Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN ANAK “DBD”

Dosen pembimbing : Ns Thrisia Monica, M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 4


1. Dena Eka Putri
2. Ela Mentari
3. Geni Santika Putri
4. Jeki Ulya Putra
5. Meliza
6. Nefa Prazasti
7. Putri Puspa Wislina
8. Rinda Nabela Sari
9. Shinta Salsabila
10. Tari Afrima Adha
11. Yesi Putri Mala

AKADEMI KEPERAWATAN BINA


INSANI SAKTI
SUNGAI PENUH TAHUN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk
aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia. Pada
DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh.
DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak,
remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam
Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh


virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty.

B. ETIOLOGI

Penyebab DBD ini adalah virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe yaitu
DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4, Penularan DBD ini melalui cara :

1. Manusia sebagai host virus dengue.

2. vector perantara : nyamuk aedes aengepty (nyamuk rumah) dan aedes albopictus
(nyamuk kebun)

C. TANDA DAN GEJALA


 Meningkatnya suhu tubuh
 Nyeri pada otot seluruh tubuh
 Nyeri kepala menyeluruh atau berpusat pada supra orbita, retroorbita

 Suara serak
 Batuk
 Epistaksis
 Disuria
 Nafsu makan menurun
 Muntah
 Petekie
 Ekimosis
 Melena

D. PATOFISIOLOGI

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty.
Pertama-tama yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh,
ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan
hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening,
pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran limpa (Splenomegali).

Kemudian virus akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks


virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat
aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang berdaya untuk
melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor
meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang
mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler.

Perembesan plasma ke ruang ekstra seluler mengakibatkan berkurangnya


volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta
efusi dan renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit > 20 %)
menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan faktor
penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran
gastrointestinal pada DHF.

Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler dibuktikan dengan


ditemukannya cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga
peritoneum, pleura, dan pericard yang pada otopsi ternyata melebihi cairan yang
diberikan melalui infus. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah
trombosit menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi, sehingga pemberian
cairan intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah
terjadinya edema paru dan gagal jantung, sebaliknya jika tidak mendapatkan
cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang dapat
mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan. Jika
renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan,
metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.
Gangguan hemostasis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan
vaskuler, trombositopenia dan gangguan koagulasi.

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami


keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan
kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti
pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF
disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.

Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit DHF


ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat
anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang
berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya
volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi
dan renjatan.

Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan


ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum,
pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat
kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan,
asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah
perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia,
gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.

Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses


imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah.
Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang
fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system koagulasi. Masalah
terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan perdarahan
hebat.
Klasifikasi DHF menurut WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut
derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :

1. Derajat I

Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji
tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.

2. Derajat II

Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan


seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.

3. Derajat III

Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat
(>120x/mnt ) tekanan nadi sempit (  120 mmHg ), tekanan darah menurun,
(120/80  120/100  120/110  90/70  80/70  80/0  0/0 )

4. Derajat IV

Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung  140x/mnt)
anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

E. KOMPLIKASI

1. Perdarahan Usus

2. Shock/Rejatan

3. Effusi Pleura

4. Penurunan Kesadaran

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan Laboratorium :

1. Trombosit menurun

2. Hematokrit meningkat 20% atau lebih

3. Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga


4. Kadar albumin menurun dan bersifat sementara

5. Hipoproteinemia( Protein darah rendah )

6. Hiponatremia( NA rendah )

b. Pemeriksaan Radiologi

Pada foto trorax( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II) di

dapatkan efusi pleura

G. PENYIMPANGAN KDM
Virus Dangue

Meningkatnya sel point Depresi sumsum tulang Reaksi

antigen dan antibodi

Stimulasi di hipotalamus Manifestasi perdarahan

Peningkatan permeabelitas

Suhu tubuh meningkat Kehilangan cairan pembuluh darah

Risiko syok
hipovolemik
Hipertermi

Risiko Perubahan Perfusi

Perdarahan jaringan perifer

Syok

Kematian Aliran darah melambat

Organ tubuh tidak mendapat cukup darah


Suplai O2 ke lambung menurun

Merangsang nervus vagus

Sekresi HCL meningkat

Mual dan muntah

Anoreksia
Ketidak seimbangan cairan
dari kebutuhan

Kebutuhan nutrisi kurang


dari kebutuhan

H. TERAPI DAN PENGOBATAN

 Belum atau tanpa renjatan:

1. Grade I dan II :

a. Oral ad libitum atau

b. Infus cairan Ringer Laktat dengan

dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml/Kg

BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan

minuman oralit, air buah atau susu secukupnya.

Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum

sebnyak-banyaknya dan sesering mungkin.

Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan

infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita

dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :

 100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg


 75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg

 60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg

 50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg

 Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik

untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.

 Dengan Renjatan ;

2. Grade III

a. Berikan infus Ringer Laktat 20

mL/KgBB/1 jam

Apabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan

nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat)

lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi

stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan

kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah

masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai

untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm

diperhitungkan sebagai berikut :

 100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg

 75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.

 60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.

 50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.

b. Apabila satu jam setelah

pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih terukur

kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita

tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau


yang lainnya ) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang

maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum

membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam

dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat

mengatasi renjatan.

c. Apabila satu jam setelah

pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi

menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat

lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma

atau plasma ekspander (dextran L atau lainnya) sebanyak 10 Ml/Kg BB/

1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24

jam.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

I. BIODATA
A. Identitas Pasien
1. Nama : An. B
2. Tempat tanggal lahir / usia : Sungai Penuh,10 Januari 2014 /6 thn
3. Jenis kelamin :P
4. Agama : islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : jln depati parbo kumun mudik
7. Tanggal masuk : 9 mei 2020
8. Diagnosa medis : DBD
9. No. MR :-

B. Identitas Orang Tua


1. Ayah
a. Nama : Tn. A
b. Usia : 30 thn
c. Pendidikan : Sarjana
d. Pekerjaan : PNS
e. Agama : Islam
f. Alamat : kumun mudik

2. Ibu
a. Nama : Ny. C
b. Usia : 29 thn
c. Pendidikan : Sarjana
d. Pekerjaan : PNS
e. Agama : islam
f. Alamat : kumun mudik

C. Identitas Saudara Kandung


No Nama Usia Status kesehatan
1. An. A 2thn Normal

II. KELUHAN UTAMA/ ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


Panas selama ± 2 minggu terus menerus, nyeri dada, batuk.

III. RIWAYAT KESEHATAN


A. Riwayat Kesehatan Sekarang

Kamis pagi panas, dibawa ke puskesmas dapat paracetamol. Panas


turun. Sabtu malam anak tiba-tiba muntah-muntah air, makan tidak mau,
minum masih mau. Minggu jam 03 pagi keluar darah dari hidung pada
waktu bersin, keluhan pusing, susah BAB, dibawa ke UGD.

B. Riwayat Kesehatan Dahulu

1. Untuk Semua Usia


1) Penyakit yang pernah dialami :
Batuk (ya) Demam (ya) Diare(ya) Kejang(tidak) Lain-
lain:……..
2) Kecelakaan yang pernah dialami :
Jatuh(ya) Tenggelam (tidak) Lalu lintas(tidak)
Keracunan(tidak) lainnya:.....
3) Pengobatan :
Dioperasi (tidak),  dirawat di RS (tidak)

4) Riwayat Alergi :
Makanan : tidak ada
Obat-obatan :tidak ada
zat/substansi kimia : tidak ada
Lainnnya :
5) Konsumsi obat-obatan bebas :tidak ada
6) Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya: Lambat (…)
Sama(ya) Cepat(...)

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut keluarga ( Ibu ) tidak ada keluarga yang dalam waktu dekat ini
menderita DBD

IV. RIWAYAT IMUNISASI


Jenis Reaksi
No Immunis Waktu Pemberian setelah Keterangan
asi pemberian
1. Adenitis Lengkap
BCG 1 Bulan
supuratif
Menanggis
dan
2. DPT
2,3.4 bulan menjerit Lengkap
(I,II,III)
kepanjanga
n
Polio Vaccine
3. Lengkap
(I,II,III,IV 2,3,4 bulan associated
) paralytic
4. Lengkap
Campak 24 bulan anafilaksis
5. Lengkap
Hepatitis 0-7 hari anafilaksis

V. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


A. Pertumbuhan Fisik
1. BB sekarang: 20 kg
2. TB sekarang: 100 cm
3. Pertumbuhan gigi
Usia waktu tumbuh gigi pertama : 4-6 bulan
Usia waktu tanggal gigi pertama : 6-7 tahun

B. Perkembangan Tiap Tahap


Usia anak dalam perkembangan (bulan/ tahun)
1. Mengangkat kepala : 1 bulan
2. Tengkurap : 6 bulan
3. Duduk : 6 bulan
4. Merangkak : 6 bulan
5. Berdiri : 9 bulan
6. Berjalan : 12 bulan
Kemampuan anak saat ini
Motorik halus : kemampuan anak dalam mengengam sesuatu
Motorik kasar : menendang
Bahasa : anak bisa mengoceh
Psikososial : saat anak mulai menginjak bangku sekolah
Kognitif : mengingat

VI. RIWAYAT NUTRISI


A. ASI
1. Partama kali anak mendapatkan ASI : saat lahiran
2. Cara pemberian :saat anak menangis (ya),
terjadwal (ya)
3. Lama pemberian : 6/>2(bulan/tahun)

B. Susu Formula
1. Alasan pemberian : bayi menolak menyusu di payudara
2. Jumlah pemberian : 90-120 ml sekali minum
3. Cara pemberian : Dengan tabung dot (ya), sendok (...),
lainnya:
C. Pemberian Nutrisi
Pemberian makanan tambahan anak dimulai pada usia:
Sebelum usia 6 bulan (...) Di atas usia 6 bulan (ya)

VII. RIWAYAT SOSIAL


a. Pengasuh anak : Orangtua (ya), Pengasuh (...),
lainnya:.......................................................
b. Hubungan anak dengan anggota keluarga:
Harmonis (ya), tidak harmonis (...), berjauhan (...)
c. Hubungan dengan teman sebaya : baik (ya), tidak baik (...)
d. Lingkungan rumah
Ada polusi udara/ air/ tanah/suara (ya), resiko kecelakaaan lalu lintas(...),
penggunaan air bersih(ya), lainnya:

VIII. RIWAYAT SPIRITUAL


a. Support system dalam keluarga: keluarga sangat membantu pasien dalam
beraktivitas
b. Kegiatan keagamaan: pasien suka mengaji

IX. REAKSI HOSPITALISASI


a. Reaksi orangtua/ orang terdekat dengan pasien selama sakit:
Cemas (ya), takut (ya), kooperatif dengan perawat (ya), tidak kooperatif
dengan perawat (...), biasa saja (...), lainnya:
b. Sumber stressor pada orang tua/ orang terdekat: melarang anak menanggis
c. Reaksi anak selama di rawat di RS:
Cemas (ya), takut (ya), kooperatif dengan perawat (...), tidak kooperatif
dengan perawat (...), biasa saja (...), protes (...),lainnya:
d. Sumber stressor pada anak: aktivitas anak yang terlalu padat
e. Reaksi saudara kandung selama pasien dirawat di RS:
Marah (ya), cemburu (ya), benci (ya), biasa saja (...), lainnya
X. AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. Nutrisi
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit

1. Menu makan Nasi,ayam,apel Bubur


2. Frekwensi
makan/hari 3x sehari 3x sehari tidak
3. Makanan yang habis
disukai Bakso Tidak ada
4. Makanan Tidak ada Tidak ada
pantangan
5. Pembatasan pola Tidak ada Tidak ada
makan
6. Jumlah/ porsi Habis semua Tidak habis
makan yang
dihabiskan
Ritual saat makan

B. Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1.    Jenis minuman Air dan juice Air putih

2.    Frekwensi 10 gelas 8 gelas


minum/hari
3.    Kebutuhan 2500 ml 3000 ml
cairan

4.    Cara
pemenuhan minum Cairan infus

C. Eliminasi (BAB & BAK)


Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
BAK
1. Frekwensi / hari 4-3 kali 3-4 kali
2. Warna Jernih Pekat tea
3. Bau Amis Amis
4.   Kesulitan dalam Tidak ada Terpasang infus
BAK

BAB
1. Frekuensi / hari 1 kali sehari 1 kali dalam duahari
2. Warna kuning Kuning
3. Konsistensi Tidak ada Tidak ada
4. Masalah dalam Tidak ada Terpasang infus
BAB

D. Istirahat Tidur
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Jam tidur 13.00-15.30 13.00-15.30
Siang :
Malam : 21.00-06.00 20.00-05.30
2. Lama Tidur/hari
Siang : 3.5 jam 3.5 jam
Malam : 9 jam 9 jam
3. Kebiasaan Baik Baik
sebelum tidur
4. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada

E. Personal Hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Frekuensi mandi / hari 2x sehari 2x sehari
2. Frekuensi cuci rambut 3x seminggu Belum pernah
3. Keadaan kuku 2x sebulan Tidak pernah
4. Gosok gigi
    a. Frekwensi/ hari 2x sehari 2x sehari
    b. waktu Pagi dan siang Pagi dan siang

F. Aktivitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Bermain Tidak ada
2. Pengaturan jadual Tidak ada Tidak ada
harian
3. Penggunaan alat Bantu Tidak ada Tidak ada
aktivitas
4. Kesulitan pergerakan Tidak ada Tertahan oleh
tubuh infus

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Baik (...), Sedang (...), Lemah (ya)

2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37˚c Nadi: 98x/i RR: 25x/i TD: -

3. Antropometri
Tinggi Badan : 136 cm
Berat Badan : 26 kg
LILA : 17 cm
Lingkar Kepala : 50 cm
Lingkar Dada : 58 cm
Lipatan kulit : 52 cm

4. Pemeriksaan Fisik Head to toe


a. Kepala
Inspeksi
Bentuk kepala : bulat
Ubun-ubun : bersih tidak ada kotoraan
Kulit kepala : keras (normal)
Warna rambut : hitam pekat
Kerontokan rambut :-
Distribusi rambut :-

b. Wajah
Inspeksi
Ekspresi wajah : lesu,letih
Kesimetrisan nasolabial : simettris

c. Mata
Posisi mata : (ya) Simetris kiri-kanan (...)Asimetris
Palpebra : (...) Edema (...) Ptosis (...) Lagopthalmus
Konjungtiva : (ya) merah muda (...) Anemis (...) perdarahan
Sklera : (...) Ikterik (ya) Anikterik
Pupil : (...) Isokor (...) Anisokor (...) Midriasis (…)
Miosis (ya) Refleks terhadap cahaya
Kornea : (ya) Bening (...) Keruh/ berkabut
(...) Perdarahan
Iris : (ya) Bulat dan bening (...) Bintik putih/ bintik
Brushfield)
Ketajaman penglihatan : normal
Tes buta warna :
Fungsi penglihatan : (ya) Normal (...) Diplopia
Bola Mata : (...) Exophthalmus (…)Enopthalmus

d. Hidung
Pernafasan cuping hidung : (...) Ada (ya) Tidak ada
Keadaan mukosa hidung : (...) Tidak meradang (ya)
Meradang
Lubang hidung : (ya) Bersih (...) Kotor
(...) Terpasang selang oksigen (...)
Terpasang NGT
Posisi septum : (...) Di tengah (ya) Tidak
di tengah
Sinus : (ya) Tidak meradang (...) Meradang

Perdarahan pada hidung : (...) Ada (ya) Tidak ada


Sekret : (...) Tidak ada (ya) Jernih (...) Purulen

e. Mulut
Kedaan mukosa bibir : (...) Lembab (...) Kering (ya)
Sianosis
Rongga Mulut : (ya) Bersih (...) Kotor (...)
Bau/ halitosis
Lidah : (...)Bersih (...) Kotor (ya)
Hiperemik
Gigi : (ya) Karang gigi (...) Karies
Palatum : (ya)Normal (...) Palatoskizis

Gusi : (ya) Tidak meradang (...) Meradang

Tonsil : (ya) T0 (...)T1 (...) T2


(...) T3 (...) T4
Uvula : (...) Berada di tengah (ya) Tidak
berada di tengah
Suara : (...) Baik (ya) Serak (...) Tidak ada
suara

f. Telinga
Tinitus : (...) Ada (ya) Tidak ada
Pemakaian alat bantu : (...) Ada (ya) Tidak ada
Fungsi pendengaran : (ya) Normal (...) Kurang
(...) Tuli
Cairan dari Telinga : (ya) Tida ada (...) Darah
(...) Pus
Serumen : (ya) Ada (...) Tidak ada

Inspeksi
Posisi telinga : (ya) Simetris (...) Asimetris
Keadaan liang telinga : (...) Bersih (ya) Kotor (...)
Meradang

Palpasi
Mastoid : (ya) Tidak nyeri (...) Nyeri tekan

g. Leher
Palpasi
Kelenjar tiroid : (ya) Tidak teraba (...) Teraba
(...) Membesar
(...) Nyeri tekan
Kelenjar getah bening : (ya) Tidak membesar (...)
pembesaran KGB
Distensi vena jugularis : (ya) Tidak ada (...) Ada
Posisi trakea : (ya) Anatomis (...)
Lateralisasi

h. Dada
Inspeksi
Frekuensi nafas : 25 kali/ menit
Pergerakan dada : (ya) Simetris (...) Asimetris
Retraksi : (...) Ada (ya) Tidak ada
Pola pernafasan : (ya) Eupnea (...) Dispnea
(...) Hiperpnea
(...) Bradipnea (...) Chaynestokes
(...)Ataksis/ Biots
(…) Takipnea
Bentuk dada : (ya) Normal (...)Pigeon chest
(...) Flail Chest
(...) Funnel chest (...) Barrel Chest
Irama nafas : (ya) Teratur (...) Tidak teratur
Palpasi
Premitus taktil : (...) Teraba (ya) Tidak teraba
Perkusi
Resonansi : normal
Timpani : normal
Pekak : normal
Auskultasi
Normal:
Vesikuler : normal
Bronkovesikuler : normal
Bronkotubular/ bronkial: normal
Abnormal:
Rales : normal
Ronchi :normal
Wheezing :normal
Pleural friction rub :normal

i. Punggung
Inspeksi
Perubahan bentuk tulang vertebrata :
(ya) Normal (...) Skoliosis (...) Lordosis
(...) Kifosis

Palpasi
Fremitus taktil : (...) Teraba (ya) Tidak teraba

j. Jantung
Palpasi
Nadi : tidak dikaji
Irama : tidak dikaji
Nadi karotis : tidak dikaji

Inspeksi
Pulsasi aorta : tidak dikaji

Perkusi
Nyeri dada : tidak dikaji
Batas jantung : tidak dikaji

Auskultasi
Bunyi jantung normal : tidak dikaji

Bunyi jantung tambahan: (...)mur-mur


(...) Gallop
k. Abdomen
Inspeksi
Warna dan keadaan Kulit abdomen : normal
Keadaan umbilikus : tidak ada
Ascites :tidak ada
Pelebaran vena : tidak ada
Pembesaran abdomen : tidak ada
Auskultasi
Bising usus : 18 kali / menit
Perkusi
Flatness :tidak ada
Timphani :tidak ada
Palpasi
Nyeri tekan/ nyeri lepas: tidak ada
Tonus otot : tidak ada
Turgor : tidak ada
Titik Mc Burney :tidak ada
Massa abdomen : tidak ada
Distensi kandung kemih : tidak ada

l. Genitourinaria
Kebersihan : bersih
Keadaan meatus uretra : normal
Keadaan anus : normal
Pemasangan kateter : tidak ada

m. Ekstremitas atas dan bawah


Kekuatan otot : normal
Mobilitas sendi : (ya) Baik (...) Kaku
Mobilitas : (...) Mandiri (ya) Pakai alat bantu/ dibantu
(...) Immobilitas
Bentuk kaki : (ya) Normal (...) Genu varum (...) Genu valkum
(...) Clubfoot
Terpasang gips : (...) Ada (ya) Tidak ada
n. Kulit dan kuku
Edema : (ya) Tidak ada (...) Ada, jelaskan.....
Lesi : (ya) Tidak ada (...) Ada, Jelaskan.....
Kelembaban kulit : (...) Lembab (ya) Kering
Turgor kulit : (...) Baik (ya) Tidak baik
Warna kulit : (...) Normal (...) Sianosis (...) Ikterik
(ya) Kemerahan
Sikatrik : (...)Tidak Ada (...) Ada, Jelaskan.....
Reaksi alergi : (ya) Tidak ada (...) Ada, Jelaskan.....
Tanda infeksi : (ya) Tidak ada (...) Ada, jelaskan......
Tanda lahir : (ya) Tidak ada (...) Ada,Jelaskan....
Clubbing finger : (...) Ada (ya) Tidak ada
Capillary Refill Time : (...) < 3 detik (ya) > 3 detik

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hb
b. Leukosit
c. Ureum
d. Creatinin
e. Gas darah (pH, Pco2, Pao2)
f. Kadar elektrolit
g. Hematokrit
h. Glukosa
i. Dan lain-lain.
2. Pemeriksaan Diagnostik
a. Rontgen Photo
b. CT Scann
c. MRI
d. USG
e. Dan lain-lain

I. TERAPI/ PENGOBATAN
Efek Obat
Cara
No Nama obat Dosis Efek Efek
Pemberian
Terapi Samping
1. Infus RL 15 tetes/I Cairan infus Untuk Nyeri,mual
(mikro) mengatasai
nyeri
2. Transfusi Melalui Sakit
infus kepala,demam
darah
16 tetes/i
Melalui Penurunan
Infus tridex 2
3. infus kosentrasi
TB

Oral Mual
4. 300mg
Aspar
Oral Membantu Sakit
5. Enzplex ½ proses perut,kram,m
pencernaan ual
800mg/1 inj
6. cexfon 2 jam Lelah,sariawa
n,nyeri
tengorokan,di
are
J. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Ds : Pasien Infeksi virus dengue Gangguan
mengatakan sakit -> merangsang pemenuhan
kepala,mual sistem imun tubuh nutrisi
->dipersepsikan ke
Do : selera makan otak ->
berkurang mempengaruhi
pusat keseimbangan
dan hiphotalamus ->
rangsang mual dan
muntah -> absobsi
usus menurun

2. Ds : klien merasa Proses infeksi virus cemas


cemas dengue -> terjadi
peningkatan
Do : klien permeabilitas
Nampak lemah membrane ->
dan murung penghantaran
rangsang ke otak
oleh sarah simptaik
-> peningkatan suhu
tubuh ->
mempengaruhi
bagian otak yang
lain -> pusat
kesadaran terganggu
3. Ds : - Reaksi tubuh Kurang
Do: Kulit lien terhadap infeksi-> keperawatan
tampak kotor dan terjadi kelemahan diri
bintik bintik fisik ->
merah pada kulit dipersepsikan ke
otak -> perawatan
yang lama ->
ketidaktauan klien

K. Priotas Masalah Keperawatan


1. Risiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
2. ansietas b/d kondisi klien yang memburuk
3. gangguan aktivitas perawatan diri b/d kelemahan fisik

L. Rencana Keperawatan
NO HARI/TGL/J DIAGNOS NOC RENCANA
AM A KEP KEPERAWATAN
NIC AKTIVITAS
1. Sabtu/9 mei / Gangguan Setelah 1. TTV 1. dengan
13.00 wib pemenuhan dilakuakn pasien makanan yang
nutrisi tindakan 2. beri lunak dapat
-asupan makan yang memudahkan
makanan (-) lunak kerja usus
- Lemah 3. beri 2. pemberian
makan vitamin dapat
dalam porsi merangsang
kecil nafsu makan
4.
kolaborasi
untuk
pemberian
vitamin
2. Minggu/ 10 Ansietas Setelah 1. beri 1. membantu
mei / 13.00 dilakukan lingkungan klien untuk
tindakan yang tenang merasakan
-kecemasan(-) dan nyaman lebih tenang
- 2. beri dan dapat
kesempatan beristirahat
klien untuk tanpa diganggu
mengungka 2. dapat
pkan mengidentifikas
perasaan i kecemasan
nya klien
3. beri 3. manasehati
dorongan klien supaya
spiritual dapat tabah
pada klien dalam
menghadapi
cobaan dari
tuhan.
3. Senin/11 mei / Gangguan Setelah 1. kaji 1. membantu
13.00 aktivitas dilakuakn kebutuhan mengidentifikas
perawatan tindakan klien i masalah klien
diri -keadaan klien 2. bantu 2. membantu
membaik dan memenuhu klien saat
dapat kebutuhan ondisi nya
melakukan aktivitas lemah dalam
perawatan diri sehari-hari pemenuhan
secara mandiri 3. latih kebutuhannya
pasien untuk 3. mempercepat
melakukan pemulihan
kegiatan kelakuan oto
secara akibat terlalu
mandiri lama
beristirahat.

M.Catatan Keperawatan
NO DIAGNOSA Tanggal/jam Implementasi Paraf
1 DX 1 09 mei/ I. Memberikan Makanan
08.00 Sesuai Kekbutuhan Klien

08.50 II. menganjurkan kepada


klien untuk makan
makanan yang lunak dan
lembek

2 DX 2 09.20 III. Menganjurkan Kepada


Keluarga Untuk
Memberikan Kesempatan
Klien Untuk
Memngungkapkan
Perasaanya

09.55 IV. Membeerikan


dorongan spiritual sesuai
dengan agama dan
kepercayaan klien

3 DX 3 10.20 V. Membantu klien untuk


melakukan aktivitas
perawatan diri

11.00 VI. melatih klien


melakukan aktivitas sesuai
kemampuan klien.

N. Catatan Perkembangan
NO DIAGNOSA Tanggal/jam Evaluasi Paraf
1. DX I 13 mei/ S : pasien mengatakan
08.00 nafsu makannya sudah
membaik
O : BB klien tetap. Klien
sempat makan makanan
ringan
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2. DX 2 09.00 S : klien mengatakan


dirinya sudahn lebih baik
dan tidak merasa khawatir
lagi
O : wajah klien Nampak
berseri
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

3. DX 3 10.00 S : klien mengatakan


masih kaku untuk
bergerak dan beraktifitas
O : klien Nampak hanya
berbaring ditempat tidur
A : masalah belum teratasi
P : pertahankan intervensi
V,VI

Anda mungkin juga menyukai