Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Audit Syari’ah
Keuangan Syari‟ah.
1
Helal dkk, Op.cit, h.1
36
2
Nawal Kasim, Zuraidah Mohd Sanusi, Tatik Mutamimah, & Sigit
Handoyo, Assessing the current practice of Auditing in Islamic Financial
Institutions in Malaysia and Indonesia”, International Journal of Trade,
Economics and Finance, Vol. 4, No. 6, December 2013, h. 6
3
Zurina Shafii, Nor Aishah Mohd Ali and Nawal Kasim, “Shariah audit
in Islamic banks: an insight to the future shariah auditor labour market in
Malaysia Audit Syariah di bank syariah” , Procedia Social and behavioral science,
2014, www.sciencedirect.com, h. 2
4
Yaacob & Donglah, Op.cit., h. 3
37
pihak ".
kepada pengguna.6
syariah tidak hanya pada laporan keuangan dan halal haram saja,
5
Otthman dkk., Op.cit., h. 5
6
Ibid., h. 5
7
Tokoh –tokoh yang mendalami audit untuk maqashid syariah adalah
Hameed (2004). Mohammed, Djuljastri, dan Taib (2008). Mohammed & Taib
(2009). Kuppusamy, Saleha, & Samudhram (2010) dan Nugraha & Taufik (2013).
38
8
maqasid syari'ah. Menurut Menurut Haniffa dalam Yacob dan
dunia.10
8
Yacoob & Donglah, Op.cit., h. 6
9
Ibid., h.2
10
Kasim, Sanusi, Mutamimah, and Handoyo, “Assessing the current
practice of Auditing in Islamic Financial Institutions in Malaysia and Indonesia.”
International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol. 4, No. 6, December
2013, h.1
40
antara kedua aturan dan etika hukum yang berlaku. Namun tetap
thayyiban12.
a. Al Quran
11
Helal, Op.cit., h. 2
12
M. Gunawan Yasni, Pentingnya Legal Audit Syariah, Jurnal ekis,
2012, h. 1
13
Ibid. h. 470
41
...
14
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9, (Jakarta: Pustaka Ibnu
katsir, 2006), h. 500
15
Departemen Agama, Op. cit. h. 128
42
penipuan.16
lain.
16
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. (Jakarta: Pustaka Ibnu
katsir, 2006), h. 624
43
17
Departemen Agama.Op.cit., h. 117
18
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3. (Jakarta: Pustaka Ibnu
Katsir, 2006), h. 449
44
orang fasik. Hal ini karena di saat yang sama, orang fasik
19
Departemen agama, Op.cit., h. 412
45
syariah.
20
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8, (Jakarta: Pustaka Ibnu
katsir, 2006), h. 464
21
Departemen Agama, Op.cit., h. 471
46
baik atau pun amal yang buruk. Maka adapun orang yang
pemeriksaannya.
23
Departemen Agama, Op.cit., h. 72
48
b. Al Hadis
1). Hadis riwayat Abu Dawud, dari Abu Hurairah, Rasul Saw
bersabda:
24
Tim Ahli Tafsir, Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2. (Jakarta: Pustaka Ibnu Katsir,
2006), h. 594
49
c. Undang-Undang
keuangan.
25
Sofyan. Op.Cit. h. 160
50
berikut ini26:
26
Helal dkk, Op.cit, h. 2
27
Departemen Agama, Op. cit. h. 277
51
28
Yacoob & Donglah, “Shari’ah Audit in Islamic Financial Institutions:
The Postgraduates’ Perspective Audit Syariah di Lembaga Keuangan Islam: The
pascasarjana 'Perspektif.” International Journal of Economics and Finance.
University of Brunei Darussalam, Brunei .Vol.4, No. 12. ( 2012). h. 1
29
Ibid., h. 2
52
30
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta:
Salemba empat, 2011), h. 54
31
Ibid. h. 55
32
Sofyan, Kerangka Teori Dan Tujuan Akuntansi Syariah, (Jakarta:
Pustaka Quantum, 2008), h. 93
53
pencatatan rahasia.
33
Sri Nurhayati dan Wasilah, Op.cit., h. 56
34
Yacob dan Donglah, Op.cit., h. 2
54
secara keseluruhan, dan studi dalam aspek ini masih kurang. Ada
sebenarnya.
35
Kasim, Ibrahim, Sulaiman, Op.cit., h. 138
36
Nawal Kasim, Zuraidah Mohd Sanusi, Tatik Mutamimah, & Sigit
Handoyo. Op.cit., h. 2.
55
serta adanya hak dan kewajiban yang timbul dari kontrak yang
37
Ibid., h.6
38
Yacoob dan Donglah, Op.cit., h. 16
56
sejalan dengan ruang lingkup yang luas dari syariah, usaha untuk
lain.39
mereka.40
Mohamed.41
39
Kasim, Ibrahim, Sulaiman, Op.cit., h. 133
40
Ibid, h. 138
41
Zurina Shafii, Nor Aishah Mohd Ali and Nawal Kasim, Op.cit., h. 2
42
Yacoob & Donglah, Op.cit, h. 1
57
43
Ibid.
58
kepatuhan syariah yang tepat. Oleh karena itu, audit syari'ah harus
44
Kasim, Ibrahim, Sulaiman, Op.cit, h. 139
45
Ibid.
59
tidak wajib. 47
syariah.49
49
Othman dkk., Op.cit. h.7
61
a. Auditor Internal
menjadi :
50
Sukrisno Agoes, Op.cit, h. 13
62
stamping otoritas.
b. Auditor Eksternal
51
Muhamad Nadratuzzaman, Produk Keuangan Islam di Indonesia dan
Malaysia, (PT Gramedia: Jakarta, 2012), h. 168.
63
52
Yacoob & Donglah, Op.cit., h. 8
53
Ibid., h. 7
64
sebagainya54.
a. Ketakwaan
Takwa adalah sikap menjaga dan memelihara diri untuk tidak
melaksanakan larangan Allah baik dalam keadaan
tersembunyi maupun terang-terangan sebagai salah satu cara
untuk melindungi seseorang dari perilaku negatif yang tidak
sesuai syari‟ah, khususnya penggunaan kekayaan atau
transaksi yang cenderung pada kezaliman.
b. Melaksanakan tugas audit dengan baik
Manusia dipercaya untuk membangun dan memakmurkan
bumi-Nya. Manusia harus memperhatikan perintah dan
larangan Allah sebab manusia akan dimintai
pertanggungjawaban. Keberadaan syari‟ah memiliki tujuan
salah satunya adalah untuk menjaga kekayaan. Kekayaan dan
dana digunakan tidak boros dan salah seperti transaksi riba
atau transaksi yang tidak adil. Penilaian kewajaran auditor
terhadap laporan keuangan dan sistemnya harus sesuai
dengan standar audit syariah. Semua hal yang dilarang dalam
54
Sofyan, Op.cit., h. 224
55
Ibid.
56
Ibid., h. 230
65
Institutions (ASIFIs).
57
Sofyan.S.S, Op. Cit., h. 157
58
Ibid., h. 160
67
b. Standar ASIFIs
semua pihak.
59
Ibid., h. 161
60
Departemen Agama, Op. cit. h. 149
68
dengan judul “Tujuan dan Prinsip Audit” yang disusun oleh tim
61
Sofyan. Ibid,. h. 159
69
62
Yacoob & Donglah, Op.cit. h. 4
70
d. Audit Konvensional
1. Pengertian Audit
keuangan prospektif.
63
Sofyan, Op.cit., h. 218
64
Sukrisno Agoes, Auditing; Petunjuk Praktis Pemeriksaaan Akuntan
oleh Akuntan Publik. (Jakarta: Salemba Empat,2012), h. 2.
71
65
Henry Simamora, Auditing. Jilid 1. (Yogyakarta:UPP AMP
YKPN,2002), h..4
72
berkepentingan66.
independent person”.
keuangan tersebut”67.
66
Sukrisno, Agoes, Op.cit., h. 2
67
Ibid., h. 4
73
68
Mulyadi, Auditing. Edisi 6. Buku 1. (Jakarta: Salemba Empat,2011),
h.9.
69
Pepie Diptyana, “Dampak Reduksi Evidential Matter Menjadi Evidence
Terhadap Kualitas Audit (Telaah Kasus Re-enginering pada Ford Motor
Company). “ Jurnal Ventura, Vol.4, No. 2. (September 2001), h. 60
70
Sukrisno,Agoes, Op.cit., h. 28
74
diklasifikasikan.
diklasifikasikan.
3. Filosofi Audit
71
Sofyan. S Harahap, Auditing Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Pustaka Quantum, 2002), h. 67
75
4. Sebab-sebab di Audit
diperlukan karena:
72
Ibid.
73
Ibid., h. 10
74
Ibid.
75
Ibid.
76
Mulyadi, Op.cit., h. 11
77
Henry, Simamora, Op.cit., h. 9
77
5. Macam-macam Audit
atas:78
78
Sukrisno, Agoes, Op.cit., h. 10
78
a. Auditor Internal
79
Dan M. Guy, C Wayne Alderman, Alan J Winters., Auditing: Edisi
Kelima. Jilid Dua. (Jakarta, Erlangga:2003), h. 408
80
Sawyer‟s dkk. Internal Auditing : Auditing Internal Sawyer, (Jakarta;
Salemba 4, 2005), h. 3
79
manajemen81.
b. Auditor Eksternal
6. Etika Audit
81
Ibid., h. 4
80
a. Prinsip Etika
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi
Aturan Etika yang mengatur pelaksanaan pemberi jasa
profesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan oleh
Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI).
b. Aturan Etika
Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota
Kompartemen dan hanya mengikat Anggota
Kompartemen yan bersangkutan. Aturan etika tidak boleh
bertentangan dengan Prinsip Etika.
c. Interpretasi Etika
Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi
yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh
Kompartemen yang telah memperhatikan tanggapan dari
anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai
panduan dalam penerapan Aturan Etika.
d. Tanya Dan Jawab
Pertanyaan etika profesi yang berlaku dapat dipakai
sebagai interprestasi dan atau Aturan Etika sampai
dikeluarkan aturan yang baru.
82
Sukrisno Agoes, Op.cit., h. 42
81
7. Standar Audit
melaksanakan audit.
a. Standar Umum
1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan
oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor Wajib menggunakan kemahiran profesionalnya
dengan cermat dan seksama.
84
Mulyadi, Buku 1, Op.cit., , h. 16
85
Sukrisno, Agoes, Op.cit., h. 31
83
c. Standar Pelaporan
1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disususn sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan,
jika ada, ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi
dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi
tersebut dalam periode sebelumnya.
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus
dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam
laporan auditor.
4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan
pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan
atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat
diberikan yang disertai alasannya.86
8. Manfaat Audit
laporan audit.
operasi88.
keberadaan aktiva90.
87
Sukrisno Agoes, Op.cit., h. 11
88
Guy et.al., Op.cit., h. 410
89
Ibid.
90
Ibid.