Anda di halaman 1dari 4

PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN

TUGAS VCLASS

MINGGU KE-12

Disusun Oleh :
Nama: Dhanu Barkah S.
Kelas: 3TA03
NPM: 11317602

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
TEKNIK SIPIL
2020
1. Jelaskan bagaimana syarat-syarat suatu pondasi jembatan
2. Sebutkan jenis jenis pondasi jembatan beserta bahan yang digunakannya.
3. Jelaskan konsep perencanaan pondasi suatu jembatan
4. Uraikan penelitian apa saja yang harus dilakukan untuk merencanakan pondasi jembatan
5. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhitungkan dalam merencanakan pondasi langsung
jembatan.

Jawab :
1. Persyaratan Pondasi Langsung :
 Persyaratan struktur Pondasi harus kuat menerima beban-beban yang bekerja, baik aksi
maupun reaksi.
Aksi : beban dari bangunan bawah jembatan (pilar dan kepala jembatan) Reaksi : gaya dari perlawanan
tanah

 Persyaratan Kestabilan Pondasi tidak boleh bergerak atau berpindah dari kedudukannya,
untuk itu pondasi tidak boleh turun, terguling dan tergeser. Artinya pondasi harus memiliki
daya dukung yang kuat dan kedudukan yang kokoh. Agar pondasi kuat dan kokoh dalam
analisa diperlukan angka keamanan (SF).

2. Sebutkan jenis jenis pondasi jembatan beserta bahan yang digunakannya!


Pondasi digolongkan dalam dua jenis, yaitu pondasi dalam dan pondasi dangkal. Perbedaan
dari keduanya didasarkan pada sistem pemanfaatan daya dukung tanahnya. Pondasi dalam
memanfaatkan tahanan gesek tanah pada dinding pondasi dan tahanan vertikal tanah dibawah
dasar pondasi, sedangkan pondasi dangkal hanya memanfaatkan tahanan vertikal tanah
dibawah pondasi sebagai daya dukungnya.
A. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan kedalam
tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi
permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di
bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi
tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi kompensasi. Pondasi
dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk
mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban
strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat
dihindari. Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan terdapat lapisan tanah yang keras
yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang dimasukkan ke dalam sehingga
mencapai tanah keras (Df/B >10 m), tiang-tiang tersebut disatukan oleh poer/pile
cap. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar (jarak
antar kolom 6m) dan bangunan bertingkat.
B. Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah, umumnya
kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai dengan kedalaman
kurang dari 3
m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang baku, tetapi merupakan sebagai
pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan atau kondisi permukaan lainnya
akan mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi dangkal. Pondasi dangkal
biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup kuat dan kaku untuk
mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur yang didukungnya tidak
terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi dangkal umumnya tidak cocok
dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug dengan
kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah gambut,
lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito aluvial, dll.
3. Konsep Perencanaan Pondasi
 Persyaratan Struktur

Pondasi harus kuat menerima beban-beban yang bekerja, baik aksi maupun reaksi
Aksi : beban dari bangunan bawah jembatan (pilar dan kepala jembatan)
Reaksi : gaya dari perlawanan tanah
 Persyaratan Kestabilan

Pondasi tidak boleh bergerak atau berpindah dari kedudukannya, untuk itu pondasi
tidak boleh turun, terguling dan tergeser. Artinya pondasi harus memiliki daya
dukung yang kuat dan kedudukan yang kokoh. Agar pondasi kuat dan kokoh
dalam analisa diperlukan angka keamanan (SF).
 Data Beban Bangunan Bawah dan Data Tanah
- Data beban bangunan bawah
- Data Tanah

4. Penelitian yang dilakukan untuk merencanakan pondasi jembatan

 Sondir
Alat investigasi daya dukung tanah yang paling sederhana adalah sondir. Dari data
hasil sondir langsung dapat diketahui tahanan ujung tiang ( qc) dan tahanan gesek dinding
tiang (qs). Tanah dinyatakan keras jika nilai qc > 150 kg/cr.
 Pengujian Standard Penetration Test (SPT)
Alat pengujian in-situ yang paling terkenal didunia adalah Standard penetration
Test (SPT) yang mengacu pada standar AASHTO T206, ASTM D 1586. Alat SPT
sederhana dan cocok untuk hampir semua tanah kecuali gravel dan biasanya dilakukan
menggunakan alat bor konvensional. SPT direkomendasikan untuk investigasi bawah
permukaan karena dapat memperoleh sample terganggu untuk dasar interpretasi sifat
tanah. Banyak teknisi mempunyai pengalaman penggunaan SPT untuk pemakaian disain,
meskipun melalui korelasi standar yang sering berdasarkan pengujian laboratorium
terbatas untuk referensi. Sebagai tambahan, variable pada jenis.
 Boring
Pemboran merupakan komponen kritis dalam program explorasi bawah permukan.
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan beberapa tujuan seperti berikut ini
5. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam merencanakan pondasi langsung
jembatan :

A. Faktor Daya Dukung


B. Faktor Bentuk
C. Faktor Kedalaman
D. Faktor Inklinasi
E. Pengaruh Muka Air Tanah
F. Panjang dan Lebar Pondasi Telapak
G. Panjang dan Lebar Pondasi Telapak
H. Lokasi Kritis Momen Lentur
I. Lokasi Kritis Gaya Geser
J. Lokasi Kritis Geser Pons

Anda mungkin juga menyukai