Anda di halaman 1dari 18

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pancasila


Dosen Pengampu : Ilham Hudi, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 5

1. Andre Sanjaya : 2001113604


2. Domia Cindirella Nababan : 2001113952
3. Hanna Peronika Purba : 2001113953
4. Lutfiah Marzuki : 2001113604
5. Putri Sion Siregar : 2001134725
6. Yoan Sonata Lumban Gaol : 2001113324

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas karunia serta
berkat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
harapan dan tepat pada waktunya. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pancasila. Makalah ini berjudul “Pancasila Sebagai Sistem Etika”.
Kami berterima kasih kepada dosen pengampu Bapak Ilham Hudi,
S.Pd.,M.Pd yang telah mengajar mata kuliah Pancasila. Dan kami juga berterima
kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan.

Pekanbaru, 05 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1 Latar Belakang................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................
2.1 Pengertian pancasila, sistem, dan etika
2.2 Makna nilai dasar pancasila
2.3 Pancasila sebagai dasar etika kehidupan berbangsa dan bernegara
2.4 Nilai-nilai pancasila sebagai nilai-nilai Fundamental terhadap sistem
etika Negara
BAB III PENUTUP.........................................................................................
3.1 Kesimpulan
3.2 Kritik dan saran
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai sistem etika merupakan struktur pemikiran yang disusun
untuk memberikan tuntunan atau panduan kepada setiap warga negara Indonesia
dalam bersikap dan bertingkah laku. Pancasila sebagai sistem etika, dimaksudkan
untuk mengembangkan dimensi moralitas dalam diri setiap individu sehingga
memiliki kemampuan menampilkan sikap spiritualitas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Di dalam etika pancasila terkandung
nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kerakyatan, dan keadilan.

Pancasila adalah dasar negara yang juga landasan untuk menuju cita-cita
bangsa dan untuk memotivasi bangsa dalam mencapai cita-cita tersebut. Dewasa
ini, dengan perkembangan teknologi, modernisasi, westernisasi yang tak lain
adalah Globalisasi telah mengikis nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
masyarakat. Sehingga mengakibatkan ketidak tahuan masyarakat Indonesia
terhadap nilai-nilai dan butir-butir dasar negara mereka sendiri. Dan menanamkan
pemikiran bahwa nilai-nilai, butir-butir dan pengamalan-pengamala Pancasila
hanya untuk para pelajar dan Mahasiswa saja.

Sebagai mana dipahami bahwa sila-sila Pancasila adalah merupakan suatu


sistem nilai, artinya setiap sila memang mempunyai nilai akan tetapi sila saling
berhubungan, saling ketergantungan secara sistematik dan diantara nilai satu sila
dengan sila lainnya memiliki tingkatan. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan
nilai-nilai etika yang terkandung dalam pancasila merupakan sekumpulan nilai
yang diangkat dari prinsip nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
Nilai-nilai tersebut berupa nilai religious, nilai adat istiadat, kebudayaan dan
setelah disahkan menjadi dasar Negara terkandung di dalamnya nilai kenegaraan.
Dalam kedudukannya sebagai dasar filsafat Negara, maka nilai-nilai pancasila
harus di jabarkan dalam suatu norma yang merupakan pedoman pelaksanaan
dalam penyelenggaraan kenegaraan, bahkan kebangsaan dan kemasyarakatan.
Terdapat dua macam norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu
norma hukum dan norma moral atau etika.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pancasila, sistem, dan etika?
2. Apa saja makna dari pancasila?
3. Mengapa pancasila dianggap sebagai dasar etika kehidupan
berbangsa dan bernegara?
4. Apa saja nilai-nilai pancasila terhadap sistem etika negara?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari pancasila, sistem, dan etika.
2. Untuk mengetahui makna dari nilai dasar pancasila.
3. Untuk menjelaskan pancasila sebagai dasar etika dalam berbangsa
dan bernegara.
4. Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila terhadap sistem etika.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila, System Dan Etika


Pancasila adalah pilar ideologis negara indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata sansekerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat indonesia. Lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah
ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyarawatan perwakilan, dan keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia,
dan tercantum pada alinea ke-4 pembukaan UUD 1945
Pengertian Pancasila menurut Ir.Soekarno, Pancasila adalah jiwa bangsa
indonesia yang turun-temurun sekian lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
barat. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya falsagah bangsa tetapi lebih luas
lagi yakni falsafah bangsa indonesia. Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa
yang dalam, yang kemudian dituangkan dalam suatu “sistem” yang tepat.
Sedangkan notonagoro ( Ruyadi, 2003:16) menyatakan, filsafat Pancasila
memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila.
Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memiliki
pengertian-pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara,
sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan negara, sebagai
kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam
terminologi yang harus dideskripsikan secara objektif. Selain itu, Pancasila secara
kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami secara kronologis.pleh karena itu,
memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun
peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut meliputi lingkup pengertian
sebagai berikut
1. Pengertian Pancasila secara etimologis.
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari sansekerta dari india
(Bahas Brahmana) adapun Bahasa rakyat biasa adalah Bahasa prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam Bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memiliki dua
macam arti secara leksikal yaitu: “panca” artinya lima. “syila” vocal I pendek
artinya “batu sendi”, atau “dasar” syiila vocal i pendek artinya “peraturan tingkah
laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”. Kata-kata tersebut kemudian
dalam Bahasa indonesia terutama bahas jawa diartikan “susila” yang memiliki
hubungan dengan moralitas

2. Pengertian Pancasila secara historis.


Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama
dr.Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
pada sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar
negara indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampillah pada sidang tersebut
tiga orang pembicara yaitu mohammad yamin, soepomo dan soekarno. Pada
tanggal 1 juni 1945 di dalam sidang tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan
(tanpa teks) mengenai calon rumusan dasra negara indonesia. Kemudian untuk
memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut soekarno
atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli Bahasa yang tidak
disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 agustus 1945 indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 agustus 1945
disahkannya undang-undang dasar 1945 termasuk pembukaan UUD 1945 dimana
didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar
negara yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi
Bahasa indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV
pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
“Pancasila”. Hal ini didasrkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka
pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh
peserta sidang secara bulat.

3. Pengertian Pancasila secara terminologis.


Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan
negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara
sebagaimana lazimnya negara-negara yang merdeka, maka panitia-panitia
persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam
sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD 1945 terdiri
atas dua bagian yaitu pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang
berisi 37 pasal, 1 aturan-aturan peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 aturan
tambahan terdiri atas 2 ayat. Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai
dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili
seluruh rakyat Indonesia.

Pengertian Pancasila sebagai suatu system


Pancasila sebagai suatu sistem memilikiunsur-unsur yang berbeda. Hal ini
dapat kita lihat dalam sila-sila Pancasila yang memiliki ragam makna yang
berbeda, namun sistem dalam Pancasila mempunyai suatu kesatuan yang utuh dan
bulat. Sila-sila dalam Pancasila saling berhubungan satu dengan yang lain untuk
mencapai tujuan tertentu. Diantaranya Pancasila sebagai dasar negara mempunyai
fungsi sebagai pedoman di dalam berbangsa dan bernegara juga sebagai moral
bangsa indonesia dalam membentuk suatu negara.
Dikatakan Pancasila merupakan suatu istem karena sila-sila Pancasila
mencakup seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila juga
sudah diatur sedemikian rupa sehingga membentuk suatu susunan yang teratur
dan tidak bias dibolak-balik. Dalam sila Pancasila memiliki suatu makna yang
beruntun. Artinya, sila pertama lebih luas makna Pancasila sebagai suatu sistem.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


Secara etimologis istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu philein
yang artinya cinta dan “Sophos” yang artinya kebijaksanaan atau “wisdom”. Jadi,
secara harfiah istilah filsafat mengandung makna cinta kebijakasanaan. Filsafat
dalam hubungannya dengan lingkup Bahasa mencakup banyak bidang bahasan
antara lain tentang bidang manusia, alam, pengetahuan maka muncul filsafat yang
berkaitan dengan bidang ilmu tertentu antara lain filsafat politik, social, hukum,
Bahasa, agama, dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Setiap orang dalam hidupnya senantiasa berfilsafat,sehingga jika
seseorang berpendapat bahwa dalam hidup itu materi yang dianggap essensial dan
mutlak, maka orang tersebut berfilsafat materialism. Jika seseorang berpandangan
bahwa kebenaran pengetahuan itu sumbernya rasio, maka orang tersebut
berfilsafat rasionalisme, demikian juga bila seseorang berpandangan bahwa dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara yang penting adalah kebebasan individu,
makhluk individu yang bebas, maka pandangan orang tersebut disebut
individualism, liberalism.
Pengertian filsafat secara umum dapat dikatakan sebagai:
*. Filsafat sebagai jenis pengetahuan ilmu, konsep, pemikiran, seperti
rasionalisme, materialism, pragmatism dan lain sebagainya.
*. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia sebagai hasil dari
aktifitas berfilsafat. Jadi, manusia mencari suatu kebenaran yang timbul.
*. Filsafat sebagai suatu proses adalah aktifitas berfilsafat, proses pemecahan
masalah dengan menggunakan cara atau metode tertentu. Dalam hal ini filsafat
merupakan suatu sistem pengetahuan yang dinamis.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA POLITIK


Secara etimologi kata etika berasal dari Bahasa yunani kuno yaitu etos,
dalam bentuk tunggal mempunyai banyak pengertian: tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, ahlak, watak perasaan, sikap dan cara
berpikir. Dalam bentuk jamak artinya adalah adat kebiasaan, inilah yang
melatarbelakangi terbentuknya istilah etika. Pancasila sebagai pandangan hidup
merupakan cerminan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya, sehingga
memberikan motivasi untuk mewujudkan realitas dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini merupakan sistem etika bangsa indonesia disamping sebagai
pandangan hidup bangsa indonesia. Nilai-nilai Pancasila sudah ada sejak bangsa
indonesia ada, namun Pancasila belum dirumuskan secara sistematis, misalnya
nilai ketuhanan, nilai persatuan, nilai kemanusiaan, nilai musyawarah untuk
menuju mufakat dan nilai keadilan. Kata politik secara etimologis berasal dari
Bahasa Yunani yaitu Politian, yang akar katanya adalah polis, yang berarti
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri. Dalam Bahasa indonesia politik
mempunyai kepentingan umum warga negara dalam suatu bangsa, politik,
merupakan suatu rangkaian asas, jalan, arah dan medannya yang berfungsi
memberikan pertimbangan dalam melaksanankan asas, jalan dana rah tersebut
sebaik-baiknya.
Etika merupakan filsafat moral atau kesusilaan yang berdasar pada
kepribadian, ideology, jiwa dan pandangan bangsa. Hakekat etika Pancasila
berpedoman pada norma-norma yang bersumber dari Pancasila. Berkaitan dengan
aplikasi kehidupan dalam aspek politik tentunya kita harus berpedoman pada etika
politik sehingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tercipta suasana yang
kondusif dan perdamaian. Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya
merupakan sumber peraturan perundang-undangan,melainkan merupakan sumber
moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum
sebagai kebijakan dalam pelaksanaandan penyelanggaran negara. Itulah yang
mencerminkan nilai-nilai Pancasila merupakan etika politik.

Pancasila sebagai sistem etika


Etika diambil dari Bahasa Yunani kuno. Bentuk kata tunggalnya yaitu
“ethos” yang berarti tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan adat,
watak, perasaan, sikap, dan cara berfikir. Sedangkan bentuk jamaknnya adalah ‘ta
etha’ yang berarti adat istiadat (kebiasaan). Ini berarti segala sesuatu yang akan
kita lakukan berlandaskan kepada etika. Etika merupakan suatu ilmu yang
membahas tentang bagamana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran tertentu.
Etika Pancasila adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai keutuhan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Suatu hal dapat dianggap baik bukan hanya karena tidak
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi juga sesuai dengan isi dari nilai-
nilai Pancasila terseput. Nilai-nilai Pancasila meskipun merupakan penegasan dari
nilai yang hidup di dalam kenyataan bersosial, keagamaan, maupun adat
kebudayaan bangsa indonesia, namun pada dasarnya nilai-nilai Pancasila dapat
bersifat umum atau universal, dan dapat di terima oleh siapapun dan kapanpun.
Misalnya, pada sila kedua yaitu, kemanusiaan yang adil dan beradab, adil
dengan memiliki sifat yang tidak membeda-bedakan suatu hal dan sesuai dengan
apa yang diperlukan. Kemudian eradab yaitu memiliki kepribadian dan etika yang
baik. Menurut TAP MPRS NO.XX/MPRS/1966 dikatakan bahwa Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Dapat dikatakan bahwa segala
hukum yang dibuat dinegara ini berlandaskan isi-isi dari Pancasila. Yang
diharapkan, bahwa negara kita ini akan sesuai dengan isi dari Pancasila tersebut
dan melekat pada diri masyarakat-masyarkatnya. Oleh karena itu penyelenggaraan
hukum negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak boleh bertentangan dengan
harkat dan martabat manusia, terutama manusia yang tinggal di wilayah nusantara.

2.2 Makna nilai dasar Pancasila


Makna nilai dasar Pancasila dikaji dalam perspektif filosofis yaitu.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara serta sebagi filsafat hidup bangsa
indonesia yang pada hakikatnya merupakan sustu nilai yang bersifat sistematis.
Pengertian Pancasila harus dimaknai kesatuan yang bulat, hirarkis dan sistematis.
Dalam pengertian itu maka Pancasila merupakan suatu sistem filsafat sehingga
kelima silanya memiliki esensi makna yang utuh. Dasar pemikiran filosofinya
yaitu Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara republic indonesia, mempunyai
makna bahawa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan, serta
kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemansiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Titik tolaknya pandangan itu negara adalah suatu
persekutuan hidup manusia atau organisasi kemasyarakatan manusia. hal demikian
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa indonesia sehingga bangsa
indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai itu sebagai hasil
pemikiran, penilaian kritik serta hasil refleksi filosofis bangsa
indonesia.
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa
indonesia sehingga meurupakan jati diri bangsa, yang diyakini sebagai
sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan
dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai
Pancasila di dalam nya terkandung terkandung ketujuh nilai-nilai
kerohanian yaitu nilai-nilai kebenaran, keadilan, kebaikan,
kebijaksanaan, estetis dan religious yang manifestasinya sesuai dengan
budi nurani bangsaindonesia karena bersumber pada kepribadian
bangsa. Oleh karena itu, Pancasila yang diambil dari nilai-nilai luhur
bangsa indonesia pada dasarnya bersifat religious, kemanusiaan,
persatuan, demokrasi dan keadilan. Disamping itu Pancasila bercirikan
asas kekeluargaan dan gotong royong serta pengakuan atas hak-hak
individu.

2.3 Pancasila sebagai dasar etika kehidupan berbangsa dan bernegara


Pancasila sebagi sistem etika terbentuk karna pentingnya suatu negara
untuk memiliki dasar panutan dan pedoman sebagai dasar etika kehidupan
berbangsa dan bernegara, Anda dapat bayangkan apabila dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara tidak ada sistem etika yang menjadi guidance atau tuntunan
bagi para penyelenggara negara, niscaya negara akan hancur, akan terombang
ambing dan perlahan lahan kehilangan identitas dirinya sendiri. Beberapa alasan
mengapa Pancasila sebagai sistem etika itu diperlukan dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara di Indonesia, meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Dekadensi moral yang melanda kehidupan masyarakat, terutama generasi
muda sehingga membahayakan kelangsungan hidup bernegara. Generasi
muda yang tidak mendapat pendidikan karakter yang memadai dan juga
dihadapkan pada keberagaman nilai yang melanda Indonesia sebagai akibat
globalisasimenjadikan mereka kehilangan arah. Dekadensi moral itu terjadi
ketika pengaruh globalisasi tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila, tetapi
justru nilai-nilai dari luar berlaku dominan. Contoh-contoh dekadensi moral,
antara lain: penyalahgunaan narkoba, kebebasan tanpa batas, rendahnya rasa
hormat kepada orang tua, menipisnya rasa kejujuran, tawuran di kalangan
para pelajar. Kesemuanya itu menunjukkan lemahnya tatanan nilai moral
dalam kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem
etika diperlukan kehadirannya sejak dini, terutama dalam bentuk pendidikan
karakter di sekolah-sekolah.
2. korupsi akan merajalela karena para penyelenggara negara tidak memiliki
rambu-rambu normatif dalam menjalankan tugasnya. Para penyelenggara
negara tidak dapat membedakan batasan yang boleh dan tidak, pantas dan
tidak, baik dan buruk (good and bad). Pancasila sebagai sistem etika terkait
dengan pemahaman atas kriteria baik (good) dan buruk (bad). Archie Bahm
dalam Axiology of Science, menjelaskan bahwa baik dan buruk merupakan
dua hal yang terpisah. Namun, baik dan buruk itu eksis dalam kehidupan
manusia, maksudnya godaan untuk melakukan perbuatan buruk selalu
muncul. Ketika seseorang menjadi pejabat dan mempunyai peluang untuk
melakukan tindakan buruk (korupsi), maka hal tersebut dapat terjadi pada
siapa saja. Oleh karena itu, simpulan Archie Bahm, ”Maksimalkan kebaikan,
minimalkan keburukan” (Bahm, 1998: 58). 184
3. kurangnya rasa perlu berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran
pajak. Hal tersebut terlihat dari kepatuhan pajak yang masih rendah, padahal
peranan pajak dari tahun ke tahun semakin meningkat dalam membiayai
APBN. Pancasila sebagai sistem etika akan dapat mengarahkan wajib pajak
untuk secara sadar memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik. Dengan
kesadaran pajak yang tinggi maka program pembangunan yang tertuang
dalam APBN akan dapat dijalankan dengan sumber penerimaan dari sektor
perpajakan. Berikut ini diperlihatkan gambar tentang iklan layanan
masyarakat tentang pendidikan yang dibiayai dengan pajak.
4. pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara di
Indonesia ditandai dengan melemahnya penghargaan seseorang terhadap hak
pihak lain. Kasus-kasus pelanggaran HAM yang dilaporkan di berbagai
media, seperti penganiayaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT),
penelantaran anak-anak yatim oleh pihak-pihak yang seharusnya melindungi,
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan lain-lain. Kesemuanya itu
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap nilai- 185 nilai Pancasila
sebagai sistem etika belum berjalan maksimal. Oleh karena itu, di samping
diperlukan sosialisasi sistem etika Pancasila, diperlukan pula penjabaran
sistem etika ke dalam peraturan perundang-undangan tentang HAM (Lihat
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
5. kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan
manusia, seperti kesehatan, kelancaran penerbangan, nasib generasi yang
akan datang, global warming, perubahan cuaca, dan lain sebagainya. Kasus-
kasus tersebut menunjukkan bahwa kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila
sebagai sistem etika belum mendapat tempat yang tepat di hati masyarakat.
Masyarakat Indonesia dewasa ini cenderung memutuskan tindakan
berdasarkan sikap emosional, mau menang sendiri, keuntungan sesaat, tanpa
memikirkan dampak yang ditimbulkan dari perbuatannya. Contoh yang paling
jelas adalah pembakaran hutan di Riau sehingga menimbulkan kabut asap.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai sistem etika perlu diterapkan ke dalam
peraturan perundang-undangan yang menindak tegas para pelaku pembakaran
hutan, baik pribadi maupun perusahaan yang terlibat. Selain itu, penggiat
lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara juga
perlu mendapat penghargaan seperti gambarLingkungan hidup yang nyaman
melahirkan generasi muda yang sehat dan bersih sehingga kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi lebih bermakna
sebagaimana tercermin dalam gambar berikut.

2.4 Nilai-nilai pancasila sebagai nilai nilai Fundamental terhadap sistem


etika Negara

Pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan


universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pada Pembukaan UUD 1945
yang didalamnya memuat nilai-nilai Pancasila mengandung empat pokok pikiran
yang merupakan penjabaran darinilai-nilai Pancasila itu sendiri. Pokok pikiran
pertama menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara persatuan, yaitu
negara yang melindungi segenap bangsadan seluruh tumpah darah Indonesia,
mengatasi segala paham golongan maupun perseorangan.Ketentuan dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu, “maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia” menunjukkan
sebagai sumber hukum. Nilai dasar yang fundamental dalam hukum mempunyai
hakikat dan kedudukan yang kuat dan tidak dapat berubah mengingat pembukaan
UUD 1945 sebagai cita-cita Negara, para pediri bangsa sekaligus perumus
konstitusi. Di samping itu, nilai-nilai Pancasila juga merupakan suatu landasan
moral etik dalam kehidupan kenegaraan yang ditegaskan dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 bahwanegara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
berdasar atas kemanusiaan yang adildan beradab. Konsekuensinya dalam
penyelenggaraan kenegaraan antara lain operasional pemerintahan negara,
pembangunan negara, pertahanan-keamanannegara, politik negara serta
pelaksanaan demokrasi negara harus senantiasaberdasarkan pada moral ketuhanan
dan kemanusiaan.Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan Negara Republik
Indonesia merupakannilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-
masing silanya. Untuk lebih memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
masing-masing sila Pancasila,makadapat diuraikan sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.


Meliputi dan menjiwai keempat sila lainnya. Dalam silaini
terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah wujud dari
tujuanmanusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha esa. Bahwa Tuhan
murapakan point penting yang tidak boleh dilupakan dalam
mewujudkan dasar negara yang akan menjadi pedoman dan tuntutan
kehidupan berbangsa dan benegara
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Kemanusian berasal dari kata manusia yaitumahluk yang
berbudaya dengan memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta.
Potensiitu yang mendudukkan manusia pada tingkatan martabat yang
tinggi yang menyadari nilai-nilai dan norma-norma. Kemanusiaan
terutama berarti hakikat dan sifat-sifatkhas manusia sesuai dengan
martabat.
3. Persatuan Indonesia.
Persatuan mengandung pengertian bersatunya bermacam-macam
corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Persatuan
Indonesia dalam sila ketiga ini mencakup persatuan dalam arti
ideologi, politik, ekonomi, sosialbudaya dan keamanan. Persatuan
Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiamiseluruh wilayah
Indonesia. Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamisdalam
kehidupan. Karna jika persatuan tidak terbentuk maka akan memiliki
potensi besar munculnya perpecahan yang dapat mengiring kepada
konflik konflik dalam negara itu sendiri.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan Kerakyatan.
Rakyat merupakan sekelompok manusiayang berdiam dalam satu
wilayah negara tertentu. Dimana demi tercapainya wilayah yang
ditempati berlangsung dengan nyaman, aman dan tentram maka
haruslah segala sesuatu yang bertujuan demi kepentingan bersama
merupakan hasil kesepakatan atas semua orang yang terlibat, bukan
dari satu atau beberapa pihak saja. Dengan sila ini berarti bahwa
bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi yang menempatkan
rakyat di posisitertinggi dalam hirarki kekuasaan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di
segala bidang kehidupan, baik materiil maupunspiritual. Seluruh
rakyat Indonesia berarti untuk setiap orang yang menjadi rakyat
Indonesia.Adapun makna dan maksud istilah beradab pada sila kedua,
“Kemanusiaan yanga dil dan beradab” yaitu terlaksananya penjelmaan
unsur-unsur hakikat manusia, jiwaraga, akal, rasa, kehendak, serta
sifat kodrat perseorangan dan makhluk Tuhan YangMaha Esa sebagai
causa prima dalam kesatuan majemuk-tunggal. Hal demikian
dilaksnakan dalam upaya penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernagara yang bermartabat tinggi.

BAB 3 PENUTUP
A.KESIMPULAN
uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Pancasila dan etika adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena
merupakan suatu sistem yang membentuk satu kesatuan yang utuh, saling
berkaitan satu dengan yang lain yang dijadikan pedoman dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Implementasi Pancasila sebagai sistem etika dapat terwujud apabila
pemerintah dan masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang ada dalam
pancasila dengan mengedepankan prinsip keseimbangan antara hak dan
kewajiban.

B. SARAN
1. Pancasila hendaknya menjadi dasar dan pedoman bagi Bangsa Indonesia dalam
bersikap dan bertingkah laku sehingga nantinya akan terwujud masyarakat
adil dan makmur sesuai dengan tujuan negara itu sendiri.
2. Pada setiap sendi-sendi kehidupan masyarakat, harus senatiasa menerapkan
nilai-nilai pancasila baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sehinga terwujud perilaku etika yang menjunjung tinggi
nilai moralitas sebagai perwujudan dari ciri dan kepribadian dari Bangsa
Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
http//sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/07/Pancasila-sejarah-
dasat-negara- pengertian-makna-lambang-nilai-ideologi.html
https://www.researchgate.net/publication/335898355_PANCASILA_SEBAGAI_
SISTEM_ETIKA

 Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,


Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. 2016. Pendidikan
Pancasila untuk Perguruan Tinggi Cetakan 1.
 https://www.academia.edu/17078782/Pancasila_Sebagai_Nilai_Dasar_da
n_Sistem_Etika_Negara_Indonesia
Prof. Dr. Kaelan, M.S. 2010, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
Susilowati Dwi dan Sudjatmoko, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai