Anda di halaman 1dari 4

Filsafat pendidikan Islam

Resume
Selvi dewi anjani

1.islam sebagai gejala alami yang universal

Setiap orang bisa menyaksikan, bahwa alam semesta d mana kita hidup di dalamnya ini,
merupakan alam semesta yang tertib dan teratur rapi. Di dalamnya terdapav aturan-aturan dan
hukum-hukum serta tata tertib yang mengatur hubungan di antara setiap komponen, unit dan
bagian-bagiannya.
Segala sesuatu menempati posisi sendiri-sendiri dalam kerangka suatu rencans besar yang
sedang bekerja dengan cara yang bagus dan hebat se kali. Matahari, bulan dan bintang-bintang
serta semua benda benda langit lainnya terikat satu sama lain dengan dan dalan suatu sistem
yang sangat baik.
Mereka semuanya mengikuti suatu hukun yang tetap, dan merekapun tidak membuat
penyimpangan sedikitpun dari jalan yang telah ditetapkan untuknya. Bumi berputar pada
sumbunya dan dalam putarannya tersebut bumi berjalan mengelilingi matahari dengan teliti dan
teratur serta mengikuti garis edaran yang telah ditetapkan baginya.
Demikian pula dengan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, dari elektron kecl yang
selalu berputar, sampai kepada kelompok bintang-Kelompok bintang yang hebat, tanpa
kecualinya, mereka selalu berjalan dan mengikuti hukum-hukumnya sendiri. Materi (zat), energi
(tenaga) dan kehidupan (jiwa), semuanya mematuhi hukum

Kelahiran manusia, pertumbuhan dan kehidupannya, seluruhnya diatur oleh seperangkat


hukum-hukum biologis. Manusia makan dari alam sekitarnya menurut aturan dan hukum yang
tetap.
Seluruh organ tubuhnya, sejak dari jaringan-jaringan tubuhnya sampai kepada hati dan otaknya,
diperintah dan oleh karenanva tunduk pada hukum-hukum yang ditetapkan untuknya mising-
masing.
Pendeknya, manusia merupakan alam semesta ( lam bentuk mini) yang dikuasai oleh hukum-
hukum yang tetap, ian segala sesuatu yang ada di dalamnya, yang merupakan bagianhariannya
sedang mengikuti jalan yang telah ditetapkan atau dita dirkan untuknya.

Kekuatan besar, semua hukum yang meresap, yang memerintah dan mengatur seluruh dan
bagian-bagian serta yang menyusun alam semesta ini, mulai dari noda debu yang terkecil
sampai kepada galaksi raksasa yang hebat di langit yang tinggi, adalah hukum Tuhan, Pencipta
dan Pengatur alam semesta ini.

Jadi bumi, matahari, bulan, bintang-bintang dan semua bendabenda langit lainnya semuanya
adalah muslim. Udara, air, panas, baiu, polon-pohonan dan binatang serta segala sesuatu yang
ada dan menjadi isi alam semesta ini, adalah muslim, karena mereka patuh kepada Tuhan
semesta alam dan mengikuti hukum-hukumnya. Demikian uraian Abul A'la Maududi, dalam
"towards under
Standing Islam"

Selanjutnya Ahl A'a Mandudi menjclaskan hahwa : bahkan


atat rangoran yang menyembah atau mempertuhan selain Seseorang yang
mempertandingantuk pemain kriket penonton.
menjadi seorang muslim, scpanjang yang menyangkut cksistensi tubuhnya: karcna seluruh
proses kehidupannya, sejak dari taraf emhrio dalam kandlungan sampai saat kelancurannya
menjadi dchu (tanah) setclah kematiannya, setiap jaringan otot dan urat syarafnya serta setiap
cabang dan angrota badannya, semuanya mengikuti jalan yang telah ditetapkan untuknya
masing-masing olch hukum Tuhan. Bahkan lidahnya, kepalanya, hatinya serta akal pikirannya
pun adalah muslim secara alami, karena patuh dan tunduk pada hukum-hukum Tuhan dan
perintah dari hukumhukum alamiah yang ditetapkan oleh Tuhan. Dengan demikian, manusia
adalah muslim alami.
Menuntut adanya aturan-aturan dan pedoman-pedoman.
Tuhan telah menunjukkan kepada manusia pedoman hidup sebagai pedeman untuk
pertanggungan jawab tersebut, dengan ja lan proses alami dan dengan jalan wahyu, yang
disampaikan melalui rasul-rasul Allah. Jalan pertama disebut Sunnatullah dan yang dengan jalan
yang kedua disebut Syari'at Allah.
Tuhan telah mengutus Rasul-rasul-Nya, untuk menjelaskan syariat-Nya, dan menjabarkan
syari'at tersebut dalam kehidupan nyata, sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan umat
manusia pada masanya masing-masing.5) Rasul-rasul tersebut berhubungan fungsi satu
dengan lainnya. Rasul yang diutus kemudian berfungsi untuk meluruskan kembali dan
menyempurnakan
Syari di yang Rasul Rasul Rasul, bait suci syari at pelesetan
mengalami proses perkembangan, sesuai dengan perkembangan hidup dan kehidupan
manusia.

2. Islam sebagai agama yang universal dan internal

ISLAM yang telah menelan Nabi Muhammad. - kebiasaan terbiasamu


rahmatan lil'alamin yaitu rahmat dan nikmat bagi seluruh alam, utamanya bagi kehidupan
manusia. Sebagai risalah yang terakhir Islam memiliki nilai universal dan eternal, sesuai dengan
kebutuh
Dan pergelangan tangan. Islam ajaran yang memang hebat
dibanding dengan ajaran sebelumnya.
Kesempurnaan ajaran Islam terlihat pada keselarasan nilainilai ajarannya dengan fitrah manusia,
dalam arti selaras dengan kejadian alamiah manusia. Di samping juga membantu manusia di
dalam memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Ajaran Islam merupakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang ada secara
- fitrah bagaimana dan bagaimana menurutmu ini. Rasakanlah Islam terpisah-pilah jalan yang
yang ilahi
(asshiratal mustagim), karena :
1. Islam langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh hati nurani manusi
sesuai dengan fitrahnya tentang hidup ini
2. Islam memberikan jawaban itu dalam keadaan jelas dan terang, tanpa menimbulkan

Dalam Al-Quran, Allah berfirman sekitar peristiwa turunnya


Adam dan Hawa (Hawa) ke dunia surah Al-Baqarah ayat 38 yang artinya
'Kami berfirman : Turunlah kamu semuanya dari surga itu. Kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya tidak ada kekhawatiran atas
mereka dan tidak pula mereka bersedih hati
(a-qsurat Al-Baqarah: 38)

Janji itu perlu diberikan karena manusia tidak mungkin dibiarkan mencari-cari jalannya sendiri
untuk menemukan hukumhukum obyektif tentang hidup dan kehidupannya.
Secara garis besar, penjabaran dari masing-masing dasar tersebut- sekaligus menunjukkan sifat
universalitas dan eternalitas
Islam-asisten penjahat:
1. Aqidah
Tiap-tiap pribadi pasti memiliki kepercayaan, meskipun bentuk dan pengungkapannya berbeda-
beda. Dan pada dasarnya manusia memang membutuhkan kepercayaan.

2. Syari'ah
Kata Syari at atau Syari 'ah asisten masdar- (infinitivemoodd) di mana ia asal asal Kata Kata
kosmyang tidak
mengandung pengertian waktu atau zaman di dalam pengertian
Syari di depan. Nenek (past tense) dari syari'at adalah
syara'a. Ada dua pengertian kata syari'at yaitu:
a. Sumber air, (mata air) yang mengalir dengan tujuan untuk diminum airnya. Pengertian ini
berdasarkan istilah asli bahasa arab "syara'atil ibilu" yang berarti telah datang unta itu ke mata
air untuk meminum airnya.
b. Jalan yang terang dan lempang di mana harus berjalan di atasnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Syari'at 'adalah asisten ordonansi yang' kumpulan diwajibkan ',
berupa- peraturan-peraturan, perintah-perintah dan laranganlarangan-Nya.
2. Kumpulan hukum-hukum yang tergantung kepada perbuatan
3. Hukum itu adalah ciptaan Tuhan buat hamba-hamba-Nya/umat manusia.Salam, aqidah dan
cincin.
4. Hukum-hukum itu diterima, di bawah dan disampaikan oleh
Semua itu sudah navi.
5. Tujuan hukum adalah agar ummat manusia selamat dan bahagia duniawi dan ukhrawi.
6. Semua yang hadir dengan cara amal amal berkumpul dengan iblis.")
Ditinjau dari tingkatan daya pengikatnya, hukum Islam terdiri 5 (lima) macam yaitu:
1. perintah yang keras; disebut dengan wajib/fardu.
2. Perintah yang lunak; disebut dengan sunnat.
3. Larangan yang keras; disebut dengan haram.
4. Larangan yang lunak; disebut dengan makruh.
5. Netral, tidak diperintah dan tidak dilarang melakukannya;
disebut dengan mubah.
Ditinjau dari segi pembebanan hukum, sesuatu kewajiban ada yang dibebankan kepada
manusia sebagai individu (secara perseorangan), dalam arti masing-masing diwajibkan
menunaikannya;
misalnya: salat, puasa dan lain-lain. Hukum yang sedemikian ini disebut wajib a'in atau fardu
a'in. Di samping itu ada pula kewajiban yang dibebankan kepada manusia secara kolektif
(masya raka'at)

a. Syari'ah memberikan aturan-aturan atau prinsip-prinsip umum, dengan memberikan


kesempatan seluas-luasnya bagi manusia untuk mengembangkannya.
Oleh karenanya para mujahid (para ahli hukum Islam) pada hakikatnya mereka itu bukanlah
menciptakan dan membuat hukum dan undang-undang tetapi hanya mengeluarkan
hukumhukum dari hasil analisa pembahasan mereka yang merupakan hasil penggalian dari Al-
Quran, Hadiş dan sumber-sumber hukum lainnya. Aturan-aturan umum biasanya pada masalah-
masalah yang berkaitan dengan perkembangan peradaban manusia
b. Sedang pada masalah-masalah yang tidak berkaitan dengan perkembangan manusia,
syari'ah memberikan peraturan-peraturan yang terperinci biasanya dalam masalah-masalah
yang bersifat ta'abbudy (berupa ibadah) misalnya : tentang wudu dan tayamum, tentang mulirim,
pembagian harta warisan, dan zakat, masing-masing secara detail telah dijelaskan dalam
ayatAyat Al-Quran.
c. Syari'ah bersifat tidak memberatkan dalam arti bahwa tuntutan
Syari 'ah senang bertemu dengan kadar kadar air. atau dengan kata lain hukum Tuhan tidak
akan memaksa manusia sampai melampaui kadar kemampuannya.

d. Dalam syari'ah Islam pelukan di pelukan hal


hal yang diperbolehkan (mubah) dan sedikit sekali kewajiban yang berisi "perintah" dan
"larangan" sehingga memberikan keluasan ruang gerak kehidupan manusia dan tidak dalam
serba keterikatan larangan-larangan yang ketat.
e. Penetapan hukum syari'ah secara berangsur-angsur, tidak sekaligus. Sistem "eraduasi" ini
secara psikologis sesuai dengan fitrah
Kebiasaanku. Asisten asisten manajer
hukum-hukum yang datang itu sekaligus demikian banyak.
tentu menimbulkan kebingungan dalam melaksanakannya, dan memberatkan bagi manusia
yang menerimanya. Sebagai contoh dapat dilihat pada penetapan hukum tentang judi dan
minumminuman keras.
3. Akhlak
Akhlak yang secara etimologis merupakan bentuk jarmak
(jamak) dari kata "khuluqun" telah menipu atau budi budi
pekerti, gambaran batin atau tabiat karakter. Kata akhlak serumpun dengan kata "khalqun" yang
berarti kejadian dan bertalian dengan wujud lahir atau jasmani. Sedangkan akhlak bertalien
dengan faktor rohani, sifat atau sikap batin. Fak tor lahir dan batin adalah dua unsur yang tidak
dapat dipisahkan dari manusia, sebagaimana tidak dapat dipisahkannya jasmani dari rohani.

Keterangan
Judul buku resume : filsafat pendidikan Islam
Pengarang buku. :Drs zuhairini dkk
Halaman. : 36 sampai 56
Bab. : IV bagian 1 dan 2

Anda mungkin juga menyukai