Anda di halaman 1dari 4

Hematuria: Apa Penyebab Darah dalam Urin?

Monday, August 25, 2014

Darah dalam urin dikenal dalam istilah medis sebagai hematuria. Beberapa jenis
penyakit atau kondisi tertentu dapat menyebabkan hematuria, seperti infeksi,penyakit
ginjal, kanker, dan kelainan darah yang langka.

Pada hematuria, darah di dalam urin bisa saja tidak terlihat (dengan mata) karena
jumlahnya yang sangat sedikit. Adanya darah dalam urin merupakan kondisi yang
harus disikapi dengan serius meskipun hanya terjadi satu kali.

Jenis Hematuria

Hematuria dibagi dalam dua jenis, yaitu hematuria makroskopik (gross hematuria) dan
hematuria mikroskopik (microscopic hematuria).

Hematuria makroskopik
Jika urin berwarna merah atau merah muda atau terdapat gumpalan-gumpalan darah,
maka itu hematuria makroskopik.

Hematuria mikroskopik
Jika darah dalam urin tidak bisa dilihat dengan kasat mata (karena jumlahnya yang
sedikit), maka itu hematuria mikroskopik. Hematuria mikroskopik hanya dapat dilihat
di laboratorium dengan cara memeriksa sampel urin.

Penyebab Darah dalam Urin

Banyak sekali yang dapat menjadi penyebab hematuria. Darah yang terdapat dalam urin
juga dapat berasal dari sumber yang berbeda-beda. Di bawah ini adalah beberapa
penyebab potensial hematuria. 
Infeksi
Infeksi merupakan salah satu penyebab hematuria yang paling sering. Infeksi bisa
terjadi pada saluran kemih, kandung kemih, atau pada ginjal. Infeksi terjadi ketika
bakteri bergerak naik ke uretra, yaitu saluran yang membawa urin dari kandung kemih
untuk dikeluarkan dari tubuh. Infeksi juga bisa menyebar atau berpindah ke kandung
kemih, bahkan hingga ke ginjal. Biasanya keadaan ini akan menimbulkan rasa sakit dan
keinginan untuk sering buang air kecil. Infeksi bisa menyebabkan hematuria
makroskopik dan hematuria mikroskopik.

Batu
Penyebab lain darah dalam urin yang cukup umum adalah keberadaan batu di
ginjal atau kandung kemih. Batu ini merupakan kristal yang terbentuk dari mineral
dalam urin. Kristal ini dapat berkembang di kandung kemih atau juga ginjal. Jika batu
besar sudah terbentuk, maka akan menyebabkan penyumbatan yang mengakibatkan
hematuria dan nyeri yang hebat.

Pembesaran prostat
Pada pria setengah baya atau yang lebih tua, penyebab hematuria yang paling sering
adalah pembesaran prostat. Prostat adalah kelenjar yang letaknya tepat di bawah
kandung kemih dan di dekat uretra. Ketika prostat sudah membesar, seperti yang sering
terjadi pada lansia, maka akan memberikan tekanan pada uretra. Keadaan ini akan
menyebabkan gangguan buang air kemih dan dapat menyebabkan hematuria.

Penyakit ginjal
Penyebab hematuria yang kurang umum adalah penyakit ginjal. Ginjal yang sakit dan
meradang dapat menyebabkan hematuria. Penyakit ini dapat muncul sendiri dari ginjal
atau merupakan komplikasi dari penyakit lain seperti diabetes. Pada anak-anak usia 6-
10 tahun, gangguan ginjal poststreptococcal glomerulonephritis dapat menyebabkan
hematuria. 

Kanker
Kanker kandung kemih, ginjal, atau prostat dapat menyebabkan darah dalam urin.
Sayangnya, gejala ini biasanya baru muncul setelah kanker berkembang lebih jauh.
Pada saat kanker baru berkembang, mungkin tidak ada gejala yang menyertainya.

Obat-obatan
Beberapa obat-obatan tertentu dapat menyebabkan hematuria. Obat-obat tersebut
antara lain penisillin, aspirin, pengencer darah seperti heparin dan warfarin, dan obat
kanker yang disebut dengan siklofosfamid.

Penyebab tidak umum


Ada pula penyebab lain hematuria yang tidak umum. Kelainan darah yang langka
seperti anemia sel sabit (sickle cell anemia), sindrom Alport, dan hemofilia dapat
menyebabkan munculnya darah dalam urin. Olahraga yang berat atau
hantaman/pukulan pada ginjal juga dapat menyebabkan hematuria.

Bilakah Membutuhkan Bantuan Medis?

Karena beberapa penyebab hematuria adalah suatu penyakit yang serius, maka segera
ke dokter apabila hematuria terjadi. Bahkan, walaupun hanya sedikit darah yang
terdapat dalam urin dan itu pun hanya terjadi satu kali, maka tidak boleh diabaikan
mengingat penyebabnya bisa saja penyakit yang serius. Jika di dalam urin tidak
didapati darah, namun sering kesulitan atau nyeri saat buang air kecil, nyeri perut, atau
sakit pada bagian ginjal, segera periksakan ke dokter, karena ini mungkin
mengindikasikan hematuria mikroskopik.

Konsekuensi Mengabaikan Hematuria

Banyak penyebab hematuria yang merupakan kondisi serius. Mengabaikan gejala


hematuria konsekuensinya sangat berbahaya. Jika hematuria disebabkan oleh kanker,
maka mengabaikannya akan membuat tumor terus tumbuh hingga sampai di titik
dimana tidak lagi dapat disembuhkan. Infeksi yang tidak diobati juga pada akhirnya
dapat menyebabkan gagal ginjal.

Jika penyebab hematuria adalah pembesaran kelenjar prostat, maka mengabaikannya


sama saja membiarkan masalah sering buang air kecil, nyeri yang hebat, dan bahkan
kemungkinan kanker. Begitu pula hematuria yang disebabkan oleh batu,
mengabaikannya bisa berbahaya. Batu seharusnya dikeluarkan dari tubuh.

Apa yang Dokter Lakukan pada Kasus Hematuria?


Jika dokter dihadapkan pada kasus hematuria, dokter perlu mengetahui jumlah darah
yang keluar dan kapan munculnya selama buang air kecil. Selain itu, dokter juga perlu
mengetahui frekuensi buang air kecil, ada atau tidaknya rasa sakit, apakah ada
gumpalan darah atau obat yang penderita gunakan.

Selanjutnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan biasanya akan mengambil
sampel urin penderita untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan urin di
laboratorium dapat menjelaskan keberadaan darah dan bakteri jika infeksi yang
menyebabkannya. Jika tidak ada bakteri yang ditemukan, dokter mungkin akan
melakukan tes pencitraan seperti CT Scan, yang memanfaatkan radiasi untuk
menghasilkan gambar tubuh.

Pemeriksaan lainnya yang mungkin dilakukan dokter adalah cystoscopy. Sebuah


selang/tabung kecil berkamera yang dimasukkan melalui uretra menuju ke kandung
kemih. Dengan kamera ini, dokter akan dapat melihat bagian dalam uretra dan
kandung kemih untuk menemukan penyebab hematuria.

Mencegah Hematuria

Untuk mencegah hematuria berarti harus mencegah penyebabnya. Untuk mencegah


infeksi, minum cukup cairan, segera buang air kecil setelah berhubungan badan, dan
terapkan pola dan gaya hidup sehat. Untuk mencegah batu, minum banyak cairan dan
hindari diet tinggi garam dan makanan tertentu seperti bayam dan kelembak (hanya
bagi mereka yang berisiko tinggi). Untuk mencegah kanker kandung kemih, hindari
merokok, dan hindari paparan bahan kimia dan radiasi

Anda mungkin juga menyukai