Narimo,Imroatin
Jurusan Teknik Kimia,Universitas Setia Budi
Jl.Letjen Sutoyo,Surakarta
Telp.0271 852518,fax No.0271 853275
e-mail : narimo_u5b@yahoo.com
ABSTRAK
ABSTRACT
1. PENDAHULUAN
Mangga ( Mangifera ) adalah buah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia
Mangga berasal dari bahasa Tamil India yaitu man-kay atau man-gas dalam bahasa
botaninya disebut Mangifera Indica L, artinya artinya tanaman mangga berasal dari India
[1]. Mangga terdiri dari 35 spesies dan 64 genus buah tropika,sedangkan buah mangga
yang enak untuk dikonsumsi manusia hanya sekitar 16 spesies. Selama ini buah
mangga dikonsumsi sebagai buah,manisan buah , sirup buah dan jam ( selai ),buah
mangga mudah dicerna oleh usus, da]pat membantu menghentikan pendarahan dan
menguatkan jantung.
Mangga mengandung karbohidrat, protein,vitamin- vitamin dan gula, sehingga
memungkinan untuk diolah atau dibuat menjadi asam cuka dengan melakukan
fermentasi karbohidrat menggunakan khamir dan induk cuka (Acetobacter aceti ).
Peneliti mencoba memanfaatkan Mangga daging untuk digunakan sebagai bahan
pembuatan asam cuka. Asam cuka selain digunakan sebagai penyedap rasa pada
makanan, juga biasa digunakan menghilangkan bau amis ikan pada proses pencucian
ikan, bahan pengawet, pembuatan obat-obatan (aspirin), dan lain sebagainya [2].
Asam cuka dapat dibuat dari bahan – bahan yang mengandung karbohidrat, karena
mangga daging mengandung karbohidrat, maka mangga daging dapat digunakan
sebagai bahan pembuat Asam cuka. Dalam hal ini pemanfaatan buah mangga daging
untuk pembuatan Asam cuka secara fermentasi perlu untuk diketahui, waktu fermentasi
dan pH untuk mendapatkan hasil fermentasi yang optimum.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat Asam cuka dari mangga daging secara
fermentasi dengan variabel waktu fermentasi dan pH.
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolok ukur pemanfaatan
dan pembuatan Asam cuka secara fermentasi.dengan bahan mangga daging.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Mangga
Istilah mangga berasal dari bahasa Tamil di India,yaitu man-kay atau man-
gas,kemudian dalam bahasa botaninya disebut Mangifera Indica L,artinya tanaman
yang asalnya dari India. Mangga terdiri dari 35 spesies dan 64 genus buah
tropika,sedangkan yang enak dimakan hanya 16 spesies.
130
a. Fermentasi Alkohol
Sel khamir yang biasa digunakan dalam fermentasi alkohol adalah galur – galur dari
spesies Saccharomyces cereviceae. Proses fermentasi alkohol hampir tidak pernah
bebas dari kontaminasi, kecuali bila dilakukan sanitasi yang memadai baik terhadap
lingkungan maupun alat yang digunakan. Tahap fermentasi alkohol untuk memproduksi
asam cuka dapat dilakukan tanpa memerlukan pengaturan suhu, terutama bila
dilakukan dalam skala kecil, karena suhu lingkungan sesuai untuk pertumbuhan dan
aktivitas sel khamir. [5]
Reaksi yang terjadi adalah:
C6H12O6+S.Cereviceae C2H5OH + 2CO2
Glukosa etanol
b. Fermentasi Asetifikasi (Asam Cuka)
Asetifikasi adalah proses oksidasi etanol oleh bakteri menjadi asam asetat dan air.
Golongan bakteri yang mengoksidasi etanol menjadi asam asetat disebut sebagai
bakteri asam asetat. Bakteri yang biasa digunakan adalah Acetobacter aceti [3]
Secara kimia proses oksidasi tersebut adalah :
C2H5OH + O2 + Acetobacter aceti CH3COOH + H2O
Etanol oksigen As.Asetat Air
132
Asam cuka tidak boleh kontak dengan udara, sebab dapat teroksidasi lebih lanjut
menjadi air dan karbondioksida. Oleh karena itu Asam cuka harus dalam keadaan
tertutup rapat.
Reaksinya menjadi:
Cuka
Cuka adalah larutan encer asam asetat yang dihasilkan melalui dua tahap
fermentasi, yaitu proses fermentasi gula menjadi etanol oleh sel khamir dan proses
oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri asam asetat.
Cuka dapat dibuat dari berbagai jenis bahan yang menghasilkan larutan atau sari (juice)
yang mengandung gula, terutama jenis gula yang dapat difermentasikan, antara lain
buah – buahan. Selain itu bahan yang mengandung pati seperti serealia dan umbi –
umbian juga dapat digunakan setelah terlebih dahulu dilakukan proses sakarifikasi, yaitu
proses perubahan pati menjadi gula – gula sederhana.
Untuk menghasilkan cuka dengan konsentrasi asam asetat yang diinginkan, substrat
yang digunakan harus mengandung gula dalam jumlah yang cukup. Substrat dengan
kandungan gula yang rendah dapat ditambah dengan gula dari bahan lain atau
dipekatkan dengan penguapan. Cuka digunakan sebagai bahan penimbul rasa dan
bahan pengawet. Daya pengawet cuka disebabkan karena kandungan asam asetatnya.
Tiga jenis bahan baku yang dapat digunakan ,yaitu:
Bahan berkadar gula rendah, Bahan berkadar gula tinggi dan Bahan berkadar pati
tinggi
Ragi ( Khamir )
Khamir adalah salah satu jenis mikroba yang sebenarnya banyak berperan
dalam dunia pangan, tetapi kurang di kenal luas oleh masyarakat. Khamir berfungsi
untuk mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula dan alkohol.
Morfologi dari Khamir yaitu berbentuk non filamentous tetapi uniseluler dan berbentuk
bulat telur, khamir memperbanyak diri umumnya secara aseksual dengan membentuk
tunas (budding). Tumbuh pada tempat yang lembab, lebih lembab dari kebutuhan untuk
kapang. Temperatur yang terbaik antara 25 OC – 30 OC, artinya sama dengan untuk
kebutuhan temperatur bagi kapang.
133
Fisiologis Khamir yaitu dapat berubah terutama pada true – yeast (pembentuk
ascospore).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan khamir :persediaan air,
Suhu dan ph
Saccharomyces cereviceae
Khamir banyak digunakan dalam industri termasuk dalam kelas
Ascomycetes,terutama Saccharomyces cereviceae merupakan spesies yang umum
digunakan dalam industri makanan seperti pembuatan roti,alkohol,anggur,brem gliserol
dan enzim invertase,adapun mofologi Saccharomyces cereviceae adalah :
3. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini variable perubah adalah waktu fermentasi : 8 hari,10 hari,12 hari ,14
hari dan ph : 4, 4,5 dan 5
3.Oven
4.Desikator Bahan
5.Erlenmeyer 250 ml 1. Ether
6.Gelas ukur 50 ml 2. Alkohol
7.Buret makrol 3. HCl 25 %
8.Blender 4. Larutan Luff Schoorl
9.Panci 5. H2SO4 4N
10.Kompor 6. KI 20 %
11.Kain saring 7. Larutan Na2S2O3 0,1 N
12.Botol 1 liter 8. Ca(OH)2
13.Tabung reaksi 9. Mangga daging
14.Botol 100 ml 10. .Gula Pasir
15.Labu takar 100 ml 11. Ragi
16.Corong 12. Induk Cuka
17.Pengaduk 13. NaOH 40 %
18.Ph meter 14. Indikatorphenolphtalein 1%
19. Statif dan klem 15. Aquades
20.Pembakar Spirtus 16. Acetobacter aceti diperoleh dari
21.Kaki tiga + kasa PAU UGM.
22.Pengaduk
Cara kerja
Buah mangga daging diperoleh dari pasar gede Surakarta. Dipilih buah mangga
yang sudah matang dari pohonnya, kemudian dikupas dan diblender. Larutan atau sari
buah mangga tersebut di gunakan sebagai bahan baku pembuatan asam cuka.
Bahan Baku
1.Menimbang bahan yang akan digunakan sebanyak 2,5 – 5 gram, memasukkan dalam
labu takar 100 ml dam menambahkan aquades sampai tanda batas kemudian
dihomogenkan.
2.Memipet larutan diatas sebanyak 10 ml kemudian larutan tersebut dimasukkan dalam
erlenmeyer 250 ml.
3.Menambahkan 25 ml larutan Luff Schoorl.
4.Memanaskan selama 10 menit.
5.Mendinginkan dengan cepat dibawah air kran langsung.
6.Menambahkan 15 ml larutan KI 20% dan larutan asam sulfat 4 N sebanyak 30 ml
secara perlahan-lahan. Menutup Erlenmeyer tersebut dengan plastik.
7.Menitrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1 N sampai warna kuning muda, menambahkan
amylum 1% sebanyak 1 ml, titrasi dilanjutkan sampai warna biru hilang.
8.Melakukan titrasi blangko, seperti prosedur diatas hanya sampel diganti dengan
aquades.
Perhitungan :
Kesetaraan ( mg GR ) x P(pengenceran)
x 100 %
Berat bahan ( mg )
Perhitungan :
( BxCxDx100%)
E%
Ax1000
137
Keterangan :
C = BM CH3COOH (g/gmol)
a
F= x b (g/100ml) = ….gr/100ml
100
Keterangan:
Keterangan :
Mangga daging yang digunakan pada proses penelitian ini adalah buah mangga yang
telah masak dari pohonnya .Hasil dari analisis terhadap beberapa komponen buah
mangga yaitu kadar air sebesar 84,37 % dan kadar gula reduksi 3,82 %. Untuk kadar
asam cuka dilakukan pemeriksaan secara triplo terhadap 3 sampel dan hasil
perhitungannya dirangkum pada tabel 3, sedang pengaruh waktu fermentasi terhadap
kadar asam cuka dengan parameter ph fermentasi digambarkan pada gambar 1.
Berdasarkan data hasil penelitian seperti pada tabel 2,3 dan gambar 1, terlihat bahwa
fermentasi berjalan pada berbagai kondisi pH yang berbeda ( Ph 4, Ph 5, Ph 6 )
memberikan model kurve yang sama yaitu eksponensial dengan titik maksimal dicapai
pada lama waktu fermentasi 12 hari kemudian terjadi penurunan.Kadar asam cuka
138
tertinggi yang dicapai dalam penelitian ini pada proses fermentasi pada Ph 4 dan waktu
fermentasi 12 hari sebesar gram /100ml
Tabel 2. Volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi larutan asam cuka hasil fermentasi
Tabel 3. Hubungan waktu fermentasi dengan kadar asam cuka yang dihasilkan untuk
berbagai variasi Ph.
pH 4 pH 4,5 Ph 5
0.8
0.7
0.6
0.5 pH 4
0.4 pH 4,5
0.3 pH 5
0.2
pH
0.1
0
8 10 12 14
Waktu fermentasi (hari)
Gambar 1. Grafik Hubungan Waktu fermentasi melawan kadar asam cuka untuk
berbagai perlakuan Ph.
5. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : variabel waktu dan
pH berpengaruh nyata pada proses fermentasi pembuatan asam cuka dari buah
mangga daging,pada kisaran waktu fermentasi 8 hari sampai 14 hari dan pada kisaran
pH 4 sampai pH 5.Asam cuka terjadi dari dari dua tahapan proses fermentasi,yaitu gula
menjadi alkohol dengan bantuan Saccharomyces cereviceae dan dilanjutkan dengan
reaksi alkohol menjadi asam cuka dengan bantuan bakteri Acetobacter aceti.
Kondisi optimum didapat pada waktu fermentasi 12 hari pH 4 yang memberikan hasil
asam cuka dengan kadar 0,92 g/100ml.
DAFTAR PUSTAKA