Anda di halaman 1dari 7

 H OMEP AG E

 S MA RT MO NE Y
 I NV ES TA SI
INVESTASI

Buat Pemula, Ini Panduan Investasi Saham dari Ahlinya

 untuk jam 2 blog

Investasi saham memang dikenal dengan return-nya yang tinggi. Hal itulah yang
kemudian membuat banyak orang tergiur untuk terjun ke dalamnya.
Tapi jangan salah. Investasi saham juga memiliki risiko yang tinggi. Makanya untuk
orang awam atau pemula yang gak ngerti investasi, banyak juga yang ragu-ragu buat
mulai investasi ini.
Nah, kalau kamu termasuk ke dalam kelompok orang yang takut berinvestasi saham,
jangan khawatir. Berikut ini ada tips dan trik dari Parto Kawito, Direktur PT Infovesta
Utama buat para investor saham pemula.
1. Ketahui profil risiko

Ke
tahui profil risiko (netralnews)
Sebelum kamu memutuskan untuk investasi saham, ketahui terlebih dahulu profil
risikomu. Apa maksudnya? Ya, kamu termasuk orang yang nekat dalam investasi atau
hati-hati.
Pasalnya, jumlah saham di bursa efek itu ada banyak. Nah, biar tepat dalam memilih,
kamu harus tahu dulu karaktermu seperti apa.
Kalau kamu termasuk orang yang nekat, kamu bisa memilih berinvestasi  di saham-
saham yang memiliki kapitalisasi pasar menengah atau kecil.
Sebaliknya, kalau kamu tipe yang hati-hati, kamu bisa memilih investasi saham BUMN
dan saham-saham blue chip. Kenapa? Karena saham-saham ini pergerakannya lebih
stabil dan likuid, sehingga risikonya pun lebih kecil.
[Baca: 5 Ciri Saham Gorengan ini Perlu Diketahui Sebelum Berinvestasi Biar Gak
Rugi]
2. Tentukan tujuan investasi

Te
ntukan tujuan investasi (femina)
Setelah kamu mengetahui profil risikomu, kemudian pikirkan juga apa tujuanmu
berinvestasi saham. Apakah untuk jangka panjang, menengah, atau pendek.
Parto menyarankan sebaiknya investasi saham dilakukan setidaknya untuk jangka
menengah. Soalnya kalau jangka pendek, kamu bakal rugi bandar lantaran mesti
bayar fee broker juga. Alhasil, untung gak seberapa, modal malah kepotong biaya
broker. Rugi, kan?
Jangka pendek yang dimaksud di sini adalah tradingharian ya. Lagipula, kamu gak
mungkin kan mantengin pergerakan saham setiap saat? Emang gak kerja apa?
3. Ketahui waktu yang tepat untuk beli dan jual

Ke
tahui waktu yang tepat untuk beli dan jual (jelasberita)
Menurut hasil analisa yang dilakukan oleh tim Parto selama kurun waktu 10 tahun
terakhir, waktu yang tepat untuk menjual saham adalah di bulan Mei dan beli di bulan
September atau Oktober. Mengapa?
Pasalnya, pada bulan Mei banyak orang yang menjual saham karena musim liburan.
Hal itu membuat harga saham turun.
Nah, karena kamu tahu siklusnya, kamu bisa menjual sahammu sebelum harga saham
turun alias “nyolong start” sebelum yang lain menjual sahamnya.
Sedangkan di bulan September atau Oktober, harga saham umumnya naik. Jadi kamu
bisa membeli saham sebelum waktu itu atau saat harga saham masih rendah.
Dengan begitu, kamu jadi tahu kan kapan waktu yang tepat membeli saham?
4. Jumlah investasi

Ju
mlah investasi (inovasisolution)
Setelah mengetahui waktu yang tepat untuk investasi, jangan keburu nafsu dulu
membeli saham dengan jumlah besar. Apalagi kalau kamu adalah investor pemula
yang masih meraba-raba. Kamu tentu gak mau kan gigit jari karena bangkrut?
“Kini kamu sudah bisa bermain saham dengan modal hanya Rp 2 juta. Bahkan, ada
sekuritas kecil yang menawarkan investasi saham untuk mahasiswa dengan modal Rp
500 ribu saja,” ucap Parto.
Parto menyarankan agar kamu menginvestasikan 5 persen saja dari kekayaanmu.
Setelah kamu mengerti cara bermain saham, baru deh dinaikkan jumlah investasinya
secara berkala.
[Baca: Mau Investasi Saham? Ini 3 Sektor yang Diprediksi Menjanjikan Tahun
2018]
Lalu, bagaimana cara memilih saham yang tepat?

m
emilih saham yang tepat (okezone)
Parto mengungkapkan ada tiga strategi memilih saham agar uangmu gak hilang cuma-
cuma. Berikut ini caranya:
1. Fundamental perusahaan
Meskipun jumlah uang yang kamu investasikan kecil, tapi kamu tentu mau
mendapatkan keuntungan kan. Karena itu, kamu gak bisa sembarangan memilih
saham.
Nah, hal pertama yang harus kamu lihat adalah laporan keuangan atau fundamental
dari perusahaan yang sahamnya akan kamu beli itu.
Kalau kamu lihat perusahaannya gak ada peningkatan omzet, profit turun terus, dan
banyak utang, mending langsung banting setir deh. Pilih saham lain yang lebih
prospektif dan kinerjanya lebih baik.
2. Analisa teknikal saham
Gak hanya laporan keuangannya saja yang harus kamu lihat. Kamu juga perlu
mengetahui bagaimana analisa grafik saham dari perusahaan tersebut.
Kalau pergerakan naik turun sahamnya gak terlalu ekstrim, kamu bisa membeli saham
di perusahaan itu. Tandanya, saham tersebut stabil dan gak rawan akan spekulasi
pasar.
3. Nasihat broker atau pialang
Parto menyarankan, buat kamu para pemula yang belum tahu betul mengenai investasi
saham, penting banget untuk meminta nasihat dari broker atau pialang untuk
mengetahui apakah saham tersebut memiliki prospek yang bagus atau tidak.
Umumnya, broker juga akan menjelaskan mengenai fundamental dan analisa teknikal
dari perusahaan yang sahamnya ingin kamu beli.
Dari situ broker akan memberikan masukan, sebaiknya kamu membeli saham tersebut
atau tidak. Untuk daftar brokernya, bisa kamu lihat di Bareksa.
[Baca: Mau Mulai Investasi Saham? Pakai Jasa Broker Aja!]
Apa keuntungan dan risiko investasi saham?

ke
untungan dan risiko investasi saham (investasionline)
Tiap investasi pasti memiliki keuntungan dan risiko. Begitu pun dengan investasi
saham. Menurut Parto, berikut ini keuntungan dan risiko dalam berinvestasi saham:
Keuntungan investasi saham:
1. Dividen (pembagian laba)
Dividen adalah pembagian laba yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham.
Dividen itu sendiri berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Ada dua jenis dividen, yaitu dividen tunai dan dividen saham:
 Dividen tunai artinya perusahaan memberikan uang tunai untuk setiap
lembar saham kepada pemegang saham.
 Dividen saham artinya dividen yang diberikan perusahaan berupa
saham, jadi jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah.
2. Capital gain (kenaikan harga saham)
Capital gain adalah keuntungan yang didapatkan dari kenaikan harga saham, yakni
harga jual lebih tinggi dibanding harga beli.
Misalnya, kamu membeli saham A dengan harga per lembar Rp 2.000. Kemudian kamu
menjualnya di angka Rp 2.500 per lembar. Berarti, kamu mendapatkan capital
gain sebesar Rp 500 untuk setiap lembar saham.
Risiko investasi saham:
1. Capital loss
Capital loss adalah kebalikan dari capital gain, di mana investor menjual sahamnya
lebih rendah dibanding harga beli.
Misalnya, kamu membeli saham B seharga Rp 2.000 per lembar. Tapi kamu
menjualnya di harga Rp 1.700 per lembar. Dengan demikian, kamu akan mengalami
kerugian sebesar Rp 300 per lembar.
2. Suspend
Risiko lain dari investasi saham adalah saham terkena suspend atau diberhentikan
perdagangannya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kondisi tersebut membuat investor tidak dapat menjual atau membeli saham saham
tersebut sampai suspensi dicabut.

Anda mungkin juga menyukai