Dosen pengampu:
Ninik Probosari, SE.M,Si
Disusun oleh :
EM-B
A. Latar Belakang
Study tentang Kekuasaan dan Politik dalam organisasi hanya sedikit. Beberapa studi
justru menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Kekuasaan dan Politik merupakan sesuatu
yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap organisasi tetapi agak sulit untuk mengukurnya
akan tetapi penting untuk dipelajari dalam perilaku keorganisasian, karena keberadaannya dapat
mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi.
Pada saat individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain,
maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan. Kekuasaan merupakan
kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu.
Politik bukan hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga terjadi pada
organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan pada unitkeluarga.
Politik merupakan suatu jaringan interaksi antarmanusia dengan kekuasaan diperoleh, ditransfer,
dan digunakan.
Politik yang dijalankan untuk menyeimbangkan kepentingan individu karyawan dan
kepentingan manajer, serta kepentingan organisasi. Ketika keseimbangan tersebut tercapai, maka
kepentingan individu akan mendorong pencapaian kepentingan organisasi.
B. Tujuan Makalah
Adapun tujuan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pengertian dan sumber-sumber kekuasaan
2. Dapat membedakan kepemimpinan dan kekuasaan
3. Dapat mengetahui dasar-dasar kekuasaan
4. Dapat mengetahui pengertian politik
5. Dapat mengetahui etika berpolitik dalam organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kekuasaan
B. Dasar Kekuasaan
a. Kekuasaan Formal
Kekuasaan formal biasanya didasarkan pada posisi seorang individu dalam sebuah
organisasi. Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan diri sendiri untuk memaksa atau
memberi imabalan, atau dari wewenang formal.
1) Kekuasaan Koersif (Coercive Power)
Landasan kekuasaan koersif (coercive power) adalah rasa takut. Seseorang memberikan
reaksinya terhadap kekuasaan ini karena adanya rasa takut terhadap akibat-akibat negatif yang
mungkin terjadi jika ia tidak patuh. Kekuasaan koersif biasanya mengandalkan aplikasi, atau
ancaman aplikasi, sanksi fisik, yang menimbulkan rasa sakit, menimbulkan frustrasi melalui
pembatasan gerak, atau pengendalian paksa terhadap kebutuhan dasar fisiologis atau keamanan.
b. Kekuasaan Pribadi
Merupakan kekuasaan yang berasal dari karakteristik individual mereka yang unik dan
berasal dari dalam diri. Terdapat dua basis kekuatan pribadi yaitu kekuasaan karena keahlian dan
juga kekuasaan rujukan.
1. Kekuasaan karena Keahlian (Expert Power)
Kekuasaan karena keahlian (expert power) merupakan pengaruh yang diperoleh dari
keahlian, keterampilan khusus, atau pengetahuan. Keahlian telah menjadi salah satu sumber
pengaruh yang paling kuat karean dunia sudah semakin berorientasi pada teknologi. Karena
pekerjaan semakin terspesialiasi, maka kita menjadi semakin bergantung kepada para ahli untuk
mencapai tujuan. Jadi, meskipun secara umum diakui bahwa dokter memiliki keahlian dan
dengan memiliki kekuasaan sebagai ahli sebagian besar diantara kita mengikuti saran-saran yang
diberikan oleh dokter kita Anda juga harus mengakui bahwa para spesialis bidang komputer,
akuntan pajak, ahli ekonomi, psikolog industri, dan spesialis – spesialis lain mampu untuk
menjalankan kekuasaan sebagai hasil dari keahlian mereka.
2. Penyebab Ketergantungan
Ketergantungan akan meningkat apabila sumber-sumber daya yang Anda kendalikan itu
penting, langka, dan tak tergantikan.
· Nilai Penting
Jika tak ada seorang pun menginginkan yang Anda miliki, ketergantungan pada Anda
tidak akan tercipta. Oleh Karena itu, untuk menciptakan ketergantungan, hal-hal yang Anda
kontrol haruslah hal-hal yang dipandang penting. Banyak organisasi, misalnya, secara aktif
berusaha menghindari ketidakpastian. Karenanya kita akan menemukan individu atau kelompok
yang dapat menghilangkan ketidakpastian suatu organisasi akan dipandang sebagai penguasa
sumber daya yang penting.
· Kelangkaan
Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, jika sesuatu itu berjumlah sangat banyak,
kepemilikan atasnya tidak akan meningkatkan derajat kekuasaan Anda. Suatu sumber daya harus
bisa dilihat sebagai sesuatu yang langka guna menciptakan ketergantungan. Hal Ini dapat
membantu menjelaskan bagaimana para bawahan dalam sebuah organisasi yang memiliki
pengetahuan penting yang tidak dimiliki pemimpin mendapatkan kekuasaan atas kelompok yang
disebut terakhir ini. Kepemilikan sumber daya yang langka tersebut dalam hal ini, pengetahuan
yang penting menjadikan pemimpin bergantung pada bawahan. Hal ini juga dapat membantu
menjelaskan berbagai perilaku bawahan yang dalam cara pandang lain tampak tidak logis ,
seperti menghancurkan manual prosedur yang menguraikan bagaimana suatu pekerjaan
ditunaikan, menolak untuk melatih orang lain dalam pekerjaan mereka atau bahkan untk
menunjukkan kepadanya cara yang benar dalam menjalankan pekerjaan tersebut, menciptakan
bahasa dan dan beragam istilah khusus yang menghambat orang lain untuk memahami pekerjaan
mereka, atau beroperasi secara rahasia sehingga suatu kegiatan akan tampak lebih rumit dan sulit
dibanding yang sebenarnya.
Hubungan antara kelangkaan – ketergantungan lebih jauh dapat dilihat dalam kekuasaan
yang termasuk kategori jabatan. Individu-individu yang telah memiliki jabatan di mana
persediaan personel relatif rendah dibandingkan dengan kebutuhnnya dapat merundingkan paket-
paket kompensasi dan tunjangan yang jauh lebih menarik dibanding bila jumlah calonnya
banyak. Pengelola perguruan tinggi saat ini tidak menemui masalah untuk mencari dosen bahasa
Inggris. Sebaliknya pasar untuk para guru teknik komputer sangat ketat: permintaan
memungkinkan mereka utnuk merundingkan gaji yang lebih tinggi, beban mengajar yang lebih
rendah, dan tunjangan lainnya.
D. Taktik Kekuasaan
Taktik kekuasaan adalah suatu cara individu menerjemahkan landasan kekuasaan ke dalam
tindakan-tindakan tertentu. Di bagian ini kita akan meninjau kembali pilihan-pilihan taktik yang
populer untuk digunakan dan berbagai kondisi yang mungkin lebih efektif dibanding yang lain.
Penelitian telah mengidentifikasi sembilan macam taktik pengaruh, yaitu :
Legitimasi
Mengandalkan posisi kewenangan atau kekuasaan seseorang atau menekankan bahwa sebuah
permintaan selaras dengan kebijakan atau ketentuan dalam organisasi.
Persuasi rasional
Menyajikan argumen-argumen yang logis (masuk akal) dan berbagai bukti faktual untuk
memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal.
Seruan inspirasional
Mengembangkan komitmen emosinal dengan cara-cara menyerukan nilai-nilai, kebutuhan,
harapan, dan aspirasi sebuah sasaran.
Konsultasi
Meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yang menjadi sasaran dengan cara
melibatkannya dalam mengabil keputusan atau memutuskan bagaimana rencana atau perubahan
akan dijalankan.
Tukar pendapat
Memberikan imbalan atau hadiah kepada terget atau sasaran berupa uang atau penghargaan lain
sebagai ganti karena mau menaati suatu permintaan.
Seruan pribadi
Meminta kepatuhan berdasarkan persahabatan atau kesetiaan.
Menyenangkan orang lain
Menggunakan rayuan, pujian, atau perilaku bersahabat akrab sebelum membuat permintaan.
Tekanan
Yaitu dengan cara menggunakn peringatan, tuntutan tegas, dan ancaman.
Koalisi
Meminta bantuan orang lain untuk membujuk sasaran (target) atau menggunakan dukungan
orang lain sebagai alasan agar si sasaran tersebut setuju.
Beberapa taktik tersebut umumnya lebih efektif dari pada yang lain. Secara khusus
kebanyakan bukti menunjukan bahwa persuasi nasional, seruan inspirasional dan konsultasi
cenderung menjadi cara yang paling efektif. Sebaliknya tekanan yang lebih sering menjadi
bomerang dan paling tidak efektif diantara kesembilan taktik itu. Kita juga dapat meningkatkan
kemungkinan keberhasilan anda dengan cara menerapkan lebih dari satu jenis taktik pada saat
yang bersamaan atau secara berurutan, sepanjang pilihan-pilihan taktik anda itu selaras. Sebagai
contoh menggunakan taktik yang menyenangkan orang lain ataupun legitimasi dapat
meminimalisir reaksi negatif yang mungkin akan timbul akibat “didikte” oleh atasan.
Kesimpulannya yaitu bahwa para manager memiliki tanggung jawab untuk melindungi
karyawan merekan dari lingkungan kerja yang tak menyenangkan, tetapi mereka juga perlu
melindungi diri mereka sendiri. Para manager mungkin tidak akan menyadari bahwa salah
seorang karyawan mereka mengalami pelecehan seksual. Tetapi hal itu mungkin tidak akan
melindungi mereka atau organisasi mereka. Jika para penyelidik hukum meyakini bahwa seorang
manager sudah tahu tentang pelecehan seksual di lingkungan di bawah tanggung jawabnya, baik
si manager maupun perusahaan dapat dikenai tanggung jawab.
Kita tahu bahwa orang senantiasa berkepentingan dengan bagaimana orang lain memamdang dan
menilai mereka. Dipandang positif oleh orang lain akan bermanfaat bagi orang-orang di dalam
organisasi. Dalam konteks politik, kesan yang bagus mungkin bisa membantu memengaruhi
distribusi keuntungan untuk kepentingan mereka sendiri. Proses yang digunakan individu untuk
mengendalikan kesan yang dibentuk orang lain terhadap diri mereka disebut Pengelolaan atau
Manajemen Kesan (impression management). Kebanyakan studi penelitian dilakukan menguji
keefektifan teknik-teknik MK yaitu :
1. Kesuksesan wawancara
Ketika para peneliti mempertimbangkan kualifikasi para pelamar, mereka menyimpulkan bahwa
teknik-teknik MK itu sendirilah yang mempengaruhi para pewawancara. Para peneliti telah
membandingkan para pelamar yang menggunakan teknik-teknik MK yang terfokus pada promosi
pencapaian seseorang (promosi diri) dengan para pelamar yang menggunakan teknik-teknik yang
terfokus untuk menyenangkan pewawancara dan menemukan wilayah kesepakatan (menjilat).
Menjilat juga berjalan dengan baik dalam wawancara, yang berarti bahwa para pelamar yang
menyenangkan pewawancara, setuju dengan pendekatan-pendekatannya, dan menekankan hal-
hal yang bersesuaian ternnyata lebih baik daripada mereka yang tidak.
2. Evaluasi kinerja
Dalam hal ini peringkat kinerja, gambarannya sangat berbeda. Menjilat dikaitkan secara positif
dengan peringkat kinerja, yang berarti bahwa mereka yang menjlat para penyelia mendapatkan
evaluasi kinerja yang lebih tinggi. Menjilat selalu berhasil karena setiap setiap orang senang
diperlakukan dengan baik.
A. Kesimpulan
Kekuasaan (Power) biasanya mengacu pada kemampuan yang dimiliki A untuk
memengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan keinginan A. Definisi tersebut
mengimplikasikan sebuah potensi tidak perlu diaktualisasikan agar efektif dan sebuah hubungan
ketergantungan. Kemungkinan aspek terpenting dari kekuasaan adalah bahwa hal ini merupakan
fungsi ketergantungan (dependency). apabila Semakin besar ketergantungan B pada A, semakin
besar pula kekuasaan A dalam hubungan tersebut.
Kekuasaan formal biasanya didasarkan pada posisis seorang individu dalam sebuah
organisasi. Kekuasaan formal dapat berasal dari kemampuan diri sendiri untuk memaksa atau
memberi imabalan, atau dari wewenang formal. Sedangkan kekuasaan pribadi merupakan
kekuasaan yang berasal dari karakteristik individual mereka yang unik terdapat dua basis
kekuatan Pribadi, yaitu kekuasaan karena keahlian dan juga kekuasaan rujukan.
Taktik Kekuasaan merupakan cara-cara individu menerjemahkan landasan kekuasaan
kedalam tindakan-tindakan tertentu. Ada Terdapat Sembilan taktik pengaruh diantaranya
legitimasi, persuasi rasional, seruan inspirasional, konsultasi, tukar pendapat, seruan pribadi,
menyenangkan orang lain, tekanan, dan koalisi.
Ketergantungan akan meningkat apabila sumber-sumber daya yang dikendalikan itu
penting, langka, dan tidak tergantikan. Koalisi merupakan sebuah kelompok informal yang diikat
bersama dengan sebuah isu yang diperjuangkan bersama. Koalisi yang berhasil terdiri dari
anggota-anggota yang sifatnya cair dan bisa berbentuk secara cepat, menjangkau isu yang
menjadi sasaran mereka, dan cepat pula bubarnya.
Perilaku Politik merupakan kegiatan yang tidak hanya dipandang sebagai bagian dari
peran formal seseorang didalam organisasi, tetapi yang memengaruhi, atau berusaha
memengaruhi, distribusi keuntungan dan kerugian di dalam organisasi. Serta terdapat faktor-
faktor yang berpengaruh atau berkontribusi terhadap perilaku politik yaitu faktor individu dan
faktor organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi, Organizational Behavior, Buku 2
Edisi 12. (hal. 128-161). Jakarta : Salemba Empat.
http://satrioarismunandar6.blogspot.com/2013/03/definisi-politik-organisasi.html
http://setabasri01.blogspot.com/2011/01/kekuasaan-dan-politik-dalam-organisasi.html