Hematuria
Hematuria
Darah dalam urin dikenal dalam istilah medis sebagai hematuria. Beberapa jenis
penyakit atau kondisi tertentu dapat menyebabkan hematuria, seperti infeksi,penyakit
ginjal, kanker, dan kelainan darah yang langka.
Pada hematuria, darah di dalam urin bisa saja tidak terlihat (dengan mata) karena
jumlahnya yang sangat sedikit. Adanya darah dalam urin merupakan kondisi yang
harus disikapi dengan serius meskipun hanya terjadi satu kali.
Jenis Hematuria
Hematuria dibagi dalam dua jenis, yaitu hematuria makroskopik (gross hematuria) dan
hematuria mikroskopik (microscopic hematuria).
Hematuria makroskopik
Jika urin berwarna merah atau merah muda atau terdapat gumpalan-gumpalan darah,
maka itu hematuria makroskopik.
Hematuria mikroskopik
Jika darah dalam urin tidak bisa dilihat dengan kasat mata (karena jumlahnya yang
sedikit), maka itu hematuria mikroskopik. Hematuria mikroskopik hanya dapat dilihat
di laboratorium dengan cara memeriksa sampel urin.
Banyak sekali yang dapat menjadi penyebab hematuria. Darah yang terdapat dalam urin
juga dapat berasal dari sumber yang berbeda-beda. Di bawah ini adalah beberapa
penyebab potensial hematuria.
Infeksi
Infeksi merupakan salah satu penyebab hematuria yang paling sering. Infeksi bisa
terjadi pada saluran kemih, kandung kemih, atau pada ginjal. Infeksi terjadi ketika
bakteri bergerak naik ke uretra, yaitu saluran yang membawa urin dari kandung kemih
untuk dikeluarkan dari tubuh. Infeksi juga bisa menyebar atau berpindah ke kandung
kemih, bahkan hingga ke ginjal. Biasanya keadaan ini akan menimbulkan rasa sakit dan
keinginan untuk sering buang air kecil. Infeksi bisa menyebabkan hematuria
makroskopik dan hematuria mikroskopik.
Batu
Penyebab lain darah dalam urin yang cukup umum adalah keberadaan batu di
ginjal atau kandung kemih. Batu ini merupakan kristal yang terbentuk dari mineral
dalam urin. Kristal ini dapat berkembang di kandung kemih atau juga ginjal. Jika batu
besar sudah terbentuk, maka akan menyebabkan penyumbatan yang mengakibatkan
hematuria dan nyeri yang hebat.
Pembesaran prostat
Pada pria setengah baya atau yang lebih tua, penyebab hematuria yang paling sering
adalah pembesaran prostat. Prostat adalah kelenjar yang letaknya tepat di bawah
kandung kemih dan di dekat uretra. Ketika prostat sudah membesar, seperti yang sering
terjadi pada lansia, maka akan memberikan tekanan pada uretra. Keadaan ini akan
menyebabkan gangguan buang air kemih dan dapat menyebabkan hematuria.
Penyakit ginjal
Penyebab hematuria yang kurang umum adalah penyakit ginjal. Ginjal yang sakit dan
meradang dapat menyebabkan hematuria. Penyakit ini dapat muncul sendiri dari ginjal
atau merupakan komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes. Pada anak-anak usia 6-
10 tahun, gangguan ginjal poststreptococcal glomerulonephritis dapat menyebabkan
hematuria.
Kanker
Kanker kandung kemih, ginjal, atau prostat dapat menyebabkan darah dalam urin.
Sayangnya, gejala ini biasanya baru muncul setelah kanker berkembang lebih jauh.
Pada saat kanker baru berkembang, mungkin tidak ada gejala yang menyertainya.
Obat-obatan
Beberapa obat-obatan tertentu dapat menyebabkan hematuria. Obat-obat tersebut
antara lain penisillin, aspirin, pengencer darah seperti heparin dan warfarin, dan obat
kanker yang disebut dengan siklofosfamid.
Karena beberapa penyebab hematuria adalah suatu penyakit yang serius, maka segera
ke dokter apabila hematuria terjadi. Bahkan, walaupun hanya sedikit darah yang
terdapat dalam urin dan itu pun hanya terjadi satu kali, maka tidak boleh diabaikan
mengingat penyebabnya bisa saja penyakit yang serius. Jika di dalam urin tidak
didapati darah, namun sering kesulitan atau nyeri saat buang air kecil, nyeri perut, atau
sakit pada bagian ginjal, segera periksakan ke dokter, karena ini mungkin
mengindikasikan hematuria mikroskopik.
Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan biasanya akan mengambil
sampel urin penderita untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan urin di
laboratorium dapat menjelaskan keberadaan darah dan bakteri jika infeksi yang
menyebabkannya. Jika tidak ada bakteri yang ditemukan, dokter mungkin akan
melakukan tes pencitraan seperti CT Scan, yang memanfaatkan radiasi untuk
menghasilkan gambar tubuh.
Mencegah Hematuria