Anda di halaman 1dari 4

BAB III

ANALISA JURNAL

A. Rumus PICO
Problem Bell’s Palsy
Intervention Rehabilitasi Kabat yang dikombinasikan dengan latihan ekspresif dan
fungsional wajah
Comparison Jika dibandingkan dengan metode rehabilitasi kabat saja, tidak akan
mendapatkan hasil yang maksimal dan efektif. Oleh karena itu, latihan
ekspresif dan fungsional dapat meningkatkan efektifitas rehabilitasi kabat.
Outcome Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu tenaga kesehatan
dalam memilih metode pemulihan pasien bell’s palsy dengan efektif dan
efisien.

B. Perbandingan Isi Jurnal Dengan Teori Yang Lain


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemulihan yang lebih cepat dan baik dengan
rehabilitasi kabat yang terintegrasi dengan latihan ekspresi dan fungsional wajah (FEFE) di
awal bell’s palsy. Rehabilitasi kabat yang diberikan terapis menghasilkan perbaikan yang
signifikan pada penutupan mata dan kesimetrisan wajah dalam waktu tiga minggu, yang
merupakan indikator rehabilitasi kabat dengan KR dengan latihan ekspresi dan fungsional
wajah yang baik.

[ CITATION Mon17 \l 1033 ] bahwa pemulihan cepat yang menunjukkan peningkatan


tingkat dua-HB dengan rehabilitasi kabat dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dalam
penelitian ini, responden menunjukkan empat peningkatan tingkat HB, yang sejalan, tetapi
lebih banyak peningkatan dari pada yang ditunjukkan dalam penelitian Monini dkk, 2017.
Dalam penelitian lain oleh [ CITATION Bar10 \l 1033 ] menunjukkan pemulihan yang cepat
dengan rehabilatasi kabat pada sejumlah besar peserta dari berbagai usia dan tingkat
keparahan yang bervariasi. [ CITATION Pei02 \l 1033 ] menjelaskan pemulihan BP dalam enam
bulan tanpa perawatan medis dan fisioterapi. Menjadi kondisi yang meringankan diri sendiri,
itu mungkin benar tetapi pemulihannya terlalu lambat yang mungkin menghasilkan kerusakan
sisa, yang tidak ditentukan. Intervensi yang berbeda seperti stimulasi listrik transkutan
[ CITATION Shr11 \l 1033 ] , stimulasi otot wajah pijat, dan latihan menunjukkan efek terapeutik
yang lebih baik [ CITATION Per11 \l 1033 ]. Namun, ada argumen mengenai kecepatan
pemulihan.
Perbaikan lebih awal dan lebih baik yang terlihat dengan kombinasi KR dan FEFE
dalam kasus ini didukung oleh bukti pemulihan dalam 15 hari setelah KR dan dalam 3-5
bulan setelah FEFE [ CITATION Bar10 \l 1033 ]. Meskipun pemulihan cepat terjadi pada awal
pengobatan, pengobatan harus dilanjutkan hingga tiga bulan untuk pemulihan total dan / atau
mengurangi kekambuhan.

Urutan intervensi didukung dengan kontrol motorik, pembelajaran dan prinsip-prinsip


ilmu saraf. Mungkin ada penguatan satu efek intervensi oleh yang lain. Selain itu, peran
fisioterapis yang jelas diindikasikan untuk memberikan rehabilitasi kabat di klinik dan
kebutuhan resep rumah yang direncanakan dengan baik disorot.

C. Kelebihan dan Kekurangan Hasil Penelitian


Kelebihan:
 Rehabilitasi Kabat yang terintegrasi dengan latihan ekspresif dan fungsional
wajah (FEFE), menunjukkan pemulihan yang lebih efektif, cepat, dan
signifikan.
Kekurangan: -
D. Aplikasi Hasil Penelitian
a. Rehabilitasi Kabat

b. Latihan Ekspresif Dan Fungsional Wajah


E. Implikasi Keperawatan
1. Bagi Pasien
 Pasien dapat memaksimalkan terapi dengan bell’s palsy
 Pasien harus sabar dan telaten dalam melakukan prosedur terapi rehabilitasi
kebat yang dikombinasikan dengan latihan ekspresif dan fungsional wajah
 Pasien harus melakukan pengobatan secara teratur untuk pemulihan total dan
mengurangi kekambuhan
2. Bagi Perawat
 Perawat dapat memberikan saran untuk terapi non-farmakologi kepada
pasien dengan kasus bell’s palsy
 Perawat harus bisa menjelaskan tentang penyakit bell’s palsy kepada
pasien, sehingga dapat membantu pengetahuannya
3. Bagi Rumah Sakit
Direkomendasikan untuk memaksimalkan terapi penyembuhan kasus bell’s palsy
dengan rehabilitasi kabat yang dikombinasikan dengan latihan ekspresif dan
fungsional wajah.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rehabilitasi kabat yang diberikan terapis
terintegrasi dengan latihan ekspresif dan fungsional wajah (FEFE) menunjukkan
pemulihan yang efektif, cepat dan signifikan pada kondisi awal sambil membandingkan
dengan bukti dalam literatur yang ada. Namun, uji klinis dengan kelompok kontrol lebih
lanjut direkomendasikan untuk implikasi klinisnya.
B. Saran
1. Bagi perawat
Dapat menjadi salah satu sumber untuk pengembangan pengetahuan ilmu
keperawatan terkait terapi non-farmakologi.
2. Bagi instansi rumah sakit
Bagi pihak rumah sakit agar dapat dijadikan rekomendasi untuk diterapkan dalam
terapi penyembuhan pasien bell’s palsy.
DAFTAR PUSTAKA

Barbara, M., Antonini, G., & Vestri, A. (2010). Role of Kabat physical rehabilitation in Bell's
palsy: a randomized trial . Acta Otolaryngol, 167-172.
Monini, S. d. (2017). Kabat rehabilitation for Bell's palsy in the elderly. Acta Otolaryngol,
646-650.
Peitersen, E. (2002). Bell's palsy: the spontaneous course of 2,500 peripheral facial nerve
palsies of different etiologies . Acta Otolaryngol Suppl, 4-30.
Pereira, L. (2011). Facial exercise therapy for facial palsy: systematic review and meta-
analysis. Clin Rehabil, 649-658.
Shrestha, A., & Sharma, M. (2011). Efficacy of Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
(TENS) in the Treatment of Bell's Palsy. Nepal Journal of Neuroscience, 147-149.

Anda mungkin juga menyukai