Sitidu
Sitidu
6.
bronkodilator IV
dan aerosol
sesuai indikasi.
1.
-
c. Perubahan Setelah dilakukan 1. Kaji status - Hasil dari pengkajian
perfusi asuhan keperawatan neurologis yang dapat diketahui secara
jaringan selama 3X24 jam, berhubungan dini adanya tanda-
serebral diharapkan klien dengan tanda- tanda peningkatan
berhubungan mempunyai perfusi tanda TIK sehingga dapat
dengan jaringan adekuat peningkatan TIK, menentukn arah
hipoksia dengan kriteria terutama CGS. tindakan selanjutnya
hasil: serta manfaat untuk
a. Tingkat menentukan lokasi,
kesadaran normal perluasan dan
(composmetis). perkembangan
b. TTV Normal. keruskan SSP.
120
(TD: /80 mmHg,
- Dapat mendeteksi
suhu: 36,5-
secara dini tanda-
37,50C, Nadi: 80-
anda peningkatan
100 x/menit, RR: 2. Monitor TTV;
TD, denyut nadi, TIK, misalnya
16-24 x/m)
suhu, minimal hilangnya
setiap jam autoregulasidapat
sampai klien mengikuti kerusakan
stabil. vaskularisasi selenral
lokal. Napas yang
tidak teratur dapat
menunjukkan lokasi
adanya gangguan
serebral.
- Posisi kepala dengan
sudut 15-45o dari
3. Tingggikan posisi kaki akan
kepala dengan meningkatkan dan
sudut 15-45 o memperlancar aliran
tanpa bantal dan balik vena kepala
posisi netral. sehingga mengurangi
kongesti cerebrum,
dan mencegah
penekanan pada saraf
medula spinalis yang
menambah TIK.
- Deman menandakan
adanya gangguan
hipotalamus:
4. Monitor suhu dan peningkatan
atur suhu kebutuhan metabolik
lingkungan akan meningkatkan
sesuai indikasi. TIK.
Batasi - Mencegah kelibahan
pemakaian cairan yang dapat
selimut dan menambah edema
kompres bila de serebri sehingga
mam. terjadi peningkatan
TIK.
- Mengurangi
5. Monitor asupan hipokremia yang
dapat meningkatkan
vasoditoksi cerebri,
dan keluaran volume darah dan
setiap delapan TIK.
jam sekali.
- Manitol/gliserol
merupakan cairan
hipertonis yang
berguna untuk
6. Berikan O2 menarik cairan dari
tambahan sesuai intreseluler dan
indikasi. ekstraseluler. Lasix
untuk meningkatkan
ekskresi natrium dan
air yang berguna
untuk mengurangi
edema otak.
7. Berikan obat-
obatan antiedema
seperti manito,
gliserol dan losix
sesuai indikasi.
f.. Kerusakan Setelah dilakukan 1. Periksa kembali - Mengide
mobilitas asuhan keperawatan kemampuan dan ntifikasi kemungkinan
fisik selama 3X24 jam, keadaan secara kerusakan yang
berhubungan diharapkan klien fungsional pada terjadi secara
dengan mampu melakukan kerusakan yang fungsional dan
imobilitas aktifitas fisik dan terjadi mempengaruhi pilihan
ADL dengan intervensi yang akan
kriteria hasil: dilakukan
a. K
2. Kaji tingkat - Seseorang dalam
lien mampu pulih
kemampuan setiap kategori
kembali pasca
mobilitas dengan mempunyai resiko
akut dalam
skala 0-4 kecelakaan, namun
mempertahankan
0: Klien tidak dengan kategori nilai
fungsi gerak.
bergantung orang 2-4 menpunyai resiko
b. T
lain. yang terbesar untuk
idak terjadi
1: Klien butuh terjadinya bahaya.
komplikasi ,
sedikit
seperti dekubitus,
bantuan.
bronkopnemonia
2: Klien butuh
tromboplebitis
bantuan
dan kontraktur
sederhana.
sendi.
3: Klien butuh
c. M
bantuan atau
ampu
peralatan yang
mempertahankan
banyak.
keseimbangan
4: Klien butuh - Dapat meningkatkan
fungsi tubuh. sirkulasi seluruh
sangat
bergantung tubuh dan mencegah
pada orang adanya tekanan pada
lain. organ yang menonjol.
- Mempertahankan
3. Atur posisi klien
fungsi sendi dan
dan ubah posisi
mencegah resiko
secara teratur tiap
tromboplebitis.
dua jam sekali
bila tidak ada - Meningkatkan
kejang atau sirkulasi dan
setelah empat meningkatkan
jam pertama. elastisitas kulit dan
menurunkan resiko
4. Bantu klien
terjadinya ekskariasi
melakukan
kilit
gerakan sendi
secara teratur. - Mempertahankan
mobilisasi dan fungsi
sendi/posisi normal
5. Pertahankan linen
ekstremitas dan
tetap bersih dan
menurunkan
bebas kerutan
terjadinya vena statis
- Meningkatkan
kesembuhan dan
membentuk kekuatan
otot
6. Bantu untuk
melalukan latihan
rentang gerak
aktif/pasif
7. Anjurkan klien
untuk tetap ikut
serta dalam
pemenuhan
kebutuhan ADL
sesuai
kemampuan