Intisari Pemahaman
a. Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka secara harfiah merupakan daftar sumber rujukan yang digunakan
oleh seorang penulis untuk mendukung bahan penelitiannya sendiri dalam melakukan
kegiatan penelitian. Daftar pustaka juga dapat diartikan sebagai bagian akhir suatu karya
yang ditulis secara runtut serta memuat nama penulis, judul tulisan, penerbit, dan tahun
penerbitan dari suatu bahan acuan yang digunakan dalam proses pembuatan suatu karya
ilmiah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia daftar pustaka ialah daftar yang
mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan
pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Daftar pustaka
sering disebut dengan nama lain sumber pustaka, paranala atau bibliografi. Daftar pustaka
berfungsi untuk memberikan deskripsi informasi jelas mengenai seluk beluk suatu sumber
yang dijadikan sebuah rujukan. Daftar pustaka sangat berperan penting dalam penulisan
sebuah karya ilmiah karena sebuah karya ilmiah yang tidak memiliki daftar pustaka dapat
diragukan kebenaran informasinya.
b. Cara Membuat Daftar Pustaka
Dalam pembuatannya daftar pustaka disusun secara runtut berdasarkan abjad.
Selain itu, gelar yang dimiliki oleh penulis tidak perlu dicantumkan dalam membuat sebuah
daftar pustaka. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam membuat daftar pustaka
yakni :
Sumber Buku
Apabila sumbernya berasal dari buku, buku yang menjadi sumber acuan tersebut
harus memiliki nama penulis, judul karya, tahun terbit, tempat terbit, dan nama
penerbitnya. Format penulisannya ialah :
Nama penulis. Tahun. Judul (huruf miring). Tempat terbit: Penerbit.
Apabila hanya satu penulis dan nama penulisnya terdiri dari dua suku kata, maka
suku kata kedua diletakkan pada posisi pertama dan sebaliknya suku kata pertama
diletakkan pada posisi kedua. Kemudian, di antara dua suku kata nama penulis tersebut
ditambahkan tanda koma. Apabila terdiri dari dua atau tiga penulis, maka dalam
penulisannya hanya nama penulis pertama yang ditukar posisinya. Kemudian diikuti tanda
koma, penambahan kata “dan” serta penulisan nama penulis kedua dan ketiga. Apabila
terdiri dari banyak penulis, setelah nama penulis pertama yang dibalikkan ditambahkan
tanda koma dan kata “dkk”. Apabila tidak ditemukan nama penulisnya, maka ditulis nama
organisasinya, judulnya atau kata “Anonim” pada bagian penulisnya. Apabila bukunya
berasal dari buku terjemahan cukup mencantumkan nama penulis yang menjadi
penerjemahnya serta keterangan “(penerjemah)” setelah nama penulis penerjemahnya
tersebut. Apabila kita mengutip dua buku yang berbeda dari satu penulis yang sama, maka
cukup ditulis nama penulisnya pada buku yang pertama. Untuk buku yang selanjutnya
ditambahkan tanda garis (“__”)
Sumber Koran, Makalah atau Majalah
Apabila sumbernya berasal dari koran, makalah atau majalah, maka dicantumkan
juga nama majalah dan korannya, halamannya, dan tanggal. Format penulisannya ialah :
Nama penulis. Tahun. Judul (huruf miring). Tempat terbit: Nama koran, makalah atau
majalah. Tanggal, pp. (Nomor halaman).
Sumber Jurnal
Apabila sumbernya berasal dari jurnal, jurnal yang menjadi sumber acuan tersebut
harus memiliki nama penulis, judul karya, tahun terbit, nama jurnal, volume jurnal, nomor
jilid, dan halaman kutipan. Format penulisannya ialah :
Nama penulis. Tahun. “Judul” (huruf tegak dan menggunakan tanda petik). Nama jurnal
(huruf miring). Volume jurnal(Nomor jilid), (Nomor halaman).
Sumber Skripsi, Tesis atau Disertasi
Apabila sumbernya berasal dari skripsi, tesis atau disertasi, maka daftar pustakanya
tidak jauh berbeda dengan daftar pustaka dari sumber buku. Hanya saja bagian penerbit
diganti dengan nama universitas. Format penulisannya ialah :
Nama penulis. Tahun. “Judul skripsi, tesis atau disertasi” (huruf tegak dan menggunakan
tanda petik). Jenisnya apakah skripsi, tesis atau disertasi. Tempat terbit: Nama
universitas.
Sumber Kamus atau Ensiklopedia
Apabila sumbernya berasal dari kamus atau ensiklopedia, maka dicantumkan nama
penulis, tahun, judul karya, nama sumber kamus atau ensiklopedia, dan halaman. Format
penulisannya ialah :
Nama penulis. Tahun. Judul (huruf miring). Nama sumber kamus atau ensiklopedia:
Nomor halaman.
Sumber internet
Apabila sumbernya berasal dari internet, maka dicantumkan nama penulis, judul,
tahun, alamat website, dan tanggal akses. Format penulisannya ialah :
Nama penulis. Tahun. Judul (huruf miring). Alamat website. (Tanggal akses).
Ariman, Rasyid, dan Fahmi Raghib. 2016. Hukum Pidana. Malang: Setara Press.
Soekanto, Soerjono, dan Purnadi Purbacaraka. 1993. Sendi-Sendi Ilmu Hukum dan Tata
Hukum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Harun, Refly. 2009. “Memilih Sistem Pemilu dalam Periode Transisi”. Jurnal Konstitusi. 2(1),
79-96.
Listiana, Ana. 2013. “Pembatalan Pernikahan Karena Adanya Pemalsuan Identitas Suami
dalam Penikahan Poligami”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Pratiwi, Anggun. 2017. “Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Menjadi
Korban Tindak Pidana Eksploitasi Ekonomi oleh Dinas Pemerintah Kota Padang”. Skripsi.
Padang: Universitas Andalas.
3. Intisari Pemahaman
a. Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki secara harfiah merupakan catatan berupa penjelasan secara tertulis
mengenai suatu hal yang terletak pada kaki karangan. Catatan kaki juga dapat diartikan
sebagai daftar referensi berupa keterangan atau penjelasan khusus yang ditambahkan pada
bagian bawah halaman suatu karangan buku dan karya ilmiah serta menunjukkan sumber
informasi ataupun kutipan secara faktual yang terkandung dalam sebuah teks tersebut.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia catatan kaki ialah keterangan yang
dicantumkan di margin bawah halaman buku untuk menambahan rujukan uraian dari
naskah pokok. Catatan kaki berfungsi untuk memberikan penjelasan dari sumber asal suatu
bagian yang telah dikutip agar dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca. Catatan kaki ini
biasanya ditulis menggunakan huruf yang lebih kecil daripada huruf yang ada pada suatu
karangan dan setiap teks yang dijelaskan dalam suatu catatan kaki akan ditandai dengan
nomor kutipan. Catatan kaki memiliki unsur penting seperti nama penulis, judul karya, tahun
terbit, tempat terbit, penerbit, dan halaman kutipan.
b. Cara Membuat Catatan Kaki
Dalam pembuatannya catatan kaki dipisahkan oleh garis yang panjangnya empat
belas karakter dari margin sebelah kiri, diketik dalam satu spasi, diberikan nomor kutipan,
judul dicetak miring apabila diketik, nama penulis ditulis tanpa ditukar letaknya, penulisan
nama penulis tidak perlu mencantumkan gelar serta menggunakan istilah Ibid, Op.Cit, dan
Loc.Cit.. Ibid digunakan ketika catatan kaki yang satu dengan yang lainnya berasal dari
sumber yang sama, tanpa diselangi oleh catatan lain yang berasal dari sumber yang
berbeda, dan berada pada satu halaman yang sama. Op.Cit digunakan ketika catatan kaki
yang satu dengan yang lainnya berasal dari sumber yang sama, tetapi ditulis secara tidak
berurutan dan terletak pada halaman yang berbeda. Sedangkan Loc.Cit digunakan ketika
catatan kaki yang satu dengan yang lainnya berasal dari sumber yang sama, tetapi telah
disisipi atau diselangi oleh catatan kaki yang berasal dari sumber yang berbeda. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan dalam membuat catatan kaki yakni :
Sumber Buku
Apabila sumbernya berasal dari buku dan berasal dari satu penulis, maka dalam
penulisan nama penulisnya ditulis tanpa ditukar letak suku kata namanya. Apabila berasal
dari dua atau tiga penulis, maka dicantumkan kata “dan” diantara nama penulis pertama,
kedua, dan ketiganya. Apabila berasal dari banyak penulis, maka dicantumkan kata “dkk”.
Apabila kutipannya berasal dari buku terjemahan, maka setelah judul karya ditambahkan
bagian kata “Terj.” dan nama penerjemahnya. Format penulisannya ialah :
Nomor kutipan Nama penulis, Judul karya (huruf miring) (Tempat terbit: Penerbit, Tahun
terbit), hlm. (Nomor halaman).
Sumber Jurnal atau Makalah
Apabila sumbernya berasal dari Jurnal atau Makalah, maka judul karyanya
menggunakan tanda petik dan huruf miring serta mencantumkan sumber nama jurnal,
volume, nomor jilid, dan halaman kutipannya. Format penulisannya ialah :
Nomor kutipan Nama penulis, “Judul karya” (huruf miring dengan tanda petik), Nama
sumber jurnal Vol. (Nomor volume) No. (Nomor jilid), Tahun terbit, hlm. (Nomor
halaman).
Sumber Skripsi, Tesis atau Disertasi
Apabila sumbernya berasal dari skripsi, tesis atau disertasi, maka cara pembuatan
catatan kakinya tidak jauh beda dengan catatan kaki sumber buku. Hanya saja dicantumkan
juga jenis karya ilmiahnya dan pada bagian penerbit diganti dengan asal universitas. Format
penulisannya ialah :
Nomor kutipan Nama penulis, Jenis karya ilmiahnya: “Judul karya ilmiah” (Huruf miring
dan menggunakan tanda petik) (Tempat terbit: Asal universitas, Tahun terbit), hlm. (No).
Sumber Koran dan Majalah
Format penulisannya untuk koran ialah :
Nomor kutipan Nama penulis, “Judul karya” (huruf miring dengan tanda petik) (Sumber
kutipan, Tanggal terbit, hlm. (Nomor halaman).
Sedangkan untuk majalah ialah :
Nomor kutipan Nama penulis, “Judul karya” (huruf miring dengan tanda petik) (Penerbit,
Tempat terbit, Tahun terbit), hlm. (Nomor halaman).
Sumber Internet
Format penulisannya ialah :
Nomor kutipan Nama penulis, “Judul karya” (huruf miring dengan tanda petik) (URL Web,
Tanggal akses, Tahun, Waktu jika ada)
4. Contoh Catatan Kaki Bidang Studi Ilmu Hukum
30
Diana Halim Koentjoro, Hukum Administrasi Negara (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), hlm.
47.
49
W. Riawan Tjandra, Hukum Keuangan Negara (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hlm. 1–2.
14
Mochtar Kusumaatmadja, Masalah Lebar Laut Teritorial dalam Konferensi-Konferensi
Hukum Laut Jenewa (Bandung: Penerbitan Universitas, 1962), hlm. 270-271.
45
Kusumadi Pudjosewojo, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika,
2004), hlm. 86.
2
B. Poernomo, Asas-Asas Hukum Pidana (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992), hlm. 20–21.
59
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan
Kejahatan (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2001), hlm. 151.
68
Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), hlm. 247.
1
Reko Dwi Salfutra, “Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Filsafat Hukum”, Jurnal Hukum
Progresif Vol. 12 No. 2, Desember 2018, hlm. 17-30.
3
Sirman Dahwal, “Hubungan Hukum Keluarga dan Hukum Kewarisan Islam dalam
Masyarakat Modern Indonesia”, Jurnal Penelitian Hukum Vol. 28 No. 1, Januari 2019, hlm.
1-16.
4
Bustanul Arifin dan Lukman Santoso, “Perlindungan Perempuan Korban Kekerasan dalam
Rumah Tangga Perspektif Hukum Islam”, Jurnal Hukum dan Syariah Vol. 28 No. 2, 2016, hlm.
113-125.