Anda di halaman 1dari 21

1

PROPOSAL PENELITIAN

TATA KELOLA DISTRIBUSI BANTUAN LOGISTIK BENCANA ALAM


(Studi Empiris Pada Bencana Banjir di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara)

OLEH

NASRULLAH
214 17 0010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN BENCANA
2018
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keadaan alam

sangat beragam. Secara geografis dan struktur geologi, Indonesia terletak pada

suatu kawasan rawan bencana, baik bencana alam seperti gempa bumi, banjir,

tanah longsor, letusan gunung berapi, badai, tsunami, kebakaran hutan dan

lahan, maupun bencana non alam seperti kegagalan teknologi, konflik sosial,

gagal modernisasi, epidemik, kebakaran hutan dan wabah penyakit. Untuk

menanggulangi bencana, Pemerintah telah membentuk Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat nasional dan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat daerah Kabupaten/Kota.

Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana

yang tergolong tinggi. Hampir setiap tahun di Indonesia terjadi bencana alam,

diantara berbagai macam bencana alam yang ada di Indonesia, kejadian bencana

alam banjir masih mendominasi dibandingkan dengan bencana alam lainnya.

Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia. Berdasarkan

nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya peningkatan

yang cukup berarti. Banjir menimbulkan banyak kerugian, baik kerugian

lingkungan, kerugian harta benda, maupun korban jiwa manusia hingga dampak

psikologis dari korban tersebut.


3

Kota Kendari adalah salah satu daerah yang rawan terjadi bencana

banjir dengan tingkat potensi bencana yang tinggi. Kota Kendari dilanda banjir

setiap tahunnya. Banjir tersebut berasal dari luapan sungai Wanggu dan

mengenangi 10 Kecamatan di Kota Kendari yang menimbulkan 1 korban

meninggal, 32 rumah rusak berat, 53 rumah rusak sedang, dan 178 rumah rusak

ringan, 3 jembatan rusak, dan 500 hektar sawah terendam dan 9.958 korban

selamat. Banjir tersebut juga mengenangi rumah masyarakat sejumlah 3.369

Kepala Keluarga (KK) sehingga menimbulkan kerugian materi sebanyak

Rp.75.000.000.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa bencana banjir

mendatangkan korban dan kerugian yang begitu besar bagi masyarakat. Untuk

mengurangi risiko dampak bencana yang terjadi, maka diperlukan Manajemen

Bencana.

Manajemen Bencana diperlukan untuk mencegah dan mengurangi

kerugian serta risiko yang ditimbulkan dari bencana yang terjadi, baik berupa

kerugian harta benda maupun materi, serta menjamin terlaksananya bantuan

yang memadai bagi korban bencana alam, mulai dari pra bencana, saat bencana

dan pasca bencana. Dalam kondisi keadaan darurat bencana, masyarakat sangat

membutuhkan bantuan dari pemerintah, organisasi masyarakat, dunia usaha

ataupun swasta. Bantuan yang dibutuhkan sebagian besar masyarakat adalah

bantuan logistik, bantuan tersebut mencakup kebutuhan pokok masyarakat,

seperti sembako, mie instant, makanan siap saji, susu, air bersih, selimut, obat-

obatan dan lainnya.


4

Salah satu komponen atau unsur utama suatu aktivitas penanggulangan

bencana dapat berjalan dengan baik dan efektif dapat dilihat dari pelaksanaan

sistem logistik bencananya. Penanganan bencana dalam hal distribusi logistik

selalu menghadapi permasalahan yang sangat kompleks. Hal ini tampak pada

kasus bencana banjir di Kota Kendari pada Bulan Mei tahun 2017 lalu yang

menunjukkan lemahnya pelaksanaan distribusi bantuan logistik bencana, seperti

sering terjadinya kelebihan stok barang untuk kebutuhan yang tidak mendesak,

kurang meratanya distribusi bantuan kepada korban dan lambanya

pendistribusian bantuan kepada korban.

Bantuan Logistik sangat dibutuhkan dalam penanggulangan bencana

khususnya pada saat terjadi bencana. Dukungan bantuan logistik tersebut harus

tepat waktu, sasaran, lokasi, kualitas, jumlah, dan sesuai kebutuhan korban.

Menurut informasi yang dilangsir Inilahsultra.com sebagian besar korban

bencana banjir kondisinya sangat memprihatinkan karena banyak korban

mengalami gatal-gatal, demam, sakit kepala, dan panas disebabkan oleh cuaca

dingin, makanan tidak teratur dan kekurangan air bersih. Sementara, bantuan

pemerintah berupa air minum dan air bersih terbatas, kapasitas tenda tidak

memadai dan tidak mampu menampung keluarga korban. Menurut salah seorang

pengungsi, Ibu Eka mengatakan, ada puluhan kepala keluarga masih berada di

tenda pengungsian. Mereka masih enggan mengosongkan tenda karena khawatir

terjadi banjir susulan. Mereka takut nanti tiba-tiba datang banjir susulan. Apalagi

cuaca tidak mendukung saat ini, hal ini untungnya masih ada pihak swasta yang

turun memberikan bantuan berupa indomie dan telur. Sedangkan petugas BPBD
5

menuturkan bahwa setiap adanya permintaan bantuan dari pemerintah desa atau

kecamatan, BPBD selalu memberikan bantuan. Pemberian bantuan tersebut

sesuai permintaan dengan melihat ketersediaan stok barang yang ada. tidak

adanya permintaan bantuan yang melebihi stok barang yang ada, menunjukkan

bahwa bantuan yang tersedia sangat mencukupi. Namun kondisi yang terjadi

masyarakat mengalami kekurangan bantuan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan

lemahnya tata kelola pendistribusian bantuan pada saat kondisi abnormal.

Kondisi abnormal dan kebutuhan dari masyarakat yang harus segera

terpenuhi membuat prosedur permintaan bantuan tidak dapat berjalan dengan

lancar dan lambat. Prosedur yang hierarki menuntut proses yang seharusnya

dapat berjalan dengan cepat dan tepat menjadi kurang efektif dan efisien. Oleh

karenanya dibutuhkan prosedur yang dapat diproses dengan cepat, tepat, dapat

dipertanggungjawabkan dan menjamin pelayanan publik tersalurkan dengan

baik.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, terlihat bagaimana

peranan manajemen atau tata kelola logistik itu sangat dibutuhkan dalam

menunjang serta memfasilitasi seluruh pekerjaan agar dalam pelaksanaannya

efektif dan efisien, oleh karena hal tersebut penulis tertarik untuk mengangkat

judul “TATA KELOLA DISTRIBUSI BANTUAN LOGISTIK KORBAN

BENCANA ALAM (Studi Empiris pada Bencana Banjir di Kabupaten

Kota Kendari)

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di


6

atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah mekanisme pendistribusian bantuan logistik bagi korban

bencana alam di Kota Kendari ?

2. Bagaimanakah penerapan mekanisme pendistribusian bantuan logistik di

Kota Kendari?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui, menganalisis, dan mendeskripsikan mekanisme

pendistribusian bantuan logistik bagi korban bencana alam di Kota Kendari.

2. Untuk mengetahui, menganalisis dan mendiskripsikan penerapan

mekanisme pendistribusian bantuan di Kota Kendari .

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah tentang mekanisme

pendistribusian bantuan logistik bagi korban bencana alam di Kota Kendari.

2. Sebagai bahan informasi bagi warga masyarakat tentang penerapan

mekanisme pendistribusian bantuan di Kota Kendari.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang relevan dengan masalah

dalam penelitian ini.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Bencana

Bencana merupakan suatu hal yang sering dialami oleh penduduk di

wilayah Republik Indonesia, yang terletak di daerah yang rawan bencana, baik

berupa bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial. Menurut Undang-

Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam

dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik

oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga

mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia.

Menurut United Nation Development Program (UNDP) dalam .

bukunya Soehatman Ramli, (2010: 10) bencana adalah suatu kejadian yang

ekstrem dalam lingkungan alam maupun manusia yang secara merugikan

mempengaruhi kehidupan manusia, harta benda atau aktivitas sampai pada

tingkat yang menimbulkan bencana.

Sedangkan World Health Organization (2002) mendefinisikan bencana

sebagai kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya

nyawa manusia, dan memburuknya derajat atau pelayanan kesehatan pada skala

tertentu yang memerlukan respon dari masyarakat wilayah yang terkena bencana

(Efendi dan Makhfudi, 2009).


8

Berdasarkan pengertian-pengertian bencana diatas, bencana dapat

diartikan sebagai suatu kejadian atau peristiwa yang tidak dapat diatasi oleh

masyarakat dan dapat menimbulkan korban jiwa, kerusakan maupun kerugian

harta benda.

B. Konsep Administrasi Publik

1. Pengertian Administrasi

Administrasi berasal dari bahasa Belanda, yakni Administratie yang

berarti kegiatan catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-

mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.

Administrasi dalam pengertiaan luas dapat ditinjau dari sudut proses, fungsi, dan

dari sudut kepranataan (institutional). Ditinjau dari sudut proses, administrasi

merupakan keseluruhan proses yang dimulai dari proses pemikiran,

perencanaan, pengaturan, penggerakan, pengawasan sampai dengan proses

pencapaian tujuan. Ditinjau dari sudut fungsi atau tugas, administrasi berarti

keseluruhan tindak (aktivitas) yang mau atau tidak mau harus dilakukan dengan

sadar oleh seseorang atau sekelompok orang yang kedudukan sebagai

administrator atau manajemen puncak suatu organisasi usaha sedangkan

administrasi dari sudut kepranataan atau institusi, kelompok orang yang secara

tertentu melakukan aktivitas-aktivitas di dalam organisasi.

Menurut Siagian dalam bukunya Anggara (2012:21), menyebutkan:

“Administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih

yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya”.
9

Menurut Pliffner dalam bukunya Anggara (2012:21) menyebutkan:

“Administrasi dapat dirumuskan sebagai pengorganisasian dan penjurusan

sumber-sumber yang diinginkan.

Sedangkan menurut Harbani Pasalong (2007:4) Administrasi adalah

menerapkan kemampuan dan keterampilan kerja sehingga tercapai tujuan secara

efektif dan efisien melalui tindakan rasional.Tujuan secara efektif dan efisien

melalui tindakan rasional dapat terwujud bila ada perencanaan yang realistik dan

benar-benar tepat, logis dan dapat dikerjakan.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

Administrasi Publik adalah kegiatan memberikan pengarahan, bimbingan, dan

pengawasan terhadap usaha-usaha kelompok dalam rangka mencapai tujuan

bersama. Proses operasi administrasi terdapat sejumlah unsur yang saling berkait

antara satu dan yang lain, yang apabila salah satunya tidak ada, proses operasi

administrasi akan pincang. Unsur-unsur administrasi menurut Anggara

(2012:29) menyebutkan :

1. Organisasi, yaitu wadah bagi segenap kegiatan usaha kerja sama.

2. Manajemen, yaitu kegiatan menggerakkan sekelompok orang dan

mengerahkan fasilitas kerja. Meliputi perencanaan, pembuatan keputusan,

pembimbingan, pengoordinasian, pengawasan, penyempurnaan dan

perbaikan tata struktur dan tata kerja.

3. Komunikasi, yaitu penyampaian berita dan pemindahan buah pikiran dari

seseorang kepada yang lainnya dalam rangka terwujudnya kerja sama.

4. Kepegawaian, yaitu pengaturan dan pengurusan pegawai yang diperlukan.


10

5. Keuangan, yaitu pengolahan segi-segi pembiayaan dan pertanggungjawaban

keuangan.

6. Perbekalan, yaitu perencanaan, pengadaan dan pengaturan pemakaian

barang-barang keperluan kerja.

7. Tata Usaha, yaitu penghimpunan, pencatatan, pengolahan, pengiriman dan

penyimpanan berbagai keterangan ang diperlukan.

8. Hubungan Masyarakat, yaitu perwujudan hubungan yang baik dan dukungan

dari lingkungan masyarakat terhadap usaha kerjasama.

2. Pengertian Administrasi Publik/Negara

Administrasi publik sebenarnya sudah ada semenjak dahulu kala, ia

akan timbul dalam suatu masyarakat yang terorganisasi. Dalam catatan sejarah

peradaban manusia, maka di asia selatan termasuk Indonesia, cina, dan mesir

kuno dahulu sudah didapatkan suatu sistem penataan pemerintahan. Sistem

penataan tersebut pada saat sekarang dikenal dengan sebutan administrasi

publik/Negara (Toha, 2008: 88).

Administrasi publik kadang-kadang dipakai pula istilah administrasi

pemerintahan, dan kadang-kadang juga diterjemahkan dengan birokrasi

pemerintah yang dikenal sekarang ini merupakan produk dari masyarakat yang

tumbuh dinegara-negara Eropa.

Pengertian administrasi negara untuk lebih jelasnya akan peneliti

sebutkan menurut para ahli yaitu :

Menurut Leonard dikutip oleh Handayaningrat (1980: 2), menyebutkan

bahwa administrasi adalah suatu proses yang pada umum nya terdapat pada
11

semua usaha kelompok, negara atau swasta, sipil atau militer, usaha yang besar

atau kecil dan sebagainya.

Sedangkan menurut Kahya (1996: 4) menyebutkan administrasi negara

ialah suatu ilmu yang mempelajari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

negara untuk melaksanakan atau mewujudkan politik negara atau politik

pemerintah.

Berdasarkan teori di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk

mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan maka diperlukan suatu pegawasan

internal dan kualitas pelayanan untuk meningkatkan kinerja pegawai khususnya

di bidang pelayan sektor publik.

Ciri-ciri administrasi negara disebutkan Thoha (2008:36-38), sebagai

berikut:

1. Administrasi negara adalah suatu kegiatan yang tidak bisa dihindari

(unavoidable). Setiap orang selama hidupnya selalu berhubungan dengan

administrasi negara. Mulai dari lahir sampai meninggal dunia, orang tidak

bisa melepaskan diri dari sentuhan kegiatan administrasi negara, baik warga

negara ataupun orang asing.

2. Administrasi negara memerlukan adanya kepatuhan. Hal ini administrasi

negara mempunyai monopoli untuk mempergunakan wewenang dan

kekuasaan yang ada padanya untuk memaksa setiap warga negara mematuhi

peraturan-peraturan dan segala perundangan yang telah ditetapkan.

3. Administrasi negara mempunyai prioritas. Banyak kegiatan yang bisa

dilakukan oleh administrasi negara. Dari sekian banyaknya tersebut tidak lalu
12

semuanya diborong olehnya. Prioritas diperlukan untuk mengatur pelayanan

terhadap masyarakat.

4. Administrasi negara mempunyai ukuran yang tidak terbatas. Besar lingkup

kegiatan administrasi negara meliputi seluruh wilayah negara, di darat, di laut

dan di udara.

5. Pimpinan atasnya (top management) bersifat politis. Administrasi negara

dipimpin oleh pejabat-pejabat politik. Hal ini berarti pimpinan tertinggi dari

administrasi negara dijabat oleh pejabat yang dipilih atau diangkat

berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

6. Pelaksanaan administrasi negara adalah sangat sulit diukur. Oleh karena

kegiatan administrasi negara sebagiannya bersifat politis dan tujuan di

antaranya untuk mencapai perdamaian, keamanan, kesehatan, pendidikan,

keadilan, kemakmuran, pertahanan, kemerdekaan, dan persamaan, maka hal

tersebut tidak mudah untuk diukur.

7. Banyak yang diharapkan dari administrasi negara. Dalam hubungan ini akan

terdapat dua standar penilaian. Satu pihak masyarakat menghendaki

administrasi negara berbuat banyak untuk memenuhi kebutuhan mereka. Di

pihak lain administrasi negara mempunyai kemampuan, keahlian, dana, dan

sumber-sumber lain yang terbatas.

C. Manajemen Logistik

1. Pengertian Manajemen Logistik

Manajemen logistik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan/instansi

terutama yang bergerak dalam bidang perdagangan. Untuk lebih memperjelas


13

pengertian tentang manajemen logistik maka Subagya M.S. (1996: 9)

menyatakan bahwa manajemen logistik adalah “Salah satu ilmu manajemen

yang ada pada dasarnya adalah ilmu manajemen yang mengkhususkan dalam

bidang pengelolaan barang-barang yang dipakai untuk kegiatan operasional

suatu perusahaan atau instansi”.

Peraturan Kepala BNPB Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman

Monitoring dan Evaluasi Manajemen Logistik Penanggulangan Bencana

menjelaskan bahwa manajemen logistik adalah proses pengelolaan logistik

penanggulangan bencana yang meliputi perencanaan/inventarisasi kebutuhan,

pengadaan dan/atau penerimaan, pergudangan dan/atau penyimpanan,

pendistribusian, pengangkutan, penerimaan di tujuan dan penghapusan.

Secara historis dalam logistik atau distribusi fisik ini tercangkup dua

kegiatan utama yaitu pengangkutan dan penyimpanan. Biasanya, kegiatan

pengangkutan dan penyimpanan dipandang sebagai kegiatan yang terpisah.

Menurut Swastha (1990:321) pengangkutan adalah pemindahan barang melalui

suatu jalan atau jalur yang mengambil tempat di antara lembaga-lembaga saluran

atau antara lembaga saluran dengan konsumen. Sedangkan, penyimpanan atau

penggudangan merupakan pengamanan barang-barang selama dibutuhkan.

Manajemen logistik merupakan aliran barang secara baik, efektif dan

efisien mulai dari pengiriman barang dari pemasok atau supplier ke toko,

penyimpanan yang baik di dalam gudang, pendistribusiannya hingga barang

tersebut sampai kepada konsumen untuk dikonsumsi, selain itu juga di dalam

manajemen logistik memiliki jasa pelayanan serta informasi mengenai produk


14

yang dimilikinya di dalam penjualan barang. Manajemen Logistik merupakan

suatu tanggungjawab untuk membuat dan mengatur sistem guna mengatasi

aliran bahan baku dan barang jadi (Swastha, 1990:322).

Menurut Donald J. Bowersox yang diterjemahkan oleh Hasymi Ali

(2002: 13) menyatakan bahwa “Manajemen logistik modern dapat didefinisikan

sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan

penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier, diantara

fasilitas-fasilitas perusahaa dan kepada para pelanggan”.

Menurut Bowesox (2002:13) manajemen Logistik adalah unik karena

ia nerupakan satu aktivitas perusahaan yang tertua tetapi juga termuda. Aktivitas

logistik (lokasi fasilitas, transportasi, inventarisasi, komunikasi, dan pengurusan

dan penyimpanan) telah dilaksanakan orang semenjak awal spesilisasi komersil.

Menurut Simamora (2000:730) distribusi fisik atau logitik ini

melibatkan perencanaan, penerapan dan pengendalian arus fisik bahan-bahan

baku dan barang jadi dari titik asal ke titik konsumen untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan pada keuntungan tertentu.

2. Tujuan manajemen logistik

Tujuan manajemen logistik menurut Aditama (2003) yang terdapat

dalam buku Manajemen Administrasi Rumah Sakit yaitu:

1. Tujuan operasional adalah agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah

yang tepat dan mutu yang memadai.

2. Tujuan keuangan yaitu dapat melaksanakan tujuan operasional dengan biaya

yang serendah-rendahnya.
15

3. Tujuan pengamanan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan,

pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidak

wajar lainnya.

Adapun Fungsi-fungsi manajemen logistik menurut Subagya (1996:10)

adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan

Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran,

pedoman-pedoman, pengukuhan penyelenggaraan bidang logistik.

2. Fungsi Penganggaran

Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk

merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni

skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan

pembatasan yang berlaku terhadapnya.

3. Fungsi Pengadaan

Fungsi pengadaan merupakan usaha-usaha dan kegiatan-kegiatan untuk

memenuhi kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi

perencanaan, penentuan kebutuhan penganggaran.

4. Fungsi Penyimpanan dan Penyaluran

Fungsi ini merupakan pelaksanan penerima, penyimpanan dan penyaluran

perlengkapan yang telah diadakan melalui fungsi-fungsi terdahulu untuk

kemudian disalurkan kepada instansi-instansi pelaksana.

5. Fungsi Pemeliharaan
16

Adalah usaha atau proyek kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis, daya

guna dan daya hasil barang inventaris.

6. Fungsi Penghapusan

Fungsi penghapusan, yaitu berupa kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha

pembebasan barang dari pertanggungjawaban yang berlaku.

7. Fungsi Pengendalian

Fungsi ini merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi

usaha untuk memonitor dan pengamankan keseluruhan pengelolaan logistik.

Fungsi-fungsi tadi pada dasarnya merupakan sebuah siklus kegiatan

yang secara visual dapat dilihat sebagai berikut:

Sumber: Subagya, (1996:12)


17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara. Pemilihan lokasi di Kota Kendari sebagai tempat penelitian karena di

Daerah tersebut dalam tata kelola bantuan logistik masih ditemukan berbagai

permasalahan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk mengetahui

mekanisme pendistribusian bantuan logistik pada bencana banjir di Kota

Kendari.

B. Sifat penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran tentang

masalah penelitian dan pemecahannya, yakni mekanisme pendistribusian

bantuan logistik korban bencana banjir, penerapan mekanisme pendistribusian

bantuan logistik korban bencana banjir dan model dalam pendistribusian

bantuan logistik korban bencana banjir tersebut.

C. Informan Penelitian

Untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, maka

informan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling (disengaja). Dengan pertimbangan bahwa informan tersebut dapat

mengetahui dan memberikan jawaban atau informasi yang akurat atas

permasalahan penelitian ini yakni mekanisme pendistribusian bantuan logistik

korban bencana, penerapan mekanisme pendistribusian bantuan logistik korban

bencana dan model dalam pendistribusian bantuan logistik korban bencana


18

banjir tersebut.

Adapun yang menjadi informan penelitian ini, peneliti membagi dua

jenis informan, yakni informan kunci dan informan biasa. Informan kunci

yakni 1 orang kordinator bidang operasi dan perencanaan, 1 seksi penerimaan,

1 seksi penyimpanan, 1 seksi distribusi, 1 orang seksi monitoring dan evaluasi

dan 1 orang seksi pelaporan, sedangkan informan biasa yakni 10 KK sebagai

korban bencana banjir yang berdomisili di Kota Kendari. Sehingga total

seluruh informan dalam penelitian ini berjumlah 16 orang.

Sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat (1994: 89) bahwa dalam

penelitian kualitatif penentuan besarnya jumlah informan tidak ada ukuran

yang mutlak, melainkan selalu didasarkan pada kebutuhan data dan

perkembangan di lapangan, atau sudah mengalami kejenuhan data wawancara

diakhiri.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data dari aktor-aktor atau

stakeholders yang terlibat dalam pendistribusian bantuan logistik di Kota

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang dimaksud adalah data yang mendukung penulisan

ini yang diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan-laporan hasil penelitian yang

berhubungan dengan penelitian ini.


19

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara:

1. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelusuran terhadap

literatur sebagai sumber untuk menelaah berbagai teori yang berkaitan

dengan permasalahan dalam penelitian ini.

2. Penelitian lapangan (Field Research), yaitu pengumpulan data dan

informasi secara langsung di lapangan dengan teknik:

a. wawancara (interview) yaitu metode untuk mengadakan tanya jawab

langsung (tatap muka) dengan informan penelitian untuk memperkuat

data yang berhubungan dengan mekanisme pendistribusian bantuan

logistik korban bencana banjir, penerapan mekanisme pendistribusian

bantuan logistik korban bencana banjir dan model dalam pendistribusian

bantuan logistik korban bencana banjir tersebut.

b. Dokumentasi yaitu peneliti mencari data dengan mengambil data tentang

mekanisme pendistribusian bantuan logistik korban bencana banjir,

penerapan mekanisme pendistribusian bantuan logistik korban bencana

banjir dan model dalam pendistribusian bantuan logistik korban bencana

banjir tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis

secara deskriptif kualitatif, yaitu data disajikan dengan menjelaskan dan

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya terjadi di lokasi penelitian.


20

Dimulai dari pengumpulan data (data collection) yang relevan dengan tema

penelitian, setelah itu dilakukan pemilahan dan penyederhanaan data untuk

memfokuskan pada masalah penelitian (data reduction), kemudian data tersebut

disajikan dalam bentuk teks (data display) dan selanjutnya dilakukan penarikan

kesimpulan (conclution drawing and verifying) dari data yang disajikan.


21

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga. (2003). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta:


Universitas Indonesia Press.

Basu Swastha, DH dan Irawan, 1990. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:


Liberty.

Donald J. Bowersox, 2002. Manajemen Logistik Jilid 1. Yogyakarta: Penerbit Bumi


Aksara.

Effendi, F & Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan


Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika.

Koentjaraningrat, 1994. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.

PERKA BNPB No. 20 Tahun 2011 Tentang Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Manajemen Logistik Penanggulangan Bencana.

Simamora, Henry, 2000. Manajemen Pemasaran Internasional (jilid1). Jakarta:


Salemba Empat

Soehatman Ramli, 2010. Manajemen Bencana (Disaster Manajemen). Jakarta:


Dian Rakyat.

Subagya, 1996. Manajemen Logistik. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung.

Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana

Anda mungkin juga menyukai