Tugas DR - Kadafi
Tugas DR - Kadafi
Anamnesis Kejang :
- Onset, Durasi, apa yang sudah dilakukan untuk kejang ini
- aktifitas sebelum kejang terjadi
- Pre-Iktal: Apakah terdapat aura (sakit kepala, bayangan, pengliahatan
kabur, melihat cahaya, mata berair)
- Iktal:Kesadaran ?
Jenis kejang(tonik, klonik, grand mal, petit mal)? bagian yang
terlibat(parsial, general)? Lamanya kejang?
keganasan di keluarga
Lingkungan-sosial-kebiasaan
- FR Vaskular: olahraga, merokok
- alkohol, pecandu
- KB, menstruasi/menopause
2. Metebolisme vitamin D
Vitamin D adalah salah satu jenis vitamin larut lemak prohormon yang
ergocalciferol, diperoleh dari makanan sumber nabati dan suplemen oral. Vitamin
ultraviolet B (UVB) yang berasal radiasi sinar matahari, serta konsumsi sumber
makanan seperti ikan berminyak dan makanan yang telah difortifikasi (susu, jus,
Setelah diserap dari usus, mereka dimetabolisme dalam hati untuk 25-
hydroxyvitaminD [25 (OH) D], terdiri dari 25 (OH) D2 dan 25 (OH) D3.Vitamin
dihydroxyvitamin D [1,25 (OH) 2D], juga dikenal sebagai calcitriol, di ginjal dan
jaringan lain oleh aktivitas dari enzim 1α-hidroksilase. Efek yang dominan dari
2hidroksikolekalsiferol yang kemudian dilepas ke darah dan berikatandengan
hidroksilasi kedua terjadi di ginjal yaitu oleh enzim 2-hidroksilase sehingga 2-
hidroksikolekalsiferol menjadi 2 dihidroksikolekalsiferolatau kalsitriol yang meru
vitamin D adalah dalam perubahan dari 2hidroksivitamin D atau kalsitriol di
dari kalsitriol adalah meningkatkan kadar kalsium dan fosfat dalam plasma
dengan demikian mempertahankam keadaan agar mineralisasi tulang tetap
terjamin.
Kalsium dan fosfor yang dikonsumsi biasanya diserap oleh usus halus.sela
njutnya kalsium 99 % akan berlokasi di tulang sisanya di CES 1 % oleh karena itu
Di usus, kalsitriol meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfat dan
dianggap sebagai fungsi utama kalsitriol dalam metabolisme kalsium.ada keadaan
paratiroid ikut terangkat , pemberian kalsium oral tidak cukup untuk memperbaiki
Di tulang, vitamin D mempunyai reseptor pada sel osteoklas, oleh karena itu
vitamin D mempunyai efek langsung pada tulang yang kerjanya mirip dengan
Dan kalsitonin berperan dalam menurunkan jumlah kalsium ketika jumlahnya
berlebih.
Interpretasi Hasil :
3. Insufisiensi : 10 – 30 ng/ml
3. Riketsia
Definisi
Richets disease/Ricketsia merupakan kelainan dengan gangguan pertumbuhan tulang
akibat kegagalan deposisi kalsium pada matriks tulang (osteoid) dan pada tulang rawan
preosseus dari zona kalsifikasi tulang rawan lempeng epifisis. Deposisi normal kalsium
pada osteoid dan tulang rawan preosseus sangat dipengaruhi oleh kadar kalsium dan
fosfor yang merupakan hasil interaksi dari 3 faktor yang berjalan seimbang:
Patofosiologi
Kalsium memainkan peran penting dalam sejumlah proses fisiologis yang beragam seperti
pemeliharaan keseimbangan kalsium yang cukup sangat penting karena deposisi tulang
biasanya dipengaruhi oleh perubahan intermiten penyerapan kalsium dalam usus yang
terus menerus pada pergantian mineral tulang, dan kehilangan kalsium melalui urin.
pencernaan, tulang, dan ginjal. Adanya kelainan pada hormon kalsiotropik menyebabkan
Pada riketsia, deposit tulang baru pada proses modelling dan remodelling
mineralisasi pembentukan osteoid sebelum proses penyatuan epifisis. Pada riketsia juga
terjadi perluasan lapisan sekunder kondrosit dan gagalnya apoptosis dari hipertrofi
kondrosit. Pematangan growth plate tergantung pada pengaturan fosfat untuk apoptosis
mempertahankan kadar kalsium. Pada ginjal, retensi kalsium dan ekresi fosfat
riketsia kalsiopenia yang autosomal resesif. Gangguan akibat hilangnya fungsi ginjal
mutasi pada gen pengkode sitokrom P450. Gangguan ini biasanya terjadi pada usia 4-12
bulan dengan riwayat asupan vitamin D yang cukup dengan gejala riketsia. Serum 25(OH)
D biasanya normal, tetapi 1,25(OH)2D rendah, bahkan pada pasien yang diobati dengan
Deformitas tulang riketsia tergantung pada usia saat onset dan sering pada usia
pertumbuhan tulang. Tulang yang paling cepat bertumbuhannya selama tahun pertama
adalah tengkorak, tulang rusuk, dan tungkai atas. Riketsia pada usia ini, dapat
rusuk).
menonjol. Genu varum (deformitas kaki) sering terjadi adalah pada usia dini dan genu
valgum (deformitas knock-lutut) ketika usia remaja. Nyeri tulang sering pada anak-anak,
dan teraba pembesaran pada ujung tulang panjang. Secara umum, riketsia akibat defisiensi
kalsium dan fosfat akan menunjukkan gejala pada extremitas bawah tetapi defiensi fosfat
menunjukkan gejala yang lebih berat. Kelemahan otot proksimal dapat terjadi pada
riketsia akibat defisiensi kalsium yang mengakibatkan carpopedal, kejang, stridor laring,
dan parasthesias.
Riketsia kongenital dapat ditemui pada beberapa kasus, tetapi jarang, terutama dari
ibu dengan kurang asupan vitamin D selama kehamilan. Normalnya, kebutuhan kalsium
selama kehamilan dan menyusui terjadi melalui peningkatan regulasi 2 sampai 3 kali lipat
menyusui. Akan tetapi pada riketsia, terjadi karena kekurangan assupan vitamin D selama
kehamilan, sehingga asupan vitamin D pada janin juga kurang. Munculnya gejala klinis
riketsia akibat defisiensi vitamin D tidak hanya tergantung dengan defisiensi vitamin D
tetapi juga berapa lama terjadinya defisiensi vitamin D pada masa pertumbuhan anak.
Penyakit rickets ini jarang dilaporkan dan merupakan penyakit ginjal herediter
yang diturunkan secara X-linked. Penyakit rickets ini disebabkan oleh gangguan reabsobsi
fosfat pada tubulus proksimal. Manifestasi klinis yang utama adalah terjadinya gangguan
pertumbuhan dan deformitas tulang terutama ekstremitas bawah. Selain itu sering disertai
dengan kelainan gigi geligi berupa lubang-lubang kecil yang dapat menjadi infeksi. Dalam
beberapa bulan lahir, manifestasi penyakit ini biasanya belum tampak tetapi kemudian
berkembang secara progresif. Terdapatnya fosfat dalam urin merupakan petunjuk yang
Pengobatan rickets jenis ini adalah dengan pemberian garam fosfat 1-3g/hari
dalam 4-6 dosis dan 1,25(OH02 D dengan dosis 15-20 µg / hari. Pemberian 1,25(OH)2
hiperparatiroid.
1. Sudoyo, Aru W.,Bambang Setiyohadi, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Edisi IV
Jilid II. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
http://repository.6unimus.ac.id
reseptor vitamin D dalam sel (Kennel, Kurt A., Drake, Matthew T., Hurley, Daniel
L., 2010).