Anda di halaman 1dari 112

INFEKSI TROPIK

Demam Dengue dan DBD


Penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue.
• Ditransmisikan oleh nyamuk Aedes
aegepty dan Aedes albopictus (betina)
yang tinggal pada air jernih.
• Transmisi dengan cara nyamuk menghisap
darah orang dengan dengue kemudian
nyamuk.
• Gejala umum :
• Demam
• Nyeri kepala
• Nyeri retroorbital
• Nyeri otot
• Nyeri sendi
PATOGENESIS

• Trombositopenia pada infeksi dengue


terjadi melalui mekanisme
1. Supresi sumsung tulang.
2. Destruksi dan pemendekan masa hidup
trombosit
3. Agregasi trombosit pada endotel yang
bocor

• Gambaran sumsung tulang pada fase awal


infeksi (<5 hari) menunjukan keadaan
hiposeluser dan supresi megakariosit.
Derajat Demam Berdarah Dengue
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
Demam Dengue Demam disertai 2 atau lebih tanda sakit kepala, • Leukopenia
nyeri retro-orbital, myalgia, arthralgia. • Trombositpoenia
(<150.000)
• Peningkatan hematokrit
(5-10%)
• Tidak ada tanda kebocoran
plasma.
DBD 1 Gejala diatas ditambah uji bendung positif 1. Trombositopenia
<100.000,
DBD 2 Gejala diatas ditambah perdarahan spontan 2. Peningkatan HCT ≥20%.

DBD 3 Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit


dingin, lembab, gelisah)
DBD 4 Syok berat disertai dengan tekanan darah dan
nadi tidak terukur.
Derajat 3 dan 4 disebut DSS
Pemeriksaan Lab

TES RUMPLE-LEED/TES TORNIKUET


• Pertahankan manset tensimeter pada
pertengahan systole dan diastole selama
5 menit.
(+) Positif apabila terdapat ≥ 10 ptekie/1
inch.

1. NS1 : antigen non struktural untuk replikasi virus


• Puncak deteksi NS1 : hari ke 2-3 (sensitivitas 75%), dan mulai tidak terdeteksi pada hari ke 5 dan 6.
2. Pemeriksaan IgG dan IgM
• Infek primer IgM (+) setelah hari ke 3-6 dan hilang dalam 2 bulan, IgG muncul mulai hari ke 12.
• IgG bertahan berbulan-bulan dan (+) seumur hidup maka diagnosis infeksi dapat dilihat dari titernya.
Tanda Bahaya db
• Nyeri perut hebat.
• Muntah persisten
• Akumulasi cairan secara
klinis
• Perdarahan pada mukosa
• Penurunan kesadaran EXPANDED Dengue syndrome
• Pembersaran hepar
Demam berdarah dengan manifestasi yang
• Peningkatan hematokrit unusual, yaitu adanya keterlibatan organ
diikuti penurunan trombosit
seperti hepar, ginjal, jantung dan otak.
secara cepat.
Tatalaksana
DSS
SOAL!
Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan
demam sejak 3 hari yang lalu disertai mual muntah terus menerus dan nyeri
seluruh tubuh dan sendi. Tanda vital PF TD 110/80 HR 100x/ment, RR
18x/menit T 38,5 C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri perut pada
LUQ. Lab AL 7000 NS1(+) AT 52000 hasil tes tonikuet (+). Diagnosis yang
tepat untuk pasien ini adalah …….
A. Dengue Fever
B. DHF grade I
C. DHF grade II
D. DHF grade III
E. DHF grade IV
MALARIA
• Spesies parasit malaria yang menginfeksi manusia: plasmodium falciparum, plasmodium vivax,
plasmodium malariae dan plasmodium ovale.
• Patogen : plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale, plasmodium malariae,
plasmodium knowlesi.
• Vektor : nyamuk Anopheles sp. (betina)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
TANDA DAN GEJALA
Gejala berupa : menggigil →
demam tinggi → berkeringat
• Preparat darah tebal dan tipis
Pemeriksaan darah tebal digunakan untuk mengetahui
RIME-AKME-SUDORIS
ada atau tidaknya parasit. Sedangkan preparat darah tipis
• Riwayat sakit malaria
digunakan untuk mengetahui spesies dan stadium
• Riwayat berkunjung ke daerah
malaria.
endemis
• Riwayat tinggal di daerah • Rapid test malaria
endemis malaria Dengan deteksi antigen malaria metoda
imunokromatografi.
MALARIA FALCIPARUM
Demam timbul intermitten dapat kontinyu, sering
menyebabkan malaria berat. Disebut juga malaria
tropikana

MALARIA VIVAX DAN OVALE


Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 2
hari. Malaria vivax dapat menjadi berat. Disebut juga
malaria tertiana.

MALARIA MALARIAE
Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 3
hari. Disebut juga malaria kuartana
Plasmodium Vivax

Masa Inkubasi 12-17 hari


Eritosit Lebih besar, pucat
Tanda khas Schuffner dots
Bentuk stadium Ameboid, ring
trofozoit

Bentuk skizont -
Bentuk stadium Sferis
gametosit
Plasmodium Ovale

Masa Inkubasi 12-17 hari


Eritosit Lebih besar, oval,
fimbriated

Tanda khas Schuffner dots


Bentuk stadium
trofozoit

Bentuk skizont
Bentuk stadium Sferis
gametosit
Plasmodium Malariae

Masa Inkubasi 18-40 hari


Eritosit Normal
Tanda khas Ziemann’s dot
Bentuk stadium Band (pita),
trofozoit rectangular, basket
form

Bentuk skizont
Bentuk stadium Sferis
gametosit
Plasmodium Falciparum

Masa Inkubasi 9-14 hari


Eritosit Normal
Tanda khas Maurer dot
Bentuk stadium Cincin (ringform),
trofozoit accole ring
Bentuk skizont
Bentuk stadium Bulan sabit, pisang,
gametosit sosis

Pada apusan darah tebal : starry-


sky pattern
Malaria Berat (WHO 2015) GAMBARAN LABORATORIUM
1. Hipoglikemia (GD <40 mg%)
Ditemukannya Plasmodium falciparum stadium 2. Asidosis metabolik
aseksual dengan minimal SALAH SATU tanda 3. Anemia berat (Hb<7 atau Hct <15%).
klinis atau lab berikut: 4. Hiperparasitemia (parasite >100.000, >2%
eritrosit).
GEJALA KLINIS 5. Hipoglikemia (asam laktat >5 mmol/L)
1. Perubahan kesadaran (GCS<11) 6. Hemoglobinuria
2. Kelemahan otot 7. Gangguan fungsi ginjal (SCr > 3mg%)
3. Kejang berulang, >2 episode dalam 24 jam.
4. Distres pernafasan.
5. Gagal sirkulasi atau syok, CRT >3 detik.
6. Jaundice
7. Hemoglobinuria
8. Perdarahan spontan abnormal
9. Edema Paru
Terapi Malaria Tanpa Komplikasi
Lini Pertama (1st line) Lini Kedua (2nd line)

Malaria Falsiparum ACT (3 hari) + Primakuin Kina (Quinine) + Primakuin +


(dosis tunggal) (Doksisiklin/ Tetrasiklin)
Malaria Malariae ACT (3 hari) Kina (Quinine) + Primakuin +
(Doksisiklin/ Tetrasiklin)
Malaria Vivax / Ovale ACT (3 hari) + Primakuin (14 hari) Kina + Primakuin
RELAPS ACT (3hari) + Primakuin (14 hari,
dosis ditingkatkan)
Hamil trimester 1-3 Trimerster 1 : kina + klindamisin (P. falciparum) dan kina saja (P vivax, ovale,
malariae). Trimester 2/3 : ACT saja
ACT : ARTEMISININ-BASED COMBINATION THERAPY.
Contoh: dihidroartemisinin + piperakuin (DHP) atau artesunat + amodiakuin
Tatalaksana Malaria
Berat
PROFILAKSIS
A. Doksisiklin 1 x 100 mg /hari, diminum 2 hari sebelum masuk daerah endemis hingga
4 minggu setelah keluar, kontraindikasi ibu hamil dan anak < 8tahun.
B. Mefloquine 250 mg , diminum 2 minggu sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
keluar, diminum 1x per minggu, cocok untuk trip durasi lama. Boleh untuk ibu hamil
dan anak < 8 tahun. Kontraindikasi: area resisten, seizure, cardiac conduction disorder,
major psychiatric disorder (depresi, anxiety, skizofrenia dll)
C. Atoquine/prog uanil 250/100mg 1 x 1 tab, diminum 1-2hari sebelum berangkat
sampai 7 hari setelah keluar, diminum 1tab/hari. KI : ibu hamil, ibu menyusui, anak <
5 tahun, dan gangguan ginjal berat.
SOAL!
Tuan Amir Hamzah, 45 tahun datang ke puskesmas ingin berkonsultasi karena akan pergi ke
Lembah baliem Papua. Dia akan pergi dalam 2 minggu sejak hari ini dan akan tinggal selama
sebulan. Akan tetapi pasien sedikit takut karena daerah tersebut rawan akan penyakit
malaria dan pasien tidak ingin jatuh sakit. Profilaksis yang tepat diberikan adalah ?
A. Primakuin 0,24/mg/kgbb, 1 minggu sebelum berangkat sampai dengan 1 minggu setelah
kembali
B. Piperakuin 4 mg, 1 minggu sebelum berangkat sampai 2 minggu setelah kembali
C. Kina 10 mg/kgbb , 4 hari sebelum berangkat sampai dengan 4 minggu setelab kembali
D. Chloroquin 500 mg setiap hari, 1 minggu sebelum berangkat sampai 4 minggu setelah
kembali
E. Doksisiklin 100 mg setiap hari, 1-2 hari sebelum berangkat sampai dengan 4 minggu

SOAL TRY OUT AIPKI BATCH IV REGIO IV 2020


SOAL!
Seorang laki laki berusia 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien mengatakan demam naik turun setiap 3 hari sekali. Demam diawali dengan
menggigil, lalu pasien berkeringat hebat. Tanda vital TD 110/70 HR 100x/menit dan T 38
C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan CA (+/+) dan splenomegaly. Dokter melakukan
pemeriksaan apusan darah tipis ditemukan gambaran schizont rosett. Kemungkinan
etiologi pada pasien ini adalah …….
A. Plasmodium ovale
B. Plasmodium vivax
C. Plasmodium falciparum
D. Plasmodium malariae
E. Plasmodium knowlesi
Weil disease merupakan bentuk berat dari
leptospirosis yang ditandai oleh demam,
ikterus, gagal ginjal akut, syok refrakter dan
perdarahan (terutama paru).

Leptospira Interrogans
Banyak terdapat pada urin
pengerat (tikus)
ANAMNESIS
TANDA dan GEJALA • Riwayat paparan dengan urin serta air, tanah atau makanan
yang terkontaminasi urin dari hewan yang terinfeksi.
• Demam yang muncul mendadak dan bersifat bifasik yaitu
demam remiten tinggi pada fase awal leptospiremia (3-10
hari) kemudian demam turun dan muncul saat fase imun.

TANDA dan GEJALA


• Demam
• Conjuctival suffusion
• Bradikardi
• Nyeri tekan otot, terutama betis dan daerah lumbal
• Ronkhi pada auskultasi paru
• Ikterus
• Meningismus, hipo atau arefleksia terutama pada tungkai

Conjunctival Suffussion
Pemeriksan Penunjang
Perjalanan Penyakit Leptospira :
• Kultur darah (fase I)
• Kultur urin (fase II)
• Mikroskop medan gelap.
Imunologic
• Microscopic agglutination test (MAT) →
pemeriksaan penunjang GOLD STANDARD
• Lepto dipstick, lepto lateral flow, lepto dridot

Leptospirosis Ringan :
• Doksisiklin 2x100 mg PO 7 hari
• Amoxcicilin 4x500 mg PO
• Ampicilin 4x500-750 mg selama 7 hari
• Pada ibu hamil hindari doksisiklin.
Leptospirosis sedang-berat :
• Pencilin G intravena 1,5 juta unit/6 jam selama 7 hari.
• Ceftriaxone intravena 1 gr/24 jam selama 7 hari
• Doksisiklin intravena 100 mg/12 jam selama 7 hari
SOAL!
Seoranng laki laki 35 tahun datang ke praktek anda dengan keluhan demam terus menerus
sudah hampir 1 minggu ini , pasien juga mengeluhkan badannya pegal pegal dan nafsu
makannya menurun karena pasien mual . Riwayat digigit binatang disangkal tetapi rumah
pasien terletak dekat dengan kebun dan persawahan dan baru baru ini terjadi banjir. Pada
pemeriksan fisik didapatkan TD 100/80 HR 100 x/menit RR 20 x/menit HR 100 x/menit
terdapat conjungtival suffusion(+) dan sklera ikterik serta hepatomegaly . Pemeriksaan
penunjang GOLD STANDARD yang dapat mendiagnosis kondisi pasien pada saat ini adalah
a. Pemeriksaan apusan darah tepi
b. Kultur darah
c. MAT
d. Kultur feses
e. Pemeriksaan darah rutin
SOAL TRY OUT AIPKI BATCH IV REGIO IV 2020
Demam Tifoid Salmonella typhi atau salmonella paratyphi.

Bakteri gram (-), berflagel, dan tidak berspora. S typhi


mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O, antigen
H dan antigen Vi
MINGGU POLA DEMAM

1 Step-ladder

2 Continous

3 Pola berat, terjadi


perforasi

A. Komplikasi : sering terjadi di minggu ke-3 demam


1. Perforasi usus : datang dengan defans muskular.
2. Meningitis tifosa : penurunan kesadaran
3. Hepatitis dan cholecystitis typhosa → VF merupakan
tempat tinggal dari salmonella sp.
4. Perdarahan usus.
B. Tifoid toksik
C. Tifoid Karier
Salmonella (+) dalam feses pasien selama 1 tahun, tanpa gejala
klinis
Pemeriksaan Penunjang
LAB RUTIN : Leukopenia, limfositosis relative, monositosis, trombositopenia ringan.
Diakibatkan oleh depresi sumsum tulang.
• WIDAL : mendeteksi antigen O(somatic) dan
H(flagella), dilakukan pada akhir minggu 1, positif
apabila kenaikan titer 4x/ titer O 1:320
• TUBEX TF : deteksi IgM terhadap antigen 09, nilai
≥4 positif demam tifoid, ≥6 indikasi kuat tifoid, 3 :
borderline.
Antibiotik pada tifoid
FLOROQUINOLONE
• Antibiotik LINI PERTAMA pada dewasa
• Ciprofloxacin 2x500 mg, ofloxacin 2x400 mg,
norfloxacin 2x400 mg selama 7-14 hari.
CHLORAMPHENICOL
• Dosis 50-100 mg/kgBB/hari dibagi 4 dosis selama
14 hari.
• Efek samping → tidak boleh diberikan apabila
leukosit <2000
IBU HAMIL
• Amoxcicilin CEPHALOSPORIN GEN 3
• Berikan sefotaksim 200 mg/kgBB IV per 24 • Terapi lini kedua, pada kondisi seperti MDR S.typhi,
jam dibagi menjadi 3-4 dosis quinolone-resistant, nalidixic acid resistant
• seftriakson 100 mg/kgBB IV per 24 jam
(maksimal 4 g/24 jam) dibagi menjadi 1-2
• Ceftriaxone 3-4 gr/hari (3-5 hari), cefixime 20
dosis. mg/kgBB/hari (7-14 hari)
HIV dan AIDS

Infeksi HIV/AIDS dapat terjadi pada seluruh stadium, yaitu :


• Serokonversi : infeksi dengan HIV, mulai terbentuknya antibody HIV.
• Asimptomatik : tidak terdapat tanda dan gejala HIV, belum terdapat supresi sistem imun
• Simptomatik : terdapat tanda dan gejala infeksi HIV, sudah terdapat supresi sistem imun.
• AIDS : terdapat infeksi opportunistik, stadium end-stage.
SOAL!
Seorang laki laki berusia 40 tahun datang ke praktik dokter umum dengan
keluhan demam sejak 10 hari yang lalu. Saat ini demam mulai berlangsung
terus menerus. Keluhan disertai sulit BAB selama 7 hari. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan GCS 15, TD 120/80 mmHg, Nadi 70x/menit, nafas
20x/menit, suhu 39oC. Lidah kotor (+), nyeri tekan LLQ. Komplikasi yang
mungkin terjadi pada pasien ini adalah …….
A. Hepatitis akut fulminan
B. Acute Kidney Injury
C. Perforasi intestinal
D. Crohn Disease
E. Diverticulitis
Stadium HIV
Stadium 1 Stadium 2 Stadium 3 Stadium 4
• Tidak ada gejala • Penurunan berat badan • Penurunan BB > 10% dari BB • Wasting HIV
• Limfadenopati < 10% dari BB sebelumnya. • Pneumonia pneucystis
generalisata sebelumnya. • Diare kronis tanpa sebab jelas jirovecii
• Infeksi saluran nafas >1 bulan. • Kandidiasis esofageal,
• Demam intermitten atau trakea dapat sampai
berulang. menetap selama >1 bulan. paru.
• Herpes zoster. • Candidiasis mulut • TB ekstraparu
• Ulkus mulut berulang • Oral hairy leukoplakia • Sarkoma Kaposi
• Dermatitis seborrhoik • TB paru • Toxoplasmosis
• Infeksi bakteri parah • Kriptokokosis
(meningitis, empyema, • Limfoma serebral atau
bakteremia) non hodgkin
• Anemia (<8), neutropenia
(<500) dan trombositopenia
(<50.000)
Pneumocystis jirovecii

Cryptococcus Neoformans
Dengan tinta china Tuberkuloma dan Toxoplasmosis Cerebri
Pelayanan HIV dan AIDS
VCT PPCT PITC CST
• Adalah tes individu Merupakan pelayanan Merupakan layanan Merupakan layanan
dengan sukarela untuk yang dikhususkan pemeriksaan darah untuk terkait dengan pemberian
mengetahui status HIV terhadap orangtua yang mengetahui status HIV dukungan kepada orang
seseorang. terinfeksi HIV. Setiap seseorang berdasarkan yang telah berstatus HIV.
• Tes ini pemeriksaan orangtua, terutama ibu pada inisiatif atau Pelayanan ini akan terjadi
laboratorium secara hamil, yang berstatus HIV rekomendasi dari petugas setelah seseorang melalui
sukarela yang harus positif, menjadi perhatian kesehatan dan pasien proses tes darah atau
disertai konseling. dari pelayanan ini menerima saran tersebut. ketika seseorang yang
telah menerima status
HIV.
Deteksi Antibodi HIV
• Contoh : Rapid Test, ELISA, Western Blot
• Pilihan utama (rekomendasi WHO) untuk screening =
Rapid Test
Deteksi Viral Load
• Deteksi viral replication rate, contoh : PCR.
• Bisa dipakai untuk screening bayi baru lahir.
CD4 : Untuk menentukan dimulainya terapi ARV (CD<350)

TEST ANTIBODI HIV


• 3 strategi (3 pemeriksaan).
• Didahului dengan konseling pra-tes dan informasi.
• Ketiga tes tersebut dapat menggunakan reagen tes
cepat (rapid test) atau ELISA.
• Pemeriksaan pertama (A1) harus menggunakan tes
dengan sensivitias tinggi (>99%).
• Pemeriksaan selanjutnya (A2 dan A3) menggunakan
tes dengan spesifisitas tinggi (>99%).
INTERPRETASI HASIL TINDAK LANJUT

• Hasil A1 reaktif, A2 Positif Rujuk ke pengobatan HIV


reaktif, A3 reaktif
• Bila hasil A1 non reaktif Negatif • Bila hasil (-) dan beresiko cek lagi minimal 3, 6 dan 12
• Bila hasil A1 reaktif tapi bulan dari pemeriksaan pertama.
pada pengulangan A1 • Bila hasil negatif dan tidak beresiko dianjurkan
dan A2 non reaktif. perilaku sehat.
• Bila salah satu reaktif
tapi tidak berisiko
• Bila dua hasil reaktif Indeterminate • Tes perlu diulang 2 minggu dari pemeriksaan
• Bila hanya 1 tes reaktif pertama.
tapi beresiko atau • Bila hasil tetap indeterminate, lanjut PCR
pasangan beresiko • Bila tidak ada akses ke pemeriksaan PCR, rapid tes
diulang 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan dari
pemeriksaan pertama.
Indikasi Terapi ARV
• Semua pasien dengan stadium 3 dan 4, berapapun jumlah CD4.
• Semua pasien dengan CD4 <350 sel/ml, apapun stadium klinisnya.
• Semua pasien dibawah ini apapun stadium klinisnya dan berapapun jumlah CD4:
• Semua pasien ko-infeksi TB (kotak merah)
• Semua pasien ko-infeksi Hepatitis B Virus (HBV)
• Semua ibu hamil
• ODHA yang memiliki pasangan dengan status HIV negatif
• Populasi kunci (penasun, waria, LSL, WPS)
• Semua anak < 5 tahun tanpa melihat stadium klinis WHO dan berapapun jumlah CD4+

• Pengobatan TB harus dimulai lebih dahulu dilanjutARV diberikan dalam 2-8 minggu sejak mulai obat TB.
• Pada ODHA + TB dengan CD4 < 50 sel/mm3, ARV harus dimulai dalam 2 minggu pasca pengobatan TB
• Untuk ODHA + TB dengan meningitis kriptokokus, ARV dimulai setelah 5 minggu pengobatan kriptokokus
Anjuran Tatalaksana HIV Pada Dewasa
(>5 tahun, ibu hamil dan menyusui, ODHA ko-infeksi hepatitis B, dan ODHA dengan TB)
ARV Lini Pertama untuk Dewasa
Paduan pilihan TDFa + 3TC (atau FTC) + EFV dalam bentuk KDTc
Paduan alternatif AZTb + 3TC + EFV (atau NVP)
TDFa + 3TC (atau FTC) + NVP

a. Jangan memulai TDF jika creatine clearance test (CCT) hitung <50 mL/menit, atau pada kasus diabetes lama,
hipertensi tak terkontrol, dan gagal ginjal.
b. Jangan memulai dengan AZT jika Hb <10 g/dL sebelum terapi.
c. Kombinasi 3 dosis tetap (KDT) yang tersedia: TDF + 3TC + EFV (300 mg/150 mg/600 mg).
NRTI NNRTI
(Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) (Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor)

• AZT : Zidovudine (100 mg) • EFV : Efavirenz (200 mg dan 600 mg)
• 3TC : Lamivudine (150 mg) • NVP : nevirapine (200 mg)
• TDF : Tenofovir (300 mg)
• FTC : Emtricitabine
SOAL!
Seorang laki laki berusia 25 tahun datang dengan keluhan demam selama 4
minggu terakhir, dan diare yang tak kunjung sembuh. Pasien juga mengeluhkan
berat badanya turun dari 56 kg menjadi 45 kg dalam 1 bulan terakhir. Dokter
melakukan PITC, karena menduga pasien terkena HIV. Dengan hasil reaktif pada 3
pemeriksaan. Dokter memulai pemberian ARV dan obat profilaksis untuk
mencegah infeksi paru oportunis. Profilaksis yang diberikan adalah ……
A. Pirimethamin/Sulfasalazine
B. Trimetroprim
C. Cotrimoxazole
D. Rifampicin
E. Zidovudine
TETANUS
©
• Clostridium tetani (basil gram (+) anaerob berspora).
• Toksin : tetanolisin, tetanospasmin.
Manifestasi Klinis
Tetanus Generalisata Tetanus Lokal
• Paling sering • Paling ringan
• Hipertonus otot, spasme, trismus. • Rasa kaku, kencang, nyeri otot di
• Kaku di leher, bahu, ekstremitas (ekstensi) sekitar luka.
• Dapat menjadi generalisata

Tetanus Sefalik
• Biasa terjadi setelah ada luka atau
wajah.
• Kelemahan dan paralisis otot wajah.
• Spasme otot wajah, spasme lidah,
spasme tenggorokan → dysarthria,
disfonia, disfagia
* Ya, jika >10 tahun
** Ya jika > 5 tahun
Tatalaksana Umum
• Perawatan di ruang isolasi (gelap dan tenang)
• Hindari stimulus taktil atau suara pada pasien
• Pembersihan dan debridemen luka kotor
• Diet tinggi kalori tinggi protein

ANTI-TETANUS
• Human tetanus immunoglobulin (TIG) 3000-6000 U (IM) single dose.
• Anti Tetanus Serum (ATS) 50.000 U (IM) diikuti 50.000U (infus lambat) → skin test
ANTIBIOTIK
• Metronidazole 500 mg/6-8 jam (IV) selama 7-10 hari atau
• Penicilin G 2-4 juta unit/ 4-6 jam (IV) selama 7-10 hari atau
ANTI-KEJANG
• Benzodiazepine : diazepam 5 mg (IV) atau lorazepam 2 mg (IV), dinaikkan bertahap
• Bila pasien kejang, berikan diazepam 0,5 mg/kg/kali (IV bolus lambat) dengan dosis optimum 10
mg/kali tiap kejang. Kemudian diiikuti diazepam per oral 0,5 mg/kg/kali tiap 4.
SOAL!
Seorang pria 30 tahun datang dengan keluhan mulut tidak bisa membuka disertai
seluruh tubuh kaku-kaku. Pasien juga mengeluhkan demam dan sebelumnya memiliki
luka robek pada kaki akibat terkena arit. Pasien disarankan rawat inap dan diberikan
terapi sebagai berikut, kecuali :
a. Pasien dirawat di ruang isolasi yang gelap dan tenang
b. Debridemen dan GV Vulnus
c. Diet TKTP
d. Metronidazole 500 mg / 8 jam IV
e. HTIG 50.000 U (IM) diikuti 50.000 infus lambat
PARASITOLOGI
NEMATODA

ENTEROBIUS VERMICULARIS TRICHURIS TRICHIURA


“Pani D Graham”
3T
• Pruritus ANI
• Bentuk telur seperti huruf D • Tempayan
• Graham scoth tape • Turun (prolapse recti)

ASCARIS LUMBRICOIDES ANCYLOSTOMA DUODENALE DAN


• Telur bulat 3 lapis NECATOR AMERICANUS
• Illeus obstruktif
• Sindroma Loeffler (IgE- • Dinding tipis, telur jernih/bening.
• Anemia
eosinophilic) • Harada Mori Test
Ascaris Lumbricoides

Terlur terdiri dari 3 lapis yaitu :


albuminoid, hialin dan vitelina

• Albendazole (lini pertama) : 400


mg PO dosis tunggal.
• Mebendazole 500 mg PO SD, atau
2x100 mg selama 3 hari.
• Pirantel pamoat : 10 mg/kg dosis
tunggal.
Nekatoriasis (Cacing Tambang)

Menyebabkan “Ground Itch”


Terapi :
• Albendazole 400 mg PO SD
• Mebendazole : 2x100 mg 3 hari.
• Pirantel pamoat 10 mg/kg dan
sulfas ferosus.
Trichuris Trichiura/Cacing cambuk
• Berbentuk seperti tempayan, tong anggur (barrel shape)
atau lemon shape, ukuran 50 x 23 mikron, pada kedua
ujungnya terdapat dua buah mucoid plug (sumbat yang
jernih)
• Cacing berbentuk seperti cambuk, 3/5 bagian depan kecil,
bagian belakang lebar.

TATALAKSANA
• Albendazole 1x400 mg selama 3 hari
• Mebendazole 2x100 mg selama 3
hari atau 500 mg dosis tunggal.
Enterobius (Oxyuris) Vermicularis
• Gatal di sekitar dubur (pada malam hari pada
saat cacing betina meletakkan telurnya)
• Terjadi autoinfeksi
• PP : perianal swab dengan scotch tape

Terapi :
• Piperazin 1x2,25-3 gram 7 hari
• P Pamoat 10 mg/kgBB
• Mebendazole 100 mg PO
• Albendazole 400 mg SD, diulang dalam 2 minggu.
Strongiloides Stercoralis

Strongyloides Stercoralis/Cacing Benang


Telur menetas-larva rabditiform-larva filariform – menembus kulit – vena-
jantung-paru-trakea-laring-batuk-usus halus-dewasa.

Pada umumnya didahului


oleh
• Infeksi HTLV-1 • Albendazole 1x400 mg selama 3 hari.
• Steroid,
immunosuppressive • Mebendazole 3x100 mg selama 2/4 minggu
• Transplantasi organ
Cestoda : Proglottid & Scolex
Taeniasis (Cacing Pita)
• Taenia “SAPINATA” →
pada SAPI
• Berarti solium pada
“babi”

3-13 (solium)

13-30 saginata
Neurosistiserkosis yang disebabkan oleh Taenia Solium

Tatalaksana :
• Taeniasis : prazikuantel 10 mg/kgBB SD
• PPK :
• Albendazole 400 mg, 3 hari
Telur bulat, dinding tebal, • Mebendazole 3 x100mg, selama 2-4 minggu
struktur radial, berisi embrio • Sistiserkosis : prazikuantel/albendazole/bedah.

• Jika telur Taenia sp. Tertelan→ muncul sistiserkosis di otot, mata hingga otak → diagnosis
menjadi sistiserkosis, neurosistiserkosis terjadi pada taenia solium.
• Jika daging yang mengandung sistiserkus tertelan → cacing dewasa dalam usus → diagnosis
menjadi taeniasis.
• Telur punya SPINA
TERMINALIS / LATERAL
“KNOB” → Schistosoma
• Telur BESAR BEROPERCULUM
→ Fasciola hepatica /
fasciolopsis buski
Schisostomiasis/Bilharziasis Trematoda Darah
Empat (4) “S”
• Schisostoma
• Spina Terminalis
• Serkaria
• Swimmer itch

Katayama Fever
“Acute
Schistostomiasis”
TELUR SCHISOSTOMA sp. Terapi :
• S. HaemaTobium : spina Terminal. • Prazikuantel (S. haematobium, S.mansoni
• S. Mansoni : spina Minggir (di pinggir) 40 mg/kg dibagi 2 dosis; S. Japonicum 60
• S. Japonicum : spina terminal kecil (rudimenter). mg/kg dibagi 3 dosis).
SOAL!
Seorang anak 8 tahun dibawa ibunya ke RS karena batuk sejak 5 hari terakhir. Batuk kadang berdahak disertai dengan
demam tapi tidak tinggi. Seminggu sebelumnya anak mengalami gatal gatal di punggung kakinya, tetapi sekarang
sudah sembuh. Tanda vital HR 95x, RR 28x, dan suhu 37,80C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya ronki kasar
pada kedua paru, wheezing (-). Dokter mendiagnosis sebagai pneumonia dan melakukan pemeriksaan darah rutin
dan sputum. Pada darah rutin ditemukan leukositosis dengan eosinophilia dan pada sputum ditemukan :

Tatalaksana yang tepat untuk anak tersebut adalah ……


A. Dietilkarbamazin 6mg/kgBB dalam 3 dosis selama 12 hari

B. Prazikuantel 20mg/kgBB selama 3 hari

C. Albendazol 400 mg single dose


D. Pirantel pamoat 10mg/kgBB selama 3 hari
E. Ivermectin 0,2mg/kgBB selama 2 hari
SOAL!
Seorang perempuan berusia 38 tahun dibawa keluarganya ke IGD RS karena
mengalami penurunan kesadaran, setelah sebelumnya kejang di rumah.. Pasien
bekerja sebagai peternak babi. Pada pemeriksaan fisik GCS 432, TD 100/70mmHg
HR 100x/menit RR 16x/menit T 37,8 C. Kaku kuduk (-), reflex patologis (-). Pada
pemeriksaan CT Scan tampak edema dan ring enhancement multiple.
Kemungkinan diagnosis dan etiologi kasus ini adalah ….
A. Neurocysticercosis dan Taenia saginata
B. Neurocysticercosis dan Taenia solium
C. Malaria cerebral dan Plasmodium falciparum
D. Tetanus dan Clostridum tetani
E. Echinococcosis dan Echinococcus granulosum
Filariasis
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria, yang
menyebabkan gangguan pada kelenjar dan saluran limfe.

1. Wuchereria bancrofti : dapat ditularkan oleh nyamuk


anopheles, culex dan aedes.
2. Brugia malayi : dapat ditularkan oleh anopheles barbitrostis
dan mansonia spp.
3. Brugia timori : dapat ditularkan oleh anopheles barbitrosis
PROFILAKSIS
• DEC 6 mg/kgBB single dose dan albendazole 400 mg SD per tahun
• Atau Ivermectin 150-200 mcg/kg/SD dan albendazole 400 mg SD per tahun
SOAL!
Seorang pria berusia 34 tahun datang ke UGD dengan keluhan bengkak pada
kaki kanan sejak 1 bulan. Keluhan disertai kencing yang berwarna putih.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Status lokalis skrotum tambak
membesar dengan transluminasi (+). Dokter melakukan pengambilan
sampel untuk apusan darah. Kemungkinan organisme yang akan ditemukan
adalah ……
A. Brugia malayi
B. Brugia timori
C. Wuchereria bancrofti
D. Mansonella streptocerca
E. Onchocerca volvulus
HEMATOLOGI
ANEMIA
KONDISI Nilai Normal

Perempuan <12 gr/dL


menstruasi

Trimester 1 dan 3 <11 g/dL

Trimester 2 <11 g/dL


MORFOLOGI DARAH TEPI
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Pendekatan Diagnosis
• Anamnesis
Gejala klinis bervariasi tergantung beratnya dan lamanya anemia. Berupa lemah dan lelah, sakit kepala, light-
headedness, kesemutan, rambut rontok, restless leg, dan gejala angina pektoris pada kasus berat. Gejala khas
yaitu adanya glossitis, disfagia, pica, koilonychia, (spoon nail), disfagia, pica jarang ditemukan.
• Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak lemah dan pucat (anemis), disertai takikardia, adalah glossitis (lidah warna merah permukaan
licin), stomatitis, angular cheilits, koilonichya. Splenomegali mengindikasikan adanya penyebab defisiensi besi
lainya.

Atrofi Papil Koilonichia Angular cheilitis


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Retikulosit normal atau menurun.
Morfologi : mikrositik hipokrom
Sediaan darah tepi : anisositosis
Besi serum : menurun

Anisositosis, poikilositosis dan pencil cell


TATALAKSANA
Mulai Terapi

Gejala Klinis

Dosis Terapi Retikulosit  4-7 hari


• Dosis : 3-6 mg besi elemental/kgBB/hari
• Target Hb : meningkat 1 gr/dL dalam 2-3
minggu. Hemoglobin  2 minggu
• Terapi besi oral tetap dilanjutkan hingga usia
3-4 bulan.
Hemoglobin
• Besi parenteral : untuk malabsorbsi, normal
4-10
minggu
intoleransi terhadap preparat oral, dan
butuh dalam jumlah banyak.
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Perbedaan Vitamin B12 dan B9
ETIOLOGI B12
• Kurangnya pasokan vitamin B12
dan atau asam folat dari makanan.
• Akloridia, defisiensi faktor intrinsic
(anemia pernisiosa, gastrektomi)
• Celiac disease
• Pankreatitis kronis dll

ETIOLOGI B9
• Kekurangan asupan
• Alkoholisme
• Peningkatan kebutuhan :
kehamilan, sirosis, bayi dll.
• Reseksi usus dan jejunum.
Pemeriksaan Penunjang
• Dari MCV > 100 fL dan dari kadar Hb
yang rendah.
• Tes Schilling untuk mengukur kadar DEFISIENSI ASAM FOLAT
vitamin B12.
• Pemeriksaan gambaran darah tepi • Asam folat 1-5 mg/hari selama 1-4 bulan.
• Pemeriksaan kadar asam folat • Dosis 1 mg/hari biasanya efektif sudah cukup efektif.
intrasel darah merah dan pada
serum.
DEFISIENSI ASAM B12

• Vitamin B12 parenteral (IM atau SC) 1 mg/hari selama 1


minggu.
• Dilanjutkan dengan 1 mg/minggu selama 4 minggu, lalu 1
mg/bulan.
• Sediaan oral kurang efektif apabila terdapat gangguan
absorpsi vitamin B12 di gastrointestinal.
Hipersegmentasi neutrofil
Anemia Hemolitik
INTRAVASKULAR EKSTRAVASKULAR
• Microangiopati (MAHA) • Kelainan intrinsic RBC : Hemoglobinopati (sickle cell,
• ABO mismatch transfuse thalassemia), membrane defek : sferosit, defisiensi
• Paroksisimal cold hemoglobinuria enzyme G6PD.
• Infeksi • Extracorpuscular defect : autimun, obat-obatam,
• Snake bites penyakit hepar, toxin.

Curiga Hemolitik :
• Klinis : anemia, ikterik, hepatosplenomegali.
• Lab : Retikulosit ↑, Bilirubin total ↑ dengan dominasi
bilirubin indirek ↑(Ikterik pre-hepatal).
1. Anemia Hemolitik : Defek intrinsik
Mekanisme Contoh
Defisiensi Enzyme G6PD, piruvat kinase defisiensi
Hemoglobinopati Sickle cell, thalassemia
Defek membran Sferositosis herediter.

DEFISIENSI G6PD
Hemoglobinopati
A. Thalasemia

Mentzer Index
Untuk membedakan
thalassemia dan anemia
defisiensi besi
MI : MCV/RBC Count
<13 : Thalassemia
>13 : Anemia defisiensi besi
Thalasemia
• Diturunkan secara autosomal resesif
• Merupakan defek sintesis rantai globin
• Secara fenotip :
• Mayor : transfusion dependent
• Intermedia : gejala klinis ringan
• Minor atau trait (asimptomatik)
• Secara genotip : Facies cooley Hair on end
• Alfa (kromosom 16)
• Beta → lebih berat (Kromosom 11)

Curiga thalassemia bila :


• Riwayat keluarga (+) Target Cell
• Tanda hemolisis (anemia, jaundice, splenomegali dan tear
usia dini) drop cell.
• Deformitas tulang
• MDT → Sel target (+), teardrop cell (+)
KELAINAN RANTAI JENIS THALLASEMIA CIRI KHAS

Beta Mayor • Simptomatik, anemia berat, transfuse seumur hidup,


hepatosplenomegaly, facies cooley.
Thalassemia Beta • Lab : anisositosis, poikilositosis, target cell, basophilic stippling
Beta Minor • Asimptomatik
• Lab : anemia ringan, mikrositik, sel target, tear drop cell
Hb Bart disease Defek 4 rantai beta → hydrops fetalis, IUFD

HbH disease • Hb dengan 4 rantai beta → Anemia hemolitik kronis, mikrositosis,


Thalassemia Alfa splenomegaly.
Alfa minor Asimptomatik, anemia ringan, terdapat target cell

THAL : Target cell, Howell Jolly bodies,


Anisocytosis, Low MCV (mikrositik)
Transfusi : PRC Iron chelating agent
Indikasi :
• Hb < 8
• Hb >8, bila keadaan umum kurang baik,
anorexia, gangguan aktivitas, gangguan
pertumbuhan, adanya splenomegaly,
perubahan pada tulang.

Pemberian dan kecepatan pemberian


• Diberikan sampai target Hb 12
• Bila Hb awal > 5, diberikan 10-15
ml/kgBB/kali dalam 2 jam atau 20
ml/kgBB/kali dalam 3-4 jam Deferiprox 75 mg/kg/hari dibagi 3 dosis PO
Defek Membran : Sferositosis Herediter

• Diturunkan secara
autosomal dominan.
• Sferositosis, berkurangnya
membrane surface area
terhadap volume cell.
• Akibat terganggunya proten
Sferosit
membrane (↓ spektrin) →
cytoskeleton instability • Test yang digunakan untuk mengurukur ketahanan sel
• 60% → chronic anemia, darah merah melalui osmotic stress yang dibuat oleh
jaundice dan splenomegaly. cairan hypotonic.
• Dapat dilakukan • Sel darah merah dimasukan dalam beberapa konsentrasi
pemeriksaan osmotic salin (Nacl).
• Semakin cepat terjadinya hemolisis, semakin tinggi
fragility test.
fragilitas dari RBC.
Anemia Hemolitik : Defek Intrinsik
Mekanisme Contoh
Autoimun Warm, cold
Mikroangiopati Katup prostetik dll
Infeksi Infeksi

Infeksi
• Malaria
• CMV, EBV
• Ricketsia
• Brucella
• Trypanosoma
Autoimmune Hemolitik Anemia

Spherocyte
Pada tipe warm

Agglutination
Yang Gendut selalu bikin anget! (IgG → warm) Pada tipe cold
TERAPI
Warm AIHA
• Kortikosteroid : 1-1,5 mg/kgBB per hari. Dalam 2
minggu akan menunjukan respon baik (retikulosit
meningkat, direk coomb positif lemah indirek
negatif). Nilai normal dan stabil akan dicapai pada
hari ke 30 sampai hari ke 90.
• Splenektomi : dilakukan bila terapi steroid tidak
adekuat atau tidak bisa dilakukan penurunan dosis
selama 3 bulan.
• Rituximab 100 mg per minggu selama 4 minggu.
• Imunosupressan : azatiophrin 50-200 mg/hari

Tipe Dingin
• Hindarkan dari udara dingin yang dapat memicu
hemolisis.

Transfusi menggunakan washed PRC


ANEMIA APLASTIK LAB Tanda Klinis
Anemia • 5L (lemah, letih, lesu, lalai,
• Penurunan dari produksi eritrosit, leukosit dan lupa)
trombosit (pansitopenia) yang disebabkan • Pucat, pusing, jantung,
berdebar-debar, penglihatan
oleh gangguan stem cell pada sumsum tulang. kabur.
• Etiologi : benzene (kutek), radiasi, obat- Trombositopenia • Perdarahan mukosa
obatan sitotoksik • Peradarah dibawah kulit
(memar)
Leukopenia • Rentan terhadap infeksi
• Demam
Gambaran histologis anemia TIDAK ADA LIMFADENOPATI
aplastik pada biopsi sumsum
tulang (GOLD STANDARD) TATALAKSANA
Gambaran hiposeluler,
banyak terisi lemak 1. Transfusi bila diperlukan
2. Marrow stimulants (androgenic hormon )
3. Marrow Transplantation
SOAL!
Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke poli anda dengan keluhan lemas. Pasien juga
mengeluh mual muntah dan nafsu makan menurun serta seluruh badan menguning Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 110/80 mmHg, HR 85x/mnt, RR 20x/mnt dan suhu
36,5 C . Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, ikterik, hepar teraba 4 cm
dibawah arcus costae dan terdapat murmur sistolik pada apex jantung . Pada pemeriksaan
Laboratorium didapatkan Hb 6, leukosit 5.600 MCV 85, MCH 30, apa kemungkinan diagnosis
pasien seperti diatas
a. Anemia hemolitik
b. Anemia penyakit kronis
c. Anemia aplastic
d. Anemia defisiensi besi
e. Anemia def asam folat
SOAL TRY OUT AIPKI BATCH IV REGIO IV 2020
POLISITEMIA
DIAGNOSIS POLISITEMIA VERA

3 KRITERIA MAYOR
ATAU 2 KRITERIA MAYOR YANG PERTAMA
+ 2 KRITERIA MINOR

TANDA dan GEJALA PEMERIKSAAN


PENJUNJANG
•Sakit kepala (48%)
• Complete Blood Count TATALAKSANA
•Telinga berdenging (43%) • Bone Marrow examination • Phlebotomi
•Mudah lelah (47%) • Arterial Blood Gas analysis
Gangguan Koagulasi
Abnormalitas Abnormalitas Gangguan pembekuan
Vaskuler trombosit
Bleeding time 
(Normal <10 min) + + -
Clotting time 
(Normal 4-10 min) - - +
APTT 
(N L 25-35 s) - - (+)
Faktor intrinski (VIII, IX, XI, XII)

PT 
(N : 11-13 s) - - +
Faktor ekstrinsik (VII tissue factor) dan common
pathway (II, V, X)

• Bleeding time : menilai fungsi hemostasis primer (aktivitas trombosit)


• Clotting time :menilai fungsi hemostasis sekunder (aktivitas faktor koagulasi) secara
umum
• INR (International Normalized Ratio) → bentuk standar internasional dari rasio PT,
digunakan untuk monitor terapi warfarin.
Immune Thrombocytopenic Purpura
ETIOLOGI
• Primer: dx eksklusi
• Sekunder: virus (HIV, HCV,
HBV, EBV), H. Pylori, ANA
• Anak: akut pasca infeksi
• Dewasa: kronik

Di soal UKMPPD, kita harus


mencari adanya riwayat infeksi
yang sudah sembuh, kemudian
diikuti oleh adanya trombositopeni
akibat adanya proses autoimun
HEMOFILIA
• Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah tersering, yang diturunkan dengan pola X-
Linked recessive baik A dan B.
• Jenis hemofilia :
• Hemofilia A : defisiensi factor VIII
• Hemofilia B : defisiensi factor IX (christmast disease)

DIAGNOSIS
• Riwayat perdarahan pada pria.
• Jumlah trombosit normal
• Bleeding time normal
• Clotting time memanjang
• PT : normal
• APTT : memanjang
Hemarthrosis spontan
TATALAKSANA
Von Wildeband Disease

Beberapa Test Untuk vWD :

• Test vWF antigen


• Test ritocetin menggunakan
antibiotika, apabila waktu
aglutinasi meningkat → vWD

Dosis desmopressin diberikan


sesuai dengan berat ringan atau
tindakan invasif yang akan
dilakukan
SOAL!
Seorang ibu membawa bayi laki lakinya usia 5 bulan, ke poli puskesmas karena adanya
memar pada lengan kiri bwah , lengan kanan tas dan tungkai bawah pasien. Kejadian ini
sudah berulang kali dialami pasien sejak lahir. Pada pemeriksaan penunjang didaptkan HB 9
G /DL , LEUKOSIT 9200 AT 550.000 BT normal CT memanjang PTT 60. Pasien di rawat inap
dan setelah diberikan terapi konsntrat factor VIII dilakukan pemeriksan darah ulang dan
PTT menjadi 25. Diagnosis pada pasien adalah
a. Hemofilia A Berat
b. Hemofilia A sedang
c. Hemofilia A ringan
d. Hemofilia B sedang
e. Hemofilia B berat

SOAL TRY OUT AIPKI BATCH IV REGIO IV 2020


SOAL!
Ny, annisa 25 tahun dibawa ke ugd dengan keluhan baru terkena gigtan ular pada 1/3
lengan bawahnya pada 2 hari yang lalu dan pasein mengaku merasa lemas dan nyeri pada
lengan bawahnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80hr 100x/meint RR 25
x/menit T 36 c status lokalis pada 1/3 lengan bawah terdapat bula dan edema di sekitar
tempat digigitnya ular, pemeriksaan laboratorium Hb 8,6, leukosit 14.000, trombosit 76.000,
D-dimer 3000. Diagnosis pada pasen adalah
a. ITP
b. DIC Akut
c. HSP
d. DIC kronik
e. Sepsis

SOAL TRY OUT AIPKI BATCH IV REGIO IV 2020


KEGANASAN HEMATOLOGI
LEUKIMIA
• Merupakan keganasan yang ditandai dengan ploriferasi sel hematopoietik
primordial
• Terdapat 4 jenis besar : Akut myeloid leukimia, acute lymphopblastic leukemia,
kronik myeloid leukemia dan kronik limfositik leukemia.

AML ALL CML CLL


Ciri Khas Auer rod Limfosit B Kromosom Smudge cell
monoklonal philadelphia

Usia Dewasa Anak-anak Tidak khas Tidak khas

Aspirasi Sel blast >20%, Limfoblas Dominan seri Tidak


sumsum myeloperoxidase (+) dominan, granulosit, diperlukan,
myeloperoxidase dwarf dominasi sel
(-) mengakariosit limfosit
Leukemia dan Sel Dominan

BONE MARROW BOPSY


Acute Myeloid Leukemia
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Anemia
• Apusan darah tepi → ditemukan sel blas (sel
• Lesi infiltratif berwarna abu-abu pada kulit →
myeloid imatur), ditemukan auer rod
leukimia cutis
• Darah lengkap → pansitopenia
• Hipertrofi gingiva
• Aspirat sumsum tulang → definitive
• Gangguan perdarahan
• Sel blas > 20% total sel
• Nyeri kepala maupun manifestasi neurologis lainya
• Myeloperoxidase (+)
→ akibat perdarahan/leukemic meningitis.

Hiperplasia Ginggiva
Auer Rod Leukemia Cutis
Aku MaLu Auratku (auer rod)
Acute Lymphoblastic Leukemia
MANIFESTASI KLINIS
• Anak-anak dengan nyeri tulang
• Anemia
• Manifestasi perdarahan
• Hepatosplenomegali
• Limfadenopati yang tidak responsive terhadap
antibiotic.
• Masa testikuler

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah rutin → Leukositosis
• Apuran darah tepi → ditemukan sel limfoblas tanpa auer rod
• Aspirasi sumsum tulang → diagnostik definitive
• Sel normal digantikan dengan limfoblas
• Myeloperoxidase (-)
Aku LaLu BiLAS (limfoblas) tubuhku
Chronic Myeloid Leukemia
MANIFESTASI KLINIS
• Rasa Lelah
• Penurunan berat badan
• Nyeri perut kuadran kiri atas
• Splenomegali
• Gout arthritis Dwarf Megakariosit

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah rutin → Leukositosis, tidak ada trombositopenia
• Apuran darah tepi → basophilia absolut, eosinophilia absolut, gambaran myeloblast
hingga neutrophil matur, sel blas <2%.
• Aspirasi sumsum tulang → hyperplasia granulosit, megakariosit kecil (dwarf)
• Genetik → Kromosom Philadelphia (fusi gen BCR-ALB1)
Karena (kronik) philadelphia
Chronic Lymphocytic Leukemia
MANIFESTASI KLINIS
• 90% asimptomatik
• 10 % mengalami gejala seperti
• Penurunan berat badan.
• Demam > 2 minggu tanpa bukti infeksi.
• Keringat malam
• Rasa lelah
• Limfadenopati
• Hepatosplenomegali

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah rutin → Limfositosis (>5000 sel/mm3), anemia, neutropenia, trombositpenia.
• Hipogammaglobulinemia
• Apusan darah tepi : limfositosis, smudge cell/basket cell → limfosit yang rusak saat
pembuatan apusan.
• Aspirasi sumsum tulang → tidak diperlukan pada CLL, limfosit >30% seluruh sel
Karena (Kronik) semua SEMU (smudge)
Reed-
Sternberg/owl eye

LIMFOMA NON HODGKIN


BANYAK MENGENAI
LIMFONODI MESENTERIUM
SOAL!
Seorang pasien wanita usia 30 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan lemas.
Pasien juga terkadang sering demam dan mengalamai perdarahan yang sulit berhenti. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 95x/mnt, RR 22x/mnt dan suhu
37C. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9 mg/dL, Leukosit 30.000 dengan
myeloblast 85% dan trombosit 100.000. Apakah kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
A. AML
B. ALL
C. CML
D. CLL
E. MDS

SOAL TRY OUT AIPKI BATCH IV REGIO IV 2020

Anda mungkin juga menyukai