Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN ........

Annie Aprisandityas, Diana Elfida

Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil

Annie Aprisandityas
Diana Elfida
Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau

Abstrak

Kehamilan merupakan periode penting bagi seorang ibu yang tak jarang menimbulkan
kecemasan. Kecemasan pada ibu hamil berhubungan dengan berbagai perubahan yang
terjadi selama hamil. Oleh karena itu, ibu hamil memerlukan ketrampilan mengelola emosi
untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan pada ibu
hamil. Subjek penelitian adalah 73 orang ibu hamil yang tersebar di kota Pekanbaru. Metode
pegumpulan data menggunakan skala regulasi emosi dan skala kecemasan. Data penelitian
dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dioperasikan dengan
menggunakan bantuan program SPSS 11.5 for Windows. Hasil analisis menunjukkan koefisien
korelasi antara regulasi emosi dengan kecemasan pada ibu hamil adalah -0,215 (p=0,034).
Hasil ini menunjukkan hipotesis yang diajukan terbukti. Dengan demikian, terdapat hubungan
yang signifikan antara regulasi emosi dengan kecemasan pada ibu hamil. Semakin baik
kemampuan regulasi emosi ibu hamil, maka semakin rendah kecemasan yang dirasakan

Kata Kunci : regulasi emosi, kecemasan, ibu hamil

Abstract

Preganancy is an important period for mother and can result in anxiety. Anxiety in pregnant
mother relates to changes along the pregancy. So that, it is necessary for mother to have a skill
to regulate their emotions to overcome the anxiety. This research was aimed to examine
hypotheses that there is correlation between emotional regulation and anxiety in pregnant
mother. The subject were 73 pregnant mother in Peknbaru. The data was collected by two
scales, The Emotional Regulation Scale and The Anxiety Scale. The Pearson's product
momment correlation was used to analyze the data. The result shows that there is negative
correlation between emotional regulation and anxiety in pregnant mothers (r=-0.215; p=0.034).
The more pregant mothers can regulate the emotions, the less pregnant mothers feel anxiety.

Key words: emotional regulation, anxiety, pregnant mother

Pendahuluan anugerah dari Allah SWT. Sementara itu,


sebagian lainnya menghadapi kehamilan
Masa kehamilan merupakan masa dengan sikap yang negatif. Sikap negatif
pertama dan terpenting dari siklus kehidupan terhadap kehamilan bermula dari ketakutan
manusia. Kesempurnaan pertumbuhan untuk melahirkan, kekhawatiran akan nasib
dan perkembangan pada masa kehamilan anaknya yang akan dilahirkan, dan rasa
mempengaruhi perkembangan individu penolakan terhadap anak yang dikandungnya
selanjutnya. Selain berorientasi sebagai istri, (Ikarus, 2009).
ibu hamil juga harus mempersiapkan dirinya Secara psikologis, ibu hamil meng-
dalam menghadapi peran baru sebagai calon alami ketakutan, kecemasan, dan berbagai
ibu (Pitt, 1986). Pada masa hamil terjadi emosi lain yang muncul secara mendadak.
perubahan fisiologis dan psikologis yang Perubahan psikologis yang labil terjadi pada
mempengaruhi gerakan, aktifitas maupun trisemester pertama dan biasanya disebab-
suasana emosi pada ibu hamil. Sebagian kan oleh ketidaknyamanan fisik, misalnya
wanita menyikapi kehamilan secara positif tubuh yang dulu langsing kini membesar,
dengan menganggap kehamilan sebagai sehingga dapat menurunkan rasa percaya diri
Jurnal Psikologi , Volume 8 Nomor 2, Desember 2012

pada ibu hamil. Pada saat trisemester akhir, terhadap ancaman bahaya maut. Bahkan
ibu hamil tidak lagi dapat dengan leluasa kadang-kadang dapat timbul cemas yang
untuk bergerak. Kondisi psikologis yang labil tidak langsung berhubungan dengan proses
dapat berpengaruh terhadap pola tidur ibu kehamilan, misalnya soal rumah tangga,
hamil (Louise, 2006). Selama hamil, sangat mata pencaharian suaminya ataupun
normal apabila calon ibu mengalami mood mengenai hubungan dengan suaminya
swing. Mood swing, yaitu perubahan emosi yaitu gangguan seks dengan suami serta
dan suasana hati yang naik-turun secara kekhawatiran bahwa suami akan meninggal-
fluktuatif. Sebagian besar ibu hamil meng- kannya karena tubuhnya sudah tidak cantik
alaminya, hanya saja ada yang ringan dan seperti yang dulu dan tidak mampu melayani
ada yang ekstrim (Kolopaking, 2009). suami dengan baik (Ikarus, 2009). Menjelang
Setiap perubahan-perubahan yang persalinan, kecemasan semakin meningkat
terjadi pada diri individu merupakan stresor karena rasa takut terhadap proses kelahiran
pada kehidupan. Pada sebagian wanita, dan membayangkan rasa sakit, sehingga ibu
kehamilan dan perubahan yang mengikuti- susah untuk tidur (Louise, 2006).
nya, serta persalinan merupakan stressor Bentuk kecemasan kedua yaitu
yang minimal dan sebagian besar merupa- kecemasan terhadap anaknya. Kecemasan
kan saat yang membahagiakan dalam terhadap anak berhubungan dengan
kemungkinan anak yang dilahirkan cacat,
kehidupan. Perasaan cemas seringkali
mengalami trauma selama proses kelahiran
menyertai kehamilan terutama pada seorang seperti patah tulang, keguguran, kematian
ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini dalam kandungan, kemungkinan beranak
mencapai klimaksnya nanti pada saat kembar, dan berat badan anak yang
persalinan. Oleh karena itu banyak ibu yang berlebihan. Berbagai perasaan cemas ini
menghadapi kelahiran anaknya dengan akan timbul apabila si ibu itu sendiri telah
perasaan takut dan cemas (Maramis, dalam mengalami, melihat, ataupun mendengar hal-
Ikarus, 2009). Kecemasan merupakan hal yang tidak diinginkan telah menimpa
tetangganya, saudaranya, atau temannya
gangguan yang spesifik, emosi yang
(Ikarus, 2009).
terimplikasi diseluruh aspek psikopatologi
Kemampuan dalam menghadapi
yang sangat luas. Sifat kecemasan sangat
kondisi cemas tergantung pada beberapa
sulit diteliti. Pada diri manusia, kecemasan
hal yaitu usia, pendidikan, maturitas
dapat berupa perasaan gelisah yang bersifat
(kesiapan), kepribadian, pengalaman
subjektif, sejumlah perilaku, respon fisiologis
kehamilan, persalinan sebelumnya, dan
yang bersumber di otak dan tercermin dalam
keadaan sosial ekonomi (Benson dalam
denyut jantung yang meningkat dan otot yang
Ikarus, 2009). Kematangan kepribadian
menegang (Durand dan Barlow, 2006).
mencakup kemampuan individu dalam
Mengenai ketakutan Ibu dalam
menguasai diri dan pengaturan tingkah laku
melahirkan dan kekhawatiran terhadap
serta emosi yang baik. Pengaturan emosi
anaknya dapat diuraikan menjadi dua bentuk
dikenal dengan regulasi emosi (emotion
kecemasan yaitu kecemasan terhadap diri
regulation). Regulasi emosi adalah suatu
sendiri dan kecemasan terhadap anaknya.
proses, luar dan dalam, kesadaran dan
Kecemasan terhadap diri sendiri umum-
ketidaksadaran, akan pengaruh dari bagian
nya berhubungan dengan kesehatan dan
emosi yang mengabungkan, mewujudkan-
keselamatan. Ibu hamil merasa cemas
nya, berdasarkan situasi dari fakta-fakta,
terhadap kemungkinan komplikasi waktu
dan berjalannya konsekuensi yang akan
hamil dan waktu bersalin, cemas terhadap
terjadi (Gross, 2007). Regulasi emosi
nyeri dan pendarahan waktu bersalin,
adalah strategi yang digunakan individu
kekhawatiran tidak segera memperoleh
untuk mengubah jalan dan pengalaman
pertolongan ataupun perawatan yang
dalam mengungkapkan emosi (Dennis,
semestinya dan mungkin pula cemas
2007).

81
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN ........Annie Aprisandityas, Diana Elfida

Regulasi emosi berhubungan dengan yang mempelajari respon stimulus yang


suasana hati. Konsep regulasi emosi itu berhubungan erat dengan saraf-saraf yang
luas dan meliputi kesadaran dan ketidak- ada di otak, dan faktor lingkungan adalah
sadaran secara psikologis, tingkah laku, faktor bagaimana cara invidu berinteraksi
dan proses kognitif. Selain itu, regulasi dengan orang lain (Nevid dkk, 2005; Corey,
emosi beradaptasi dalam kondisi situasi 2005).
emosi yang stimulusnya berhubungan Kecemasan mewujud dalam empat
dengan lingkungan. Penelitian secara gejala, yaitu fisik, behavioral, dan kognitif
konsisten menunjukkan bahwa regulasi (Nevid dkk, 2005). Gejala fisik meliputi sering
emosi berkaitan dengan perasaan tertentu buang air kecil, sakit perut, mual, merasa
pada kecemasan. Banyak contoh klinis dari lemas, pusing, jantung berdebar, nafas
kecemasan melalui percobaan perilaku untuk pendek, dan gelisah. Behavioral, berperilaku
meregulasi emosi yang tidak dikehendaki. menghindar, melekat, dependen, dan
Penelitian mengenai regulasi emosi dapat berperilaku terguncang. Kognitif, meng-
dijadikan alternatif penanganan masalah khawatirkan sesuatu, berkeyakinan bahwa
kecemasan (Gross, 2007). Kecemasan yang sesuatu yang mengerikan akan terjadi
terjadi saat kehamilan hampir dialami oleh dengan alasan yang tidak jelas, terpaku pada
semua ibu hamil, karena mempertaruhkan sensasi kebutuhan, merasa terancam, sangat
dua nyawa sekaligus pada saat kehamilan waspada, takut akan kehilangan kontrol, takut
sampai pada kelahiran. Seorang ibu yang karena tidak mampu untuk menyelesaikan
tabah akan berusaha menguasai keadaan masalah, khawatir dengan hal-hal yang
dan menganggap saat melahirkan sebagai sepele, pikiran bercampur aduk, sulit
suatu puncak yang telah dapat dilalui akan berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.
mendatangkan kebahagiaan. Regulasi emosi Sementara Haber dan Runyon (1984)
yang baik sangat diperlukan demi meng- menyimpulkan kecemasan terdiri dari empat
urangi kecemasan ibu pada masa kehamilan. gejala, yaitu kognitif, motorik, somatik, dan
Kecemasan (anxiety) adalah se- afektif. Kecemasan kognitif terdiri dari
kelompok gangguan dalam mengendalikan kecemasan yang ringan sampai pada
perilaku maladaptif tertentu seperti keadaan keadaan panik, antara lain berupa ketidak-
takut, tegang, dan khawatir. Gejala tersebut mampuan untuk berkonsentrasi dan meng-
mencolok dengan ketakutan yang tidak dapat ambil keputusan. Kecemasan dalam bentuk
diidentifikasi dengan suatu sebab khusus gejala motorik terwujud dalam bentuk
(Atkinson, 1999). Davison, Neale, dan Kring tindakan, seperti gemetar, merasa tidak
(2006) menjelaskan kecemasan sebagai berdaya, dan gugup. Gejala somatic dari
perasaan takut dan khawatir yang tidak kecemasan dimanifestasikan dalam bentuk
menyenangkan yang disertai dengan respon fisik seperti sering buang air kecil,
meningkatnya ketegangan fisiologis. keringat yang banyak, gangguan pen-
Menurut Nevid, Rathus, dan Greene (2005), cernaan, ketengangan pada otot dibagian
kecemasan adalah keadaan khawatir yang kepala, leher, bahu dan dada. Secara afektif,
mengeluh bahwa sesuatu yang buruk akan kecemasan dimanifestasikan dalam bentuk
segera terjadi. Menurut Stuart dan Sundeen antara lain perasaan yang gelisah dan emosi
(1998), kecemasan adalah perasaan yang yang tidak menentu.
tidak pasti dan tidak berdaya karena Ibu hamil diharapkan mampu
keadaaan emosi yang tidak memiliki objek mengatasi kecemasan yang mungkin muncul
yang spesifik. Kondisi yang subjektif dan selama masa kehamilan agar dapat
dikomunikasikan dalam hubungan inter- menjalani poroses kehamilan dengan
personal, sehingga respon emosional nyaman. Untuk itu diperlukan regulasi emosi
terhadap penilaian intelektual menjadi sebagai cara untuk mengurangi kecemasan
sesuatu yang berbahaya. selama kehamilan. Regulasi emosi adalah
Sumber-sumber kecemasan meliputi strategi yang digunakan individu untuk
faktor kognitif, faktor biologis, dan faktor mengubah jalan dan pengalaman dalam
lingkungan. Faktor kognitif yaitu faktor yang mengungkapkan emosi (Gross dalam
mempelajari cara individu berpikir bagai- Dennis, 2007). Menurut Jermann (2006),
mana sikap individu dalam menghadapi regulasi emosi adalah strategi emosi
kecemasan sebagai reaksi akan adanya yang melibatkan individu dan emosi, kognitif,
bahaya. Faktor biologis adalah faktor d an p er ke m b angan sosial (termasuk
82
Jurnal Psikologi , Volume 8 Nomor 2, Desember 2012

kegembiraan). Menurut Gross (2007) membentuk, atau penggatian kejelasan


regulasi emosi adalah suatu proses, luar respon.
dan dalam, kesadaran dan ketidaksadaran Selain itu, Denollet (2003) menjelas-
akan pengaruh dari bagian emosi yang kan bahwa penekanan emosi adalah
mengabungkan, mewujudkanya, menegas-
bentuk strategi emosi yang lain. Biasanya
kan situasi dari fakta-fakta, dan berjalannya
konsekuensi. Selain itu pengertian regulasi digunakan setiap hari dalam kehidupan.
emosi secara teori reflek adalah terdiri dari Penekanan emosi dalam bentuk regulasi
ekstrinsik dan intriksik sebagai proses untuk emosi mengakibatkan terhambatnya
memantau tanggung jawab, evaluasi, dan ekspresi kesadaran emosi terus-menerus
mengubah reaksi emosi, perlakuan khusus yang berhubungan dengan tingkah laku.
dan dari segi sementara untuk mencapai Penekanan emosi yang berhubungan
suatu tujuan (Dennis, 2007). dengan kognitif membuat individu merasa
Gross (2007) mengemukakan dua
tidak jelas dan beranggapan buruk tentang
komponen regulasi emosi, yaitu reappraisal
(penilaian kembali) dan suppression diri mereka, dengan demikian hal tersebut
(penekanan). Penilaian kembali berarti mempermudah mendapatkan pengalaman
menjelaskan bagaimana individu membuat emosi yang negatif dengan perasaan
suatu aspek penilaian kembali dari sebuah tertekan. Penekanan sosial akan merespon
peristiwa yang menjelaskan bagaimana kegagalan sewajarnya untuk menghindari
pengaruh atribusi yang berdampak pada interaksi interpersonal.
emosi. Penekanan yaitu perbuatan yang Penelitian (Feldner & Gross dalam
menerangkan situasi emosional yang Cisler, 2010) lain menggunakan metodologi
berpotensi merubah jalan yang positif atau penekanan perilaku sebagai bentuk regulasi
mengurangi efek negatif yang secara emosi, karena pada penelitian ini melihat
keseluruhan berhasil dalam arti regulasi. penekanan dalam pengalaman emosi untuk
Pendapat dari Gross dan Jhon (2004) meghindari intsruksi kognitif sebagai
mengenai permasalahan pokok dalam penekanan kecemasan. Bentuk penilaian
regulasi emosi pada penilaian kembali kembali (reappraisal) pada emosi dapat
(reappraisal) dan BAS (behavioral approach mengendalikan instruksi pada penekanan
sensitivity) berhubungan dengan perasaan kecemasan. Menurut Sills dan Barlow (2007)
sedih dan murung, sedangkan BIS individu yang mengalami kecemasan atau
(behavioral inhibition sensitivity) dan gangguan suasana hati disebabkan oleh
penekanan (suppression) lebih berhubungan penurunan regulasi emosi dalam arti kata
dengan perasaan kecemasan. regulasi emosi yang dilakukan tidak efektif
Menurut Dennis (2007), komponen untuk mengatasi kecemasan. Individu
regulasi emosi ada dua, yaitu cognitive dengan kecemasan tidak berusaha untuk
reappraisal dan expressive suppression. menekan dan menghalangi kemunculan
Cognitive reappraissal (pemikiran penilaian ketidaknyamanan emosi seperti rasa sedih
kembali) adalah sebuah perubahan kognitif dan benci.
Selain itu regulasi penilaian kembali
yang menjelaskan dampak negatif dari
hanya fokus terhadap penyebab mengapa
emosi untuk menjelaskan aspek peristiwa kecemasan dapat terjadi, hal tersebut
emosi positif untuk kedepannya, sedangkan dapat mencenderungkan hasil untuk meng-
expressive suppression (penekanan urangi emosi yang negatif. Selain itu dapat
perasaan), yaitu bentuk dari modulasi respon berhasil untuk mengurangi respon stres
yang menghambat tingkah laku penindasan dan meningkatkan beradaptasi dengan
emosi. Dua tipe regulasi emosi menurut stimulus kecemasan tanpa efek yang
Frijda (dalam Gross, 2007) dari kronfontasi merugikan. Dalam hal ini regulasi peninjauan
ulang kecemasan memiliki strategi agar
dengan peristiwa emosional adanya
seseorang fokus terhadap penyebab dari
reapprasisal (penilaian kembali) setiap kecemasan itu sendiri melalui pendekatan
peristiwa emosi mereka yang memicu yang realistis dalam menyingkapi suatu
suppression (tekanan) atau pengerasan sumber kecemasan (Gross dalam Hofmann,
pada perasaan dan sebab untuk memeriksa, 2009).

83
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN ........Annie Aprisandityas, Diana Elfida

Penelitian ini mengajukan hipotesis, kurang setuju (skor 3), netral (skor 4), agak
terdapat hubungan negatif yang signifikan setuju (skor 7). Skala kecemasan (SK) terdiri
antara regulasi emosi dan kecemasan pada setuju (skor 5), setuju (skor 6), dan sangat dari
ibu hamil. Semakin baik kemampuan regulasi 54 aitem pernyataan dengan empat alternatif
emosi, maka semakin rendah kecemasan
jawaban yaitu tdak pernah (skor 1), jarang
yang dialami ibu hamil. Sebaliknya, apabila
semakin buruk kemampuan regulasi emosi, (skor 2), sering (skor 3) dan sangat sering
maka semakin tinggi kecemasan yang (skor 4). SK mengungkap empat aspek gejala
dialami. kecemasan, yaitu aspek kognitif, motorik,
somatik, dan afektif.
Metode Penelitian Koefisien daya beda aitem SRE berkisar
antara 0,2878 hingga 0,6514 dengan
Variabel Penelitian koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,7384.
Penelitian ini menguji hubungan
Koefisien daya beda aitem SK begerak
antara dua variabel, yaitu regulasi emosi
sebagai variabel bebas dan kecemasan antara 0,3013 hingga 0,5312 dengan
sebagai variabel terikat. koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,9395.
Hasil uji daya beda aitem dan uji relibilitas
Subjek menunjukkan bahwa kedua skala yang
Sebanyak 73 orang ibu hamil digunakan layak digunakan untuk mengum-
berpartisipasi sebagai subjek dalam pulkan data penelitian.
penelitian ini. Usia kehamilan ibu berkisar
antara 1 hingga 36 minggu. Subjek diambil Analisis Data.
dari rumah sakit pemerintah, puskesmas, dan
Untuk menguji hipotesis maka data
beberapa klinik bersalin yang tersebar di Kota
Pekanbaru. penelitian diuji dengan menggunakan teknik
analisis korelasi product moment dari
Alat Ukur. Pearson.
Variabel regulasi emosi diungkap
dengan menggunakan skala regulasi emosi Hasil
yang diadaptasi dari skala regulasi emosi
Subjek penelitian adalah 73 orang ibu
(SRE) dari Gross dan John (2004) dan skala
hamil dengan rentang kehamilan 1-36
kecemasan yang mengacu pada pendapat minggu. Subjek dibagi menjadi tiga kelompok
Haber & Runyon (1984). SRE mengungkap 2 usia kehamilan, yaitu usia 1-12 minggu
aspek yaitu suppression dan reappraisal. (50%), 13-24 minggu (34%), dan 25-36
SRE terdiri dari sembilan aitem pernyataan minggu (16%). Distribusi subjek berdasarkan
dengan tujuh alternatif jawaban yaitu sangat usia kehamilan dapat dilihat pada gambar 1.
tidak setuju (skor skor 1), tidak setuju (skor 2),

Gambar 1 Sebaran Usia Kehamilan Responden

84
Jurnal Psikologi , Volume 8 Nomor 2, Desember 2012

Hasil analisis data menyimpulkan yang mungkin dicapai subjek berdasarkan


korelasi sebesar (r) -0,215 (0,034). Dengan jumlah aitem pernyataan suatu skala.
demikian dapat diartikan bahwa hipotesis Pengategoriannya mengikuti ketentuan
yang diajukan terbukti atau diterima, bahwa sebagai berikut X < (µ-1,0ó) untuk kategori
terdapat hubungan negatif yang signifikan buruk, (µ-1,0ó) ≤X < (µ+1,0ó) untuk kategori
antara regulasi emosi dengan kecemasan sedang (agak baik), (µ+1,0ó) ≤ X untuk
pada ibu hamil. kategori baik (Azwar, 2008).
Pengkategorian Subjek. Peng- Pengkategorian regulasi emosi
kategorian subjek dimaksudkan untuk dihitung berdasarkan 9 aitem pernyataan
melihat distribusi subjek berdasarkan yang diajukan dengan rentang skor alternatif
kelompok skor tinggi, rendah, dan sedang. jawaban 1 sampai 7. Gambaran hipotetik
Skor yang diacu adalah skor hipotetik regulasi emosi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1: Gambaran Hipotetik Regulasi Emosi Dan Kecemasan

Variabel Jumlah Skor Skor Range Rerata Rerata SD


teoritis (µ) (ä)

Regulasi emosi 9 9 63 54 36 31,5 9

Kecemasan 55 54 208 154 131 108 25,6

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kategori tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
kategori subjek pada variabel regulasi emosi Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan
dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori bahwa sebagian besar subjek (74%) memiliki
yaitu regulasi emosi yang buruk, cukup baik, regulasi emosi yang baik dan tidak ada yang
dan baik. Sebaran subjek berdasarkan ketiga regulasi emosinya termasuk buruk.

Tabel 2: Kategori Regulasi Emosi

Kategori Nilai Frekuensi Persentase %

Buruk X < 22,5 0 0


Cukup Baik 22,5 ≤X< 40,5 19 26
Baik 40,5≤X 54 74
Jumlah 73 100%

Dari tabel 3 terlihat bahwa 61,64% ibu hamil dan hanya 1.37% yang kecemassannya
merasakan kecemasan pada tingkat cukup termasuk kategori rendah. Hal ini menunjuk-
tinggi. Selanjutnya, 36,9% ibu hamil kan bahwa sebagian besar ibu hamil cukup
merasakan kecemasan pada tingkat tinggi cemas di masa kehamilannya.

Tabel 3: Kategori Kecemasan

Kategori Nilai Frekuensi Persentase %

Buruk X < 82,4 1 1.37


Cukup Baik 82,4 ≤X < 133,6 45 61.64
Baik 133,6≤X 27 36.9
Jumlah 73 100%

85
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN ........Annie Aprisandityas, Diana Elfida

Berdasarkan skor empirik, seperti yang regulasi emosi subjek penelitian lebih kecil
tercantum di dalam tabel 4, skor rerata dari skor rerata hipotetik, akan tetapi masih
regulasi emosi adalah 44,9726 (SD= termasuk kategori cukup baik. Sementara
5,93711) dan skor rerata kecemasan untuk kecemasan, skor rerata empiriknya
sebesar 127,1507 (SD=16,82316). Jika juga lebih kecil dariada skor rerata hipotetik
dibandingkan dengan skor hipotetik, maka dan berada pada kategori cukup tinggi.
dapat disimpulkan bahwa kemampuan

Tabel 4: Gambaran Empirik Regulasi Emosi Dan Kecemasan

Variabel Rerata Standar Deviasi N

Regulasi Emosi 44,9726 5,93711 73

Kecemasan 127,1507 16,82316 73

Pembahasan daya pikat, dan kurangnya kemampuan


mengelola diri sendiri.
Hasil analisa data menunjukkan bahwa Ketika ibu hamil mengalami ke-
terdapat hubungan negatif yang signifikan cemasan, maka kemampuan untuk melaku-
antara regulasi emosi dengan kecemasan kan penilaian kembali (reappraisal) terhadap
pada ibu hamil. Semakin baik kemampuan suatu peristiwa dan supresi teradap situasi
regulasi emosi ibu hamil, maka semakin emosional diharapkan dapat memberikan
rendah kecemasan yang dialami. Sebalik- dampak positif terhadap emosi (Gross,
nya, semakin buruk kemampuan regulasi 2007). Menurut hasil penelitian Gross (dalam
emosi ibu hamil, maka semakin tinggi Cisler, 2010) mengatakan individu yang
kecemasannya. Hasil penelitian ini mene- memiliki regulasi emosi yang baik akan
gaskan kembali pendapt Sill & Barlow melakukan penilaian kembali pada emosi dan
(2007) bahwa kecemasan terjadi akibat dapat mengendalikan instruksi pada
menurunnya kemampuan regulasi emosi penekanan kecemasan, sebaliknya individu
individu. yang memiliki regulasi emosi yang buruk
Hasil penelitian juga menunjukkan tidak dapat melakukan penilaian kembali
bahwa kecemasan yang dialami sebagian pada emosi agar dapat mengendalikan
sebagian besar subjek termasuk kategori penekanan kecemasan.
sedang. Kecemasan pada ibu hamil Ibu hamil akan menghadapi masalah
merupakan kondisi yang muncul akibat kecemasan akibat kehamilan seperti
terjadinya berbagai perubahan yang terjadi perasaan takut yang dapat menghilangkan
selama kehamilan dan adanya perasaan kendali secara fisik dan perilakunya
tidak mampu untuk mengendalikan perilaku- (Kitzinger, 1996). Kecemasan tersebut akan
nya akibat perubahan-perubahan tersebut. menjadi sebuah penekanan perasaan dan
Menurut Pitt (1986) kebanyakan dari menghalangi kemunculan ketidaknyamanan
wanita hamil memiliki kecemasan, seperti emosi (Still & Barlow, dalam Gross, 2007).
kesedihan, cepat marah, cepat tersinggung, Pada dasarnya menurut Stuart dan
terasa mengambang, dan suka memikirkan Sundeen (1998) kecemasan merupakan
hal yang sedih. Menurut Kitzinger (1996), suatu keadaan individu berada dalam suatu
kecemasan akibat kehamilan terjadi kondisi yang terancam, takut, dan waspada
karena beberapa alasan, antara lain terhadap datangnya bahaya. Mengalami
ketakutan yang berhubungan dengan gangguan yang dialami individu dalam
belajar tugas-tugas baru yang terkait mengendalikan perilaku maladaptif yang
dengan kehamilan, kehilangan kendali, ditandai dengan gejala tertentu yang tidak
kehilangan otonomi, jarak rumah yang d iid e nt ifikasikan suatu sebab khusus
jauh dari rumah sakit, merasa kehilangan (Atkinson,1998). Ketika individu dihadapkan
86
Jurnal Psikologi , Volume 8 Nomor 2, Desember 2012

pada situasi yang menekan pada lingkungan mengalami kecemasan yang lebih rendah.
dan kehidupan sosialnya, upaya yang Sebaliknya, ibu hamil yang kurang
dilakukan adalah berada dalam kondisi mampu mengelola emosi akan mengalami
menjadi cemas. Artinya, ketika kognitif kecemasan yang lebih tinggi. Temuan
individu berada dalam sebuah tekanan dari penelitian menunjukkan penting bagi
lingkungan dan kehidupan sosial dapat ibu untuk mengembangkan kemampuan
berakibat kecemasan sebagai reaksi akan mengelola emosi agar dapat mengatasi
adanya bahaya yang akan datang. kecemasan yang berhubungan dengan
Menurut penelitian Reivich dan Shatte kehamilannya. Kemampuan mengelola
(dalam Gross & John, 2004), regulasi emosi emosi dapat ditingkatkan bersamaan
adalah kemampuan untuk tetap tenang dengan paket program yang biasa diikut ibu
berada dibawah tekanan karena individu hamil, seperti paket senam hamil. Dokter dan
dapat mengatasi rasa cemas, sedih, tenaga paramedis juga dapat berperan
atau marah yang dapat mempercepat mengembangkan kemampuan ini pada saat
penyelesaian masalah. Individu yang ibu hamil melakukan konsultasi kehamilan-
memiliki kemampuan meregulasi emosi nya.
dapat mengendalikan dirinya apabila
sedang kesal dan dapat mengatasi rasa Daftar Pustaka
cemas, sedih, atau marah sehingga
mempercepat dalam pemecahan masalah. Ambarwati, Eny Retna (2010). Faktor-Faktor
Proses tersebut dapat mengubah penilaian yang Mempengaruhi Kecemasan
kembali (reappraisal) pengalaman yang pada Ibu Primigravida.
dapat mengakibatkan reaksi pada emosi www.enyretnaambarwatyblogspot.co
dengan tidak menghambat perilaku untuk m diakses pada tanggal 18 Januari
mengetahui kejelasan respon dan dapat 2011.
membuat perasaan tertekan (suppression) Atkinson R. (1987). Pengantar Psikologi Jilid
berakibat kecemasan (Gross, dalam Dennis, 2. Batam : Interaksara.
2007). Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur
Dari hasil perhitungan statistik Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
diperoleh Rsq sebesar 0,046. Artinya Azwar, Syaifuddin. (2008). Penyusunan
regulasi emosi memberikan pengaruh Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
sebesar 4,6% terhadap kecemasan yang Pelajar.
dilakukan oleh ibu hamil. Hasil ini . (1997). Reliabilitas dan
menunjukkan bahwa regulasi emosi tidak Validitas. Yogyakarta : Pustaka
terlalu berpengaruh terhadap kecemasan Pelajar.
pada ibu hamil. Beberapa penelitian juga Chaplin. J.P. (2005). Kamus Lengkap
menunjukkan variabel lain yang ikut Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo
mempengaruhi kecemasan pada individu ibu Persada.
hamil. Penelitian kecemasan pada ibu hamil Corey, Gerald. (2005). Teori dan Praktek
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain selain Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:
regulasi emosi seperti faktor religiusitas, Refika Aditama.
efikasi diri, dan stretegi koping (Eny, 2010). Cisler, Josh M. (2010). Emotion Regulation
Depression (Ghazala,2009), maternal fetal and the Anxiety Disorders: An
attachment in women using PGD (Karatas, I n t e g r a t i v e R e v i e w. J o u r n a l
2010), depression in pregnancy (Fishell, Psychology Department, University of
2010), dukungan sosial (Corey, 2006). Selain Arkansas. 1, 68-82
itu kecemasan juga dipengaruhi oleh faktor Davison, Gerald C., Neale. Jhon A., & Kring.
lingkungan, fisiologis, dan psikologis (Nevid Ann M. (2006). Psikologi Abnormal.
dkk, 2005). Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Dennis, T. A. (2007). Interactions Between
Penutup Emotion Regulation Strategies and
Affective Style : Implications for Trait
Penelitian ini menunjukkan bahwa Anxiety Versus Depressed Mood.
regulasi emosi berhubungan negatif dengan Journal Hunter College, 200-207.
kecemasan pada ibu hamil. Ibu hamil yang Denollet, Johan. (2003). Introduction:
mampu mengelola emosinya dengan tepat Emotions, Emotion Regulation, anda
87
HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DENGAN KECEMASAN ........Annie Aprisandityas, Diana Elfida

Health. Journal Pschology, 3-9. Using PGD. Journal Oxford. 26, 148-
Durand. V. Mark dan Barlow. David. H. 156
(2006). Intisari Psikologi Abnormal. Kastanti, Dewi. (2007). Partisipasi Ibu Hamil
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Terhadap Kunjungan Anternatal Care
Fishell, Alica. (2010). Depression and Anxiety di Puskesmas Pembantu Lung Bata
in Prengnancy. Journal Canadian K o t a B a n d a A c e h .
Society of Pharmacology and http;//74.125.153.132/search?
Therapeutic. 17, e363-369. q=cache:sKti12f4QIJ:www.contohskri
Gross, James J & John, Oliver P. (2004). psitesis.com/backup/Tugas%2520Kul
Healthy anda Unhealthy Emotion iah/Partisipasi%2520Ibu%2520Hamil
Regulation: Personality Processes, %2520Terhadap%2520Kunjungan%
Individual Differences, and Life Span 2520Anternatal%2520Care.doc+pen
Development. Journal of Personality, gertiankehamilan&cd=3&hl=id&ct=cl
72:6 1301-1329. nk&gl=id&client=firefox-a . Diakses
Gross, James J. (2007). Handbook of pada tanggal 21 Mei 2009.
Emotion Regulation. New York : The Kitzinger, Sheila. (1996). The Complete Book
Guilford Press. of Pregnancy and Childbirth. London :
Haber & Runyon. (1984). Psychology of Knopf.
Adjusment. Amerika : The Dorsey Kolopaking, Risa. (2009). Gangguan Mood si
Press. Calon Ibu. www.ayahbunda.co.id.
Hadi, S. (2000). Manual SPS-2000 Paket Diakses pada tanggal 15 Desember
Midi. Yogyakarta: UGM. 2009.
Hambali, Kurnia.(2009) Waspadai Koncara, Eka Lusiandani. (2009). Perubahan
Gangguan yang Terjadi Pada Wanita Psikologis pada Masa Kehamilan.
Hamil. www.khoirulanwar.com . www.koncara.co.cc. Diakses pada
Diakses pada tanggal 15 Desember tanggal 18 Januari 2011
2009. Liewellyn, Derek., & Jones. (2005). Setiap
Hartono. (2005). SPSS Analisis Data Wanita. Jakarta: Delapratasa
Statistika Penelitian Dengan Publishing.
Komputer. Yogyakarta: Penerbit Louise. (2006). Keluhan Hamil 1.
Lembaga Studi Filsafat http://www.mail-archive.com/milis-
Kemasyarakatan Kependidikan dan nikita@news. gramedia-
Perempuan (LSFK2P). majalah.com/msg03886.html.
Hornby. (1974). Oxford Advanced Learner's Diakses pada tanggal 23 Februari
Dictionary of Current English. 2009.
Amerika: Oxford. Mappiare. A. T. Andi. (2006). Kamus Istilah
Hofmann, Stefan. (2006). Kehamilan. Konseling dan Terapi. Jakarta:
http://portal.cbn.net.id dbprtl/ Rajawali Pers.
cybermed/detail.aspx?x=Hot+Topic& Nevid. Jeffrey S., Rathus. Spencer. A., &
y=cybermed|0|0|5|28. Diakses pada Greene. Beverly. (2005). Psikologi
tanggal 23 November 2009. Abnormal Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Hurlock. Elizabeth. (1996). Psikologi Perveen, Ghazala. (2009). Depression and
Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Anxiety Status In Kansas. Kansas:
Ikarus. (2009). Gangguan Cemas Pada Ibu Departement of Health and
Hamil. www.medisdankomputer.com. Environment (KOHE) Mission.
Diakses pada tanggal 15 Desember Pitt, Brice. (1986). Kehamilan & Persalinan.
2009. Jakarta: Arcan.
Jermann, Francoise., dkk. (2006). Cognitive Prawiroharjo, Sarwono. (2007). Ilmu
Emotion Regulation Questionnaire. Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
European Journal of Psychological Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Assessment, 22, 126-131. Psikologizine, (2008). Regulasi Emosi untuk
Kartono, Kartini. (2000). Hygiene Mental. Mengurangi Kecemasan Berbicara
Bandung : Mandar Maju. D i d e p a n U m u m . w w w. r u a n g
Karatas, J.C. dkk (2010). A Prospective Study psikologi.com. Diakses pada tanggal
Assessing Anxiety, Depression and 19 Februari 2009.
Maternal Fetal Attachment In Women
88
Jurnal Psikologi , Volume 8 Nomor 2, Desember 2012

Santrock. Jhon. W. (2002). Life Span


Development. Jakarta: Erlangga.
Stuart. Dkk. (1998). Keperawatan Jiwa Edisi
3. Jakarta: Kedokteran EGC.
Sugiyono. (2009). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supranto. (2000). Statistik Teori dan Aplikasi
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Thompson. Ross. A. (1993). Emotion
Regulation: A Theme In Search of
Defenition. Journal Nathan A. Fox,
Ed.

89

Anda mungkin juga menyukai