Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ALIM ALISA PUTRA

NIM : 1965140008
ILMU ADMINISTRASI NEGARA ( B )
RESUME MATERI KETENTUAN PAJAK

Dasar Hukum
Dalam melakukan pelaporan dan pembayaran, bagi para wajib pajak
haruslah banyak berkonsultasi dengan kantor pelayanan pajak terkait maupun
lembaga hukum yang dapat memberikan saran yang tepat soal urusan yang satu
ini. Anda harus memperhitungkan dengan cermat bagaimana penghasilan Anda
serta pungutan maupun kewajiban pembayaran pajak yang telah ditentukan oleh
pemerintah.

Adapun peraturan yang mengatur soal ketentuan umum pembayaran pajak ini
adalah Pasal 10 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah, yang paling
terakhir diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 (UU KUP)
mengatur tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak.

Dalam Pasal 10 ayat (2) UU KUP ditetapkan tata cara pembayaran,


penyetoran pajak, dan pelaporannya serta tata cara mengangsur dan menunda
pembayaran pajak diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

Ketentuan tersebut ditindaklanjuti dengan diterbitkannya Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 184/ PMK.03/ 2007 Tentang Penentuan tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan
Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara
Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.

Kewajiban Pembayaran Pajak


1. Membayar sendiri pajak yang terutang
2. Pembayaran angsuran PPh setiap bulan (PPh Pasal 25)
Pembayaran PPh Pasal 25 yaitu pembayaran Pajak Penghasilan secara
angsuran. Hal ini dimaksudkan untuk meringankan bebas Wajib Pajak dalam
melunasi pajak yang terutang dalam satu tahun pajak. Wajib Pajak diwajibkan
untuk mengangsur pajak yang akan terutang pada akhir tahun dengan membayar
sendiri angsuran pajak tersebut setiap bulan.

Dalam aturan ini Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu yang memiliki Usaha tertentu
dan wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha tertentu. Dan untuk Wajib Pajak
Badan, besarnya pembayaran Angsuran PPh 25 yang terutang diperoleh dari
penghasilan kena pajak dikalikan dengan tariff PPh yang diatur di Pasal 17 ayat
(1) huruf b Undang Undang Pajak Penghasilan.

1. Membayar PPh melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain


(PPh Pasal 4 (2), PPh Pasal 15, PPh Pasal 21, 22, dan 23, serta PPh Pasal
26). Adapun penjelasannya yaitu wajib pajak pemberi penghasilan, pemberi
kerja, atau pihak lain yang ditunjuk atau ditetapkan oleh pemerintah.
Membayar PPN kepada pihak penjual atau pemberi jasa ataupun oleh pihak
yang ditunjuk pemerintah. Tarif PPN adalah 10% dari harga jual atau
penggantian atau nilai ekspor atau nilai lainnya. Dan pembayaran pajak-
pajak lainnya.
2. Pemotongan atau Pemungutan Pajak
Selain pembayaran bulanan yang dilakukan sendiri, ada pembayaran
bulanan yang dilakukan dengan mekanisme pemotongan/pemungutan yang
dilakukan oleh pihak pemberi penghasilan. Pihak pemberi penghasilan adalah
pihak yang ditunjuk berdasarkan ketentuan perpajakan untuk
memotong/memungut, antara lain yang ditunjuk tersebut adalah badan
Pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk
usaha tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. Untuk subjek pajak
badan dalam negeri, maka diwajibkan juga sebagai pemotong/pemungutan pajak.
Adapun jenis pemotongan/pemungutan adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh
Pasal 23, PPh Pasal 26, PPh Pasal 4 ayat 2, PPh Pasal 15 dan PPN dan PPnBM

Penagihan Pajak

Adapun jangka waktu proses penagihan sebagai berikut :

1. Surat Teguran diterbitkan apabila dalam jangka 7 hari dari jatuh tempo
pembayaran Wajib Pajak tidak membayar hutang pajaknya.
2. Surat Paksa diterbitkan dalam jangka 21 hari setelah Surat Teguran
apabila Wajib Pajak tetap belum melunasi utang pajaknya.
3. Sita dilakukan dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak Surat Paksa
disampaikan.
4. Lelang dilakukan paling singkat 14 hari setelah pengumuman lelang.
Sedangkan pengumuman lelang dilakukan paling singkat 14 hari setelah
penyitaan.

Anda mungkin juga menyukai