OLEH:
HARI MULYADI
ABSRTAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2017 di Pulau Pieh Kawasan
Konservasi Taman Wisata Perairan Pieh Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang di perairan Pulau Pieh dan
untuk mengetahui perubahan kondisi terumbu karang di Pulau Pieh. Metode yang
digunakan adalah metode survei dengan menggunakan Underwater Photograph
Transect (UPT), terdiri atas 3 stasiun dimana masing-masing stasiun dibagi atas 2
kedalaman yakni pada kedalaman 5 meter dan 10 meter.
Tipe terumbu karang yang ada di Pulau Pieh adalah tipe terumbu karang
tepi (fringing reef). Bentuk pertumbuhan terumbu karang yang dijumpai pada
daerah penelitian adalah Acropora branching (ACB), Acropora digitate (ACD),
Acropora encrusting (ACE), Acropora submssive (ACS), Acropora tabulate
(ACT), Coral encrusting (CE), Coral massive (CM), Coral foliose (CF) dan Coral
submassive (CS). Kondisi terumbu karang di Pulau Pieh pada kedalaman 5 meter
adalah buruk dengan persentase 22,80%, Persentase tutupan karang pada
kedalaman 10 meter adalah 58,67% yang dikategorikan tutupan karang baik.
(Email : mulyadihary@gmail.com)
ABSTRACT
khususnya di daerah beriklim tropis. pada tahun 2012 sebesar 41,37% dengan
Terumbu karang di sekitar perairan Pulau kategori rusak sedang. Hal ini dikarenakan
Pekanbaru Satker Padang sejak tahun pengawasan kawasan TWP Pulau Pieh
2010 sampai tahun 2015. Pada tahun 2015 terhadap nelayan-nelayan yang beroperasi
yaitu 2 stasiun mewakili zona inti dan 1 tutupan karang hidup di perairan Pulau
stasiun mewakili zona pemanfaatan. Pieh tahun 2010-2015 dapat dilihat pada
penurunan tutupan yang drastis. Hal ini masih ditemukan adanya beberapa koloni
disebabkan pada tahun 2016 perairan karang yang mengalami bleaching. Suhu di
disekitar perairan Pulau Pieh mengalami permukaan dan di kedalaman berada pada
kenaikan suhu yang menyebabkan kisaran angka 300C. Lokasi yang diambil
sekitar perairan Pulau Pieh di mulai dari dengan kedalaman 17 meter. Di lokasi ini
bulan April 2016 yaitu 32-33 °C dan juga ditemukan adanya kejadian coral
kembali normal pada akhir bulan Agustus bleaching. Sama dengan di lokasi
diperkirakan terjadi pada bulan Juni bleaching adalah karang keras bercabang
dimana karang memutih di sekitar dari genus Acropora. Lokasi paling parah
perairan Pulau Pieh hampir mencapai tentu saja yang berada pada kedalaman 1 –
Pada pertengahan Maret 2016, ketika yang menjumpai kejadian coral bleaching
pemutihan karang. Suhu perairan pada saat pemanfaatan berada di sebelah timur Pulau
itu juga terpantau masih dalam batas-batas Pieh. Pantai berpasir putih. Vegetasi darat
ideal untuk kehidupan terumbu karang, pohon waru, semak dan kelapa. Jarak dari
yaitu pada angka 29 0C (Alhamra, 2016). pantai kira-kira 130 meter. Dasar perairan
Namun, kurang dari satu bulan kemudian, sampai kedalaman 6 meter berbentuk flat
sedangkan kemiringan pada kedalaman 10 mati. Pasir diduga berasal dari daratan
meter kira-kira 750 .Substrat dasar keras, Pulau Pieh yang terbawa oleh arus ketika
karang mati, patahan karang mati yang terjadi pasang. Pada kedalaman lebih dari
sudah ditumbuhi alga dan pasir. Karang 15 meter dasar perairan didominasi oleh
hidup banyak ditemukan sampai pasir.
kedalaman 15 meter. Dari hasil pengamatan tahun 2017
Dari hasil pengamatan tahun 2017 didapatkan kondisi tutupan karang hidup di
didapatkan kondisi tutupan karang hidup di stasiun II pada kedalaman 5 meter dan 10
stasiun I pada kedalaman 5 meter dan 10 meter yaitu 32,60% dan 22,80% yang
meter yaitu 58,67% dan 25,33% yang dapat digolongkan dalam kategori sedang
dapat digolongkan dalam kategori baik dan dan buruk. Persentase tutupan karang
sedang berdasarkan Keputusan MENLH hidup pada tahun 2016 pada kedalaman 5
No.4 tahun 2001. Persentase tutupan meter dan 10 meter yaitu 52,60% dan
karang hidup pada tahun 2016 pada 17,27% yang dapat digolongkan baik dan
kedalaman 5 meter dan 10 meter yaitu buruk. Jika dilihat perbandingan persentase
74,47% dan 29,60% yang dapat tutupan terumbu karang tahun 2016 hingga
digolongkan baik dan sedang. Jika dilihat 2017 terlihat telah terjadi penurunan
perbandingan persentase tutupan terumbu persentase tutupan karang pada kedalaman
karang tahun 2016 hingga 2017 terlihat 5 meter sekitar 20,00% sedangkan pada
telah terjadi penurunan persentase tutupan kedalaman 10 meter terjadi peningkatan
karang pada kedalaman 5 meter dan 10 sekitar 5,53%.
meter sekitar 15,80% dan 4,27%. Stasiun III yang terletak di zona inti
Stasiun II yang terletak di zona inti berada di sebelah barat daya Pulau Pieh.
berada di sebelah timur laut Pulau Pieh. Pantai berpasir putih, vegetasi darat pohon
Pantai berpasir putih, vegetasi darat kelapa, kelapa, ketapang, aru dan semak. Jarak dari
ketapang. Jarak dari pantai kira-kira 90 pantai kira-kira 65 meter. Kemiringan
meter. Lokasi ini berada sebelah kanan dasar perairan pada kedalaman 5 meter
dermaga kalau kita mengarah ke pulau. kira-kira 300 dan kedalaman 10 meter
Kemiringan dasar perairan pada kedalaman kemiringan kira-kira 750. Substrat dasar
5 meter kira-kira 300 dan kedalaman 10 pada kedalaman 5 meter keras, sedikit
meter kemiringan bervariasi antara 75 - patahan karang mati dan pasir. Sedangkan
900. Substrat dasar keras, patahan karang pada kedalaman 10 meter sustrat dasar
tapi banyak ditutupi oleh endapan pasir. keras tapi ditutupi oleh pasir dan patahan
Bahkan pasir juga menutupi karang yang karang mati.
masih hidup dan sebagian sudah mulai
Dari hasil pengamatan tahun 2017 meter yang berada pada zona pemanfaatan
didapatkan kondisi tutupan karang hidup di dengan kondisi tutupan karang hidup
stasiun III pada kedalaman 5 meter dan 10 58,67% yang termasuk kedalam kategori
meter yaitu 43,80% dan 44,40% yang baik.
dapat digolongkan dalam kategori sedang. Kondisi tutupan karang yang berada
Persentase tutupan karang hidup pada di Pulau Pieh pada tahun 2016 menurun
tahun 2016 pada kedalaman 5 meter dan 10 drastis dari pada monitoring tahun
meter yaitu 47,33% dan 46,20% yang sebelumnya. Pada zona inti Hanya ada 1
dapat digolongkan sedang. Jika dilihat stasiun yang mengalami kenaikan yaitu
perbandingan persentase tutupan terumbu pada zona inti kedalam 10 meter yang pada
karang tahun 2016 hingga 2017 terlihat tahun 2015 memiliki tutupan karang hidup
telah terjadi penurunan persentase tutupan 17,27% dan terjadi peningkatan pada tahun
karang sekitar 3,53% dan 1,80%. 2016 dengan tutupan karang hidup
Meskipun stasiun II dan III 22,80%. Kondisi terumbu karang di
merupakan kawasan zona inti tetapi untuk perairan Pulau Pieh telah mengalami
persentase tutupan karangnya masih penurunan karena dampak peningkatan
rendah dikarenakan substrat dasar suhu air yang terjadi pada bulan April
perairannya rata-rata berpasir. Timotius hingga Agustus 2016. Hal ini
(2006) mengatakan bahwa jika substrat menyebabkan terjadinya bleaching coral di
dasar perairan adalah pasir, maka tingkat sekitar perairan Pulau Pieh dan perairan-
keberhasilan rekruitmen karang cenderung perairan sekitarnya.
rendah dibandingkan dengan substrat dasar
Saran
berupa karang mati.Jika substrat dasar
Penulis menyarankan agar tetap
berupa karang mati maka tingkat
dilakukan monitoring dan pengawasan
keberhasilan rekruitmen cenderung tinggi.
terhadap kondisi terumbu karang yang
Kesimpulan terdapat di perairan Pulau Pieh dan laut
Kondisi terumbu karang di sekitar sekitarnya agar proses pemulihan kondisi
perairan Pulau Pieh berkisar dari kondisi terumbu karang dapat berjalan dengan
buruk hingga kondisi baik. Kondisi tutupan baik.
karang terendah berada pada stasiun II DAFTAR PUSTAKA
kedalaman 10 meter yang berada pada Alhamra, A. J. 2016. Keragaan Potensi
zona inti dengan tutupan karang hidup Terumbu Karang dan Upaya
Pengelolaannya di pulau Pieh
22,80% yang tergolong kedalam kondisi
Kawasan Taman Wisata Perairan
buruk. Kondisi tutupan terumbu karang (TWP) Pulau Pieh dan Laut
tertinggi berada pada stasiun I kedalaman 5 Sekitarnya Kec. Ulakan Tapakis
Kab. Padang-Pariaman Sumatera Malang: Universitas Brawijaya
Barat. Karya Ilmiah Praktek Press (UB Press).
Akhir. Sekolah Tinggi Perikanan. Nontji, A. 1993. Laut Nusantara.
Jakarta. Djambatan. Jakarta, 367 Hal.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nybakken. 1992. Biologi Laut. Suatu
Sumatera Barat. 2008. Pendekatan Ekologi. Terjemahan
Penyusunan Rencana Detail Tata M. Ediman, Koeshlono, D.G.
Ruang (RDTR) Laut, Pesisir dan Bengen, M. Hutomo dan S.
Pulau-pulau Kecil Kota Painan. Sukarjo. PT. Gramedia. Jakarta,
DKP.66 p. 481 Hal.
Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Oktarina, A., E. Kamal dan Soeparno.
Laut. 2006. Pedoman Pelaksanaan 2014. Kajian Kondisi Terumbu
Transplantasi Karang. DKP.36 p. Karang Dan Strategi
English, S. C. Wilkinson and Baker, V. Pengelolaannya di Pulau Panjang,
1997. Survey Manual For Marine Air Bangis, Kabupaten Pasaman
Resources. Asean. ASEAN- Barat. Program Pascasarjana
Australia Marine Science Project: Universitas Bung Hatta.
Living Coastal Resources. P.68- Romeo, Thamrin, D. Yoswaty. 2016.
80. Kondisi Terumbu Karang di
Giyanto, et al. 2017. Status Terumbu Pantai Tureloto Kabupaten Nias
Karang Indonesia 2017. Utara Provinsi Sumatera Utara.
COREMAP-CTI Pusat Penelitian Skripsi. Fakultas Perikanan dan
Oseanografi – LIPI. Jakarta. Kelautan. Universitas Riau.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Pekanbaru.
Nomor 04 Tahun 2001. Kriteria Sadarun, B., E. Nezon, S. Wardono, Y.A.
Baku Kerusakan Terumbu Afandy dan L. Nuriadi. 2006.
Karang. 18 Hal. Petunjuk Pelaksanaan
Tranplantasi Karang. Departemen
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Kelautan dan Perikanan. Jakarta,
Nomor 51 Tahun 2004. Baku 36 Hal.
Mutu air Laut. 10 Hal. Supriharyono.2007. Konservasi Ekosistem
Loka KKPN Pekanbaru. 2016. Monitoring Sumberdaya Hayati di Kawasan
Biofisik Kawasan Taman Wisata Pesisir dan Laut Tropis. Pustaka
Perairan (TWP)Pulau Pieh dan Pelajar. Yogyakarta.
Laut di Sekitarnya. Timotius, S. 2011. Biologi Terumbu
Mismail, B. 2010. Akuarium Terumbu Karang. Jurnal Penelitian
Karang. Cetakan Pertama. Oseanografi