Anda di halaman 1dari 5

Nama : Agnes Klon Tsu

Kelas :B
NIM : 1901060077

Semester : II
PRODI : Pendidikan Kimia
Dosen Wali : Ni Wayan Oktarini Anthonia Candra Dewi, S.Pd, M.Si

TUGAS KEWARGANEGARAAN
1. Menjelaskan sejarah mengenai ketahanan nasional !
Ketahanan nasional merupakan istilah khas Indonesia yang muncul pada tahun 1960-
an. Istilah ketahanan nasional dalam bahasa Inggris bisa disebut sebagai national
resillience. Dalam terminologi Barat, terminologi yang kurang lebih semakna dengan
ketahanan nasional, dikenal dengan istilah national power (kekuatan nasional). Teori
national power telah banyak dikembangkan oleh para ilmuwan dari berbagai negara.
Hans J Morgenthau dalam bukunya Politics Among Nation ia menjelaskan tentang apa
yang disebutnya sebagai “The elements of National Powers” yang berarti beberapa
unsur yang harus dipenuhi suatu negara agar memiliki kekuatan nasional. Secara
konsepsional, penerapan teori tersebut di setiap negara berbeda, karena terkait
dengan dinamika lingkungan strategis, kondisi sosio kultural dan aspek lainnya,
sehingga pendekatan yang digunakan setiap negara juga berbeda. Demikian pula
halnya dengan konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia, yang unsur-unsurnya
mencakup Asta Gatra dan pendekatannya menggunakan Pendekatan Asta Gatra.

Dari sini terlihat jelas bahwa konsep Ketahanan Nasional (National Resillience) dapat
dibedakan dengan konsepsi Kekuatan Nasional (National Power). Secara etimologis,
istilah ketahanan berasal dari kata dasar “tahan” yang berarti tahan penderitaan,
tabah, kuat, dapat menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah. Ketahanan
memiliki makna mampu, tahan dan kuat menghadapi segala bentuk tantangan dan
ancaman yang ada guna menjamin kelangsungan hidupnya. Sebagai konsepsi yang
khas Indonesia, gagasan tentang ketahanan nasional muncul di awal tahun 1960-an
sehubungan dengan adanya ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia, yakni
meluasnya pengaruh komunisme dari Uni Sovyet dan Cina.

Pengaruh mereka terus menjalar sampai ke kawasan Indo Cina, sehingga satu persatu
Negara di kawasan Indo Cina, seperti Laos, Vietnam dan Kamboja menjadi Negara
komunis. Infiltrasi komunis tersebut 154 bahkan mulai masuk ke Thailand, Malasyia
dan Singapura. Apakah efek domino itu akan terus ke Indonesia ? Gejala tersebut
mempengaruhi para pemikir di lingkungan SSKAD (Sekolah Staf Komando Angkatan
Darat) atau sekarang SESKOAD (Sunardi, 1997:12). Mereka mengadakan pengamatan
dan kajian atas kejadian tersebut. Tahun 1960-an gerakan komunis semakin masuk ke
wilayah Philipina, Malaysia, Singapura dan Thailand.

Di tahun 1965 komunis Indonesia bahkan berhasil mengadakan pemberontakan


(Gerakan 30 September 1965) yang akhirnya dapat diatasi. Menyadari akan hal
tersebut, maka gagasan tentang masalah kekuatan dan unsur-unsur apa saja yang ada
dalam diri bangsa Indonesia serta apa yang seharusnya dimiliki agar kelangsungan
hidup bangsa Indonesia terjamin di masa-masa mendatang terus menguat. Pada
tahun 1968 pemikiran tersebut dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan
Nasional). Kesiapan menghadapi tantangan dan ancaman itu harus diwujudkan dalam
bentuk ketahanan bangsa yang dimanifestasikan dalam bentuk perisai (tameng) yang
terdiri dari unsur-unsur ideologi, ekonomi, sosial budaya . Tameng yang dimaksud
adalah sublimasi dari konsep kekuatan dari SSKAD.

Secara konseptual pemikiran Lemhanas merupakan langkah maju dibanding


sebelumnya, yaitu ditemukannya unsur-unsur dari tata kehidupan nasional yang
berupa ideologi, politik, ekonomi, sosial dan . Pada tahun 1969 lahir istilah Ketahanan
Nasional, yang dirumuskan sebagai : “Keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang ditujukan untuk
menghadapi segala ancaman yang membahayakan kelangsungan hidup negara dan
bangsa Indonesia”. Kesadaran akan spektrum ini pada tahun 1972 diperluas menjadi
hakekat ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG). Saat itu konsepsi
Ketahanan Nasional diperbaharui dan diartikan sebagai : “Kondisi dinamis suatu
bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang luar maupun dari
dalam, yang langsung maupun tidak langsung yang membahayakan identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan
perjuangan nasional”.

Dari sini kita mengenal tiga konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia. yakni konsepsi
tahun 1968, tahun 1969 dan tahun 1972. Menurut konsepsi tahun 1968 dan 1969
ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan, sedang pada konsepsi 1972
ketahanan nasional merupakan suatu kondisi dinamik yang berisi keuletan dan
ketangguhan. Jika pada dua konsepsi sebelumnya dikenal istilah IPOLEKSOM (Panca
Gatra), dalam konsepsi tahun 1972 diperluas dan disempurnakan berdasar asas Asta
Gatra (Haryomataraman dalam Panitia Lemhanas, 1980: 95-96).

2. Hakikat ketahanan nasional !


Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
3. Asas-asas ketahanan nasional !
• Asas kesejahteraan dan keamanan
Kesejahteraan dan keamanan merupakan kebutuhan dasar dan penting bagi
manusia secara individu maupun kelompok dalam masyarakat, bangsa dan
negara. Karena kesejahteraan dan keamanan menjadi prinsip dalam sistem
kehidupan nasional dan nilai intrinsiknya. Pada kenyataannya, kesejahteraan
menjadi titik fokus tapi dengan tidak mengabaikan keamanan, dan sebaliknya.
Oleh karena itu keduanya harus sama-sama tidak boleh diabaikan dan tetap
diperlukan dalam keadaan apapun, karena mereka adalah parameter untuk
tingkat keamanan nasional suatu bangsa dan negara. Untuk mencapai
keamanan dan kemakmuran suatu negara harus memiliki lembaga-lembaga
keamanan dan kesejahteraan.
Untuk memastikan keamanan nasional digunakan adalah :
❖ Menggunakan diplomasi untuk mengisolasi ancaman;
❖ Menggunakan kekuatan ekonomi untuk bekerja sama;
❖ Menggunakan layanan intelijen untuk mendeteksi ancaman dan
melindungi rahasia negara;
❖ Menjaga angkatan bersenjata yang efektif;
❖ Melakukan pertahanan sipil;
❖ Menjaga kebudayaan nasional.

• Asas Komprehensif Integhral terpadu atau Komprehensif


Sistem kehidupan Nasonal mencakup semua aspek kehidupan bangsa secara
keseluruhan dan sistematis dalam perwujudan persatuan dan kesatuan dari
aspek dari seluruh harus seimbang, harmonis dan selaras kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, studi ketahanan
ketahanan nasional mencakup semua aspek kehidupan bangsa secara
keseluruhan, menyeluruh dan komprehensif terpadu atau integral.

• Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar


Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan antara aspek interaksi
kehidupan nasional. Sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan
lingkungan eksternal, terutama dengan lingkungan di sekitarnya. Karena setiap
proses interaksi pasti akan timbul berbagai efek, baik efek baik dan buruk bagi
kehidupan bangsa itu sendiri. Untuk itu kita membutuhkan wawasan sikap dan
introspektif keluar.

▪ Mawas Kedalam

Yang dimaksud dengan Mawas ke dalam ialah suatu sikap waspada


atau berhati-hati dengan situasi negara yang tidak diinginkan dalam
sebuah bangsa dan negara. Mawas ke dalam tujuannya untuk menjaga
kondisi kehidupan nasional dari efek negatif yang berasal dari aspek
lingkungan di negara ini. Juga untuk menumbuhkan sifat, sifat dan
kondisi kehidupan nasional itu sendiri didasarkan pada nilai-nilai
kemandirian untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa.
Tetapi tidak mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit atau
tertutup.

▪ Mawas Keluar

Mawas keluar berarti waspada atau berhati-hati dengan negarif


dampak yang ditimbulkan oleh dampak dari interaksi yang berasal dari
lingkungan strategis luar negeri. Introspektif luar bertujuan untuk
mengantisipasi dan berpartisipasi dalam menghadapi dampak negatif
dari lingkungan strategis luar negeri. Untuk menjamin kepentingan
nasional, kehidupan nasional harus mampu mengembangkan
keamanan nasional, dalam rangka mengatasi dampak negatif. Untuk
itu kita perlu kemampuan untuk membedakan antara tindakan yang
dapat memberikan dampak positif dan negaif bangsa. Dan juga harus
berpikir panjang ke masa depan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan dan menyesal di kemudian hari. Jadi dengan demikian,
interaksi dengan pihak luar harus didahulukan dalam bentuk kerjasama
yang saling menguntungkan.

• Asas kekeluargaan

Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kebijaksanaan, persatuan, kerja


sama, toleransi, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyrakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam Asas ini mengakui adanya perbedaan
yang harus dikembangkan secara harmonis dalam kemitraan dan dijaga agar
tidak berkembang menjadi konflik yang menghancurkan saling bertentangan.
Bangsa Indonesia dalam mengatur asas kekeluargaan untuk mematuhi prinsip
pertahanan nasional berikut :
➢ Bangsa Indonesia memiliki hak dan kewajiban untuk membela dan
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
➢ Pertahanan negara didirikan dengan partisipasi mereka dalam
pertahanan negara adalah tanggung jawab dan kehormatan setiap
warga negara.
➢ Bangsa Indonesia cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatan.
➢ Bangsa Indonesia melawan segala bentuk kolonialisme dan merangkul
politik bebas aktif.
➢ Bentuk pertahanan nasional bersifat universal dalam arti melibatkan
semua orang dan semua sumber daya nasional, infrastruktur nasional,
serta seluruh wilayah negara sebagai pembelaan.
➢ Pertahanan negara disusun bedasarkan demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan masyarakat, lingkungan, ketentuan hukum nasional,
hukum internasional dan kebiasaan internasional, serta prinsip hidup
berdampingan secara damai dengan memperhatikan kondisi geografis
kepulauan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai