Disusun Oleh :
Kelompok 2
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Manajemen
Keperawatan dan Manajemen Asuhan Keperawatan” ini dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Keperawatan dalam mengembangkan dan meningkatkan
nilai pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapat banyak bantuan,
masukkan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Kusniawati, S.Kep, Ners, M.Kep selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Manajemen Keperawatan yang telah memberi bantuan, masukan dan dukungan
terkait penyusunan makalah ini.
2. Kepada Mahasiswa Politeknik Kesehatan Banten yang terlibat dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan
makalah ini. Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman membawa dampak besar bagi profesi keperawatan.
Tuntutan masyarakat atas pelayanan keperawatan yang semakin meningkat
membuat perawat sebagai profesi mempunyai andil dan tanggung jawab besar
dalam memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas dan di rumah sakit,
perawat menjadi kunci keberhasilan dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Perawat mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam tataran
tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai sumber menyebutkan bahwa
40% tenaga yang ada di rumah sakit adalah tenaga keperawatan dan sebanyak
90% pelayanan yang ada di rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan.
Tinggi dan besarnya jumlah dan peran perawat pasa tingkat layanan kesehatan
tersebut, tentu memerlukan pengelolaan yang baik mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian guna memperoleh hasil
pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai keinginan pelanggan.
Dengan mengetahui konsep mengenai manajemen keperawatan dan
manajemen asuhan keperawatan diharapkan dapat memperluas bidang
keilmuan profesi keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan yang
optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Konsep manajemen keperawatan?
2. Apa saja Filosofi dan Misi dalam keperawatan?
3. Apa saja tujuan dari Manajemen keperawatan?
4. Apa saja fungsi dari Manajemen keperawatan?
5. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam Manajemen keperawatan?
6. Apa pengertian dari manajemen asuhan keperawatan?
7. Apa saja langkah-langkah dalam Asuhan keperawatan?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Konsep mengenai Manajemen Keperawatan dan
Manajemen Asuhan Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui dan memahami pengertian manajemen keperawatan.
b. Dapat mengetahui dan memahami filosofi dan misi dalam keperawatan.
c. Dapat mengetahui dan memahami tujuan manajemen keperawatan.
d. Dapat mengetahui dan memahami fungsi manajemen keperawatan.
e. Dapat mengetahui dan memahami unsur-unsur manajmen keperawatan.
f. Dapat mengetahui dan memahami pengertian manajemen asuhan
keperawatan
g. Dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah dalam asuhan
keperawatan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulis dalam makalah ini adalah tentang Konsep Manajemen
Keperawatan dan Manajemen Asuhan Keperawatan.
E. Manfaat Penulisan
a. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Konsep
Manajemen Keperawatan dan Manajemen Asuhan Keperawatan.
b. Bagi Pembaca
Pembaca dapat mengetahui, memahami dan mampu mengimplementasikan
Konsep Manajemen Keperawatan dan Manajemen Asuhan Keperawatan.
c. Bagi Institusi
Menambah kepustakaan di bidang Ilmu Keperawatan dan bahan masukan
bagi mahasiswa prodi D3 Keperawatan khususnya tentang Konsep
Manajemen Keperawatan dan Manajemen Asuhan Keperawatan.
2
F. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode Studi Pustaka, yaitu metode
yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka,
baik berupa jurnal penelitian, buku maupun informasi dari internet.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pengertian Keperawatan
Berdasarkan lokakarya Nasional pada bulan januari 1983 di Jakarta, telah
di sepakati pengertian keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, di tunjukan pada individu,
keluarga, dan masyarakat, baik sedikit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
4
profesional (Nursalam, 2007). Manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan
asuhan, pengobatan dan bantuan terhadap para pasien (Gillies, 1998).
Pekerjaan keperawatan harus diatur sedemikian rupa sehingga tujuan
pelayanan dan asuhan keperawatan dapat tercapai. Manajemen
keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan melalui
perencanaan, perorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efesien, dan rasional dalam
memberikan pelayanan bio-psiko, social-spiritual yang komprehensif
pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang
sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah di
tetapkan.
5
b. Misi Manajemen Keperawatan menurut Nursalam (2007) misi
manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :
1) Menyediakan asuhan keperawatan yang sangat efektif dan efisien
dalam membantu kesehatan pasien yang optimal setelah pulang
dari rumah sakit.
2) Membantu untuk mengembangkan dan mendorong suasana yang
kondusif bagi pasien dan staf keperawatan atau non keperawatan
3) Mengajarkan, mengarahkan, dan membantu dalam suatu kegiatan
profesional keperawatan
4) Turut serta dan bekerja sama dengan semua anggota suatu tim
kesehatan yang ada di rumah sakit atau tempat kerja.
6
6. Fungsi Manajemen Keperawatan
Menurut Henry Fayol, fungsi dari manajemen yaitu merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan agar kegiatan
dalam organisasi tetap berjalan sesuai tujuan.
a. Perencanaan (Planning)
Untuk dapat melakukan pengaturan yang baik maka perlu
perencanaan, pembagian tugas dan koordinasi tugas-tugas, oleh
karena itu perencanaan merupakan aspek utama dan pertama kali
harus dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan organisasi. Hasil
dari perencanaan adalah sebuah rencana kerja yang harus berisi
alternatif terbaik untuk mencapai tujuan. Rencana kerja yang baik
mengarahkan pencapaian tujuan yang efektif dan efisien, sehingga
faktor faktor produksi (resources) yang ada digunakan sebaik-
baiknya. Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen dan
semua fungsi dalam manajemen tergantung dari fungsi perencanaan.
Maksudnya fungsi-fungsi yang lain dari manajemen tidak akan
berjalan secara efektif tanpa adanya perencanaan yang baik. Berikut
ini adalah tujuan perencanaan dalam manajemen:
1) Meningkatkan peluang untuk sukses
2) Menstimulasi berfikir analisis
3) Mencegah terjadinya krisis manajemen
4) Memfasilitasi berfikir kritis dan membuat keputusan secara
fleksibel.
5) Meningkatkan keterlibatan staf dan komunikasi
6) Menjamin biaya yang efektif
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah pengelompokkan/pengaturan kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi,
komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain secara
vertikal/atasan dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001).
7
Koordinasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting, baik yang
bersifat vertikal maupun horizontal. Untuk menciptakan koordinasi
antar pos yang harmonis dan tidak sampai tumpang tindih kegiatan,
struktur harus di buat dengan jelas dan dapat menggambarkan
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing
pos. Berikut ini adalah tujuan pengorganisasian dalam manajemen
keperawatan:
1) Pencapaian tujuan organisasi
2) Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
3) Melakukan pembagian tugas dan pertanggung jawaban yang
efektif antara perorangan dan kelompok.
4) Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui
penyusunan struktur organisasi yang baik
5) Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
6) Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara
efektif melalui supervisi.
7) Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang
mungkin terjadi dengan melalui penyesuaian-penyesuaian yang
penting.
c. Pengarahan (Directing)
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan
yang mengikat. Para bawahan digerakkan supaya mereka bersedia
menyumbangkan tenaganya untuk secara bersama-sama mencapai
tujuan suatu organisasi. Pengarahan dalam organisasi bersifat sangat
komplek karena menyangkut manusia dengan berbagai tingkah
lakunya yang berbeda-beda (Muninjaya, 1999). Berikut merupakan
tujuan dari pengarahan dalam manajemen keperawatan:
1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
2) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
8
4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
5) Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih
dinamis.
d. Pengendalian (Controlling)
Fayol (1998) mendefinisikan pengontrolan adalah pemeriksaan
apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah
disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang
ditentukan. Tujuan pengontrolan adalah untuk mengidentifikasi
kekurangan dan kesalahan agar dapat dilakukan perbaikan. Menurut
Mockler (1984), pengendalian dalam manajemen adalah usaha
sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja agar sesuai
dengan tujuan perencanaan, untuk mendesain sistem umpan balik
informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya
dengan standar yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah langkah-
langkah pengendalian/pengontrolan:
1) Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi
kerja
2) Melakukan pengukuran prestasi kerja
3) Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
4) Mengambil tindakan korektif
9
2) Ketenagaan
• Ketenagaan dilihat dari kuantitatif
Ketenagaan merupakan faktor penting dalam input
instrumental. Penepatan jumlah tenaga keperawatan adalah
suatu proses membuat perencanaan untuk menentukan alokasi
SDM di ruangan agar pelayanan dan proses managerial berjalan
efektif dan efisien.
• Ketenagaan dilihat dari kualitas
Salah satu keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan ditentukan oleh pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas memerlukan SDM yang sesuai
dengan kualitas yang tinggi dan profesional sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
3) Bimbingan Mahasiswa Praktek
Pengertian peserta didik menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang dan pendidikan tertentu. Potensi peserta didik diolah
melalui proses peembelajaran (kegiatan belajar mengajar), dimana
melalui kegiatan belajar mengajar peserta didik tidak hanya
memperoleh pengetahuan saja melainkan mampu menemukan
pengetahuan, mampu bekerja sama, berkomunikasi, memiliki jiwa
toleransi dan saling pengertian, serta memiliki kemampuan untuk
berkompetisi. Untuk menghasilkan lulusan peserta didik yang
berkualitas terutama pendidikan keperawatan perlu adanya
pengelolaan bimbingan PKK (Praktik Klinik Keperawatan) yang
baik, bermutu tinggi, serasi dan selaras dengan perkembangan
IPTEK.
10
b. Sumber Dana (Money)
Uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan
karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini
akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus
dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Sesuai dengan ketentuan umum PP no 6 Tahun 2000 perusahaan
jawatan (perjan) adalah Badan Usaha Milik Negara dimana seluruh
modalnya oleh pemerintah dan merupakan kekayaan negara yang
tidak dapat dipisahkan serta tidak terbagi atas saham-saham, jadi
rumah sakit perjan tetap menjadi asset Depkes. Pengelolaan RS perjan
dilakukan oleh direksi serta dibentuk dewan pengawasan untuk
melakukan pengawasan (Djoyo Sugito, 2002).
11
maupun elektronik yang digunakan untuk membantu menangani
pasien baik secara medis maupun keperawatan.
d. Metode (Methods)
Standar adalah suatu tingkat kinerja yang secara umum dikenal
sebagai suatu yang dapat diterima, adekuat, memuaskan dan
digunakan sebagai tolak ukur atau titik acuan yang digunakan sebagai
pembanding. Standar praktek keperawatan adalah norma atau
penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap
baik, tepat dan benar yang dirumuskan sebagai pedoman pemberian
asuhan keperawatan serta sebagai tolak ukur dalam penilaian
penampilan kerja seorang perawat (Nursalam, 2007). Di Indonesia
standar keperawatan dipakai sebagai dasar pedoman dan
instrumentasi penerapan standar asuhan keperawataan yang disusun
oleh Depkes 1997, yaitu: pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan,
evaluasi keperawatan.
12
8. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan
Pelayanan kesehatan sudah menjadi hak yang paling mendasar bagi
semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan
membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh dari sistem yang ada.
Pelayanan kesehatan yang memadai sangat dipengaruhi oleh pelayanan
keperawatan yang ada didalamnya. Keperawatan merupakan disiplin
praktek klinis. Manajer keperawatan yang efektif seyogianya memahami
hal ini dan mampu memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana meliputi:
menggunakan proses keperawatan dalam setiap aktivitas asuhan
keperawatan, melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan
diagnosa keperawatan yang ditetapkan, menerima akuntabilitas kegiatan
keperawatan dan hasil-hasil keperawatan yang dilaksanakan oleh
perawat, serta mampu mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer
keperawatan melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan
dengan melibatkan para perawat pelaksana. Berdasarkan gambaran
diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari :
a. Manajemen Layanan/Operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan
yang terdiri dari tiga tingkatan menejerial dan setiap tingkatan
dipimpin oleh seseorang yang mempunyai kompetensi yang relevan.
Puncak
Menengah
Bawah
13
b. Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan adalah suatu proses keperawatan
yang menggunakan konsep-konsep manajemen di dalamnya seperti :
perencanaan, pengorganisasian, implementasi, pengendalian dan
evaluasi. Manajemen asuhan keperawatan ini menekankan pada
penggunaan proses keperawatan dan hal ini melekat pada diri seorang
perawat. Setiap perawat dalam melaksanakan tugasnya harus
menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan pasien. Proses keperawatan merupakan proses
pemecahan masalah yang menekankan pada pengambilan keputusan
tentang keterlibatan perawat sesuai yang dibutuhkan pasien. Proses
keperawatan terdiri dari 5 tahapan yaitu : pengkajian, penentuan
diagnosis keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan
evaluasi.
14
rangkaian asuhan yang terdiri dari pengkajian, menyusun diagnosa
keperawatan, perencanaan tindakan, implementasi, dan evaluasi.
15
Pengkajian
Evaluasi Diagnosis
Pelaksanaan Perencanaan
16
Proses Pengambilan Keputusan Proses Keperawatan
• Pengumpulan data : • Pengkajian : Pengumpulan data
Identifikasi masalah • Interpretasi data untuk
• Perencanaan terdiri dari menentukan diagnosis
penentuan tujuan, identifikasi keperawatan
solusi • Perencanaan terdiri dari
• Implementasi penentuan tujuan dan rencana
• Evaluasi dan Revisi Proses tindakan
• Implementasi
• Evaluasi dan modifikasi
17
1. Respon klien terhadap masalah kesehatan yang berhubungan
dengan kebutuhan dasar manusia
2. Penyusunan data sebagai indikator untuk mendukung diagnosis
keperawatan
Data obyektif: adalah data yang kita dapatkan dari pasien yang
terukur bisa didapat berdasar observasi dan pemeriksaan langsung
maupun menggunakan alat. Contoh: hasil pemeriksaan Tensi:
120/80 mmHg, hasil Laboratorium Hb: 8 gr%. Konjungtiva:
anemis
18
Hirnle, 2000). Oleh karena itu dibutuhkan suatu format pengkajian
yang dapat menjadi alat bantu perawat dalam pengumpulan data.
2) Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik aktual maupun potensial. Menurut (Carpenito,
2013; Potter & Perry, 2013) Diagnosis keperawatan dibagi menjadi
dua jenis, yaitu Diagnosis Negatif dan Diagnosis Positif.
Diagnosis negatif menunjukkan bahwa klien dalam kondisi sakit
atau beresiko mengalami sakit sehingga penegakkan diagnosis ini
akan mengarahkan pada pemberian intervensi yang bersifat
penyembuhan, pemulihan dan pencegahan. Diagnosis negatif ini
terdiri atas Diagnosis Aktual dan Diagnosis Risiko.
• Diagnosis Aktual
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien
mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor dan minor
dapat ditemukan dan di validasi pada klien.
Contoh: Berihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
spasme jalan napas dibuktikan dengan batuk tidak efektif ,
sputum berlebih, mengi, dyspnea, gelisah.
• Diagnosis Risiko
Diagnosis ini menggambarkan respons klien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien
berisiko mengalami masalah kesehatan.
Contoh: Risiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran
menurun.
19
Diagnosis Positif menunjukkan bahwa aklien dalam kondisi sehat
dan dapat mencapai kondisi yang lebih sehat atau optimal.
Diagnosis ini disebut juga dengan Diagnosis Promosi Kesehatan.
• Diagnosis Promosi Kesehatan
Diagnosis ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi
klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang
lebih baik atau optimal.
Contoh: Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan
dengan pasien ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan
karakteristik urin normal.
20
Intervensi Interdependensi dilakukan oleh perawat dengan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain.
Contoh: Ketika pasien membutuhkan latihan rentang gerak maka
perawat dapat melatihnya, namun untuk rentang gerak kondisi
tertentu maka perawat bekerja sama dengan fisioterapist.
4) Implementasi
Pada tahap ini perawat melakukan tindakan sesuai dengan rencana.
Selama tahap ini perawat melanjutkan mengumpulkan data,
melakukan tindakan keperawatan atau mendelegasikan tindakan
keperawatan, dan memvalidasi rencana keperawatan. Sebelum
melakukan tindakan, perawat penting melakukan persiapan
sebagai berikut.
21
komunitas berdasarkan rencana keperawatan yang dibuat.
Berdasarkan manajeman asuhan keperawatan maka perlu
dilakukan sistem klasifikasi pasien dalam pemberian asuhan
keperawatan. Sistem ini dikembangkan untuk menyakinkan
adanya pelayanan prima yang berfokus pada pelayanan pelanggan.
Dengan sistem ini dikaji kebutuhan pasien terhadap pelayanan
keperawatan dan dirancang pemenuhan kebutuhannya melalui
standar pelayanan dan asuhan keperawatan. Di ruang perawatan,
klien diklasifikasikan berdasarkan tingkat kebutuhannya terhadap
tindakan keperawatan. Klasifikasi ini terdiri dari perawatan total,
parsial, dan mandiri. Menurut Gilles (1995) rata-rata pasien
membutuhkan perawatan sehari selama empat jam dengan rincian
sebagai berikut:
• Self Care: kurang dari 2 jam
• Minimal Care: 2 jam
• Extensive Care: 5-6 jam
• Intensive Care: 7 jam
Berdasarkan rincian tersebut, maka ditetapkan tindakan asuhan
keperawatan diruangan perawatan untuk pasien dibagi dalam tiga
kategori:
• Keperawatan total: 6 jam
• Keperawatan parsial: 4 jam
• Keperawatan mandiri: 2 jam
Dengan adanya rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap
perawat memiliki jadwal kegiatan harian untuk pasien masing-
masing sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan
efisien.
5) Evaluasi
Pada tahap ini perawat mengkaji respon klien terhadap intervensi
keperawatan dan kemudian membandingkan respon tersebut
22
dengan standar. Standar ini sering disebut sebagai “outcome
criteria” perawat menilai sejauh mana tujuan atau hasil
keperawatan telah tercapai. Selanjutnya semua tindakan
keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat didokumentasikan
dalam format implementasi dan dievaluasi dengan menggunakan
pendekatan SOAP (Subjective, objective, analyses, planning).
Evaluasi asuhan keperawatan sangat menentukan gambaran dan
kualitas asuhan keperawatan. Untuk hal ini, seharusnya diterapkan:
1) Penggunaan metode evaluasi yang tepat, yaitu mempelajari
rencana asuhan keperawatan, mengobservasi perilaku pasien
sebagai respons terhadap asuhan keperawatan, mempelajari
catatan berorientasi masalah, serta pencatatan keperawatan.
2) Melakukan audit asuhan keperawatan secara periodic.
3) Pengumpulan umpan balik dari pasien tentang asuhan
keperawatan yang telah diberikan.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian. Manajemen keperawatan memastikan semua proses
keperawatan berjalan sesuai prosedur, sistematis dan memastikan bahwa
satu langkah perawatan mempengaruhi langkah perawatan lainnya. Di
dalam manajemen keperawatan terdapat manajemen asuhan keperawatan
sebagai pengaturan sumber daya manusia dalam menjalankan kegiatan
keperawatan dengan metode proses keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan klien atau menyelesaikan masalah klien. Manajemen
keperawatan dan manajemen asuhan keperawatan merupakan hal yang
berkesinambungan satu sama lain. Apabila keduanya berjalan secara efektif
dan efisien maka pelayanan keperawatan dapat berjalan dengan baik pula.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sekalian sangat
penulis harapkan guna kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
24
DAFTAR PUSTAKA
25