjut Terapi non farmakologis yang disarankan
usia atau lansia (Dinas Kesehatan Provinsi sebagai terapi pendamping terapi medis
Jawa Tengah, 2017). Lansia sebagai disebut juga terapi alternatif dan terapi
542
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
air hangat dan pijat refleksi kaki. Analisis P-value 0,020 < 0,050 pada tekanan
perbedaan antara kelompok intervensi pada diastole dan nilai P-value 0,000 < 0,050
distribusi normal digunakan independen t- pada MAP. Setelah responden melakukan
tes. terapi rendam kaki air hangat diketahui
rata-rata penurunan tekanan darah sistol
HASIL 173,13 menjadi 168,13 sedangkan rerata
Tabel 1. tentang karakteristik subjek tekanan darah diastol 91,73 menjadi 90,20.
penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Hasil uji paired simple t test pada Tabel 2
penderita hipertensi dalam penelitian ini diperoleh nilai P-value 0,000 < 0,050 pada
berada pada umur manula >65 tahun tekanan sistol sedangkan nilai P-value
sebanyak 86,67% (26 orang), berjenis 0,020 < 0,050 pada tekanan diastole dan
kelamin perempuan sebanyak 93,3% (28 nilai P-value 0,000 < 0,050 pada MAP.
orang) dan sebagian besar memiliki status Setelah responden melakukan terapi rendam
pekerjaan sebgai ibu rumah tangga 53,3% kaki air hangat diketahui rata-rata
(16 orang). penurunan tekanan darah sistol 173,13
menjadi 168,13 sedangkan rerata tekanan
Tabel 2 diperoleh nilai P-value 0,000 < darah diastol 91,73 menjadi 90,20.
0,050 pada tekanan sistol sedangkan nilai
Tabel 1.
Karakteristik Responden Penderita Hipertensi (n=30)
Karakteristik f %
Usia
Lansia Akhir (56 – 65) 4 13,33
Manula ( > 65) 26 86,67
Jenis Kelamin
Perempuan 28 93,3
Laki-laki 2 6,7
Pekerjaan
IRT 16 53.3
Petani 14 46.7
Tabel 2.
Perbandingan Nilai Rata-rata Tekanan Darah Pre-test dan Post-test Terapi Rendam Kaki Air
Hangat terhadap Tekanan Darah pada Lansia
TD Sebelum TD Sesudah
Variabel N P
Mean±SD Mean±SD
TD Sistol 15 173,13±18,79 168,13±19,09 0,000
TD Diastol 15 91,73±7,60 90,20±6,68 0,020
MAP 15 118,73±10,11 116,33±10,02 0,000
Tabel 3.
Perbandingan Nilai Rata-rata Tekanan Darah Pre-test dan Post-test Terapi Pijat Refleksi
terhadap Tekanan Darah pada Lansia
TD Sebelum TD Sesudah
Variabel N P
Mean±SD Mean±SD
TD Sistol 15 168,13±22,35 153,07±19,84 0,000
TD Diastol 15 86,47±6,71 83,33±7,08 0,010
MAP 15 111,87±10,62 106,60±10,26 0,000
544
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 4.
Hasil Uji Paired Simple T Test Penurunan Tekanan darah (mmHg) dengan Terapi Rendam
Kaki Air Hangat Dan Pijat Refleksi Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Variabel Perlakuan Penurunan Std. Error P Value
Tekanan Darah
Terapi Rendam Kaki Air Hangat 5,00± 1,77 0,46 0,000
TD Sistol
Terapi Pijat Refleksi 9,93± 5,13 1,32 0,024
TD Terapi Rendam Kaki Air Hangat 1,53± 2,36 0.61 0,000
Diastol Terapi Pijat Refleksi 3,13± 2,77 0.72 0,000
Terapi Rendam Kaki Air Hangat 2,40± 1,84 0.48 0,001
MAP
Terapi Pijat Refleksi 5,27± 2,58 0,66 0,000
Tabel 3 hasil uji paired simple t test pada Menurut Solechah et al (2016), menyatakan
Tabel 3. diperoleh nilai P-value 0,000 < bahwa perempuan terlindung dari penyakit
0,050 pada tekanan sistol sedangkan nilai kardiovaskular sebelum memasuki masa
P-value 0,010 < 0,050 pada tekanan menopause karena perempuan yang belum
diastole dan nilai P-value 0,000 < 0,050 menopause akan dilindungi oleh hormon
pada MAP. Setelah responden melakukan esterogen yang memiliki peran dalam
terapi rendam kaki air hangat diketahui meningkatkan kadar High Density
rata-rata penurunan tekanan darah sistol Lipoprotein (HDL). Penelitian ini juga
168,13 menjadi 153,07 sedangkan rerata dibuktikan menurut teori Sherwood (2011)
tekanan darah diastol 86,47 menjadi 83,33. pada masa menopause menyebabkan
kontrol aliran darah menjadi tidak stabil
Tabel 4 rata-rata selisih nilai pre-test dan yang mengakibatkan penurunan HDL dan
post-test penurunan tekanan darah sistol peningkatan Low Density Lipoprotein
pada kelompok terapi pijat refleksi sebesar (LDL). HDL berfungsi untuk mencegah
9,93 lebih tinggi dibandingkan kelompok penyempitan pembuluh darah akibat lemak
terapi rendam kaki air hangat sebesar 5,00. sedangkan LDL adalah penyebab utama
Pada tekanan darah diastol pada kelompok pembentukan ateroma. Ketika seorang
terapi pijat refleksi sebesar 3,13 lebih tinggi perempuan telah memasuki umur 45 - 55
dibandingkan kelompok terapi rendam kaki tahun sehingga menyebabkan perempuan
air hangat sebesar 1,53.. Rata-rata selisih yang telah berusia >45 tahun lebih berisiko
nilai pre-test dan post-test penurunan nilai menderita hipertensi.
MAP pada kelompok terapi pijat refleksi
sebesar 5,27 lebih tinggi dibandingkan Hal tersebut sesuai dengan penelitian
kelompok terapi rendam kaki air hangat Marisna (2017) yang dilakukan di wilayah
sebesar 2,40. Hasil uji paired simple t test kerja Puskesmas Kampung Dalam
didapatkan nilai p value 0,000. Kecamatan Pontianak Timur yang
menemukan pada wanita lebih banyak
PEMBAHASAN dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian
Karakteristik Responden lain yang dilakukan Juliantri et al (2015)
Jenis Kelamin bahwa mayoritas penderita hipertensi
Karakteristik responden berdasarkan jenis berjenis kelamin perempuan sebanyak 10
kelamin di Puskesmas Sumbang I orang (62,5%) yang didalam tubuhnya
Banyumas pada desa Banteran memiliki hormon esterogen yang semakin
menunjukkan paling banyak dan paling berkurang produksinya saat pertambahan
tinggi berjenis kelamin perempuan, dari usia yang mengakibatkan sangat rentan
total 30 responden jumlah responden terhadap hipertensi.
berjenis kelamin perempuan dengan jumlah Umur
28 orang (93,3%). Tingginya angka Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
kejadian hipertensi pada perempuan penderita hipertensi di Puskesmas Sumbang
disebabkan karena proses menopause. I Banyumas didapatkan sebagian besar
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
penderita hipertensi berdasarkan usia tekanan yang dibebankan pada arteri. Hal
berada pada kategori manula (>65 tahun) ini sejalan dengan penelitian dari
sebanyak 86,67%. Menrut Azhari et al Dalimartha (2008) yang mengatakan
(2017) bertambahnya usia maka tubuh pekerjaan diluar rumah akan berpengaruh
mengalami perubahan fisiologis, misalnya kepada aktifitas fisik seseorang yang
penurunan elastisitas arteri dan juga adanya terbukti bahwa ada keterkaitan antara
kekakuan pembuluh darah, hal ini yang aktivitas kurang aktif dengan hipertensi.
menyebabkan risiko hipertensi akan naik
dengan bertambahnya umur. Teori dari Efektivitas Terapi Rendam Kaki Air
Potter & Perry (2009) menyatakan Hangat
peningkatan tekanan darah pada orang Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
dewasa akan meningkat sesuai usia perbedaan skor penurunan tekanan darah
berhubungan dengan elastisitas pembuluh pada penderita hipertensi pre test dan post
darah yang menurun menyebabkan tekanan test setelah dilakukan tindakan terapi
darah lebih dari 140/90 mmHg disebut rendam kaki air hangat. Peningkatan rerata
sebagai hipertensi dan meningkatkan risiko skor penurunan tekanan darah sistol antara
terjadinya penyakit yang berhubungan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
dengan hipertensi. dengan terapi rendam kaki air hangat yakni
173,13 mmHg menjadi 168,13 mmHg.
Kemenkes RI (2019) menyatakan bahwa Hasil uji paired simple t test kelompok
bertambahnya umur menyebabkan risiko perlakuan dengan terapi rendam kaki air
terkena hipertensi menjadi lebih besar hangat pada penurunan tekanan darah sistol
sehingga prevalensi hipertensi dikalangan didapatkan nilai p value 0,000. Rerata
usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, penurunan tekanan darah diastol pada
dengan kematian sekitar diatas usia 65 penderita hipertensi sebelum dan sesudah
tahun. Hasil penelitian lain yang dilakukan diberikan terapi rendam kaki air hangat
Marisna (2017) pada penderita hipertensi di yaitu 91,73 mmHg menjadi 90,20 mmHg.
Puskesmas Kampung Dalam Kecamaatan Hasil uji paired simple t test kelompok
Pontianak Timur didapatkan sebagian besar perlakuan dengan terapi rendam kaki air
penderita hipertensi berdasarkan usia hangat terhadap penurunan tekanan darah
berada pada kategori manula (>65 tahun) diastol didapatkan nilai p value 0,020.
sebanyak 33,3%.
Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini
Pekerjaan menggunakan uji paired simple t test yang
Pada responden hipertensi di Puskesmas didapatkan nilai P=0,000 yaitu (p<0,005)
Sumbang I Banyumas pekerjaan yang yang disimpulkan bahwa terdapat
paling banyak adalah ibu rumah tangga perubahan tekanan darah sebelum dan
yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). sesudah dilakukan intervensi terapi rendam
Penelitian ini didukung oleh penelitian kaki air hangat. Adanya perbedaan nilai
Elfandari (2015) yang memiliki sebagian dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan
besar responden yang merupakan ibu rumah Ho ditolak yang berarti ada pengaruh yang
tangga dengan jumlah 8 orang (50%). signifikan dan bermakna dari pemberian
Penelitian lain yang mendukung yaitu dari intervensi terapi rendam kaki air hangat
Ramadi (2017) menyatakan kurangnya pada tekanan darah lansia di Puskesmas
aktivitas fisik seseorang cenderung Sumbang I Banyumas.
mempunyai frekuensi denyut jantung yang
lebih tinggi sehingga otot jantung harus Responden dilakukan terapi rendam kaki air
bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. hangat selama 15 menit dengan suhu air
Semakin keras dan sering otot jantung 40℃. Terapi rendam kaki air hangat
harus memompa maka semakin besar pula dilakukan dengan frekuensi sehari sekali
546
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
setiap pagi selama 6 hari berturut-turut, tekanan katup aorta. Keadaan kontraksi
dinyatakan ada perbedaan tekanan darah ventrikel mulai terjadi sehingga dengan
yang signifikan setelah dilakukan terapi adanya pelebaran pembuluh darah, aliran
rendam kaki air hangat. Setelah pemberian darah akan lancar dan akan mudah
terapi dilakukan pengukuran tekanan darah mensuplai darah masuk ke jantung sehingga
ulang (post test) sehingga peneliti bisa dapat menurunkan tekanan sistolnya.
melihat atau mendapatkan hasil pengukuran
tekanan darah bahwa hasilnya ada Prinsip rendam air hangat adalah konduksi
perurunan tekanan darah yang signifikan atau perpindahan panas dari air ke tubuh.
setelah pemberian terapi rendam kaki air Penurunan tekanan darah diastol ini
hangat. Ketinggian air pada rendam kaki disebabkan oleh penurunan tahanan perifer.
air hangat adalah setinggi mata kaki pada Suhu panas akan membuat pembuluh darah
pasien hipertensi. Tindakan rendam kaki air berdilatasi. Arteriol akan berdilatasi apabila
hangat sendiri pada suhu air hangat 40℃ diberi ransangan saraf parasimpatis.
selama 15 menit untuk menjaga supaya Vasodilatasi arteriol menyebabkan
suhu air hangat tetap dalam rentang batas penurunan tekanan pada arteri di
standart 40℃ menggunakan penutup belakangnya dan membuat darah mengalir
handuk, sehingga ketika melakukan dengan lancar. Hal tersebut akan
tindakan terapi rendam kaki air hangat menyebabkan terjadinya penurunan tahanan
untuk suhu air hangat sendiri akan tetap perifer total dan terjadilah penurunan
stabil dan efektif untuk menurunkan tekanan darah diastol (Karch, 2010).
tekanan darah pasien hipertensi.
Hasil penelitian ini didukung oleh
Waktu terapi rendam kaki air hangat penelitian Zarastika (2017) menunjukkan
dilakukan pada pagi hari, alasan dilakukan ada pengaruh terapi rendam kaki air hangat
pada pagi hari dikarenakan pagi hari adalah terhadap penurunan tekanan darah. Hasil
waktu yang paling baik dimana tubuh dan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa
saraf dalam kondisi bugar dan saraf pada terapi rendam kaki air hangat sangat
telapak kaki lebih sensitif dikarenakan signifikan terhadap penurunan tekanan
proses setelah istirahat dimalam hari. Terapi darah pada penderita hipertensi.
rendam kaki air hangat dilakukan selama 6
hari berturut-turut dikarenakan pada Efektivitas Terapi Pijat Refleksi untuk
pembuluh darah pada pasien hipertensi Penderita Hipertensi
memiliki kekakuan pada pembuluh darah, Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
sehingga diperlukan waktu selama 6 hari perbedaan skor penurunan tekanan darah
berturut-turut untuk menjaga elastisitas pada penderita hipertensi pre test dan post
pembuluh darah supaya tidak terjadi test dengan terapi pijat refleksi. Rerata skor
kenaikan tekanan darah kembali (Paul, penurunan tekanan darah sistol antara
2016). sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
dengan terapi pijat refleksi yakni 168,13
Intan (2010) menyatakan bahwa panas dari mmHg menjadi 153,07 mmHg. Hasil uji
hidroterapi dengan menggunakan air hangat paired simple t test kelompok perlakuan
digunakan untuk meningkatkan aliran darah dengan terapi pijat refleksi terhadap
kulit, dengan melebarkan pembuluh darah penurunan tekanan darah sistol didapatkan
yang dapat meningkatkan suplai oksigen nilai p value 0,000, sedangkan rerata
dan nutrisi pada jaringan. Menurut Batjun penurunan tekanan darah diastol pada
(2015) menyatakan bahwa pada awal penderita hipertensi sebelum dan sesudah
kontraksi, katup aorta dan katup semilunar diberikan terapi pijat refleksi mengalami
belum terbuka, untuk membuka katup aorta, perubahan yaitu 86,47 mmHg menjadi
tekanan di dalam ventrikel harus melebihi 83,33 mmHg. Hasil uji paired simple t test
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
548
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Setelah dilakukan uji ststistik didapatkan terdapat dibagian bawah telapak kaki mulai
bahwa terdapat perbedaan pengaruh terapi dari ujung kaki sampai tumit. Responden
rendam kaki air hangat dan pijat refleksi mengatakan bahwa gejala yang muncul
terhadap penurunan tekanan darah sistol seperti rasa pusing kepala, tengkuk yang
pada penderita hipertensi di Puskesmas tegang menjadi berkurang bahkan ada yang
Sumbang I Banyumas. Hasil uji paired hilang, rasa pegal dan kebas dikaki
simple t test dengan nilai p value 0,000 berkurang serta badan menjadi rileks
pada kelompok terapi rendam kaki air setelah dilakukan pemijatan refleksi kaki.
hangat didapatkan rerata penurunan tekanan Pijat refleksi kaki dilakukan dengan teknik
darah sistolik 5,00 mmHg dan tekanan pemijatan di kedua telapak kaki responden
darah diastolik 1,53 mmHg. Sedangkan pada bagian titik refleksi di kaki, membelai
kelompok terapi pijat refleksi didapatkan lembut secara teratur untuk mengurangi
rerata penurunan tekanan darah sistol 9,93 nyeri, membuat rileks atau meningkatkan
mmHg dan tekanan darah diastol 3,13 sirkulasi.
mmHg. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terapi pijat refleksi Istilah lain dari terapi pijat refleksi oleh
lebih efektif dibandingkan terapi rendam Chandrasekar et al (2019) disebut juga
kaki air hangat untuk menurunkan tekanan terapi zona refleks. Terapi zona reflex
darah pada penderita hipertensi. Penelitian adalah tempat tubuh dibagi menjadi sepuluh
ini sejalan dengan penelitian Rahmita zona longitudinal dari kepala hingga kaki.
(2018) bahwa penerapan pijat refleksi kaki Ada lima teori yang mendukung bagaimana
efektif menurunkan tekanan darah lansia refleksiologi berdampak pada kesehatan
sehingga terdapat pengaruh yang bermakna tubuh. Teori dasar pertama dan kedua
dari penerapan pijat refleksi kaki terhadap terkait dengan energi. Teori energi
penurunan tekanan darah lansia hipertensi menganjurkan bahwa bagian-bagian tubuh
di PSTW Budi Luhur Yogyakarta. dapat berkomunikasi menggunakan medan
elektromagnetik dan komunikasi dapat
Hasil penelitian yang telah dilakukan diblokir berdasarkan masing-masing di
didapatkan jumlah penurunan tekanan darah sekitarnya. Teori ketiga dan keempat
responden ada beberapa yang mengalami menunjukkan bahwa aliran energi dapat
penurunan dengan jumlah yang banyak dan dipulihkan dan yang keempat adalah
ada pula yang sedikit. Hal ini dikarenakan tentang jalur yang diblokir dapat dibuka.
setiap individu memiliki respon tubuh yang Teori terakhir bahwa terapi pijat refleksi
berbeda-beda terhadap terapi pijat refleksi dapat memecah kristal asam laktat yang
kaki. Rerata tekanan darah sebelum biasanya disimpan di kaki dan
dilakukan terapi pijat refleksi tekanan darah memungkinkan energi mengalir secara
diketahui rerata sistol 168,13, sedangkan efisien.
rerata diastol 86,47, sedangkan tekanan
darah sesudah terapi pijat refleksi diketahui Shahdadi et al (2017) menjelaskan bahwa
rerata sistol 153,07 sedangkan rerata diastol pijat refleksi merupakan salah satu terapi
83,33. komplementer dan intervensi non-
farmakologis bersifat non-invasif,
Responden yang dilakukan pemijatan sederhana dan lebih murah, dan memiliki
refleksi kaki selama 30 menit dalam 3 kali efek samping yang lebih sedikit atau tidak
pada 2 hari sekali selama 6 hari. Titik sama sekali dibandingkan dengan
refleksi pijat kaki untuk hipertensi terdapat pengobatan farmakologis. Tarrasch et al
pada jempol kaki yaitu titik 1—5 dan (2017) menyatkan bahwa pijat refleksi
semua jari-jari kaki yaitu titik 2. Titik didefinisikan sebagai praktik sistematis
refleksi selanjutnya yaitu titik 33 jantung, yang berfokus pada merangsang titik-titik
titik 18 hati, dan titik 22 ginjal yang refleks kaki yang sesuai dengan bagian
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
550
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
hipertensi didapatkan hasil mean tekanan sebelum dan sesudah diberikan terapi pijat
sistole 151.00 mmHg (sebelum) dan 140.00 refleksi kaki. Terapi pijat refleksi lebih
mmHg (setelah). Sedangkan tekanan efektif dibandingkan terapi rendam kaki air
diastole dengan hasil mean 88.00 mmHg hangat terhadap tekanan darah pada lansia
(sebelum) dan 80.00 mmHg (setelah). di Puskesmas Sumbang I Banyumas.
Penelitian lain yaitu oleh Rahmita Ada
perbedaan tekanan darah sistolik dan DAFTAR PUSTAKA
diastolik sebelumdan setelah terapi pijat Ali Fakhr-Movahedi, Nobahar, M., &
refleksi. Bolhasani, M. (2015). The Effect Of
Touch On The Vital Signs Of
Karakteristik responden pada penderita Agitated Patients Undergoing
hipertensi lansia di Puskesmas Sumbang I Mechanical Ventilation: An
Banyumas yang sudah dilakukan terapi Interventional Study. Nursing And
rendam kaki air hangat dan pijat refleksi Midwifery Journal, 12(10), 899–907.
bahwa jenis kelamin perempuan lebih
banyak dibandingkan dengan laki-laki, hal Anderson, B., & McFarlane, C. (2011).
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Assemblage and geography. Area,
oleh Ramadi (2017) kurangnya aktivitas 43(2), 124–127.
fisik seseorang cenderung mempunyai https://doi.org/10.1111/j.1475-
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi 4762.2011.01004.x
sehingga otot jantung harus bekerja lebih
Anwar, R. (2014). Sebagai Faktor Risiko
keras pada setiap kontraksi. Semakin keras
Terjadinya Hipertensi Di Puskesmas
dan sering otot jantung harus memompa
S . Parman Kota Banjarmasin. 5(1).
maka semakin besar pula tekanan yang
dibebankan pada arteri. Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah
Untuk Mahasiswa. Yogyakarta:
Penelitian ini didapatkan responden yang DIVA Press.
kooperatif sehingga hasil yang didapatkan
peneliti penderita hipertensi setelah Azhari, R., Hasneli, Y., & Hasanah, O.
diberikan intervensi tekanan darah bisa (2017). Pengaruh terapi pijat refleksi
menurunkan tekanan darah sistol dan kaki terhadap tekanan darah pada
diastol, menurunkan kadar hormon stres penderita hipertensi primer. 2(2), 1–
kortisol, membuat rasa rileks pada tubuh 20.
sehingga tekanan darah dapat menurun dan
memperbaiki fungsi tubuh. Penelitian ini Batjun, M. (2015). Pengaruh Rendam Kaki
menjadikan pengalaman, informasi Air Hangat Terhadap Penurunan
tambahan bagi responden dan bisa Tekanan Darah Pada Lansia P
dijadikan salah satu terapi yang sangat baik enderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
bagi kesehatan dan tidak menimbulkan Puskesmas Kecamatan Kebun Jeruk
komplikasi, oleh sebab itu dengan Jakarta Barat. Jurnal Keperawatan.
menggunakan terapi pijat refleksi kaki Chandrasekar, Elanchezhiyan, & Jeysankar.
dapat dijadikan suatu terapi nonfarmakogi (2019). Design an Electronic Enabled
untuk menurunkan tekanan darah pada Organic Cotton House Slipper for
penderita hipertensi. Foot Reflexology Treatment. Asian
Journal of Convergence in
SIMPULAN Technology, 05(01), 1–4.
Terdapat perbedaan tekanan darah yang https://doi.org/10.33130/ajct.2019v05
signifikan sebelum dan sesudah diberikan i01.014
terapi rendam kaki air hangat. Terdapat
perbedaan tekanan darah yang signifikan Chanif & Khoiriyah. (2016). Efektivitas
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
552
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 4, Hal 541 - 554, Desember 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
554