Disusun oleh:
JURUSAN KIMIA
2012
A. Penentuan Kadar Boraks
1. Metode Nyala Api
a. Alat :
1) Cawan petri
2) Pinset
3) Korek Api
4) Furnace
5) Pipet Ukur
6) Mortar dan Penggerus
7) Kompor
b. Bahan :
1) H2SO4 10 ml
2) Metanol 2 ml
3) Air Kapur Jenuh
4) Kertas Lakmus
c. Cara Kerja :
1) Siapkan alat dan bahan.
2) Tumbuk sample hingga halus dengan mortar, kemudian timbang sample
sebanyak 3 gram sample.
3) Masukkan kedalam cawan petri, dan atur pH dengan menambahkan Air kapur
jenuh hingga suasana menjadi asam, di ukur dengan kertas lakmus.
4) Setelah asam, kemudian masukkan cawan petri ke dalam furnace.
5) Tambahkan 5 ml H2SO4 pekat, aduk sampai homogen hingga larutan menjadi
asam (lakmus biru menjadi merah), tambahkan 10 ml Methanol kemudian
nyalakan. Jika nyala api berwarna hijau maka dinyatakan adanya asam borat dan
boraks
b. Cara Kerja
1) Mula-mula, kita membuat kertas tumerik.
2) Ambil beberapa potong kunyit ukuran sedang,
3) Menumbuk dan menyaringnya sehingga dihasilkan cairan kunyit berwarna
kuning.
4) Celupkan kertas saring ke dalam cairan kunyit tersebut dan keringkan.
5) Hasil dari proses ini disebut kertas tumerik.
6) Buat kertas yang berfungsi sebagai kontrol positif dengan memasukkan satu
sendok teh boraks ke dalam gelas yang berisi air dan aduk larutan boraks,
7) Teteskan pada kertas tumerik yang sudah disiapkan.
8) Amati perubahan warna pada kertas tumerik. Warna yang dihasilkan tersebut
akan dipergunakan sebagai kontrol positif.
9) Tumbuk bahan yang akan diuji dan beri sedikit air.
10) Teteskan air larutan dari bahan makanan yang diuji tersebut pada kertas
tumerik
11) Amati perubahan warna apa yang terjadi pada kertas tumerik.
12) Apabila warnanya sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka
bahan makanan tersebut mengandung boraks.
13) Apabila tidak sama warnanya, berarti bahan makanan tersebut tidak
mengandung boraks.
2. Bahan:
a. H2SO4 Pekat
b. FeCl3 0,5 %
c. Tahu
3. Cara Kerja
a. Sampel (tahu) dihaluskan dengan alu dan lumpang
b. Ambil sedikit sampel dan masukkan ke dalam tabung reaksi
c. Tambahkan larutan FeCl3 beberapa tetes sampai sampel terendam
d. Tambahkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 5-6 ml
e. Reaksi positif jika pada tabung reaksi terbentuk cincin yang berwarna ungu
2. Bahan
a. Kue (bolu kukus)
b. Dietil eter
c. Aquades
d. Larutan natrium hidroksida 10%
e. Larutan natrium hidroksida 0,5%
f. Larutan asam klorida 0,1 N
g. Larutan ammonia 2% dalam etanol 70%
3. Cara Kerja
a. Pembuatan larutan uji
Sejumlah 5 gram sampel kue ditimbang saksama kemudian sampel dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 ml yang bertutup asah dan masing-masing wadah diberi label. Sampel
kemudian ditambahkan 100 ml larutan ammonia 2% dalam etanol 70% dan didiamkan
semalam hingga semua pewarna larut. Larutan berwarna disaring dengan menggunakan
kertas saring Whatman ke dalam erlenmeyer. Hasil penyaringan tersebut dipindahkan ke
gelas ukur kemudian diuapkan di atas hot plate selama 4 jam pada suhu 65°C. Sampel
yang menjadi pekat selama proses penguapan kemudian dilarutkan dengan 30 ml
aquades sambil diaduk dengan batang pengaduk. Larutan dimasukkan ke dalam corong
pisah 250 ml, kemudian ditambahkan 6 ml larutan natrium hidroksida 10% dan dikocok.
Larutan diekstraksi dengan 30 ml dietil eter kemudian dikocok dan didiamkan hingga
larutan membentuk 2 lapisan yaitu lapisan eter jernih (atas) dan lapisan air berwarna
merah (bawah). Lapisan air kemudian dibuang melalui kran corong pisah sehingga hanya
terdapat lapisan eter yang disebut ekstrak eter. Ekstrak eter dicuci dengan larutan NaOH
0,5% sebanyak 5 ml dengan cara dikocok kemudian diamkan. Dari pencucian tersebut
maka akan terbentuk 2 lapisan lagi yaitu lapisan eter jernih (atas) dan lapisan air
berwarna kecoklatan (bawah). Lapisan air bagian bawah dibuang melalui kran corong
pisah sehingga hanya terdapat ekstrak eter yang kemudian diekstraksi 3 kali, tiap kali
dengan 10 ml asam klorida 0,1 N hingga lapisan eter tidak berwarna lagi. Lapisan eter
dibuang, ekstrak asam klorida ditampung dalam labu tentukur 50 ml dan ditambahkan
asam klorida 0,1 N sampai tanda.
b. Pembuatan larutan baku
Larutan baku rhodamin B dibuat dengan konsentrasi 1000 mg/l. Dari larutan baku ini
dibuat larutan baku antara dengan kadar 20; 40; 80; 120 µg/ml. Selanjutnya dibuat satu
seri larutan baku kerja dengan konsentrasi masing-masing 0,4; 0,8; 1,6; 2,4 µg/ml.
Sebagai pelarut digunakan larutan HCl 0,1 N.
c. Penetapan Kadar Zat Warna Rhodamin B
Cara penetapan kadar Rhodamin B yaitu masing-masing larutan diukur secara
spektrofotometri cahaya tampak pada panjang gelombang 538 nm. Sedangkan untuk
menghitung kadar Rhodamin B dalam sampel dihitung dengan menggunakan kurva
kalibrasi dengan persamaan regresi : y = bx ± a (Anonimc, 2006).