Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan kumpulan pengetahuan tersusun secara


sistematis yang didasarkan pada penyelidikan dan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa atau
gejala alam melalui metode dan sikap ilmiah. Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas, dan
mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya
cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi
dan Antariksa (IPBA). Dalam perkembangannya, ternyata banyak proses yang penjelasannya
memerlukan bantuan dari dua atau lebih cabang ilmu yang merupakan kombinasi dari cabang-
cabang yang telah ada, seperti Kimia Fisika, Biokimia, Biofisika, dan Geofisika. Pembagian IPA
dalam berbagai cabang tersebut sebenarnya untuk lebih mempermudah mempelajari alam
seisinya dari sudut pandang tertentu. Namun di luar dari pada itu, satu hal yang pasti, yakni
sasaran yang diselidiki, diuraikan, dan dibahas adalah satu, yaitu alam semesta yang meliputi:
asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun
peristiwa yang terjadi.
Rasa ingin tahu dan terbentuknya ilmu pengetahuan
Beberapa binatang sudah mempunyai otak, sehingga mempunyai daya piker namun
terbatas pada insting (naluri) dan upaya mempertahankan diri serta turunannya. Insting tersebut
terutama ditujukan untuk kelangsungan hidupnya seperti memperoleh makanan, perlindungan
diri dan perkembangbiakan. Aktivitas hewan tersebut ternyata tidak berubah dari masa ke masa
dan dinyatakan sebagai idle curiousity. Sedangkan manusia di samping mempunyai naluri dan
nurani, manusia juga memiliki nalari. Dengan nalari itu, manusia menggunakan kemampuan
otaknya untuk melakukan penalaran, pemikiran logis dan analisis. Berlandaskan kemampuan
tersebut maka pengetahuan yang diperoleh saat ini merupakan dasar dari munculnya rasa ingin
tahu manusia tersebut selalu berkembang (curiousity). Dengan nurani, manusia selalu ingin
berbuat baik untuk dirinya dan lingkungannya.
Secara sederhana perkembangan rasa ingin tahu dimulai dengan pertanyaan apa atau
“what” tentang sesuatu, dan dilanjutkan dengan pertanyaan bagaimana atau “how” dan mengapa
atau “why”. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu
benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia sekitar dua tahun adalah “apa” nama
benda tersebut, misalkan benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul
pada usia menjelang TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa
lagi, maka pertanyaan yang akan muncul di benaknya adalah “mengapa” pensil dapat digunakan
untuk menulis? Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan,
maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru dan sekaligus rasa ingin tahunya
terjawabkan.
Adanya kemampuan berpikir pada manusialah yang menyebabkan terus berkembangnya
rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam
semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Dengan akal yang dimiliki manusia, semua pengetahuan dapat diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Informasi yang dapat disimpan dan diajarkan kepada generasi berikutnya,
ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka informasi tentang pengetahuan ini
akan terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi berikutnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka secara sederhana urutan perkembangan ilmu dimulai dari
rasa ingin tahu terhadap sesuatu maka dilakukan suatu pengamatan. Berdasarkan pengamatan
berulangkali diperoleh pengalaman. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang terus-
menerus diperoleh pengetahuan, semisal sifat dari benda yang diamati. Kumpulan pengetahuan
tentang sesuatu yang didapatkan secara sistematis dinyatakan ilmu pengetahuan.
Rumusan Masalah
1.      Bagaimana metode ilmiah dikatakan sebagai dasar IPA?
2.      Bagaimana perkembangan IPA?
3.      Apa saja ruang lingkup IPA serta pengembangannya?

Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak.
Khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam Mempelajari
Perkembangan Dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam.

Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui bagaimana metode ilmiah dikatakan sebagai dasar IPA
2.      mengetahui bagaimana perkembangan IPA
3.      mengetahui apa saja ruang lingkup IPA serta pengembangannya

BAB II
PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN IPA

A.    Metode Ilmiah Sebagai Dasar Ipa

1.      Pengertian Metode Ilmiah


Ilmu pengetahuan dipelajari untuk menemukan kebenaran, tetapi kebenaran terdiri atas
bebrapa macam, tergantung pada metode yang digunakannya, diantaranya adalah sebagai berikut
a.       Kebenaran absolute yaitu kebenaran mutlak. Cirri kebenaran mutlak adalah kebenaran
yang benar dengan sendirinya, tidak berubah-ubah dan tidak membutukan pengakuan
dari siapa pun agar  menjadi benar
b.      Kebenaran relative merupakan kebenaran yang berubah-ubah dengan demikian
kebenaran ditemukan selalu bersifat sementara
c.       Kebenaran konsistensi merupakan kebenaran yang disebabkan oleh adanya kesesuaian
antara teori dan realita.
d.      Kebenaran spekulatif merupakan kebenaran yang bersifat kebetulan dengan sepenuhnya
mengutamakan kekuatan lgika yang sistematis dan mendalam
e.       Kebenaran religious merupakan kebenaran yang didasarkan pada keyakinan atas nilai-
nilai agama.
f.       Kebenaran normative merupakan kebenaran yang didasarkan pada aturan dan tradisi
yang berlaku dilingkungan masyarakat secara turun-temurun.
g.      Kebenaran ilmiah merupakan kebenaran yang didasarkan pada uji coba empiris dan
rasional
Pengetahuan manusia dalam memecahkan masalah muncul karena manusia ingin
terbebas dari beban masalahnya. Manusia setiap hari melakukan berbagai pengamatan terhadap
peristiwa yang dialaminya. Ada yang hanya menyaksikan tingkah laku orang lain dan ada pula
yang bertindak sebagai subjek dari masalah yang sedang diteliti orang ain. Sebenarnya, setiap
masalah peru pemecahan, tetapi cara pemecahannya berbeda-beda.
Kebenaran ilmiah muncul disebabkan oleh banyaknya masalah yang dihadapi manusia,
lalu manusia bermaksud memecahkan masalah yang dihadapinya secara rasional dan empiris.
Dengan pemahaman tersbut pengertian Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan
didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau verifikasi data
secara realistic. Metode ilmiah merupakan bagian yang paling penting dalam mempelajari ilmu
alam, terutama dalam pemecahan masalah yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan umum
atau melakukan generalisasi melalui pengolahan data, yakni uji data dan interpretasi secara
ilmiah.
Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan suatu permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur,
dan terkontrol.
Metode Ilmiah, yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional(deduktif) dan pendekatan
empiris (induktif). Metode Ilmiah, merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara
ilmiah.Descartes adalah pelopor dan tokoh rasionalisme. Menurut dia, rasio merupakan sumber
dan pangkal dari segala pengertian. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang pada
kebenaran dan dapat memberi pimpinan dalam segala jalan pikiran.
Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif. Dasar pikiran yang digunakan dalam
penalarannya diperoleh dari ide yang menurut anggapannya sudah jelas, tegas dan pasti, dalam
pikiran manusia.Kelemahan rasionalise yaitu bersifat abstrak, tidak dapat dievaluasi,
kemungkinan dapat diperoleh pengetahuan yang berbeda dari obyek yang sama, cenderung
bersifat subyektif dan solpsistik, yaitu hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang
berbeda dalam otak orang yang berfikir tersebut.
Kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan manusia tidak diperoleh lewat
penalaran rasional yang abstrak, tetapi lewat pengalaman yang konkrit, berpegang pada prinsip
keserupaan, pada dasarnya alam adalah teratur, gejala-gejala alam berlangsung dengan pola-pola
tertentu. Dengan mengetahui kejadian masa lalu atau sekarang akan dapat diramalkan kejadian di
masa datang. Kelemahannya belum tentu sistimatis, dan keterbatasan alat yang digunakan (misal
panca indera).

Ciri Metode Ilmiah


                          
Agar supaya himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu pengetahuan harus digunakan
perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan empirisme (induksi), yang dikenal sebagai metode
keilmuan atau pendekatan ilmiah.
Menurut H. Abu Ahmadi dan A. Supatmo :
Ciri-ciri metode ilmiah yaitu : obyektivitas (bebas keyakinan, perasaan dan prasangka
pribadi serta bersifat terbuka) , konsisten dan sistimatik
Menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma :
Ciri ilmiah : obyektif, metodik, sistimatik dan berlaku umum
Menurut Maskoeri Jasin :
Ciri ilmiah : teratur, sistematis, berobyek, bermetode dan berlaku secara universal.

Kriteria Sebuah Metode Ilmiah Yang Baik:


            Berdasarkan fakta.
            Bebas dari prasangka.
            Menggunakan prinsip-prinsip analisis.
            Menggunakan ukuran objektif.
            Menggunakan teknik kuantitatif.

2.      Kriteria Ilmu Pengetahuan


Tidak semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu,karena ilmu merupakan
pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu.
Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

a.       Logis atau masuk akal


yaitu sesuatu dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan
yang bersangkutan. Definisi, aturan, inferensi, probabilitas, kalkulus, dan sebagainya merupakan
bentuk logika yang menjadi andasan ilmu pengetahuan.
b.      Objektif atau sesuai dengan fakta.
Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena. Adapun
objektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak bergantung pada suasana
hati, prasangka, atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut objektif mengandung arti bahwa
kebenaran deitentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan
penalaran fenomena.
c.       Sistematis
yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Keteraturan internal ini mencakup keteraturan
dalam teori, hokum, prinsip, dan metodenya. Konsistensi internall dapat berubah dengan adanya
penemuan-penemuan baru. Akan tetapi, sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi
pada asas teori ilmu pengetahuan
d.      Andal
yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentikan dengan hasil yang
dapat diandalkan, yaitu bahwa ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka, dan universal
e.       Disained
artinya dirancang sedemikian rupa. Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya,
tetapi dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini
menentukan mutu keluaran ilmu pengetahun
f.       Akumulatif.
Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hokum atau aturan yang terkumpul sedikit
demi sedikit. Apabila ada kaidah yang salah, kaidah itu diganti dengan kaidah yang benar.
Kebenaran ilmu bersifat relative dan temporal, tidak pernah mutlak dan final sehingga ilmu
pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.

3.      Langkah Operasional Metode Ilmiah


Langkah operasional metode ilmiah adalah langkah dalam melakukan penelitian. Langkah
operasional metode ilmiah adalah sebagai berikut
a.             Identifikasi masalah
Penelitian dimulai dengan pertanyaan yang belum dijawab oleh seseorang peneiti. Untuk itu,
diperukan adanya motivasi yang beruparasa ingin tahu untuk mengembangkan dan menerapkan
ilmu pegetahuan dan teknologi . untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitiah, perlu
diadakan identifikasi masalah dan lingkungan masalah. Masaah peneitian selanjutnya dipilih
dengan criteria antara llain apakah penelitian itu dapat memecahkann permasalahan, dan apakah
penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan
peneliti sendiri dan lain-lain. Permasalahan yang besar biasanya dibagi menjadi beberapa
submasalah dan setiap substansi permasalahan diidentifikasikan dengna jelas dan konkret. Sifat
konkret dan jelas tersebut memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat dijawab
secara ekspilit, taitu apa, siapa, bagaimana, bilamana, dan apa tujuan penelitian. Dengan
idnetifikasi yang jelas, peneiti akan mengetahui variable yang akan diukur dan ala-alat yang akan
digunakan untuk  mengukur variable tersebut.

b.            Perumusan masalah


Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneiti mulai menyusun
informasi mengenai masalah yang hendak dijawab atau memadukan pengetahunnya menjadi
suatu perumusan. Untuk itu diperukan perumusan tujuan penelitian,s asaran peneitian maupun
perkiraan penggunaan dan dampak hasil penelitian. Permasalahan yang masih samr-samar dan
diragukan harus dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional, verbalisasi gagasan dapa
dirumuskan agar orang lain dapat memahaminya dan pandangan teori diuraikan secara jelas
sehingga mudah diteliti dan dapat pula dijadikan titik tolak penelitian. Perumusan masalah dapat
dilakukan dengan pembuatan model.

c.             Penyusunan hipotesis


Merupakan salah satu bentuk konkret dari perumusan masalah. Dnegna adanya hipotesisi,
pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya,
hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab akibat antara
varieabel bebas dan tak bebas dari gejala yang diteliti. Hipotesis berperan memberikan arah dan
tujuan pelaksanaaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien.
Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan dan pengumpulan data yang
tidak relevan. Akan tetapi, tidka semua penelitian memerlukan hipotesis.

d.            Penelusuran pustaka


Penelitian dimuali dengna penelusuran pustaka yang berhubungan dengna subjek penelitian.
Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengeumpulkan informasi yang relevan
untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian.
Dengan penelusuran pustaka maka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan tempat
hal itu dilakukan.

e.             Rancangan penelitian


Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian.
Memasuki langkah ini, penelitii harus memahami berbagai metode dan teknik peneitian. Metode
dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan
oleh ketepatan rancangan penelitian
f.             Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengna rancangan penelitian yang telah ditentukan, data
tersebut diperoleh dengan jalan pengamtan, percobaan atau pengukuran gejala yang diteliti. Data
yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai objek yang diteliti

g.            Pengolahan data


Data yang dikumpulkan selanjutnya diklarifikasikan dan iorganisasikan secara sistematis
serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Pengolahan data
diarahkan untuk member argumentasi atau penjelasan mengenai tesis uang diajukan dalam
penelitian, berdasarkan data tau fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data
diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadang-
kadang dapat dibetuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi, siklus penelitian dapat dimulai algi
untuk membuktikan hipotesis baru. Dalam penelitian, dapat juga dilakukan analisis komparasi
konstan. Cara melakukan analisis komparasi konstan adalah sebagai berikut:
a.       Mengumpulkan data untuk menyusun atau menemukan suatu teori baru
b.      Berkonsentrasi pada deskripsi yang terperinci mengenai sifat atau cirri dari data
yang dikumpulkan untuk menghasilkan pernyataan teoritis secara umum
c.       Membuat hipotesis jalinan hubungan antara gejala yang ada, kemudian
mengujinya dengna bagian data yang lain
d.      Didasarkan dari akumuliasu data yang telah dihipotesiskan, peneliti
mengembangkan suatu teori baru

h.        Penyimpulan hasil


Setiap kesimuplan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data yang
dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian bergantung pada kemampuan penelitian dalam
menafsirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi iaktan pengertian
sebab-akibat objek penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali validasinya dengan cara
meneliti jenis dan sifat data serta model yang digunakan. Tahapan ini hendaknya tidak dilihat
sebagai lingkaran tertutu, tetapi sevagai suatu spiral yang semakin laam semakin tinggi.
Penyimpulan hasil suatu penelitian merupakan masukn bagi proses penelitian lanjutan dan
seterusnya.

Keunggulan dan Keterbatasan Metode Ilmiah

Keunggulan metode ilmiah :


a)            Metode ilmiah dapaat memberikan latihan dan kebiasaan berpikir sistematis, logis,dan
analitis
b)            Menempuh sikap yang baik, jujur, obyektif terbuka, didiplin dan toleran
c)           Menolak paham takhayul dan pendapat apriori atu menolak suatu pendapat tanpa
adanya   bukti nyata

Keterbatasan metode ilmiah :


a.          Kelemahan dari panca indera
b.         Keterbatasan dari alat yang digunakan
c.          Kebenarannya hanya bersifat sementara (tentative)
d.         Sulit memilih fakta yang benar benar berkaitan dengan masalah yang akan dipecacahkan
e.          Dua fakta yang tampak belum tentu berkaitan menunjukkan hubungan sebab akibat.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam


Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala alam,
mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada
hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada. Kemudian makin bertambah dengan
pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan
daya pikirnya manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari
kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian diperoleh pengetahuan
yang baru. Setelah manusia mempu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimen ini
lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap.

1.      Sampai abad 15, berlangsung lambat


Manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam dengan menggunakan
pengamatan dan penggunaan pengalama, tetapi sering tidak mendapat jawaban yang
memuaskan. Pada manusia kuno, merka mencoba menjawab rasa ingin tahu mereka dengan
membuat jawaban sendiri yang biasa disebut mitos. Mitos adalah pengetahuan baru yang
merupakan kombinasi antara pengalaman-pengalaman dan kepercayaan.
Puncak pemikiran mitos adalah pada jaman babilonia yaitu kira-kira 700-600 SM. Orang
babiloniaberpendapat bahwa aam semesta itu sebagai ruang setengah bola dengan bumi yang
datar sebagai antainya dan lanit dengan bintang-bintang sebagai atapnya. Pengetahuan dan ajaran
bangsa babionia ini stengahnya merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos.
Pengetahuan dan ajaran semacam itu dapat disebut Pseudo science (sains palsu), artinya mirip
sains tetapi bukan sains sebenarnya.

Zaman Yunani Kuno


Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani,
disebabkan oleh kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak
hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari
jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.

1.Thales (624-548 SM)


Ahli filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang pertama
yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales berpendapat bahwa pangkal
segala sesuatu adalah air: dari air asal segala sesuatu, kepada air pula ia akan kembali.
Disamping itu dia juga menyatakan bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan
bulan menerima cahaya dari matahari.

2. Anaximenes (588-526 SM)


Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat terjadi dari udara yang merapat
dan merenggang. Pendapat ini mungkin dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu
tergantung kepada pernafasan.

3. Anaximander (610-546 SM)


Berpendapat langit dengan segala isinya itu mengelilingi bumi dan sebenarnya langit
yang nampak itu hanya separohnya

4. ]Heraklitos (535-475 SM)


Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu, sebab api ini yang menggerakkan
sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang berubah-ubah sifatnya didalam proses yang kekal.
Yang kekal hanyalah perubahan, segala sesuatu adalah mengalir.

5. Pythagoras (580-499 SM)


Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara, dan api. Dalam bidang matematika
menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-
siku sama dengan jumlah kuadrat panjang kedua sisi sikusikunya.

6. Empedokles (495-435 SM)


Menerima 4 unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda
terjadi dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat unsur
itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin membentuk bumi, panas dan
kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu
juga dinyatakan bahwa segala benda yang sejenis akan tarik menarik,  sedang yang berlawanan
akan tolak menolak.

7. Leukippos dan Demokritos (460-370 SM)


Dalam mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan
teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas atom, yang tidak
dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah. Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah
dan susunan atom. Semua perubahan akibat dari penggabungan dan
penguraian atom menurut hukum sebab akibat. Tidak ada masalah kebetulan dan ciptaan. Yang
ada hanyalah atom dan kehampaan

8. Plato (427-345 SM)


Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa kebaikan dan keindahan itu timbul dari
sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak
semula telah ada dalam alam pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah
bayangan belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari alam
yang gaib.
                                                                
9. Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4 unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima
yaitu eter atau "quint essentia". Ia menganggap unsur yang satu dapat berubah menjadi unsure
yang lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air dan tanah yang menjadi masak terjadi
garam, biji dan logam. Emas adalah logam yang tidak mengandung tanah. Logam perak,
tembaga, timah putih dan besi, pada dasarnya banyak mengandung tanah. Semua logam akan
mengalami proses memasak menjadi logam mulia, yaitu emas.
Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia
untuk mengubah logam biasa menjadi emas.
Pendapat Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan yang benar
adalah dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato, Aristoteles menyangkal
bahwa pengetahuan
yang benar itu berasal dari dunia yang gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh
dan dibuktikan dengan pancaindera.

10. Ptolomeus (127-151)


Berpendapat bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi
bumi (geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara bumi dan
bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama Syntaxis, yang kemudian
oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi ensiklopedia dalam ilmu perbintangan.
Pendapat dan pandangan dari Aristoteles serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama
sampai dengan menjelang zaman modern, yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti
dengan heliosentris (matahari sebagai pusat jagat raya).

2.      Abad 15-16


Nicolas Copernicus (1473-1543) seorang astronom, ahi matematika dan ahli pengobatan.
Tulisannya yang terkenal dan merobak pandangan astronom jaman yunani berjudul De
Revolutionibus Orbium Calaestium (peredaran alam semesta). Buku tersbut ditulis pada tahun
1507 M, tetapi tidak segera dipublikasikan karena prinseip helosentrisme bertentangan dengan
kepercayaan penguasa dan gereja pada saat itu.
Pokok ajaran yang dipaaprkan oleh Copernicus antara lain:
  Matahari adalah Pusat dari sitem solar.
  Bulan beredar mengelilingi bumi serta bumi bersamaan mengelilingi matahari
  Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibaykan adanya siang dan
malam dan pergerakan bintang bintang.
Pengikut Copernicus, Bruno glordano (1548-1600 M) memperoleh kesimpulan lebih
jauh, yaitu:
  Jagat raya ini tidak ada batasnya
  Bintang bintang tersebar diseluruh jagat raya.

Perkembangan saat itu lebih pesat lagi ketika seorang italia yaitu Galileo Galilei (1564-
1642 M), berani mengungkapkan teleskopnya yang bertentangan dengan pandangan para
penguasa. Ia membenarkan teori Copernicus tentang helosentries yang bertentangan dengan
gereja yang homosentries atau geosentries. Sikap yang ditunjukan oleh Galileo, Copernicus,
menjadi perangsang atau motivasi lahirnya sikap ilmiah ditengah para peneliti lainnya.

3.      Awal abad 20


Pada waktu ini, perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung cukup cepat, degan adanya
revolusi industry, terjadi perkembangan pemanfaattan IPA dalam penerapan teknologi secara
nyata.

4.      Abad 20
Perkembangan IPA sangat pesat setelah dikenalkannya konsep fisika kuantum dan
relativitas pada abad 20. Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan
dan menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang modern.
Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA Klasik dan IPA
Modern.

C. IPA KLASIK DAN IPA MODERN


  IPA klasik
merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling
melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni
mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara
tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih
mendahulukan eksperimen dari pada teori.

  IPA modern
adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada
praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat
detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia
menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.
Berdasarkan pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang dipaparkan di atas, dapat
diketahui bahwa penggolongan IPA menjadi IPA Klasik dan IPA Modern didasarkan pada
konsepsi, yang meliputi cara berfikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu gejala alam.
Secara umum, langkah-langkah penerapan metode ilmiah pada IPA Klasik dan IPA
Modern adalah sama, yakni harus melalui penginderaan, perumusan masalah, pengajuan
hipotesis, eksperimen, dan penarikan kesimpulan (teori). Baik IPA Klasik maupun IPA Modern
keduanya memiliki tujuan akhir yang sama, yakni keingintahuan. Namun pada IPA Klasik, suatu
pengetahuan didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari hasil eksperimen yang dilakukan dan
kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena terbatas pada media atau alat bantu penelitian.
Sedangkan pada IPA Modern, suatu pengetahuan diperoleh melalui eksperimen yang dilakukan
dengan berkiblat pada teori yang telah ada dan dengan bantuan teknologi yang lebih canggih dan
maju, maka kajian dari IPA Modern lebih mendetail. Sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai suatu fenomena alam. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa IPA
Modern merupakan pengembangan dari IPA Klasik.

C.    Ruang Lingkup IPA Dan Pengembangannya


  Klasifikasi IPA
Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:
1.      Ilmu Pengetahuan Sosial (social science)
Ilmu Pengetahuan Sosial (social science) yang membahas hubungan antarmanusia
sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
a.       Psikologi, mempelajari proses mental dan tingkah laku.Pendidikan, proses latihan yang
terarah dan sistematis menuju ke suatu tujuan.
b.      Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani, sosial, kebudayaan dan
tingkah laku sosial.
c.       Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek sistem sosio-ekonomi dan
pewarisan kebudayaan terutama keaslian budaya
d.      .Sejarah,  pencatatan peristiwa-peristiwa  yang telah terjadi pada suatu bangsa, negara
atau individu.
e.       Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar barang produksi, 
pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara atau perusahaan.
f.       Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal usul organisasi,
institusi, perkembangan masyarakat.

2.      Ilmu Pengetahuan Alam


Ilmu Pengetahuan Alam yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan
selanjutnya terbagi atas:
  Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat
sementara. Seperti : bunyi cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir.
  Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan materi dan perubahan
yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar dibagi kimia organik (protein, lemak) dan
kimia anorganik (NaCl), hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan
peledak.
  Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya
  Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan
         Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan
         Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup.
         Anatomi suatu studi tentang struktur dalam  atau bentuk dalam mahkhluk hidup
         Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh  makhluk hidup
         Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam
         Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan
serentetan sel sejenis
         Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu

3.      Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa


Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan
benda angkasa lainnya.
         Geologi, yang membahas tentang struktur bumi. (yang bahasannya meliputi dari ilmu
kimia dan fisika) contoh dari ilmu ini  petrologi (batu-batuan), vukanologi (gempa bumi),
mineralogi (bahan-bahan mineral)
         Astronomi, membahas benda-benda ruang angkasa dalam alam semesta yang meliputi
bintang, planet, satelit da lain-lainnya. Manfaatnya dapat digunakan dalam navigasi,
kalendar dan waktu
          

D. PERANAN MATEMATIKA TERHADAP IPA


Matematika sebagai salah satu ilmu tidak termasuk dalam kategori pembagian ilmu
pengetahuan tersebut.  Kedudukan matematika merupakan penunjang pengembangan semua
disiplin ilmu.  Bagi sain fisik, matematika merupakan bahasa yang dapat menerangkan hukum-
hukum alam.  Sedangkan statistikadimanfaatkan untuk pengumpulan, pengorganisasian serta
peringkasan data.  Kesimpulan ditarik berdasarkan analisis data yang diamati.  Informatika
banyak dimanfaatkan dalam permodelan, baik fisik maupun matematis dan sekaligus untuk
menganalisis data yang diperoleh.
            Pengembangan ilmu yang terus menerus dan begitu cepatnya, terutama mulai awal abad
ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang ke arah disiplin ilmu yang lebih
spesifik.  Sebagai contoh dalam displin ilmu kimia maka telah terjadi pemfokusan menjadi
berbagai sub-disiplin ilmu kimia antara lain : kimia teoritis, kimia analisis, kimia anorganik,
biokimia, kimia fisik, kimia organik. Selanjutnya contoh adalah dalam sub-disiplin kimia organik
maka terdapat antara lain focus kea rah kimia organik sintesis dan kimia bahan alam.  Kimia
bahan alampun dapat terbagi lagi berdasarkan kelompok senyawa kimianya.
            Berdasarkan pengembangan fokus ilmu tersebut menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan
berkembang dengan pesatnya sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai
ilmu dengan sempurna.  Untuk dapat menguasai ilmunya dengan baik, maka pada akhirnya
seorang ahli akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu fokus
disiplin ilmu tertentu. 
Dalam hal lain, perkembangan ilmu tidak hanya ke arah fokus disiplin ilmu saja.  Tetapi
banyak ilmu baru yang tidak bisa dibahas berdasarkan satu disiplin ilmu saja.  Ilmu semacam ini
disebut sebagai multidisiplin ilmu.  Contoh ilmu multidisiplin   yang paling popular adalah ilmu
lingkungan .  Pembahasan ilmu lingkungan dapat dilihat dari disiplin ilmu social maupun
IPA.  Pendekatan IPA pun dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu seperti kimia (kimia
lingkungan), fisika (fisika lingkungan), biologi (ekologi, biodiversivitas), hidrologi (pencemaran
air), geografi (pencemaran udara, perubahan iklim), pertanian dan banyak lainnya.
Perkembangan multidisiplin IPA pun cukup banyak dan beberapa ilmu multidisiplin saat
ini berkembang dengan sangat pesat, sebagai contoh adalah bioteknologi, rekayasa genetika,
informatika/computer dan ilmu material. Perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola
pandang dan kehidupan sosial manusia saat ini.

E. DISIPLIN DAN MULTIDISIPLIN IPA


1.      Pemfokusan Ilmu
Dengan pengembangan ilmu yang begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20
menyebabkan klasifikasi ilmu berkembang kea rah disiplin ilmu yang lebih spesifik. Sebagai
contoh, dalam disiplin fisika telah terjadi pemfokusan menjadi berbagai subdisiplin fisika, antara
lain bunyi dan getaran, magnet, listrik, optik, mekanika, dan fisika modern.
            Selanjutnya, subdisiplin ilmu tersebut berkembang menjadi spesialisasi tertentu.
Sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai beberapa atau bahkan satu
bidang ilmu tertentu dengan sempurna.. untuk dapat menguasai ilmu dengan baik, maka seorang
ahli akan lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu focus disiplin
ilmu tertentu.

2.      Multidisiplin dan Interdisiplin Ilmu


            Multidisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya
menggunakan lebih dari satu kelompok disiplin ilmu, misal kelompok IPA dan IPS. Contoh
multidisiplin ilmu adalah lingkungan, yang dapat mengolaborasikan ilmu IPA dan IPS.
            Sedangkan Interdisiplin ilmu merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan
pembahasannya menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja. Contoh interdisiplin ilmu adalah
ilmu computer yang dikembangkan dari disiplin IPA.
Perkembangan interdisiplin IPA pun cukup banyak dan berkembang sangat pesat.
Sehingga perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola pandang dan kehidupan sosial saat
ini. Oleh karena itu, suatu ilmu yang dikembangkan berdasarkan interdisiplin ilmu tetapi karena
dampak sosial perlu diperhitungkan, sehingga pembahasannya berubah menjadi multidisiplin
ilmu. ebagai contoh perlunya etika pada penelitian bioteknologi terutama yang menyangkut
manusia(cloning),dampak teknologi informasi(internet,multimedia) terhadap perkembangan
anak serta dampak material baru (sebagai contoh plastic,pestisida )terhadap lingkungan.
Beberapa contoh pembentukan ilmu interdisiplin yang berakar dari ilmu kimia, fisika,dan
biologi,dan didukung pengembangannya oleh ilmu matematika, statistika dan informasi.

Secara garis besar ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua bidang ilmu utama yaitu :
1.      Ilmu Sosial dan Budaya yang mempelajari tentang tingkah laku manusia
2.      Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang makhluk hidup (biologi) dan benda mati
(sains fisik).  Sain fisik utama adalah ilmu fisika yang sasaran utama pembelajarannya adalah
materi dan energi serta ilmu kimia yang mempelajari komposisi materi.
Tabel 1. Perkembangan ilmu pengetahuan menjadi berbagai disiplin ilmu

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Sosial dan Budaya


Sains Fisik Sains Hayati (Biologi)
-    Fisika - Botani -  Bahasa
-    Kimia - Zoologi -  Sosiologi
-    Astronomi - Mikrobiologi -  Pendidikan
-    Geologi - Kesehatan -  Sejarah
-    Mineralogi - Palaentologi -  Antropologi
-    Geografi - Fisiologi -  Etnologi
-    Geofisika - Taksonomi -  Seni dan Budaya
-    Meteorologi - Dll -  Psikologi
-    Oseanologi -  Ekonomi
-    Dll -  Dll
Didukung oleh Matematika/Statistika dan Informatika

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.      Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan didasarkan pada uji validitas melalui
berbagai percobaan di laboraturium dan atau verifikasi data secara realistic. Metode ilmiah
merupakan bagian yang paling penting dalam mempelajari ilmu alam, terutama dalam
pemecahan masalah yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan umum atau melakukan
generalisasi melalui pengolahan data, yakni uji data dan interpretasi secara ilmiah.
2.      Suatu pengetahuan dapat disebut ilmu jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
  Logis atau masuk akal
  Objektif atau sesuai dengan fakta
  Sistematis
  Andal
  Disained
  Akumulatif.

3.      Langkah operasional metode ilmiah adalah langkah dalam melakukan penelitian. Langkah
operasional metode ilmiah adalah sebagai berikut:
o   Identifikasi masalah
o   Perumusan masalah
o   Penyusunan hipotesis
o   Penelusuran pustaka
o   Rancangan penelitian
o   Pengumpulan data
o   Pengolahan data
4.      Mulanya berkembang sangat lambat (abad 15-16). Lebih pesat setelah Copernicus yang
kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris, konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan
abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi).  Sangat pesat setelah konsep
fisika kuantum dan relativitas (awal abad 20)  perlu revisi dan penyesuaian konsepsi ilmu
pengetahuan ke arah pemikiran modern.
5.      Ilmu pengetahuan alam dapat dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu:
  Ilmu Pengetahuan Sosial (social science) yang membahas hubungan antarmanusia sebagai
makhluk sosial, yang selanjutnya dibagi atas:
  Psikologi
  Pendidikan
  Antropologi
  Etnologi
  Sejarah
  Ekonomi
  Sosiologi
  Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan
selanjutnya terbagi atas:
  Fisika,
  Kimia
  Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.
o   Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan
o   Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan
o   Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk hidup
o   Anatomi suatu studi tentang struktur dalam  atau bentuk dalam mahkhluk hidup
o   Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh  makhluk hidup
o   Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam
o   Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan
serentetan sel sejenis
o   Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu

  Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa


Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa dengan benda
angkasa lainnya.
  Geologi
  Astronomi

Anda mungkin juga menyukai