Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AL-QUR’AN

TENTANG

PEWAHYUAN AL-QUR’AN

Dosen Pengampu : Dr. Lalu Muhammad Nurul Wathoni, M.Pd.i

Di Susun Oleh : Kelompok I

Anggota : 1. Lita Agustina (200110057)

2. Baiq Rima Ulfa (200110058)

3. Pipit Lidiarti (200110059)

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT.Yang telah melimpahkan
Karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Al-Qur’an yang berjudul
“Pewahyuan Al-Qur’an”. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan alam
Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah membawa kita semua ummatnya dari zaman kegelapan
menuju zaman terang benderang seperti sekarang ini.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini penulis buat adalah untuk memenuhi tugas
kelompok. Meskipun demikian penulis mengakui bahwa apa yang penulis sajikan dalam makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca
khususnya dosen, sangat penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.Jikalau di dalam makalah ini
terdapat kebenaran dan kegunaan, semua itu berasal dari Allah SWT.Sebaliknya, kalau terdapat
kekurangan dan keterbatasan itu datangnya dari penulis sendiri.

Mataram, 23 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Wahyu
B. Proses Pewahyuan Al-qur’an dengan Wahyu yang lain
C. Tahap-tahap pewahyuan Al-qur’an
D. Periodisasi Pewahyuan Al-Qur’an
E. Hikmah diturunkannya Al-qur’an secara berangsur-angsur

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran dan Krtiki

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang dari makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari Bapak Dosen Mata
Kuliah Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Wahyu ?
2. Bagaimana Proses Pewahyuan Al-qur’an dengan Wahyu yang lain ?
3. Apa Tahap-tahap pewahyuan Al-qur’an ?
4. Bagaimana Periodisasi Pewahyuan Al-Qur’an ?
5. Apa Hikmah diturunkannya Al-qur’an secara berangsur-angsur ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untung mengetahui Pengertian Wahyu
2. Untuk mengetahui Bagaimana Proses Pewahyuan Al-qur’an dengan Wahyu yang lain
3. Untuk mengetahui Apa Tahap-tahap pewahyuan Al-qur’an
4. Untuk mengetahui Bagaimana Periodisasi Pewahyuan Al-Qur’an
5. Untuk mengetahui Apa Hikmah diturunkannya Al-qur’an secara berangsur-angsur
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN WAHYU

Secara etimologi kata wahyu berasal dari bahasa Arab, tetapi kata ini sudah di serap dalam
bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai madkhal (pintu gerbang) sebelum menguraikan nama
wahyu baik dalam tinjauan etimologis maupun terminologisnya dalam persfektif Al-Qur’an maka
alangkah baiknya jika di sebutkan secara singkat defenisi wahyu menurut kamus bahasa Indonesia.

Dalam kamus bahasa Indonesia, kata wahyu memiliki arti petunjuk dari Allah SWT yang
diturunkan hanya kepada Nabi dan Rasul melalui mimpi dan sebagainya. Seperti ungkapan”Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama ketika beliau berusia 40 tahun” sedang wahyu
dalam perspektif Al-Qur’an,kata wahyu dan derifasinya disebutkan sebanyak 78 atau 79 kali.
Adapun makna wahyu secara etimologi yg di korelasikan dengan kata-kata wahyu dan derifasinya
yang termaktub dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Wahyu bermakna ilham fitri kepada manusia,seperti wahyu Allah kepada ibunya nabi mussa.
b. Wahyu bermakna ilham naluri kepada binatang, seperti wahyu Allah kepada lebah.
c. Wahyu bermakna bisikan setan dan menjadikan perbuatan buruk terasa indah dalam jiwa
manusia
d. Wahyu bermakna pesan yang Allah sampaikan kepada malaikat berupa perintah supaya
dikerjakan oleh mereka.

Dari penjabaran definisi wahyu secara bahasa diatas, paling tidak ada dua konkulusi yang
daapat di uraikan. Pertama: bahwa makna wahyu secara global daalam perspektif etimologi adalah
sebuah pesan yang disampaikan pihak pertma kepada pihak kedua.baik melaui peraantara maupun
tidak. Disamping itu, pesan ini juga baik berupa isyarat, tulisan maupun lisan. Kedua: bahwa wahyu
secara etimologi yang dikorelasikan dengan termwahyu yang ada dalam al-qur’an, memiliki ruang
lingkup yang lebih luas dari pada definsi wahyu secara terminology. Dimana wahyu tidak khusus
disampaikan kepada Nabi Allah saja tetapi juga di alami oleh selainnya.1

B. PROSES PEWAHYUAN AL-QUR’AN DENGAN WAHYU YANG LAIN


Wahyu adalah tanzil/munazzal, diturunkan langsung. Dalam artian, apa yang diterima
nabi adalah murni sebagai firman allah Swt. Secara utuh. Tidak terkandung di dalamnya penafsiran

1
Adewahidin.wahyu dan akal dalam perspektif Al-Qur’an. Al-Tadabbur: jurnal ilmu Al-Qur’an dan tafsir,hlm266-271
dan pengalihan bahasa oleh malaikat atau oleh nabi sendiri. Dari allah s.wt. -nya sudah berbahasa
arab, bukan dialih bahasakan ke dalam bahasa arab oleh nabi saw. Oleh karenanya teks al-qur’an,
walau bagaimanapun, tidak akan sama dengan teks buatan penyair, ataupun jampi-jampi
paranormal.2
Pada dasarnnya, hubungan komunikatif antara tuhan dan manusia bersifat timbal balik:
1). Dari tuhan kepada manusia dan
2). Dari manusia kepada tuhan.
Di dalam al-qur’an wahyu memperoleh tempat yang sangat khusus, diperlakukan secara
istimewa, sesuatu yang misterius, rahasia yang tidak dapat diungkap oleh pikiran manusia biasa.
Untuk itulah diperlukan prantara yang disebut ‘’Nabi’’dalam islam, wahyu artinnya ‘’perkataan’’
tuhan yang pada hakikatnnya merupakan konsep linguistik.3
Secara teologis diyakini bahwa Al-Qur’an baik lafal maupun makna adalah firman allah
yang didiktekan jibril kepada nabi muhammad. Al-Qur’an bagaikan cermin atau kamera foto yang
sanggup memantulkan seribu satu wajah sesuai dengan orang yang datang. Allah menurunkan
wahyu kepada para rasul-nya dengan dua cara yakni:
1). Melalui jibril, malaikat pembawa wahyu.
Ada dua cara penyampaian wahyu oleh malaikat pada rasul, pertama datang dengan suatu
suara yang amat kuat yang dapat mempengaruhi kesadaran, sehingga ia dengan segala
kekuatananyab siap menerima pengaruh itu. Kedua; malaikat menjelma kepada rasul sebagai
seorang laki-laki. Cara seperti ini lebih ringan dari ssebelumnya, karna ada kesesuian antara
pembicara dengan pendengar. tabir. Diantara alasan yang bmenunjukan bahwa mimpi yang bear
bagi para naabi adalah wahyu yang wajib diikuti, ialah mimpi nabi ibrahim agar menyembelih
anaknya ismail.4

C. TAHAP-TAHAP PEWAHYUAN AL-QUR’AN


Adapun beberapa tahap pewahyuan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
1. Masa Rasulullah SAW tinggal di mekkah, selama 12 tahun 5 bulan 12 hari, terhitung sejak
tanggal 17 Ramadhan tahu ke-41 dari kelahirannya, sampai rabiul-awal tahun ke-54 sejak
kelahiranya. Semuat ayat yang diturunkan di makkah dan sekitarnya, sebelum
hijriah,disebut ayat Makkiyah.

2
Komarudin Hidayat, Memahami bahasa agama: sebuah kajian hermeunutik (Jakarta:paramadina,1996), hlm.6
3
Toshihiko izutsu, Relasi tuhan,2003,hlm.165-166.
4
Hermeneutik, vol. 9,no.1,juni 2015.
2. Ayat-ayat yang diturunkan sesudah Nabi Muhammad SAW hijrah ke madinah, sekalipun
tidak persis turun di madinah, disebut ayat madaniyah. Ayat yang tergolong kategori
madaniah berjumlah sekitar 11/30 (dari keseluruhan Al-Qur’an).5

D. PERIODESASI PEWAHYUAN AL-QUR’AN


Keseluruhan isi Al Qur’an diturunkan oleh swt pada manusia melalui perantraan wahyu-
wahyu yang disampaikan kepeda muhammad saw, menurut kemampuan, dalam kurun waktu 22
tahun, 22 bulan, dan 22 haru. Tafsir akar Al-Qur’an M Qurasisy Shihab membagi kurun waktu
yang cukup panjang itu ke dalam tiga periode, yaitu:
Periode pertama, berlangsung sekitar 4-5 tahun dan diawali dengan turunnya wahyu
pertama QS Al-Alaq: 1-5. Kandungan surat-surat Al Qur'an yang diturunkan dalam periode ini
umumnya berisikan pendidikan bagi Rasul saw dalam membentuk kepribadian beliu sebagai
utusan Allah swt pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai sifat dan af'al Allah, serta keterangan
mengenai dasar-dasar akhal islami dan bantahan secara umum terhadap pandangan hidup
jahiliyyah yang di anut oleh masyarakat arah pada masa itu.

Dalam periode awal ini, Rasyo saw yang melakukan dakwah secara tertutup di lingkungan
komunitas terbatas dan hasilnya adalah segolongan kcil masyarakat yang menerima ajaran Al-
Qur’an baik, menolak karena kebodohan atau kekukuhan mereka mempertahankan tradisi leluhur,
atau karena sebab-seba lainya, yang bersifat pribadi, dan dalam kurun waktu ini, dakwah Al
Qur’an telah mrlampui batas mekah menuju daerah-daerah sekitarnya.

Periode kedua, berlangsung selama 8-o tahun. Pada piode inulah terjadi konfrontasi frontal
antara masyarakat pengantut Al-Qur’an versus masyarakat jahioiyyah fitnah, intimidasi, dan
penganiayaan fisik terhadap umut islam pengungsi mereka berhijrah ke habsyah dan akhirnya
seluruh muslim, termasuk Rasul saw, hijrah ke madinah.

Ayat-ayat Al Qur’an yang turun pada periode ini berisikan kecaman dan ancaman keras
terhadap kaum musyrikin juga argumen ya sih argumen tadi mengenai keesaan Allah serta
kepastian akan datang nya hari kiamat.

Periode ketiga, berlangsung selama 10 tahun dan merupakan masa dimana para pemeluk
islam telah dapat melaksanakan ajaran-ajaran agama mereka di yastip.

Jibril menyampaikan wahyu Rasul dw dengan berbagai cara (Machmud Ranusemiti, 2000)

5
5.Abu Abdillah az-zanjani. Wawasan baru tarikh al-qur’an.(Bandung:mizan, februari 1993) Hlm. 52-53
Antara lain dengan mewujudkan diri sebagai manusia,mentsafer langsung ke kalbu Rasul,
atau dalam bentuk suara gemerincing ke pendengaran beliau. Dua ara terakhir ini sangat berat
hingga diriwayatkan Nabi.

Keajaiban lain dalam proses penurunan ayt-ayat Al Qur’an adalah tidak langsung Tersusun
dalam surat. Berulangkali terjadi satu surat baru lengkap ayat-ayatnya setelah diselingi turun ya
surat-surat lain (Machmud Ranusemito, 2000, misalnya surat Al-Alaq yang terdiri dari 18 ayat,
setelah turun 5/ Ayat lain sebelum utuh menjadi 19 ayat. Surat Al-Baqarah yanf terdiri dari 286
ayat konon turun di madinah dan baru seluruh ayatnya setelah 9 tahun berlaku. Sementara surat Al-
maidah yang turun di madinah, salah satu ayatnya (Qs 5: 3) diwahyukan di arafah pada saat
khutbah haji wada

E. HIKMAH DITURUNKANYA AL-QUR’AN SECARA BERANGSUR-ANGSUR


Hikmah yang diturunkanya Al-Qur’an sangat banyak manfaatnya, baik bagi pribadi Nabi
Muhammad, masyarakat arab ketika masa Al- Qur’an diturunkan maupun bagi ummat setelah
masa sahabat.
Adapun hikmah turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur bagi diri pribadi Nabi
Muhammad SAW adalah:
1. Menepis keraguan hati nabi Muhammad saw akan kebenaaran wahyu yang diterimaanya
(QS.Yunus:20)
2. Menghilangkan kegelisahan yang sering dihadapi abi Muhammad saw ketika lama tidak
menerima wahyu.
3. Memberikan kekuatan kepada nabi Muhammad dalaam menghadapi tekanan dan intimidasi
orang-orang qurais
Sedangkan manfaat bagi masyarakat arab ketika masa al-qur’an di turunkan untuk:
1. Mempermudah saahabaat dalam menghafalkan, memahaami, dan mengamalkan al-qur’an.
2. Merubah tradisi secra bertahap sehingga tidak terjaadi kejutan dan loncatan tradisi yang dapat
mengakibatkan masyarakat antipasti terhadaap ajaran al-qur’an.
Sementara manfaat turunya al-qur’an berangsur-angsur bagi ummat setelah masa sahaabaat
untuk:
a. Mempermudah memahami tahapan-tahapan penetapan hukum.
b. Mempermudah mengetaui turunya ayat al-qur’an sehingga dapat di ketahui mana ayat yang
tergolong daalam makiyah dan madaniyah.
c. Mempermudah mengetahui nasikh dan mansyukh.6

6
6..Agus Fahri Husaein,dkk (Yogyakarta: Tiara wacana,2003), hlm.165-166
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara etimologi kata wahyu berasal dari bahasa Arab, tetapi kata ini sudah di serap dalam
bahasa Indonesia. Oleh karena itu, sebagai madkhal (pintu gerbang) sebelum menguraikan nama
wahyu baik dalam tinjauan etimologis maupun terminologisnya dalam persfektif Al-Qur’an maka
alangkah baiknya jika di sebutkan secara singkat defenisi wahyu menurut kamus bahasa Indonesia.

Wahyu adalah tanzil/munazzal, diturunkan langsung. Dalam artian, apa yang diterima
nabi adalah murni sebagai firman allah Swt. Secara utuh. Tidak terkandung di dalamnya penafsiran
dan pengalihan bahasa oleh malaikat atau oleh nabi sendiri. Dari allah s.wt. -nya sudah berbahasa
arab, bukan dialih bahasakan ke dalam bahasa arab oleh nabi saw. Oleh karenanya teks al-qur’an,
walau bagaimanapun, tidak akan sama dengan teks buatan penyair, ataupun jampi-jampi
paranormal.
Adapun beberapa tahap pewahyuan Al-Qur’an adalah sebagai berikut: Masa Rasulullah
SAW tinggal di mekkah, selama 12 tahun 5 bulan 12 hari, terhitung sejak tanggal 17 Ramadhan
tahu ke-41 dari kelahirannya, sampai rabiul-awal tahun ke-54 sejak kelahiranya.
Keseluruhan isi Al Qur’an diturunkan oleh swt pada manusia melalui perantraan wahyu-
wahyu yang disampaikan kepeda muhammad saw, menurut kemampuan, dalam kurun waktu 22
tahun, 22 bulan, dan 22 haru.
Adapun hikmah turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur bagi diri pribadi Nabi
Muhammad SAW adalah: Menepis keraguan hati nabi Muhammad saw akan kebenaaran wahyu
yang diterimaanya (QS.Yunus:20) dan Menghilangkan kegelisahan yang sering dihadapi abi
Muhammad saw ketika lama tidak menerima wahyu.
B. Saran dan Kritik
Dalam pembuatan makalah ini sangat membutuhkan kritik agar makalah ini dapat
berkembang dan sempurna dari segi materi maupun struktur penulisan makalah ini. Saran kami
lebih banyak membaca materi-materi ini karena sangat bermanfaat dan memberikan pemahaman
lebih lagi kepada kita pribadi.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Fahri Husaein,dkk (Yogyakarta: Tiara wacana,2003)


Abu Abdillah az-zanjani. Wawasan baru tarikh al-qur’an.(Bandung:mizan, februari 1993)
Adewahidin.wahyu dan akal dalam perspektif Al-Qur’an. Al-Tadabbur: jurnal ilmu Al-Qur’an
dan tafsir
Komarudin Hidayat, Memahami bahasa agama: sebuah kajian hermeunutik
(Jakarta:paramadina,1996)
Toshihiko izutsu, Relasi tuhan,2003

Anda mungkin juga menyukai