Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP DASAR KELOMPOK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur


dalam Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok

DISUSUN OLEH :

NAMA: INGRID PORTUNA NINGSIH

NIM: 1810207001

DOSEN PEMBIMBING:

DOSI JULIAWATI, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) KERINCI

1441 H/2020 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada

waktunya. Makalah ini berisikan pembahasan Konsep Dasar Kelompok . Diharapkan

makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pembahasan bab

yang akan kita pelajari ini. Kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun

selalu saya harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, saya ucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhoi segala usaha kita. Amin.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok..........................................................................................2
B. Terbentuknya Kelompok.....................................................................................3
C. Jenis Kelompok dan Keanggotaanya..................................................................3
D. Faktor Pengikat dalam kelompok.......................................................................4
E. Kelompok dalam Bimbingan dan Konseling Kelompok....................................4
F. Cara Pembentukan kelompok pada layanan BK Kelompok...............................5
G. Permainan Pengakraban : Pohon Keluarga.........................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A . Latar Belakang

Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun manusia tidak bisa hidup sendiri
tanpa orang lain, karena sifat manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan teman,
partner, dan kawan. Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok
sosial yang dinamakan keluarga yang mempunyai tujuan bersama.
Ketika satu individu bergabung dengan individu lainnya, maka dapat dikatakan
penggabungan tersebut adalah kelompok. Karena pengertian kelompok itu sendiri
merupakan suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoodinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Dalam suatu kelompok yang terdiri dari
lebih dari satu orang maka akan banyak sekali dinamika didalamnya, karena setiap orang
akan memiliki pemeikiran dan pandangan berbeda-beda dalam menentukan tujuan di
dalam kelompoknya.
Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan mengenai konsep dasar kelompok, agar
dapat lebih memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat di dalam setiap kelompok yang
terbentuk terutama dalam bimbingan dan konseling kelompok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kelompok?
2. Bagaimana Terbentuknya Kelompok?
3. Apa sajakah jenis kelompok dan keanggotaannya?
4. Apa sajakah faktor pengikat dalam kelompok?
5. Apa yang dimaksud dengan kelompok dalam bimbingan dan konseling kelompok?
6.Bagaimana cara pembentukan kelompok pada layanan bimbingan dan konseling
kelompok?
7. Bagaimana Permainan Pengakraban : pohon keluarga?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok
Para Ahli tidak memiliki pengertian atau definisi kelompok secara spesifik,
dikarenakan masing-masing mempunyai sudut pandang yang berbeda antara satu dengan
yang lannya. Keadaan demikian merupakan keadaan yang biasa dalam ilmu noneksak.
(Walgito, 2010:28). Namun kita dapat memandang definisi kelompok dari beberapa
macam sudut pandang diantaranya:
1. Segi Persepssi
Smith, bahwa sosial adalah satu unit yang terdiri atas sejumlah orang yang
memiliki persepsi kolektif mengenai kesatuan mereka dan yang memiliki kemampuan
untuk bertindak dalam cara yang sama terhadap lingkungan mereka. ( Harfinah,2009:22).
Pengertian kelompok dari segi persepsi berdasarkan asumsi bahwa anggota
kelompok sadar dan mempunyai persepsi bersama akan hubungan mereka dengan anggota
lainnya. Dalam hal ini smith menggunakan istilah sosial group sebagai suatu unit yang
terdiri atas beberapa anggota yang mempunyai persepsi bersama tentang kesatuan mereka.
(Walgito, 2010 :6).
2. Segi Organisasi
Mc David dan Harari mengatakan bahwa kelompok adalah suatu sistem yang
diorganisasikan pada dua orang atau lebih yang dihubungkan satu dengan yang lainnya
dimana sistem tersebut menunjukkan fungsi yang sama, memiliki sekumpulan standar
(patokan) peran dalam berhubungan antar anggotanya, dan memiliki sekumpulan norma
yang mengatur fungsi kelompok dan setiap anggotanya. (Harfinah, 2009 :23).
Dalam Al-Qur’an Allah banyak membahas tentang kelompok diantaranya:
Q.S Annisa Ayat 71 yang Artinya :
“Hal orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan
pertempuran) berkelompok-kelompok atau majulah bersama-sama.”

2
3

B. Terbentuknya Kelompok
Tahap pembentukan kelompok yang pertama kalinya adalah tahap pngenalan dan
penjajakan, dimana para peserta diharapkan dapat lebih terbuka menyampaikan harapan
keinginan dan tujuan-tujuan yang ingin dicpai oleh masing-masing anggota. Penampilan
pemimpin kelompok pada tahap ini hendaknya benar-benar bisa meyakinkan anggota
kelompok sebagai orang yang bisa dan bersedia mencapai tujuan yang diharapkan.

C. Jenis Kelompok dan Keanggotaanya


1. Kelompok Primer dan sekunder
Terbentuknya kelompok ini didasarkan atas keakraban. Kelompok primer ditandai oleh
hubungan pribadi yang akrab dan ditunjukan adanya kerjasama yang terus menerus,
hubungan yang tidak formal dan pertemuan yang sering. Keluarga merupakan suatu
bentuk kelompok primer yang paling baik, contoh dari kelompok ini adalah teman
sepermainan, anak-anak, kelompok remaja, sahabat dan karib. Dalam kelompok ini tidak
ada formalitas pimpinan atau keanggotan. Pembagian tugas terjadi dengan sendirinya dan
atas dasar kesukarelaan.
Kelompok Sekunder didasarkan atas kepentingan-kepentingan tertentu untuk mencapai
tujuan-tujuan khusus. Keberadaan kelompok ini lebih bersifat formal, tidak tergantung
kepada hubungan pribadi yang akrab meskipun hubungan antar anggota tetap ada.
Contohnya seperti Pramuka, OSIS, PMR.
2. Kelompok Sosial
Kelompok ini dibedakan atas dasar tujuan pokok yang ingin dicapai dan intensitas
hubungan pribadi antar anggota-anggotanya. Pada kelompok sosial, tujuan yang ingin
dicapai biasanya tidak bersifat pribadi, melainkan dibentuk dengan tujuan bersama untuk
kepentingan bersama, lebih bersifat social yang terbentuk secara personal. Contoh nyata
dari kelompok ini adalah persatuan buruh, badan amal, koprasi, persatuan pelajar dan lain-
lain.

3. Kelompok Formal dan Informal


Kelompok formal biasanya dibentuk berdasarkan tujuan dan aturan tertentu yang bersifat
resmi dan tertulis. Gerak dan kegiatan kelompok formal pun diatur dan tidak boleh
4

menyimpang dari ketentuan itu. Aturan ini biasanya tertulis dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga. Contohnya antara lain BEM, HMPS merupakan kelompok
formal yang mempunyai AD dan ART sehingga keanggotan, kegiatan BEM, HMPS
tersebut diatas diatur oleh AD dan ART Tersebut.
Keberadaan kelompok informal tidak didasarkan atas hal-hal yang bersifat resmi seperti
diatas, melainkan berdasarkan pada kemauan, kebebasan, dan selera orang-orang yang
terlibat didalamnya. Contonya antara lain kelompok sepeda santai, mereka memakai
seragam sesuai dengan selera bersama, kapan mereka bersepeda juga bebas.

D. Faktor Pengikat dalam kelompok


Sebuah kelompok mempunyai faktor-faktor yang dapat mengikat seseorang dengan
kelompoknya antara lain:
1. Adanya pemimpin yang mempunyai tujuan yang realistis, sederhana.
2. Masalah kepemimpinan dalam kelompok. Masalah kepemimpinan cukup berperan
dalam menentukan kekuatan ikatan antar anggota kelompok.
3. Interaksi dalam kelompok secara seimbang merupakan alat perekat yang baik dalam
membina kesatuan dan persatuan.

E. Kelompok dalam bimbingan dan konseling kelompok


Kelompok yang terdapat di dalam bimbingan dan konseling kelompok antara lain
bimbingan kelompok bebas dan bimbingan kelompok tugas. ( Amti, 1991 : 114-115). Ada
dua jenis layanan bimbingan kelompok yang dapat dikembangkan, yaitu kelompok bebas
dan kelompok tugas, yang membedakan hanya pada topik pembahasannya. Anngota
kelompok dalam kelompok bebas melakukan kegiatan tidak mendapatkan penugasan
tertentu, dan dalam pelaksanaanya tidak ada persiapan topik yang akan dibahas.
Pelaksanaannya pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada seluruh anggota
kelompok untuk menentukan arah dan isi kegiatan tersebut.
Dalam kelompok tugas, anggota kelompok diberikan tugas untuk menentukan topik
yang akan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok. Tugas tersebut dapat diberikan
oleh pihak kelompok maupun pihak luar kelompok ( prayitno, 1995:25). Dalam
penyelenggaran bimbingan kelompok topik bebas, pemimpin kelompok memberikan
kesempatan pada anggotanya untuk menentukan bersama topik yang akan dibahas dalam
5

kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Sedangkan penyelenggaran bimbingan kelompok


tugas dalam pelaksanaannya pemimpin kelompok menentukan topik yang akan di bahas
dalam kegiatan bimbingan klompok.

F. Cara Pembentukan Kelompok pada layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok


Beberapa tahapan dalam pembentukan kelompok adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan alasan-alasan pembentukan kelompok
Alasan yang jelas dan terarah merupakan kunci yang paling penting dalam
merencanakan pembentukan suatu kelompok.
b. Adanya konsep teori yang jelas yang mendasari pembentukan suatu kelompok.
Sebagai layanan profesional dalam bimbingan dan konseling kelompok perlu adanya
batasan dan kekuatan untuk membentuk suatu kelompok. (Waldo, 1985).
Mengungkapkan konsep teorinya melalui I/We/It. “I” sebagai individual yaitu
interpersonal yang difokuskan pada kepercayaan, sikap dan perasaan tentang dirinya.
“We” sebagai interpersonal yang menyangkut hubungan antara anggota kelompok.
“It” sebagai dimensi ekstrapersonal yang menyangkut tugas-tugas atau menyangkut
kelompok.
c. Mempublikasikan kelompok untuk mendapatkan anggota
Kelompok yanag potensial yang mau bergabungan diperlukan publikasi kelompok
agar diketahui secara umum. Pemimpin kelompok yang pandai melakukan pendekatan
dengan memperkenalkan diri secara terbuka, menjelaskan prosesnya sebagai
pemimpin kelompok dengan menggunakan komunikasi yang hangat dan bersahabat
akan lebih mudah diterima oleh anggota dalam menjalankan kegiatan kelompok.
Pemimpin kelompok dalam tahap ini diharapkan juga harus pandai dalam membaca
situasi. Mungkin saja dalam situasi pembentukan ini keakraban dan keterikatan
anggota kelompok belum terjalin. Bisa saja antara anggota yang satu dengan yang
lainnya belum saling kenal mengenal.

Apabila keadaan seperti yang dikemukakan di atas memang dirasakan terjadi dalam
kelompok, maka tugas seorang pemimpin kelompok adalah membina suasana
keakraban dan merangsang keterlibatan anggota dengan menumbuhkan semangat
kebersamaan perasaan sekelompok. Bila masih dirasakan anggota kelompok masih
6

enggan memikul tugas atau tanggung jawab, atau masih terjadi kebekuan suasana,
maka pemimpin kelompok harus dapat merangsang dan mengarahkan anggota
kelompok. Misalnya dengan melalui permainan kelompok yang menyenangkan.

G. Permainan Pengakraban : Pohon Keluarga


Salah satu Game atau Permainan Pengakraban yang terbilang sederhana dan mudah
untuk dimainkan adalah Aplikasi Marbel Pohon Keluarga. Dimana pada aplikasi ini
Fiturnya ada dua, yang pertama adalah untuk mengenalkan silsilah keluarga melalui pohon
keluarga dan yang kedua adalah mengenal anggota keluarga.
Pada Fitur pertama, Marbel Pohon Keluarga akan memberikan sebuah gambaran
pohon keluarga yang umum digunakan. Lalu satu persatu akan muncul ikon wajah dari
setiap anggota keluarga beserta posisinya di dalam keluarga. Setelah muncul seluruh
anggota keluarga besar kita dari kakek hingga keponakan kita bisa masuk ke ftur
berikutnya.
Di fitur kedua ini, kita akan bisa memilih ikon karakter anggota keluarga. Misalnya
kita memilih karakter anak-anak, maka akan muncul posisi dia di dalam keluarga besar
sesuai dengan pohon keluarganya.
Walaupun fiturnya terbilang minimalis Marbel Pohon Keluarga disajikan dengan baik
untuk membantu dalam mengenal bagian-bagian dari anggota keluarganya.
7

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Para Ahli tidak memiliki pengertian atau definisi kelompok secara spesifik,
dikarenakan masing-masing mempunyai sudut pandang yang berbeda antara satu dengan
yang lannya. Keadaan demikian merupakan keadaan yang biasa dalam ilmu noneksak.
(Walgito, 2010:28). Tahap pembentukan kelompok yang pertama kalinya adalah tahap
pngenalan dan penjajakan, dimana para peserta diharapkan dapat lebih terbuka
menyampaikan harapan keinginan dan tujuan-tujuan yang ingin dicpai oleh masing-
masing anggota. Untuk jenis-jenis kelompok dibagi menjadi beberapa seperti kelompok
primer dan sekunder, kelompok formal dan informal dan kelompok sosial.
Beberapa tahapan dalam pembentukan kelompok adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan alasan-alasan pembentukan kelompok
b. Adanya konsep teori yang jelas yang mendasari pembentukan suatu kelompok.
c. Mempublikasikan kelompok untuk mendapatkan anggota
8

DAFTAR PUSTAKA

Harfinan, 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Rafika Aditama. Bandung

Walgito, 2010. Psikologi Kelompok. CV. ANDI OFFSET. Jogjakarta

Afifudin, 2010. Bimbingan dan Konseling. PUSTAKA SETIA. Bandung

Latipun, 2001.Psikologi Konseling. IRCiSoD. Jogjakarta

Anda mungkin juga menyukai