Anda di halaman 1dari 15

MENGANALISIS BENCANA NON ALAM

(GAGAL TEKNOLOGI, GAGAL MODERNISASI, EPIDEMI, DAN


WABAH PENYAKIT DI INDONESIA DALAM ERA INDUSTRI 4.0)

Makalah Ini Disusun Oleh :


Kelompok 5

Ruth Melinda Simamora (3183331008)


Rizky Fadilah (3182131014)
Petronella Lasmaria M (3183331026)
Ryan pasbon Pasaribu (3183331026)

Dosen Pengampu : Drs. Nahor Manahat Simanungkalit,M.Si


Mata Kuliah : Geografi Bencana Dan Mitigasi

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
202

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada Bapak Dosen serta teman-teman yang telah membimbing kami dalam menyusun
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Menganalisis Bencana Non Alam
(Gagal Teknologi, Gagal Modernisasi, Epidemi, Dan Wabah Penyakit Di Indonesia Dalam Era
Industri 4.0) ” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, 1 Desember 2020

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1

Bab II Pembahasan................................................................................................2
2.1 Bencana Non Alam............................................................................................2
2.2. Gagal Teknologi...............................................................................................2
2.3. Gagal Modernisasi............................................................................................4
2.4. Epidemi.............................................................................................................6
2.5. Wabah Penyakit di Indonesia dalam Era Industri 4.0.......................................7

Bab III Penutup...................................................................................................11


3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................11

Daftar Pustaka.....................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana menurut UU No. 24 tahun 2007 yaitu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Di Indonesia ini, sering kali terjadi bencana baik bencana alam, bencana non alam
maupun bencana sosial.
Bencana non alam yang pernah terjadi di Indonesia yaitu kecelakaan transportasi baik
pesawat, kapal, kereta api, maupun mobil, selain itu lebih garis besarnya bencana non alam
didasari oleh akan gagalnya teknologi, gagal modernisasi, terjadinya epidemi dalam negara,
serta tersebarnya wabah penyakit yang menguras akan kependudukan dalam negara.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa Pengertian Bencana Non Alam ?


b. Bagaimana bencana akan gagal teknologi ?
c. Bagaimana bencana akan gagal modernisasi ?.
d. Bagaimana bencana akan epidemi di Indonesia ?.
e. Bagaimana bencana akan wabah penyakit di Indonesia dalam era industri 4.0 ?.

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui Penanggulangan Bencana Non Alam seperti gagal teknologi dan
modernisasi.
b. Untuk mengetahui dan menjelaskan akan penganggulangan akan bencana penyakit di
Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bencana Non Alam
Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam. Becana nonalam berupa kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi,
epidemi dan wabah penyakit. Bencana non alam dapat di bagi atas dasar keadaan yaitu;

1. Keadaan darurat lingkungan (environmental emergencies) Keadaan darurat lingkungan


termasuk kecelakaan teknologi atau industri, biasanya melibatkan produksi, penggunaan
atau transportasi material berbahaya dan terjadi di mana material ini diproduksi,
digunakan atau diangkut dan kebakaran hutan yang disebabkan manusia.
2. Keadaan darurat kompleks (complex emergencies) Keadaan darurat kompleks
melibatkan perusakan otoritas, penjarahan dan serangan terhadap instalasi strategis,
termasuk situasi konflik dan perang.
3. Kedaruratan pandemik (pandemic emergencies) Kedaruratan pandemik adalah kondisi
tiba-tiba timbul penyakit menular yang memengaruhi kesejatan, mengganggu layanan
dan bisnis, membawa biaya ekonomi dan sosial.

2.2 Gagal Teknologi


Kegagalan Teknologi adalah semua kejadian bencanayangdiakibatkan oleh kesalahan
desain, pengoperasian, kelalaian dankesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi
dan/atauindustri.

Penyebab terjadinya kegagalan teknologi

 Kebakaran
 Kegagalan/kesalahan desain keselamatan pabrik/teknologi
 Kesalahan prosedur pengoperasian pabrik/teknologi
 Kerusakan komponen
 Kebocoran reaktor nuklir
 Kecelakaan transportasi (darat, laut, udara)
 Sabotase atau pembakaran akibat kerusuhan

2
 Dampak ikutan dari bencana alam (gempa bumi, banjir, dan sebagainya)

Kegagalan teknologi dapat menyebabkan pencemaran (udara, air dan tanah), korban jiwa,
kerusakan bangunan, dan kerusakan lainnya. Bencana Kegagalan teknologi pada skala yang
besar akan dapat mengancam kestabilan ekologi secara global.

Gejala dan Peringatan Dini

 Kejadian sangat cepat (dalam hitungan detik atau jam) dan secara tiba-tiba
 Desain pabrik/industri harus dilengkapi dengan sistem monitoring dan sistem peringatan
akan bahaya kebakaran, kerusakan komponen/peralatan dan terjadinya kondisi bahaya
lainnya.
 Pelepasan bahan-bahan pencemar yang berbahaya pada umumnya tidak terlalu cepat
sehingga memungkinkan untuk memberikan peringatan dan evakuasi pekerja dan
masyarakat sekitarnya.
 Ledakan pabrik dalam beberapa kasus dapat diantipasi.

Tips Penanganan dan Upaya Pengurangan Bencana

1. Kurangi atau hilangkan bahaya yang telah diidentifikasikan


2. Tingkatkan ketahanan terhadap kebakaran dengan menggunakan material bangunan
ataupun peralatan yang tahan api.
3. Bangun daerah penyangga atau penghalang api serta penyebaran asap/pengurai asap.
4. Tingkatkan fungsi sistem deteksi dan peringatan dini.
5. Perencanaan kesiapsiagaan dalam peningkatan kemampuan pemadaman kebakaran dan
penanggulangan asap, tanggap darurat dan evakuasi bagi pegawai serta penduduk
disekitar.
6. Sosialisasikan rencana penyelamatan kepada pegawai dan masyarakat sekitarnya
bekerja sama dengan instansi terkait.
7. Tingkatkan Kemampuan pertahanan sipil dan otoritas kedaruratan.
8. Batasi dan kurangi kapasitas penampungan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan
mudah terbakar.

3
9. Tingkatkan standar keselamatan di pabrik dan desain peralatan.
10. Antisipasi kemungkinan bahaya dalam desain pabrik
11. Buat prosedur operasi penyelamatan jika terjadi kecelakaan teknologi.
12. Pindahkan bahan/material yang berbahaya dan beracun.
13. Secara proaktif melakukan monitoring tingkat pencemaran sehingga standar
keselamatan tidak terlampaui.
14. Persiapkan rencana evakuasi penduduk ke tempat aman.

2.3. Gagal Modernisas


Modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem
sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara pada
abad ke-17 sampai 19. Sistem sosial yang baru ini kemudian menyebar ke negara-negara Eropa
lainnya serta juga ke negara-negara Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.  Modernisasi diartikan
sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari
masyarakat pra modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.

Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama
yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola
ekonomis dan politis.
Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah
yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning.
Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian
sebagai berikut:
1)    Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya tarat
penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
2)    Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup
dalam masyarakat.

Gejala Modernisasi di Indonesia

4
Gejala-gejala modernisasi dapat ditinjau dari berbagai bidang modernisasi kehidupan manusia
berikut ini:
1.    Bidang budaya; ditandai dengan semakin terdesaknya budaya tradisional oleh masuknya
pengaruh budaya dari luar, sehingga budaya asli semakin pudar.
2.    Bidang politik; ditandai dengan semakin banyaknya Negara yang lepas dari penjajahan,
munculnya Negara-negara yang baru merdeka, tumbuhnya Negara-negara demokrasi,
lahirnya lembaga-lembaga politik, dan semakin diakuinya hak-hak.
3.    Bidang ekonomi; ditandai dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia akan barang-
barang dan jasa sehingga sektor industri dibangun secara besar-besaran untuk memproduksi
barang.
4.    Bidang sosial; ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat,
seperti kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas
(kelas menengah dan kelas atas.

Dampak Positif dan Negatif Modernisasi


Dampak positif
1) Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang
irasional menjadi rasional.
2) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah
dalam beraktivitas. Serta mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian
berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
3) Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai
dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, dan juga merupakan
salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini
juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan
modernisasi.

5
Dampak negatif
1) Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.
2) Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk
sosial.
3) Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai
menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas
remaja, dan lain-lain.
4) Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti
arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu
dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan
jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu
proses modernisasi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu
dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.                   
5) Kriminalitas
Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang
individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.

2.4. Epidemi
Penyakit Epidemi merupakan kejadian bencana non alam yang dapat terjadi di suatu
wilayah yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Menurut Peraturan Kepala Pelaksana Badan
Nasional Penanggulangan Bencana No. 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana

6
menyatakan bahwa: wabah penyakit adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi keadaan lazim
pada wilayah dan periode tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.

Menurut Beaglehole, Bonita dan Kjellstom (1997:166) menyatakan bahwa Penyakit


epidemi adalah penyakit yang ada di suatu wilayah geografis yang tertentu atau kelompok
populasi yang tertentu dengan prevalensi yang relatif tinggi dan tingkat insidensi yang juga
relatif tinggi, bila dibandingkan dengan wilayah-wilayah atau populasi-populasi lainnya.
Penyakit-penyakit endemi, misalnya malaria yang terjadi merupakan masalah kesehatan yang
utama di negara-negara yang kini sedang berkembang. Bila kondisi-kondisi berubah, mungkin
dalam host atau lingkungan, penyakit endemik itu dapat saja berubah menjadi epidemi.

2.5 Wabah Penyakit di Indonesia dalam Era Industri 4.0

Sebuah wabah adalah peningkatan jumlah kasus yang jelas terlihat, meski kecil, jika
dibandingkan dengan jumlah “normal” yang diantisipasi. Bayangkan apabila tiba-tiba jumlah
anak kecil yang terkena diare meningkat di sebuah tempat penitipan anak. Satu atau dua anak
sakit mungkin saja normal di hari-hari biasa, tapi jika 15 anak sekaligus menderita diare, ini
berarti wabah.

Berikut ini beberapa penyakit yang pernah mewabah di Indonesia dan upaya yang dilakukan
pemerintah untuk mengatasinya.

1. Corona Virus

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak
kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini
juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Gejala Virus Corona (COVID-19)

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan

7
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang
bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas 38
derajat Celsius, Batuk kering, Sesak napas

Ada beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih
jarang, yaitu: Diare, Sakit kepala, Konjungtivitis, Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau
mencium bau, Ruam di kulit.

Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang
bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

1.Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan
jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.

2. Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi
berbelanja bahan makanan dan mengikuti ibadah di hari raya, misalnya Idul Adha.

3. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol
minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.

4. Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.

5. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan
bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.

6. Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus
Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.

7. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat
sampah.

8
8. kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan
rumah.

2. Demam berdarah (DBD)

Demam berdarah banyak ditemukan di Indonesia dan di Asia Tenggara. Banyak dilaporkan
kejadian epidemi penyakit ini, namun kasus pandemi terjadi pada 1998 dengan lebih dari 1,2
juta kasus yang dilaporkan ke WHO. Pada saat itu, setiap tahunnya terjadi 72.133 kasus dan
1.414 kematian dengan angka rata-rata kematian 2 persen. Sama seperti malaria, demam
berdarah juga masih menjadi momok bagi masyarakat, terutama di wilayah endemis. Maka itu,
masyarakat perlu rutin melakukan pencegahan demam berdarah dengan 3M+, diantaranya:

 Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air


 Menggunakan obat nyamuk/obat anti nyamuk
 Menggunakan kelambu saat tidur
 Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk
 Menanam tanaman pengusir nyamuk
 Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah
 Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah

3. Sampar (penyakit pes)

Kasus pertama terjadi di Malang pada Maret 1911 dan meluas ke daerah lain. Jalur penyebaran
diduga melalui kapal yang mengangkut beras dan di atas kapal juga berkeliaran tikus-tikus yang
terjangkit penyakit pes. Selama kurang lebih 40 tahun, penyakit ini telah menyerang 240 ribu
orang di Pulau Jawa. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dilakukan dalam berbagai
cara, termasuk vaksinasi dan “DDT Spraying”. Sejak tahun 1961, tidak ditemukan lagi kasus
ini.

4. Flu burung

Flu burung disebabkan oleh virus influenza tipe A (Varian H5N1). Laporan di Indonesia terjadi
pertama kali pada Agustus 2003. Jalur transmisi melalui unggas ke unggas, unggas ke manusia,

9
maupun melalui udara yang tercemar virus H5N1. Untuk mengatasi dampak akibat flu burung,
Departemen Kesehatan Indonesia telah mengambil beberapa tindakan mulai dari investigasi
para pekerja, penjual dan penjamah produk ayam pada beberapa daerah di Indonesia hingga
meningkatkan upaya penyuluhan kesehatan masyarakat agar tetap waspada dan tidak panik.

5. SARS (severe acute respiratory syndrome)

Kasus ini pada awalnya berasal dari Guangdong pada November 2002, April 2003, diketahui
penyebabnya adalah coronavirus. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan
saat itu dengan mengupayakan public awareness, pemantauan kasus secara epidemiologi
berdasarkan informasi masyarakat, menyiapkan rumah sakit baik sarana maupun prasarana,
serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas. Di Indonesia, sejak 17 Maret – 10
April 2003, 24 orang dicurigai mengidap penyakit SARS. Dari jumlah tersebut, satu orang
dinyatakan kasus, delapan orang dalam tahap observasi, dan sisanya dinyatakan negatif.

Mitigasi Bencana Non Alam

a. Pra Bencana

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 pasal 1 ayat 7 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa kesiagaan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang
tepat guna dan berdaya guna (UUD RI No 24 2007:3).

b.Peringatan Dini

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 pasal 1 ayat 8 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa: Peringatan dini disampaikan dengan segera
kepada semua pihak, khususnya mereka yang potensi terkena bencana akan kemungkinan
datangnya suatu bencana di daerah masing-masing. Peringatan didasarkan berbagai informasi
teknis dan ilmiah yang dimiliki, diolah atau diterima dari pihak berwenang mengenai
kemungkinan akan datangnya suatu bencana (UUD RI No 24 2007:3).

c. Mitigasi Bencana

10
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 pasal 1 ayat 9Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (UUD RI 24 2007:3).

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bencana menurut UU No. 24 tahun 2007 yaitu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia. Bencana nonalam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam. Becana nonalam
berupa kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
Kegagalan Teknologi adalah semua kejadian bencanayangdiakibatkan oleh kesalahan
desain, pengoperasian, kelalaian dankesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi
dan/atauindustri. Modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe
sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang. Epdemi dan wabah penyakit
merupakan dasar penyakit yang menyebar luas.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun kurang sempurna baik dari susunan
kata dan cara penulisannya, kami meminta saran dari para pembaca untuk menyempurnakan
makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.mitigasi-bencana.com/?page_id=42

https://taganatangsel.wordpress.com/materi/kegagalan-teknologi/

http://hasanbasrialkanjiyany.blogspot.com/2014/10/makalah-modernisasi.html?m=1

https://theconversation-com.cdn.ampproject.org/v/s/theconversation.com/amp/apa-bedanya-
pandemi-epidemi-dan-wabah-133491?usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D&amp_js_v=0.1#aoh=16065357331695&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Ftheconversation.com%2Fapa-bedanya-pandemi-epidemi-dan-wabah-133491

https://linksehat.com/artikel/sebelum-covid-19-penyakit-ini-pernah-mewabah-di-indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai